Anda di halaman 1dari 22

WAWANCARA &

PEMERIKSAAN STATUS 1.
PSIKIATRIK
I. DESKRIPSI MODUL
Overview Modul wawancara psikiatrik merupakan modul
kemampuan wawancara, baik kemampuan
Autoanamnesa dan / atau Hetero anamnesa, serta
kemampuan wawancara yang berorientasi simptome
(“Symptome Oriented Interview”) di usahakan ada
kemampuan “ Insiqht oriented interview ” (untuk
memahami dasar Psikodinamikanya). Kemampuan
wawancara Psikiatrik terdiri dari :
1.1. Kemampuan wawancara medis umum (dibahas
pada Basic Communication Skill)
1.2. Wawancara Psikiatrik Khususnya (Psychiatric
History Taking) yang terdiri dari wawancara
tentang:
a). Identifikasi Pasien (dibahas pada General
Examination)
b). Keluhan utama.
c). Riwayat penyakit sekarang.
termasuk riwayat pengobatan.
d). Riwayat penyakit dahulu.
termasuk riwayat pengobatan.
e). Masalah psikososial / Stresor psikososial.
f). Faktor keturunan.
g). Riwayat pribadi.
h). Riwayat keluarga.
Ketrampilan wawancara merupakan ketrampilan dan
kemampuan yang sangat penting dibidang psikiatri,
karena diagnosa gangguan jiwa hampir 100% dapat
ditegakkan dengan wawancara.(Check lyst 3.1).
Didalam wawancara psikiatrik tercakup didalamnya
pemeriksaan psikiatrik (Psychiatric Exammination).
Hanya saja pada pemeriksaan psikiatrik harus
autoanamnesa saja dan lebih ditekankan pada
pemeriksaan, pengamatan dan menilai semua
gangguan fungsi-fungsi mental, dengan “SymPtome
Oriented Interview” dan “ Insight oriented interview
”(Check lyst 3.2).
- Mampu berkomunikasi, bertanya, mendengarkan
Tujuan Pembelajaran serta memperhatikan pasien dan / atau keluarga /
pengantarnya (mampu melakukan Autoanamnesa
dan Heteroanamnesa).
- Mampu menggali keluhan utama.
- Mampu menggali riwayat penyakit sekarang
maupun dahulu dengan memunculkan simptome
atau gangguan fungsi-fungsi mental sesuai dengan
keperluan pengisian”status praesent psychiatric”.
(psychiatric examination).
- Setiap simptome yang muncul perlu dicari
kemungkinan hubungan dengan peristiwa dalam
kehidupan (masalah/Stresor psikososial).
- Mampu menggali ada atau tidaknya faktor
keturunan.
- Mampu menggali riwayat pribadi :
a). Prenatal dan perinatal
b). Sejak bayi sampai dewasa.
c). Masa dewasa :
- Riwayat pendidikan.
- Riawayat pekerjaan.
- Riwayat perkawina / keluarga.
- Riwayat aktivitas sosial.
- Riwayat Penyalahgunaan zat.
- Riwayat hukum.
- Situasi kehidupan sekarang.
- Kepribadian pasien.
- Riwayat keluarga
- Orangtua
- Saudara kandung / tiri
Metode Penjelasan langsung, demonstrasi dengan pasien /
role model, role play dengan teman, video.
Peralatan - Meja dan kursi duduk pasien.
- Alat tulis.
- Audio visual 1 set (komplit).
Waktu Kurang lebih 45 menit / 50 menit
- dr. Roekani Hadiseputro, SpKj (K).
Tutor - dr. Sri Fuad Hidayati, SpKj.
- dr. Happy Indah Hapsari, SpKj.
Skill drill test dengan demonstrasi / role play yang di
Evaluasi observasi berdasar check lyst dengan kriteria
kelulusan 100% melakukan dengan benar semua
prosedur ketrampilan wawancara psikiatrik dan
pemeriksaan status psikiatrik (Psychiatric
Examination).

Referensi

2
II. PROSEDUR
2.1. Wawancara Psikiatrik

A. Ringkasan Prosedur
1. Persiapan
a. Dokter - Mempersilakan pasien dan pengantar
duduk.
- Memberikan salam.
- Memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan wawancara.
- Menjaga ketenangan pasien.
- Pasien ditanya / disapa lebih dulu sebelum
pengantarnya.
- Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga.
- Membina hubungan / raport yang baik
dengan pasien
b. Peralatan Alat tulis
c. Pasien dan lingkungan - Tempat duduk diatur dengan
memperhatikan suasana terapetik.
- Wawancara tatap muka / saling
berhadapan.

