Anda di halaman 1dari 64

Pendahuluan

 Diagnosis akurat  medikasi, manipulasi


lingkungan, psikoterapi psikodinamik (SKDI)
pengobatan pasien psikiatrik dg efektif.
 Genetika.

Temperamen.
Biologi.  Diagnosis
Perkembangan.
Sosial.
Pendahuluan
 Pemeriksaan : wawancara (auto dan allo )
observasi
fisik (internus & neurologikus)
 Wawancara yg lege artis dan terapeutik :
empati membina rapport
rasa hormat  pasien bicara jujur
kemampuan terbuka
Wawancara Psikiatrik
 Wawancara merupakan wadah utama pemeriksaan psikiatrik.

 Wawancara dimulai dengan pertanyaan subyektifjawaban


pasienpengembangan oleh dokterpenegasan kembali

 Mengandung tanggung jawab diagnostik dan terapeutik. Sewaktu


wawancara dibina hub dokter-pasien

 Hubungan dokter-pasien yg optimal data yg dapat diandalkan.

 Disadari atau tidak, seorang dokter akan terpengaruh pula oleh sikap
dan perkataan pasien
Wawancara Psikiatrik
 Kepentingan memelihara hubungan mendahului
kepentingan memeroleh data.

 Efektif bila berlangsung “natural” seperti “percakapan


biasa” dan “tidak memburu gejala”.

 Biarkan pasien bicara dg perkataannya sendiri,sesuai


urutan yg dirasakannya penting.

 Perilaku pasien di hadapan dokter sebagian besar


merupakan respons terhadap apa yang dikatakan oleh
dokter dan bagaimana dokter mengatakan itu
Wawancara Medis Umum VS
6
Wawancara Psikiatri
 Wawancara medis  Wawancara psikiatris
 proaktif dokter mendengar dengan
aktif dan sensitif. (dokter
 progresif untuk
mengajukan pertanyaan
menemukan gejala
untuk elaborasi “clue” yg
disampaikan pasien,
dokter mengajukan mendorong menceritakan
pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut, klarifikasi,
untuk memeroleh data yg menyamankan).
rinci dan spesifik
Tujuan wawancara
7

a. Membina rapport.

b. Menilai status mental pasien.

c. Menegakkan diagnosis dan rencana tatalaksana.


Cara Membina Rapport
8

a. Bersikap empati.
b.Terapis dan pasien nyaman. Posisi duduk berhadapan, setara,
dan ada kontak mata.
c.Menemukan keluhan pasien serta ekspresikan rasa mau
membantu.
d .Menilai tilikan pasien, tempatkan diri sebagai “sekutu”.
e. Tunjukkan keahlian dan wibawa sebagai dokter dan ahli terapi.
f. Seimbangkan peranan sebagai pendengar yg empatik, seorang
ahli dan orang yg berwenang.

OUTPUT TRUST FROM CLIENT/PATIENT


Hal – Hal Penting yang Harus
diperhatikan pada Wawancara
9

Psikiatri
 1. waktu penatalaksanaan wawancara

 2. susunan tempat duduk untuk wawancara


 3. tempat periksa dokter psikiatri
 4. mencatat hal – hal yang penting
 5. situasi untuk melakukan wawancara
 Pasien depresi dengan kemungkinan keinginan bunuh
diri
 Pasien kasar
 Pasien dengan waham
Riwayat Psikiatri
10

1. Data Pribadi  Masa remaja


2. Keluhan Utama  Masa dewasa

3. Riwayat Gangguan Sekarang : 6. Riwayat pekerjaan, perkawinan /


 Awitan berpasangan / pacaran
 Faktor Presipitasi 7. Riwayat pendidikan
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya 8. Riwayat militer
 Psikiatrik 9. Riwayat agama/kehidupan
beragama
 Medik
 Aktivitas sosial dan situasi
 Penggunaan zat
kehidupan sekarang
5 Riwayat Hidup 10. Riwayat pelanggaran hukum
 Prenatal dan perinatal
11. Riwayat psikoseksual
 Masa kanak awal ( sampai 3 tahun )
12. Riwayat keluarga
 Masa kanak pertengahan ( 3- 11
13. mpian, nilai, fantasi
tahun )
II.B Alat Skrining AMPS
11

