Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu hingga selesainya tugas mata kuliah ini.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Malang,..........oktober 2020
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULIAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem reproduksi pada manusia, baik pria maupun wanita, memiliki
struktur organ internal dan ekternalnya masing-masing. Setiap organ dalam sistem
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Awal Proses reproduksi manusia
terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel telur, yang umumnya terjadi dalam
hubungan seksual. Proses ini dapat berlangsung berkat adanya organ-organ
reproduksi yang berfungsi.
Selama proses kehamilan, dalam rahim ibu , janin mempunyai saluran
pengikat antara ibu dan bayi yang biasa kita sebut sebagai plasenta. Plasenta
adalah organ yang sangat kompleks dan menarik yang berkembang di rahim
selama proses kehamilan. Pada manusia plasenta terjadi 12-18minggu setelah
fertilisasi. Tiga minggu pasca dimulai pembentukan vilikorealis. Vili korealis ini
akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta. Salah satu fungsi dari
plasenta adalah fungsi endokrin. Dimana selama proses kehamilan berlangsung,
plasenta memproduksi hormon yang diproduksi di sinsisium (hormon protein).
Pada makalah ini akan dibahas mengenai struktur dan fungsi plasenta dan
hormon protein pada kehamilan yang lebih spesifik.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini disusun dengan maksud antara lain memberikan gambaran atau
pengertian tentang struktur dan fungsi plasenta. Beberapa permasalahan yang
akan di bahas antara lain:
1. Bagaimana pengertian, struktur dan fungsi plasenta pada kehamilan ?
2. Apa sajakah hormon protein pada kehamilan ?
C. TUJUAN
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem reproduksi.
2. Mengetahui tentang pengertian,struktur dan fungsi plasenta.
3. Mengetahui tentang hormon protein pada kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PLASENTA
1. TINJAUAN UMUM
Plasenta adalah organ yang sangat kompleks dan menarik yang berkembang
di rahim selama proses kehamilan. Pada manusia plasenta terjadi 12-18 minggu
setelah fertilisasi. Tiga minggu pasca dimulai pembentukan vilikorealis.
Vilikorealisini akan bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan janin atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran
zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir
bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.
Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang dari 16 minggu
dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas
kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus
uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta
berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot
chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.
Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-
putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh
amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal
adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi
oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah pada plasenta dibagi
menjadi 16-20 kotiledon.
Gambar 1. Permukaan plasenta
a. Definisi
Morfometri berasal dari dua kata yaitu morfologi yang berarti ilmu
pengetahuan tentang bentuk luar dan susunan makhluk hidup dan metrik yang
berarti sesuatu yang berhubungan dengan ukuran, jadi morfometri merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan bentuk dan ukuran suatu benda.
Plasenta adalah organ sementara yang menghubungkan ibu dan fetus dan
mengirim oksigen dan nutrisi-nutrisi dari ibu ke fetus. Plasenta berbentuk cakram
dan pada masa sepenuhnya berukuran kira-kira tujuh inches dalam diameternya
(garis tengahnya) dan melekas pada dinding kandungan (uterus).
b. Anatomi Plasenta
Secara umum, plasenta normal memiliki diameter 15 - 25 cm, ketebalan 2-
3 cm, dan berat 500-600 gram atau bervariasi yaitu 1/6 dari berat lahir bayi.
Plasenta terdiri dari dua sisi yaitu sisi maternal terdiri dari desisua kompakta yang
terdiri dari beberapa lobus dan kotiledon, sisi dimana plasenta berwarna merah
gelap dan terbagi-bagi dalam lobula dan kotiledon yang berjumlah antara 15-
20.Sedangkan sisi fetal yaitu bagian permukaan yang mengkilap, berwarna keabu-
abuan dan seperti tembus cahaya sehingga nampak jaringan pada sisi maternal,
teridiri dari korion frotundum dan villi.
Pada kehamilan aterm, panjang tali pusat sekitar 55-60 cm dengan
diameter 2- 2,5 cm, dan memiliki cukup banyak Wharton's jelly, tidak bersimpul
dan tidak memiliki thrombosis. Tali pusat yang normal memiliki dua arteri dan
satu vena. Selaput plasenta pada umumnya berwarna abu-abu, berkerut, licin dan
tembus cahaya.Selaput dan plasenta memiliki bau yang khas. Tali pusat
berhubungan dengan plasenta, insersi tali pusat apabila ditengah disebut insersio
sentral, agak ke pinggir disebut insersi lateralis dan apabila di tepi disebut
insersimarginalis.
Kelainan pada plasenta dapat diperiksa setelah lahir di ruang bersalin,
sehingga memungkinkan untuk diketahui adanya kelainan, antara lain:
Tabel 2.1. Pemeriksaan morfometri plasenta
Gambar 2.4.Amnionnodosum
Squamous Terdapat nodul berwarna putih Baru dan
metaplasenta kecil, abu-abu atau kuning pada kemungkinan
sekitar insersi tali pusat belum terdapat
clinical
significance.