2. Prosedur Teknis Wawancara Psikiatrik


1. Menanyakan keluhan utama.
2. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
dan riwayat penyakit dahulu.
3. Menanyakan riwayat pengobatan.
4. Menanyakan masalah psikososial
5. Menanyakan faktor keturunan.
6. Menanyakan riwayat pribadi.
7. Menanyakan riwayat keluarga

3. Pencatatan Mencatat hasil wawancara dan pengamatan.


Sedikit mencatat banyak mendengarkan dan
memperhatikan

B. Detail Materi Prosedur Wawancara Psikiatrik


B.1. Tujuan Instruksional
Umum
Dapat melakukan wanwancara dan tatalaksanaan pemeriksaan psikiatri dengan
sisterm holistik, mengenal gejala psikopatologi dan membuat rancangan diagnosa
gangguan jiwa.
Khusus
- Melakukan hubungan pasien – dokter dengan baik.
- Melakukan anamnese dengan baik.
- Mengenal gejala psikopatologi gangguan jiwa.
- Menjelaskan tata cara dan menyusun status psikiatrik (secara holistik), serta
rancangan diagnosa gangguan jiwa.

3
B.2. Teknik Wawancara Psikiatrik
Terdiri dari auto anamnese dan / atau hetero anamnese, meliputi : symptome
oriented interview dan insight oriented interview yang terdiri dari beberapa fase
dengan masing-masing aspek/tujuan sebagai berikut;
No. FASE ASPEK / TUJUAN
01. Pendahuluan - Persiapan : mempersilakan penderita dan
pengantar duduk.
- Tempat duduk diatur dengan memperhatikan
suasana terapetik.
- Wawancara dengan tatap muka / saling
berhadapan.
- Memberikan salam.
- Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
wawancara.
- Menjaga ketenangan pasien.
- Pasien ditanya / disapa lebih dulu sebelum
pengantarnya.
- Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga.
- Membina hubungan / raport yang baik dengan
pasien
02. Identitas Pasien - Nama, umur, alamat, perndidikan, pekerjaan,
status , agama dst.
03. Keluhan Utama Auto dan hetero anamnese
- Apa yang menyebabkan / membawa pasien
datang berobat / kesini ?
- Tunjukkan rasa impati.
- Menjadi pendengar yang baik : -
perhatikan,amati, catat, ingat. Biarkan pasien
cerita dengan bebas.
- Perhatikan respon verbal, non verbal.
- Memberi semangat pasien dengan : -
anggukan, teruskan, ehm …………, dsb.
04 Pengembangan/Riwayat Didapat dari Auto / Hetero anamnese.
Penyakit Sekarang - Menanyakan riwayat penyakit sesuai dengan
data status psikiatrik.
- Pengembangan dari keluhan utama
untukmendapatkan gambaran gejala
gangguan fungsi jiwa ( symptome oriented
interview , dan insight oriented interview )
untuk mmendapatkan gambaran psiko
dinamika gangguan jiwanya.
- Usahakan pertanyaan terbuka, untuk lebih
fokus boleh tertutup!.
Pengembangan pertanyaan : (What, When,
Where, Who/Whom, Woy dan How).
- Mengembangkan pertanyaan selanjutnya
disesuaikan dengan keperluan penyusunan
status psikiatrik ( lih skema status psikiatrik)
Note : 1. Untuk keperluan mengisi status
praesens psikiatrik : Auto
anamnesa.
2. Untuk jelasnya perjalanan
penyakit :
- Px. Psikotik Hetero Anamnese.

4
- Px.Non Psikotik Auto dan
Hetero Anamnese
05 Pemeriksaan Status - Harus auto anamnese
- Secara simultan perhatikan :
Mental/Psikiatrik
- Cara berjalan
- Cara duduk
- Cara berpakaian.
- Kebersihan umumnya, bau
- Sikap.
- Gerakan - gerakan tak wajar .
- Expresi wajah.
- Cara bicara.
- Dsb.
- Periksa semua kelainan / gejala fungsi mental/
pemeriksaan psikopatalogi.
06 Pemeriksaan Fisik . I. Status Internistik ( sesuai di Internie ).
II. Status Neurologik ( sesuai di Neurologi ).

07 Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan laboratorium


Diagnosa - Rautine
- Yang diusulkan, atas indikasi.
- Pemeriksaan penunjang lain :
- Pemeriksaan psikologik.
- Pemeriksaan dengan alat canggih :
EEG, CT Scan, MRI
(Informed for Consent ).
08 Resume - Semua data yang didapat yang menunjang
Rancangan Diagnosis diagnosa ( baik data positif maupun negatif )
- Multi Axial ( Axis I s/d V ).
- Terapi holistic, ( Bio – Psikososio – kulturo
spiritual ).
Rancangan Terapi - Farmako Tx, Fisio Tx, Operatif.
- Psiko Tx.
- Sosio / Family Tx.
- Spiritual Tx.
- Prediksi dengan mempertimbangkan banyak
aspek.
Prognosa
09 Penutup Wawancara - Mengimformasikan semua data yang
didapatkan dari kegiatan tersebut.
- Menginformasikan “ dugaan “ / suspek diagnosa
- Menginformasikan managent terapinya.
- Mengharap kerjasama dalam pengobatannya.
- Memohon dibantu do’a agar mendapatkan
kesembuhan.
- Mengimformasikan kemungkinan ada
wawancara / pemeriksaan lanjutan.