 Dalam waktu yang sangat sempit ketika


pemeriksaan pasien psikiatrik di layanan kesehatan
primer, maka dibutuhkan suatu alat skrining yang
cukup praktis dan menghemat waktu dalam
mendapatkan keterangan dari pasien, yaitu AMPS (
anxiety, Mood, Psychosis and Substance use
disorders ).
12
Pertanyaan skrining Pertanyaan lanjut
Ansietas Apakah kecemasan merupakan masalah bagi -Jelaskan efek kecemasan pada kehidupan sehari-hari
anda? -Apa pencetusnya?
-Apa yang memperbaikinya?

Mood Depresi
1.Apakah anda merasa sedih,depresi dalam 2 -Bagaimana depresi anda dalam kehidupan sehari – hari?
13 minggu akhir ini? -Bagaimana depresi tersebut mempengaruhi hidup anda?
2.Apakah anda merasa lemah dan kurang -Apakah anda pernah berfikir untuk
berenergi? menyakiti/membunuh diri sendiri/orang lain?
Mania/hipomania -Kapan hal ini terakhir terjadi,jelaskan apa yang terjadi
1.Apakah anda merasa sangat bahagia dalam suatu pada saat itu?
waktu? -Berapa lama hal ini terjadi?
2.Apakah anda merasa sangat berenergi -Apakah anda menggunakan obat/alkohol pada saat itu?
melakukan aktivitas,dan tidak butuh tidur? -Apakah anda membutuhkan pengobatan/perawatan?

Psikosis 1. Apakah anda mendengar/melihat sesuatu -Kapan gejala ini terjadi?


yang tidak dapat dirasakan orang lain -Hal apakah yang mencetuskan hal ini?
2. Apakah anda berfikir ada seseorang yang -Hal apakah yang memperbaiki gejala tersebut?
ingin menyakiti anda?
3. Apakah anda mendapat pesan dari suatu
TV/radio?

Penggunaan Zat 1. Berapa banyak alkohol yang anda minum Apabila iya
perhari? -Berapa banyak yang anda gunakan?
2. Pernahkah anda menggunakan -Apakah penggunaan zat tersebut berpengaruh pada
kokain,metemfetamin, heroin, mariyuana, hubungan dengan pasangan, kerja, keuangan, dan
ekstasi,dan lain-lain hukum?
-Apakah anda pernah menggunakan obat dengan cara
disuntikkan?
Apabila tidak 
-Pernahkah anda menggunakan zat ini di masa lampau?
STATUS MENTAL
14

 Pemeriksaan status mental merupakan gambaran


keseluruhan tentang pasien yang didapat dari hasil
observasi pemeriksa dan kesan yang dimunculkan
oleh pasien saat wawancara. Status mental pasien
dapat berubah – ubah dari hari ke hari bahkan dari
jam ke jam
1. Deskripsi Umum  Isi piker
2. Penampilan 10. Sensorium dan Kognisi
15
3. Perilaku dan aktivitas  Kesadaran
psikomotor  Orientasi dan daya ingat
4. Sikap terhadap pemeriksa  Konsentrasi dan perhatian
5 Mood dan Afek 11. Kemampuan membaca dan
 Mood menulis
 Afek 12. Kemampuan visuospasial
 Keserasian afek 13. Pikiran abstrak
7. Pembicaraan 14. Intelegensi dan kemampuan
8. Persepsi informasi
 Bakat kreatif
9. Pikiran
 Kemampuan menolong diri
 Proses dan bentuk piker
sendiri
15. Pengendalian impuls
16 Daya nilai dan tilikan
17 Taraf dapat dipercaya
PENAMPILAN
16

Sikap terhadap pemeriksa


kooperatif, seduktif, defensif, hostilitas,dll

Aktivitas psikomotor
cara berjalan, menerisme, hiperaktif, streotipi,
dll

Deskripsi umum
pakaian, rambut, kuku, kesehatan,
kemarahan, ketakutan, apatis, kelihatan
tua/muda, gelisah, tegang, dll
PEMBICARAAN
17

lambat, cepat, tertekan, ragu-ragu


emosional, monoton, keras, gagap
pelo, kumat-kamit, ekolali
spontanitas, produktivitas
cara dan waktu bereaksi,
kata-kata yang diucapkan
MOOD DAN AFEK
18

