Anda di halaman 1dari 17

Skoliosis

LU H P UT U R AT I H P R AYA SCITA H
ALOI S IS DYS I A
M KOVA I MA L A R
Skoliosis
Skoliosis adalah deformitas tulang
belakang yang ditandai oleh lengkungan
ke lateral dengan atau tanpa rotasi tulang
belakang.
Dapat mempengaruhi bentuk Vertebra apabila dilihat dari
potongan sagital

◦ Thoracic kyphosis normal = 30-35 derajat


◦ Range 10-50 derajat
◦ Lumbar lordosis normal = 50-60 derajat
◦ Range 35-80 derajat
Epidemiologi
Terjadi pada 2-3% populasi di bawah usia 16 tahun.
Secara umum berlangsung selama periode “growth spurts”
Lebih sering pada perempuan daripada laki-laki.

Kuester V. Idiopathic Scoliosis, 2012.


Etiologi
Genetik
Postur
Abnormalitas anatomi vertebra
Ketidakseimbangan kekuatan dan massa kelompok otot punggung

Machida M, Causes of idiopathic scoliosis. 2009.


Klasifikasi Skoliosis
Skoliosis Fungsional
Skoliosis fungsional disebabkan kerena posisi yang salah atau tarikan otot paraspinal unilateral,
yang dapat disebabkan karena nyeri punggung dan spasme otot.

Skoliosis Struktural
Perbedaan panjang tungkai, herniasi diskus, spondilolistesis, atau penyakit pada sendi panggul
juga dapat menyebabkan terjadinya skoliosis
Infantile: 0-3 tahun(.5%)
Juvenile: 4-11 tahun (10.5%)
Adolescent: 10-17 tahun (89%)
Adult: >18 tahun
Gejala Klinis
Gejala-gejala yang paling umum dari skoliosis ialah suatu lekukan
yang tidak normal dari tulang belakang. Skoliosis dapat
menyebabkan kepala nampak bergeser dari tengah atau satu
pinggul atau pundak lebih tinggi daripada sisi berlawanannya.
Masalah yang dapat timbul akibat skoliosis ialah penurunan kualitas
hidup dan disabilitas, nyeri, deformitas yang mengganggu secara
kosmetik, hambatan fungsional, masalah paru, kemungkinan
terjadinya progresifitas saat dewasa, dan gangguan psikologis

Paul SM. Scoliosis and other spinal deformities. In: DeLisa JA, Frontera FW, Gans BM, Walsh NE, Robinson LR, editors. Physical Medicine and
Rehabilitation: Principles and Practice (Fourth Edition). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2005
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan skoliosis, baju pasien harus dibuka agar
tulang belakang dapat diperiksa secara langsung. Posisi terbaik
untuk pemeriksaan ialah posisi berdiri
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan fisik ialah
deviasi prosesus spinosus dari garis tengah, punggung yang
tampak miring, rib hump, asimetri skapula, kesimetrisan pinggul
serta bagian atas dan bawah trunkus (bahu dan pelvis), dan
perbedaan panjang tungkai
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi bentuk dan derajat kurvatura yang
terbentuk pada berbagai posisi. Deskripsi
kurvatura harus meliputi panjang segmen
dimana kurvatura dimulai dan berakhir, bentuk
(C atau S)
Skoliometer dapat digunakan untuk mengukur
sudut kurvatura tanpa foto radiografi

Paul SM. Scoliosis and other spinal deformities. In: DeLisa JA, Frontera FW, Gans BM, Walsh NE, Robinson
LR, editors. Physical Medicine and Rehabilitation: Principles and Practice (Fourth Edition). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins, 2005
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiografi dapat mengukur
derajat kurvatura skoliosis secara kuantitatif.
Teknik standar untuk mengukur sudut
kurvatura skoliosis ialah sudut Cobb.
Kurva skoliosis dikatakan ringan bila sudut
Cobb yang terbentuk <25°; sedang, bila 25-
45°; dan berat, bila >45°.
Risser Sign
stage 0: no ossification center at the level of iliac crest
apophysis
stage 1: apophysis under 25% of the iliac crest
stage 2: apophysis over 25-50% of the iliac crest
stage 3: apophysis over 50-75% of the iliac crest
stage 4: apophysis over >75% of the iliac crest
stage 5: complete ossification and fusion of the iliac crest
apophysis

Hacquebord JH, Leopold SS. In brief: The Risser classification: a classic tool for the
clinician treating adolescent idiopathic scoliosis. Clin. Orthop. Relat. Res. 2012
MRI
Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging
(MRI) dilakukan atas indikasi nyeri, gangguan
neurologik, kurvatura torakal kiri, skoliosis
juvenil idiopatik, progresi yang cepat.
Terapi dan Rehabilitasi Medis
Indikasi observasi ialah skoliosis dengan sudut
kurvatura <25° pada pasien yang masih dalam
masa pertumbuhan dan <50° pada pasien yang
masa pertumbuhannya telah berhenti.
Peralatan eksternal yang dapat digunakan untuk
terapi skoliosis, antara lain gips plaster, brace, atau
kombinasi.
Pada bayi dan anak-anak dengan skoliosis
idiopatik, terapi dilakukan apabila Cobb angle >35°.
Pemberian gips merupakan penanganan terbaik
dibandingkan dengan menggunakan penyangga
(brace)
Terapi dan Rehabilitasi Medis
Penanganan dengan brace direkomendasi untuk
skoliosis dengan Cobb angle antara 30°-45° dan 20°-30 °
yang bertambah buruk dalam 5-6 bulan.
Ada dua tipe brace yang sering digunakan yaitu Boston
brace dan Milwaukee brace.
Brace mengurangi progresivitas kurva, brace harus
digunakan 16-23 jam sehari dan harus dipakai sampai
terjadi kematangan tulang, lalu pasien secara bertahap
dilepaskan dari brace. Secara periodik, selama terapi
brace, radiograf dilakukan untuk mengetahui manfaat
terapi.
Terapi dan Rehabilitasi Medis

Metode Schroth

Metode Klapp
Terapi Operatif
Pasien telah menjalani perawatan dengan brace, namun
masih mengalami perburukan kurvatura
Terlambat menggunakan brace, yaitu pada pasien
dengan kurva >50°, usia tulang 15 tahun untuk
perempuan dan 17 tahun untuk laki-laki, serta
deformitas kurvatura skoliosis yang sangat berat
Kurvatura skoliosis >50° meskipun tidak dirasakan adanya
gangguan kosmetik
Anak yang tidak menggunakan atau tidak dapat
menggunakan brace
Nyeri terus menerus yang mungkin disebabkan oleh
scoliosis
Skoliosis yang tidak seimbang (unbalanced scoliosis)
Gangguan psikologis akibat skoliosis

Anda mungkin juga menyukai