5
B.3. Pencatatan : Urutan/Skema Status Praesens Psikiatri
Status psikiatri pasien didapatkan dari:
- Auto anamnesa
- Hetero anamnesa.
- Pemeriksaan : - Fisik : - Internistik.
- Neurologi.
- Psikiatrik.
- Penunjang.

I. IDENTIFIKASI PASIEN : Tgl. …………………….. Jam : ……………..

- Nama : ………………………………………………………
- Umur / Tgl. Lahir. : . .………….. tahun, / ……………………………..
- Kelamin : L / P.
- Alamat : ……………………………………………………...
- Suku bangsa : ……………………………………………………...
- Agama : ……………………………………………………...
- Status : ………………………………………………………
- Pendidikan : ……………………………………………………...
- MRS tgl. : ………………………………………………………
- No. Register : ……………………………………………………...
II. KELUHAN UTAMA
Apa yang menyebabkan pasien berobat ( auto dan / atau hetero anamnesa ).
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
- Pengembangan dari pertanyaan keluhan utama.
- Didapat dari Auto dan / atau hetero anamnesa.
- Pengembangan pertanyaan disesuaikan dengan data status psikiatrik.
- Stesor / masalah psiko social.
- Faktor keturunan.
IV RIWAYAT PENYAKIT DAHULU ( Penyakit fisik & psikiatrik ).
- Pengembangan pertanyaan sama dengan penyakit sekarang ( untuk
mendapatkan prediksi diagnosis )
- Riwayat pengobatan.

6
- Bila pernah MRS, tanyakan :
o Lama dirawat / lama perawatan.
o Mendapat obat berapa macam,warnanya, diminum berapa kali
o Cara pulang ( Dipulangkan, Pulang Paksa, Melarikan diri ).
V. RIWAYAT PRIBADI.
A. Prenasal dan perinasal.
B. Masa perkembangan : Sejak lahir sampai remaja.
C. Masa Dewasa : - Riwayat pekerjaan
- Riwayat sosal.
- Riwayat perkawinan dan berkeluarga.
- Riwayat pendidikan.
- Aktivitas sosial.
- Situasi kehidupan sekarang.
- Riwayat psiko seksual.
- Riwayat hukum.
VI. RESUME : Semua data pendukung diagnosa ( baik data positif / negatif )
VII. DIAGNOSA / DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
- Axis I : - Gangguan klinis.
- Kondisi lain yang menjadi focus perhatian klinis.
- Diagnosa sementara.
- Diagnosa tidak ada.
- Diagnosa ditangguhkan.
- Axis II : - Gangguan kepribadian.
- Retardasi mental.
- Axis III: - Kondisi medik umum.
- Axis IV : - Masalah psiko sosial dan lingkungan.
- Axis V: - Penilaian Fungsi secara global ( ada 11 tingkatan ).

7
VIII. TERAPI : HOLISTIK

- FISIK : - Farmako
- Fisik
- Bedah.

- PSIKIS : - Psikoterapi. : - SupPortif


- Genetik dinamik.
- SOSIO. : Family therapy

- SPIRITUAL

IX. FOLLLOW UP X. PROGNOSA


- Evaluasi perkembangan Px. - Mempertimbangkan
- Evaluasi Dx. beberapa aspek:
- Evaluasi Tx. - Umur
- Jenis gangguan/penyakit
- Stressor
- Faktor pendukung/dukungan
sosial
- Faktor Keturunan

B.4. Cara Memimpin Wawancara


1. Diniatkan untuk kesembuhan pasien dengan memohon kepada Tuhan YME
agar pasien diberikan kesembuhan ; dokter harus siap menolong.
2. Pasien ditanya terlebih dahulu , baru keluarga / pengantarnya.
Untuk bertanya kepada keluarga / pengantar harus seijin pasien, bila perlu
pasien dan keluarganya diwawancarai secara terpisah, hindari dari
kecurigaan pasien.
3. Terapist tetap relex, jangan kaku, dengan bijaksana harus memperhatikan
kondisi pasien.
4. Jangan terlalu mengharapkan hasil yang banyak pada pertemuan pertama.
5. Sebaiknya jangan ( lihat yang perlu di perhatikan dalam wawancara no. 9)
6. Usahakan pertanyaan sistimatis, kronologis dan selalu kritis / cermat.
7. Galilah / tanyakan semua gejala / psiko patologi yang terkait dengan
pengisian status ( presens / psikiatrik ).
8. Usahakan kombinasi “ symptome oriented interview dan “ insiqht oriented
interview “.
9. Bilamana tidak dapat contak verbal, usahakan non verbal.