MOOD
– Emosi yang menetap dan perpasif yang
mewarnai persepsi seseorang terhadap dunia
– Cara pasien mengungkapkan perasaannya;
kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi,
depresi, iritabel, cemas, marah, kosong, ngeri,
eforia, anhedonia (kehilangan minat dan
menarik diri dari semua aktivitas sehari-hari
atau yang menyenangkan), aleksitimia
(ketidakmampuan atau sulit merasakan emosi)
LANJUTAN
19
AFEK (EKSPRESI EMOSI YANG TERLIHAT)
- Luas, terbatas, tumpul, datar, dangkal
- Sulit memulai, mempertahankan, atau
mengakhiri respons emosi
- Keserasiannya dengan isi pikiran, budaya,
dan seting pemeriksaan
Afek Terbatas (penurunan ringan intensitas tonus
perasaan)
Afek Tumpul (penurunan berat dalam intensitas
tonus perasaan)
Afek Datar (tidak ada atau hampir tidak ada tanda-
tanda ekspresi afek)
PIKIRAN DAN PERSEPSI
20

BENTUK PIKIRAN
Bentuk Pikiran yaitu ide-ide dan cara
menghubungkan ide-ide. Normal ide-ide
dihubungkan secara logis dan langsung ke
tujuan. Bila tidak terjadi gangguan berfikir formal

PENILAIAN
a. Produktivitas → ide sangat berlebihan,
sangat sedikit, lompatan ide, berpikir cepat,
lambat, ragu-ragu; berbicara spontan atau
bila ditanya, tidak spontan
LANJUTAN

b. Kontinuitas Pikiran
21

 apakah pertanyaan dijawab dengan


benar, terarah ke tujuan, relevan atau tidak
 asosiasi longgar (ide tidak berkaitan atau tidak
behubungan, pindah dari satu topik ke topik lain),
hubungan sebab-akibat tidak ada, tidak logis,
tangensial, sirkumstansial, berele-tele, mengelak,
perseveratif, bloking, dan tidak bisa
berkomunikasi secara verbal dengan adekuat
LANJUTAN
22
 Tangensial → tidak relevan, ide pokok tidak
pernah dibicarakan

 Sirkumstansial : gangguan asosiasi pikiran


dan pembicaraan; memasukkan hal-hal
yang tidak perlu atau pikiran tak sesuai
sebelum sampai ke ide yang pokok.

 Klang asosiasi: pembicaraan dibentuk oleh


bunyi bukan oleh maksud; hubungan kata
tidak logis,
LANJUTAN
23  Perseperatif; pengulangan patologi respons
verbal yang sama terhadap pertanyaan berbeda;
pengulangan terus- menerus kata-kata atau
konsep tertentu selama percakapan.

 Bloking: pembicaraan berhenti tiba-tiba, sejenak,


sebelum ide selesai, setelah itu seseorang tidak
dapat mengingat topik yang sedang dibicarakan.

 Distraktibilitas: tidak bisa memusatkan perhatian,


perhatian mudah teralih ke fenomena lingkungan
yang tak relevan.
LANJUTAN
24

C. Gangguan Bahasa
gangguan yang menunjukkan terganggunya
jiwa seperti inkoheren, pembicaraan tak
dimengerti (word salad), klang asosiasi,
neologisme
LANJUTAN
25

 Inkoheren: komunikasi tidak


menyambung, disorganisasi dan tidak
dapat dipahami

 Word salad: penggabungan kata atau


kalimat yang tidak dapat dipahami

 Neologisme: pembentukan kata-kata


baru/kalimat yang tidak dapat dimengerti
ISI PIKIR
26  Preokopasi: terfokus pada ide tertentu secara terus-
menerus

 Obsesi: dorongan untuk memikirkan sesuatu


berulang kali; ide muncul berulang-ulang, menetap,
dorongan yang tidak dapat dibuang dari kesadaran
oleh alasan apapun atau logika