Fetus papyraceus Terdapat satu atau beberapa nodul - Kehamilan
and fetus yang mengalami penebalan. kembar
compressus -Kemungkinan
berhubungan
dengan kematian
fetus yang tidak
diketahui
penyebabnya
Lingkaran Amnion yang kuat dan lembut -Amputasi dari
Amniotik bagian fetus
- Kematian fetus
Abnormalitas Panjang tali pusat Pengukuran panjang tali pusat dari
pada tali pusat ujung bagian fetal hingga akhir
bagian maternal (panjang normal
antara 40-70 cm)
Tali pusat pendek Kurang dari 40cm - Fetus kurang
gerak
- Down sindrom
-Penyakit Werdnig-
Hoffman
-Penurunan
Intelligent Quotient
(IQ)
- Fetal malformasi
-Penyakit myopati
dan neuropati
-Ruptur tali pusat,
perdarahan atau
penyempitan
- Malpresentasi
-Pemanjangan kala
II persalinan
- Abrupsi
- Inversio uteri
Tali pusat panjang Lebih dari 70cm -Fetal hiperkinesis
-Peningkatan risiko
lilitan tali pusat
-Peningkatan risiko
torsi dan ikatan
- Thrombosis
Tali pusat tipis Penyempitan diameter tali pusat -Postmaturitas dan
danpeningkatan oligohidramnion
jumlah Wharton's -Torsi dan
jelly kematian fetus
Edema Pelebaran diameter tali pusat - Penyakit
hemolitik
-Prematuritas
- Sectio caesarian
-Preeklampsia
-Eklampsia
-Diabetes mellitus
pada ibu
-Transient
tachypnea pada
bayi baru lahir
-Idiopathic
respiratory distress
Necrotizing -Segmen khusus yang mengalami Sifilis dan infeksi
funisitis kemiripan dengan barber's pole akut, subakut dan
-Bengkak, nekrosis, trombosis dan kronis.
kalsifikasi
Velamentous cord -Peningkatan risiko
insertion perdarahan pada
fetus
- Usia ibu terlalu
tua
- Diabetes mellitus
- Merokok
-Singgel arteri
umbilikal
Gambar 2.5. Velamentous cord
- Fetal malformasi
insertion
yaitu:
3. FUNGSI PLASENTA
4. GANGGUAN PLASENTA
Penyebab pasti terjadinya gangguan plasenta sampai saat ini masih menjadi
perdebatan, namun ada peneliti yang menyebutkan bahwa usia ibu ( > 40 Th ),
riwayat abortus, dan jarak kehamilan yang terlalu pendek merupakan faktor utama
selain disebabkan oleh karena ketidak layakan dari fundus endometrium, kondisi
kesehatan tertentu (seperti hipertensi dan diabetes), dan trauma perut.
Beberapa gangguan plasenta:
a. Plasenta Previa
- Plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks.
- Rawan terjadi perdarahan.
Hindari aktifitas yang meningkatkan resiko perdarahan, seperti: lari,
jongkok, dan melompat.
b. Plasenta Akreta
- Plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim.
- Rawan terjadi perdarahan besar selama atau setelah melahirkan.
- Beresiko kematian ibu.
c. Plasenta Inkreta
Terjadi ketika plasenta bayi tumbuh setidaknya setengah jalan melalui
dinding rahim dan menempelkan dirinya ke otot uterus.
d. Plasenta Perkreta
- Gangguan plasenta yang paling tidak umum.
5 % dari semua kasus gangguan plasenta.
- Plasenta tumbuh seluruhnya melalui dinding rahim.
1. TINJAUAN UMUM
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistim endokrin dalam
tubuh dan berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan; metabolisme; hingga kerja berbagai sistim organ, termasuk
organ reproduksi. Tidak ada hormon yang bisa dibilang baik atau buruk.
Contohnya hormon kortisol (stres) yang ternyata dapat membantu tubuh menjaga
tekanan darah dan sirkulasi darah. Disisi lain, hormon kortisol juga dapat
mendorong seseorang untuk makan lebih banyak karena stres.
Hormon kehamilan dapat membawa perubahan pada tubuh, fungsi organ, dan
emosi ibu hamil. Meski ada beberapa yang dirasa tidak nyaman, perubahan ini
penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Hormon kehamilan ada yang baru timbul saat hamil, ada pula yang sudah ada
sebelum kehamilan, meski dengan kadar yang berbeda. Hormon kehamilan yang
baru timbul disaat hamil diproduksi oleh plasenta dalam fungsinya sebagai salah
satu organ endokrin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal plasenta.
Hormon kehamilan dapat membawa perubahan pada tubuh, fungsi organ, dan
emosi ibu hamil. Meski ada beberapa yang dirasa tidak nyaman, perubahan ini
penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat semoga bermanfaat serta menambah
wawasan bagi orang yang membaca. Penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik dari segi sumber maupun
penulisan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Anzae A. 2015. Skripsi. Hubungan paritas, usia dan riwayat section
caesarea dengan plasenta previa. Universitas Trisakti
https://www.alodokter.com/mengenal-jenis-jenis-hormon-kehamilan-dan-
fungsinya
Norwitz, Errol R. and John O. Schorge. 2013. Obstetrics and Gynecology at a
Glance: A John Wiley & Sons, Ltd., Publication
Morton H, Cavanagh AC, Athanasas Platsis S, Quinn KA: Early pregnancy factor
has immunosuppressive and growth factor properties. Reprod Fertil Dev 4:411,
1992.
Morton H, Rolfe BE, Cavanagh AC: Pregnancy proteins: basic concepts and
clinical applications. Sem Reprod Endocrinol 10:72, 1992.
Shutt DA, Lopata A: The secretion of hormones during the culture of human
preimplantation embryos with corona cells. Fertil Steril 35:413, 1981.
Hsueh AJW, Peck EJ, Clark JH: Progesterone antagonism of the estrogen receptor
and estrogen-induced uterine growth. Nature 254:337, 1977.