8
10. Perhatikan semua, baik yang tersurat maupun yang tersirat ( bahasa isyarat /
bahasa badan ), usahakan klatifikasi dan jangan tergesa gesa mengambil
kesimpulan.
11. Sekaligus lakukan observasi tentang :
a. Reaksi dan sikap pasien/ kesan umum : - biasa, aneh, kaku, marah,
malu, cara berjalan, cara duduk, tata pakeian dsb.
b. Ekspresi wajah : - Dangkal, curiga, jengkel, kosong dsb.
c. Mata : - Pandangan matanya, menghindar menatap, terbuka
/tertutup, kedipan mata dsb.
d. Cara bicara : - Spontan, cepat, lambat, melantur dsb.
e. Reaksi otot : - kaku / tegang, lemas, melawan, santai dsb.
f. Reaksi emosional yang ditunjukkan dengan kondisi fisiologik :
- Keluar air mata ( sedih ).
- Muka merah, nafas cepat ( marah ).
- Berkeringat dingin ( cemas ).
12. Merangkum dan merefleksikan isi wawancara yang didapat serta kondisi
perasaan pasien dalam / untuk mengkhiri wawancara.
13. Jangan lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaannya .
Sampaikan kemungkinan masih diperlukan pertemuan lagi untuk membahas
hal – hal yang lain ( informasikan ).

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara


1. Menekankan aspek “ MEDICO – ETHICO – LEGAL “
2. Sesuaikan dengan situasi tempat pemeriksaan / kerja. (Poli, Ruanganb,
IRD,OK)
3. Wawancara harus dua arah, tatap muka, terbuka, obyektif dan jujur.
4. Tunjukkan rasa impati dan kesiapan menolong serta menyimpan
pentingnya kerasiaan.

5. Pertanyaan harus mudah dipahami penderita usahakan pertanyaan


terbuka,untuk menegaskan boleh pertanyaan tertutup, bila pertanyaan
spesifik perlu hati - hati.
6. Menjadi pendengar yang baik, sabar, tidak sering menyela, tidak terlalu
cepat mengambil kesimpulan.
7. Memberi perhatian, dukungan dan respon yang positif.
8. Selalu bina hubungan pasien – dokter yang baik.
9. Sebaiknya jangan : a. Mengatakan keprihatinan yang berlabihan.
b. Mengkritik Px.

9
c. Membangkitkan harapan yang berlebihan.
d. Menakuti pasien.
e. Berdebat dengan Px.
f. Menyalahkan Px. Tentang kegagallan.
g. Terlalu menunjukkan keluan.
h. Memulai secara moralitis
i. Membebankan kepada Px. Tentang kesulitan
dokter sendiri.
j. Memberi contoh diri sendiri.
k. Menentramkan secara berlebihan.
l. Mengatakan “ pasti / tentu”.
m. Menyalahkan Px. (membuat malu Px.).

BEBERAPA CATATAN UNTUK PASIEN SULIT DILAKUKAN


WAWANCARA / PEMERIKASAAN
* Prinsip semua pasien harus dapat dilakukan pemeriksaan
medik / psikiatrik  dasar untuk diagnosa --------------- terapi.

I. PASIEN GADUH GELISAH :


- Dokter harus tenang, tidak boleh gelisah .
- Dibantu perawat / keamanan.
- Tetap waspada, jaga jarak kemungkinan pasien memukul.
- Dokter duduk didekat pintu, bila terjadi sesuatu bisa keluar cepat.
- Tenangkan pasien dan pengantar / keluarganya.
- Kalau perlu difiksasi : - Dengan mengikat kedua tangan dan kakinya
ketempat tidur.
- Ada pendapat lain, dapat diberikan obat penenang
( penulis kurang setuju ).
- Fiksasi harus seijin pasien / keluarga.
- Bila pasiennya meludah – ludah,tutup mulutnya
dengan handuk.
- Selanjutnya dilakukan wawancara dan pemeriksaan yang diperlukan.

II. PASIEN DIAM SAJA, TIDAK ADA KONTAK


- Tetap dilaksanakan untuk wawancara.
- Tanyakan pertanyaan “ ringan “, yang mungkin tidak ada hubungannya
dengan klinis / penyakit.
- Bila tidak dapat cara verbal dicoba dengan non verbal.

10
- Bila masih tidak ada reaksi, harus ingat kemungkinan pasien :
- Mutisme.
- Katatonia.
- Depresi berat.
- Organic Brain disorders.

III. PASIEN BICARA NGLANTUR.

- Makin nglantur, makin jelas gangguannya.


- Laksanakan wawancara dan pemeriksaan.
- Dokter harus tetap tenang, penuh perhatian.
- Sedikit mencatat, lebih banyak mengingat.
- Jangan terlalu sering interupsi.
- Pasien demikian sulit mendapatkan informasi Kronologis dan sistimatis
Riwayat penyakitnya, perlu hetero anamnesa.