 Fobia: ketakutan yang kuat, tak realistis, patologik,


menetap, terhadap objek,atau situasi. Subyek
tersebut menyadari ketakutannya tidak logis, tetapi
ia tidak bisa mengatasinya. Biasanya subyek
menghindar dari objek atau situasi tersebut.
Jenis Phobia
27

 Simple Phobia : Ketakutan berlebihan thd


obyek/situasi tertentu yg sifatnya terbatas. Msl
takut laba-laba atau ular
 Social Phobia : Takut terhadap lingkungan orang-
orang.
 Acrophobia : Ketakutan pada tempat yg tinggi
 Agoraphobia : Ketakutan pada tempat terbuka
 Algophobia : Ketakutan terhadap rasa sakit
Jenis phobia
28

 Claustrophobia : Ketakutan terhadap tempat


tertutup
 Xenophobia : Ketakutan terhadap orang asing
 Zoophobia : Ketakutan terhadap binatang
GANGGUAN ISI PIKIR
29

 Waham: suatu kepercayaan yang salah, diyakini


oleh subyek tesebut sebagai fakta, tidak dapat
dikoreksi meskipun diperlihatkan bukti-bukti.
Kepercayaan tersebut tidak sesuai dengan
budaya

 Ide Rujukan: misinterpretasi terhadap peristiwa-


peristiwa di luar dirinya. Seolah-olah kejadian di
luar dirujuk pada dirinya
Jenis Waham (1)
30

• Delusi Bizarre : Suatu keyakinan salah yg aneh, sangat tdk


masuk akal. Msl makhluk angkasa luar telah memasang elektrode di
otak pasien

• Delusi yg sistematis : Keyakinan yg salah yg berhubungan dg


peristiwa tertentu. Msl merasa dikejar –kejar FBI, CIA, Mafia atau
bosnya

• Mood-congruent delusion, Delusi dg mood yg sesuai, msl penderita


merasa sedih krn yakin telah menyebabkan kerusakan dunia

;j
Jenis Waham (2)
31

• Mood –incongruent delusion : Delusi yg isinya tdk


mempunyai hub dg mood atau mood netral, misal
pasien depresi dg delusi pikirannya dikontrol atau
pikirannya dpt memancar
• Delusi nihilistik : Keyakinan yg salah bahwa
dirinya, orang lain atau dunia ini tidak ada
• Delusi somatik : Keyakinan yg salah yg
menyangkut fsi tbh seseorang, msl merasa yakin
otaknya sdh mencair
JENIS - JENIS WAHAM (3)
32

 Waham kejar: kepercayaan bahwa akan dianiaya


atau diusik

 Waham menyalahkan diri sendiri: keyakinan


membuat kesalahan besar, penyesalan yang
dalam.

 Waham kemiskinan: kepercayaan bahwa semua


miliknya akan hilang
JENIS WAHAM
33

 Waham kontrol: keyakinan yang salah bahwa


keinginan, pikiran, perasaan dikontrol oleh
kekuatan eksternal

 Waham kebesaran: penggambaran seseorang


yang berlebihan tentang identitasnya,
kekuatannya, atau pentingnya orang tsb.

 Waham ketidaksetiaan: kepercayaan yang salah


bahwa pasangannya tidak setia
JENIS WAHAM
34  Waham rujukan: kepercayaan bahwa peristiwa-peristiwa atau
perilaku orang lain, objek, merujuk pada dirinya (meyakini
orang sedang membicarakan dirinya, orang dalam TV atau
radio membicarakannya)

 Penyiaran pikiran: kepercayaan seseorang bahwa pikirannya


disiarkan atau diproyeksikan ke lingkungan

 Penyisipan pikiran: kepercayaan seseorang bahwa ada


pikiran lain disisipkan ke dalam otaknya oleh orang lain atau
kekuatan lain.