11
2.2. Pemeriksaan Status Psikiatrik
1. Persiapan
d. Dokter - Mempersilakan pasien dan pengantar duduk.
- Memberikan salam.
- Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
wawancara.
- Menjaga ketenangan pasien.
- Pasien ditanya / disapa lebih dulu sebelum
pengantarnya.
- Meyakinkan bahwa kerahasiaan dijaga.
- Membina hubungan / raport yang baik dengan
pasien
e. Peralatan Alat tulis
f. Pasien dan lingkungan - Tempat duduk diatur dengan memperhatikan
suasana terapetik.
- Wawancara tatap muka / saling berhadapan.

4. Prosedur Teknis Pemeriksaan Psikiatrik


1. Pemeriksaan / pengamatan kesan umum.
2. Memeriksa kontak (verbal dan non verbal)
3. Memeriksa kesadaran.
4. Memeriksa cara bicara.
5. Memeriksa proses berpikir.
6. Memeriksa persepsi / pencerapan.
7. Memeriksa daya ingat / ingatan.
8. Memeriksa orientasi.
9. Memeriksa afek dan emosi.
10. Memeriksa psikomotor.
11. Memeriksa intelegensi
12. Memeriksa kepribadian.

5. Pencatatan Mencatat hasil wawancara dan pengamatan.


Sedikit mencatat banyak mendengarkan dan
memperhatikan

12
B. Prosedur Detail/Materi Pemeriksaan Psikiatrik

TANDA (Sign) : Temuan obyektif yang ditemui/diobservasi/diamati pemeriksa:


 Afek datar
 Psikomotor turun
GEJALA (Symptom) : Pengalaman subyektif yang digambarkan oleh pasien :
 Tenaga berkurang
 Perasaan cemas
GANGGUAN FUNGSI MENTAL YANG PERLU DIPERIKSA ADALAH :
I. GANGGUAN KESADARAN
1. Penurunan kesadaran :
o Apati
o Somnolensi
o Sopor
o Subkoma dan koma
2. Kesadaran yang meninggi
3. Tidur :
o Insonia
o Berjalan waktu tidur
o Mimpi buruk (“ketindihan”, “nightmare”, atu poavor nocturnes)
o Narkolepsi
o Kelumpuhan tidur (“sleep paralysis”)
4. Hipnosa
5. Disosiasi :
o Trans (“trance”)
o Senjakala histerik (“hysterical twilight state”)
o Fugue
o Serangan histerik
o Sindroma Ganser, menulis otomatis atau otomatisme lain
6. Kesadaran yang berubah
7. Gangguan perhatian

II. GANGGUAN INGATAN


1. Gangguan ingatan umum : tentang yang baru saja terjadi atau tentang yang
sudah lama berselang terjadi
2. Amnesia : retrograd atau anterograd
3. Paramnesia :
o Déjà vu, jamais vu, fausse reconnaissance

13
o Konfabulasi
4. Hipermnesia

III. GANGGUAN ORIENTASI


1. Disorientasi waktu, tempat, dan orang

IV. GANGGUAN AFEK DAN EMOSI


1. Depresi
2. Kecemasan dan ketakutan
o Kecemasan yang mengambang
o Agitasi
o Panik
3. Efori
4. Anhedonia
5. Kesepian
6. Kedangkalan
7. Afek atau emosi tak wajar
8. Afek atau emosi labil
9. Variasi afek atau emosi sepanjang hari
10. Ambivalensi
11. Apati
12. Amrah, kemurkaan, dan permusuhan

V. GANGGUAN PSIKOMOTOR
1. Kelambatan :
o Hipokinesa, hipoaktivitas
o Substupor atau stupor katatonik
o Katalepsi, flexibilitas cerea
2. Peningkatan :
o Hiperkinesa, hiperaktivitas
o Gaduh gelisah katatonik
o Tik (“tic”)
o Bersikap aneh
o Grimas, stereotipi, pelagakan (“Mannerism”)
o Ekhopraxia, echolalia
o Otomatisme, otomatisme perintah
o Negativisme
o Kataplexia

14
o Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi : kelumpuhan, tremor,
tik, kejang-kejang, astasia-abasia
o Verbigerasi
o Kompulsi
o Gagap

VI. GANGGUAN PROSES BERPIKIR


1. Gangguan bentuk pikiran :
o Dereisme (pikiran dereistik)
o Otisme (pikiran otistik)
o Bentuk pikiran non-realistik
2. Gangguan arus pikiran :
o Perseverasi
o Asosiasi longgar
o Inkoherensi
o Kecepatan bicara lambat sekali atau sangat cepat
o Benturan (“blocking”)
o Logorea
o Pikiran melayang (“flight og ideas”)
o Asosiasi bunyi (“Clang association”)
o Neologisme
o Irelevansi
o Pikiran berputar-putar (“Circumstantiality”)
o Main-main dengan kata
o Afasi
3. Gangguan isi pikiran :
o Kegembiraan luar biasa
o Fantasi
o Fobi
o Obsesi
o Preokupasi
o Pikiran inadequate
o Pikiran bunuh diri
o Pikiran hubungan
o Rasa terasing
o Pikiran isolasi sosial
o Pikiran merendahkan diri
o Merasa dirugikan

15
o Merasa dingin dalam bidang sexual
o Rasa salah
o Pesimisme
o Sering curiga
o Waham
o Kekhawatiran yang tidak wajar tentang kesehatan fisiknya
4. Gangguan pertimbangan :
o Dalam hubungan keluarga
o Dalam hubungan sosial diluar keluarga
o Dalam pekerjaan
o Dalam rancangan untuk hari kemudiannya
VII. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
6. Gangguan psikofisiologik
7. Agnosia
VIII. GANGGUAN INTELIGENSI
1. Sangat superior
2. Superior
3. Normal
4. Perbatasan (keadaan bodoh, bebal)
5. Debilitas (keadaan tolol)
6. Imbesilitas (keadaan dungu)
7. Idiosi (keadaan pandir)

IX GANGGUAN KEPRIBADIAN
1. Kepribadian paranoid
2. Kepribadian afektif (siklotimik)
3. Kepribadian skizoid
4. Kepribadian explosif
5. Kepribadiananankastik (obsesif-kompulsif)
6. Kepribadian histerik
7. Kepribadian astenik
8. Kepribadian antisosial
9. Kepribadian pasif-agresif

16
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
( Diadaptasi dari Kaplan & Sadock dan Buku Ajar Psikiatri FKUI)

Pemeriksaan status mental merupakan gambaran keseluruhan tentang pasien yang


diperoleh dari hasil pengamatan terapis dan kesan yang terlihat dari apa yang
ditampilkan oleh pasien pada saat proses wawancara berlangsung. Status mental
pasien dari waktu ke waktu dapat berubah-ubah. Secara garis besar gambaran
status mental adalah:
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan: Gambaran tampilan dan kesan keseluruhan terhadap pasien
yang tercermin dari postur, sikap, cara berpakaian dan berdandan.
Terminologi yang sering digunakan untuk menggambarkan penampilan
pasien adalah tampak sehat, tampak sakit, tampak tenang, perawatan diri
baik, tampak lebih tua, tampak kekanak-kanakan dan lain-lain.
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pengamatan ditujukan terhadap aspek
kualitas dan kuantitas aktivitas psikomotor. Apakah terdapat kegelisahan,
perlambatan psikomotor, pergerakan tubuh secara umum dan aktivitas
tanpa tujuan. Terminologi yang sering digunakan untuk menggambarkan
psikomotor adalah tenang, gelisah, perlambatan psikomotor, peningkatan
psikomotor dan lain-lain.
c. Sikap terhadap pemeriksa: Dapat digambarkan sebagai sikap kooperatif,
bersahabat, hostil, defensif dan merendahkan. Perhatikan pula kemampuan
membentuk rapport selama wawancara.
2. Mood, afek dan keserasian afek
a. Mood: Didefinisikan sebagai suasana perasaan yang bersifat pervasif dan
bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
Pemeriksa dapat menanyakan ’bagaimana suasana perasaan saudara
akhir-akhir ini?’ Mood dapat digambarkan dengan mood yang depresi,
hipotim, iritabel, irritable, hipertim, euforia dan lain-lain.
b. Afek: Penilaian terhadap afek dapat berupa afek normal (luas), terbatas,
tumpul atau mendatar. Gambaran afek normal(luas) dapat terlihat dari
variasi ekspresi wajah, intonasi suara, serta penggunaan tangan dan
pergerakan tubuh. Ketika afek menjadi terbatas, maka luas dan intensitas
dan ekspresi pasien berkurang. Afek tumpul terlihat melalui intensitas
ekspresi emosi berkurang lebih jauh. Afek datar ditandai dengan tidak
adanya ekspresi afektif , intonasi bicara monoton dan ekspresi wajah datar.

17
c. Keserasian afek: Pemeriksa mempertimbangkan keserasian respons pasien
terhadap topik yang sedang didiskusikan dalam wawancara. Pasien
mengekspresikan kemarahan atau ketakutan ketika menceritakan waham
kejar maka hal ini menggambarkan afek yang serasi.
3. Pembicaraan: Deskripsikan pembicaran pasien apakah ia berbicara spontan
atau tidak, gambarkan kuantitas, kecepatan produksi dan kualitas bicara. Amati
cara pasien berbicara seperti banyak bicara, mengomel, fasih, bicara cepat atau
lambat, adakah penekanan, stuttering atau irama bicara yang tidak lazim
(disprosodi).
4. Persepsi: Gangguan persepsi seperti halusinasi dan ilusi dapat dihayati pasien
terhadap diri dan lingkungannya. Gangguan persepsi melibatkan sistem sensorik
seperti auditorik, visual, olfaktorik,taktil, somatik dan liliput. Dapat pula pasien
mengalami halusinasi hipnagogik yang muncul pada saat bangun tidur atau
halusinasi hipnopompik yang muncul pada saat bangun tidur.
a. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menanyakan adanya halusinasi:
i. Apakah anda pernah mendengar suara atau bunyi yang tidak dapat
didengar orang lain atau ketika tidak ada orang lain disekitar anda?
(halusinasi auditorik),
ii. Apakah anda mengalami sensasi yang aneh di tubuh anda? (halusinasi
taktil), apakah anda pernah melihat sesuatu yang pada saat itu orang
lain tidak bisa melihatnya? (halusinasi visual).
iii. Apakah anda membaui sesuatu yang tidak dibaui oleh orang lain?
(halusinasi olfaktorius).
iv. Apakah anda merasa diri anda menjadi berubah tidak seperti biasanya?
( depersonalisasi)
v. Apakah anda merasa lingkungan sekitar anda menjadi berubah tidak
seperti biasanya? (derealisasi)
b. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk menanyakan adanya ilusi:
i. Menurut anda, apakah warna lampu itu? (apabila lampu berwarna putih
polos dan pasien menggambarkan lampu itu berwarna warni seperti
lampu disko, maka pasien mengalami ilusi).
5. Pikiran
a. Proses pikir: Diobservasi apakah pasien mempunyai kemampuan untuk
menjawab pertanyaan, berpikir yang bertujuan, apakah respon yang
disampaikan relevan atau tidak? (koheren), apakah pasien menunjukkan
pelonggaran asosiasi pada saat berbicara? ( asosiasi longgar), apakah
pasien tidak menjawab sesuai pertanyaan selama wawancara?
(inkoheren), apakah pasien berbicara sering lompat gagasan? (flight of idea)

18
b. Isi pikir: Apakah kamu memiliki pikiran yang menurut orang lain aneh tapi
menurut kamu biasa aja? (waham), Apakah kamu memiliki ide mendesak
yang berulang (obsesi). Apakah saudara mempunyai ketakutan tertentu
yang bersifat irrasional? (fobia)
6. Kesadaran: Tingkat kesadaran adalah berkabut, somnolen, supor, koma, letargi,
alert dan fugue state.
7. Orientasi: Penilaian orientasi terhadap waktu, tempat dan orang .
a. Penilaian orientasi waktu: Apakah pasien dapat dapat menyebutkan dengan
tepat tanggal, waktu, dan hari. Jika pasien dirawat, tanyakan apakah pasien
tahu berapa lama dirinya menjalani perawatan rumah sakit?
b. Penilaian orientasi tempat: Apakah pasien dapat menyebutkan nama tempat
pasien diperiksa dan perlu dinilai pula bagaimana mereka berperilaku dan
apakah mengetahui di mana mereka berada?
c. Penilaian orientasi waktu: Apakah pasien dapat mengenali, menyebutkan
nama, dan memahami peran dan relasinya dengan orang-orang tersebut?
Apakah pasien tahu siapa pemeriksa?
8. Daya Ingat: Penilaian fungsi daya ingat dibagi menjadi daya ingat jangka segera,
jangka pendek, jangka sedang, dan jangka panjang.
a. Daya ingat jangka pendek: Menanyakan apa yang dimakan pasien saat
sarapan dan makan malam kemarin?
b. Daya ingat segera: Menilai recall memori dengan meminta pasien untuk
menghitung urutan 6 angka berturut-turut ke depan dan sebaliknya.
c. Daya ingat jangka panjang: Bagaimana masa kanak-kanak saudara?
d. Daya ingat jangka pendek: Minta pasien menceritakan beberapa kejadian
penting dalam beberapa bulan terakhir?
9. Konsentrasi dan perhatian:
a. Konsentrasi menghitung 100 dikurangi 7 secara serial sebanyak 7 kali.
(pada saat test kandidat boleh menanyakan minimal 3 kali ).
b. Perhatian: Meminta pasien untuk menyebutkan nama benda yang dimulai
dengan huruf tertentu. Meminta pasien mengeja dari belakang huruf yang
terdapat pada kata DUNIA.
10. Kemampuan membaca dan menulis: Pasien diminta untuk menuliskan kalimat
sederhana dan lengkap.
11. Kemampuan visuospasial: Pasien diminta meniru gambar jam dan pentagonal
yang berhimpitan pada satu sudut.
12. Pikiran abstrak: Kemampuan pasien untuk memahami konsep.
a. Apakah pasien dapat menyebutkan persamaan apel dan jeruk, meja dan
kursi, lukisan dan puisi?

19
b. Apakah pasien dapat mengartikan beberapa peribahasa ( misal: Apakah
saudara tahu arti peribahasa lebih besar pasak daripada tiang?)
13. Kemampuan Informasi dan Intelegensi: Intelegensi pasien berhubungan dengan
kosakata dan pengetahuan umum yang dimilikinya seperti nama presiden saat
ini dan informasi-informasi terkini. Pendidikan dan status ekonomi pasien juga
perlu dicatat untuk penilaian ini. Kemampuan untuk memahami konsep yang
canggih juga mencerminkan kemampuan intelegensi.
14. Pengendalian impuls: Dilakukan observasi perilaku selama wawancara.
a. Apakah pasien dapat mengontrol impuls seksual, agresif dan impuls
lainnya?
b. Apakah pasien berpotensi membahayakan diri dan orang lain?
15. Daya nilai sosial: Apakah pasien memahami akibat dari perbuatan yang
dilakukannya dan apakah pemahamannya ini mempengaruhi dirinya?
a. Apakah yang akan dilakukan apabila menemukan dompet dijalan?
b. Apakah yang akan dilkaukan apabila menemukan orang jatuh di jalan?
16. Tilikan: Menilai pemahaman pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Menurut
saudara apakah kondisi saudara saat ini perlu diatasi dan butuh terapi?
Derajat tilikan terdiri atas:
1. Penyangkalan penuh terhadap penyakit.
2. Mempunyai sedikit pemahaman terhadap penyakit tetapi juga sekaligus
menyangkalnya pada waktu yang bersamaan.
3. Sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan orang lain, faktor luar atau
faktor organik.
4. Pemahaman bahwa dirinya sakit, tetapi tidak mengetahui penyebabnya.
5. Tilikan intelektual: Mengakui bahwa dirinya sakit dan tahu bahwa
penyebabnya adalah perasaan irasional atau gangguan - gangguan yang
dialami, tetapi tidak menggunakan pengetahuan tersebut untuk pengalaman
di masa datang.
6. Tilikan emosional: Pemahaman emosional terhadap motif dan perasaan-
perasaan pada diri pasien dan orang-orang penting dalam kehidupan pasien
yang dapat membawa perubahan mendasar pada perilaku pasien
17. Penilaian realita: Apakah pasien bisa membedakan mana yang nyata dan tidak
nyata? (misal: apabila pasien memiliki waham atau halusinasi, maka bisa
disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan dalam menilai realita)
18. Menilai kepribadian: Ceritakan tentang diri saudara seperti apa? Bagaimana
penilaian orang lain tentang saudara?

20
CHECKLIST KETERAMPILAN MODUL PSIKIATRI
PEMERIKSAAN STATUS PSIKIATRI

Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :

Penilaian
No. KEGIATAN
I II III
1. Menyapa pasien terlebih dahulu
2. Memberikan salam kepada pasien / keluarga
3. Mempersilahkan pasien dan keluarga duduk dahulu
4. Memperkenalkan diri
5. Menjelaskan tujuan wawancara
6. Meyakinkan kepada pasien / keluarga bahwa rahasianya dijaga
7. Menanyakan identitas pasien
8. Menanyakan keluhan utama
9. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
10. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
11. Menanyakan riwayat pribadi
12. Menanyakan riwayat keluarga
13. Menanyakan faktor keturunan
14. Menanyakan masalah stressor psikososial
15. Menginformasikan kemungkinan adanya pemeriksaan penunjang
Wawancara penutup (diagnosis, diagnosis banding,
16.
penatalaksanaan)
JUMLAH NILAI

Keterangan 0 = tidak dikerjakan


1 = dikerjakan tetapi kurang sesuai / benar
2 = dikerjakan dengan benar
Tutor,
Nilai Akhir = Jumlah nilai x 100 = ________
16

Catatan Mahasiswa peserta dinyatakan LULUS apabila nilai akhir mencapai > 90 (..........................)

21
CHECKLIST KETERAMPILAN MODUL PSIKIATRI
WAWANCARA PSIKIATRI
Nama :
NIM :
Kelompok :
Tanggal :

Penilaian
No. KEGIATAN
I II III
Memeriksa dan memperhatikan DESKRIPSI UMUM: Penampilan,
1.
perilaku dan aktivitas psikomotor, sikap terhadap pemeriksa
2. Memeriksa MOOD, AFEK dan KESERASIAN AFEK
3. Memeriksa PEMBICARAAN PASIEN
4. Memeriksa PERSEPSI / PENCERAPAN
5. Memeriksa PIKIRAN: Proses pikir, Isi pikir
6. Memeriksa KESADARAN
7. Memeriksa ORIENTASI
8. Memeriksa DAYA INGAT
9. Memeriksa KONSENTRASI
10. Memeriksa PERHATIAN
11. Memeriksa kemampuan MEMBACA DAN MENULIS
12. Memeriksa Kemampuan VISUOSPASIAL
13. Memeriksa Kemampuan PIKIRAN ABSTRAK
14. Memeriksa kemampuan INFORMASI dan INTELEGENSI
15. Memeriksa kemampuan PENGENDALIAN IMPULS
16. Memeriksa DAYA NILAI
17. Memeriksa TILIKAN
18. Memeriksa KEPRIBADIAN
19. Memeriksa kemampuan menilai realita
JUMLAH NILAI

Nilai Akhir = Jumlah nilai x 100 = ________ Tutor,


19
Catatan Mahasiswa peserta dinyatakan LULUS apabila nilai akhir mencapai > 90
(..........................)

22

Anda mungkin juga menyukai