 Penarikan pikiran: kepercayaan seseorang bahwa pikirannya


atau idenya ditarik dari otaknya oleh orang atau kekuatan
lain
GANGGUAN PERSEPSI
35
 Halusinasi : persepsi sensorik palsu, terjadi
tanpa ada stimulus eksternal
 Halusinasi akustik (dengar), visual (penglihatan),
olfaktorik (penciuman), taktil (raba), dan gustatorik
(pengecapan)
 Ilusi; mispersepsi terhadap stimulus eksternal
 Depersonalisasi: merasa asing dengan diri
sendiri atau bagian dari diri
 Derealisasi: merasa asing dengan dunia
sekitar atau merasa lingkungan berubah
Kesadaran
36

Kesadaran/Sensorium
Kondisi kesigapan mental individu dlm
menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam
diri. Gangguan kesadaran seringkali merupakan
pertanda kerusakan otak

Kemampuan seseorang dalam melakukan relasi dan


limitasi keadaan sekitarnya
Tingkat kesadaran
37

• Kesadaran Jernih Dream like state


• Apatia
• Somnolensi
• Sopor
• Koma
• Kesadaran berkabut
• Delirium
• Twilight state
Tingkat kesadaran
38

Kesadaran jernih
Derajat optimal dari kesigapan mental individu
dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari
dalam. Individu mampu memahami apa yang
terjadi pada diri dan lingkungannya, serta bereaksi
secara memadai

Disorientasi : gg orientasi waktu, tempat, orang


Tingkat kesadaran
39

Apatia
Individu berespon lambat terhadap stimulus dari
luar. Orang dengan kesadaran apatis tampak tak
acuh terhadap situasi sekitarnya
Somnolensi
Kesadaran menurun yang cenderung tidur.Orang
dengan kesadaran somnolen tampak selalu
mengantuk & bereaksi lambat
Tingkat kesadaran
40

Sopor
Penurunan kesadaran berat. Nyaris tidak berespon
terhadap stimulus dari luar atau hanya memberi
respon minimal terhadap rangsangan kuat
Koma
Derajat penurunan kesadaran paling berat. Individu
tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar
Tingkat kesadaran
41

Kesadaran berkabut
Individu tdk mampu berpikir jernih & berespon scr
memadai terhadap situasi disekitarnya. Tampak
bingung, sulit memusatkan perhatian & mengalami
disorientasi
Stupor
Kurangnya reaksi & kepedulian thd keadaan sekitar
Tingkat kesadaran
42

Delirium
Perubahan kulitas kesadaran, disertai gg kognitif
luas. Perilaku berfluktuasi, suatu saat gaduh
gelisah, lain waktu apatis. Sering disertai halusinasi
atau ilusi. Biasanya sulit untuk memusatkan ,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian
Tingkat kesadaran
43

Dream like state


Gg kualitas kesadaran pd serangan epilepsi
psikomotor. Tak menyadari apa yg dilakukan,
meski spt melakukan aktivitas N.
Tidak bereaksi thd perangsangan
Twilight state
Kulitas kesadaran berubah, sering pd
GMO,respon terbatas, impulsiv, emosi labil.
Kognisi
44

 Kemampuan utk mengenal/mengetahui


benda/keadaan/situasi, yg dikaitkan dg pengalaman
pembelajaran & kapasitas intelegensi seseorang.
 Termasuk fsi kognisi : memori/daya ingat,
konsentrasi, perhatian, orientasi, kemampuan
berbahasa, berhitung, visuospasil, fsi eksekutif,
abstraksi , taraf intelegensi
ORIENTASI DAN KONSENTRASI
45

Orientasi: waktu (mengetahui hari, waktu, lama


di RS, dll), tempat, dan orang (mengenal
pemeriksa, peran atau nama lawan bicaranya,
dll). Seing pd gg organik otak

Konsentrasi: kemampuan memusatkan,


mempertahankan, dan mengalihkan perhatian.
Pasien mampu melakukan tugas 100-7 (7 kali),
bisa melakukan perkalian yang mudah seperti
5x4, atau mengetahui jumlah koin 100 untuk
pecahan Rp. 1000,-
Memori/daya ingat
46

 Proses pengelolaan informasi, meliputi perekaman,


penyimpanan, dan pemanggilan kembali
 Gangguan daya ingat
1. Amnesia
2. Paramnesia
MEMORI
47
 Jangka panjang; peristiwa-peristiwa penting
ketika kanak-kanak atau remaja
 Jangka pendek; beberapa hari yang lewat,
yang dilakukan kemarin, yang dimakan pagi
tadi, dll.
 Segera; kemampuan mengulang enam
bilangan ke depan atau dari belakang,
segera setelah disebutkan pemeriksa.
Amnesia
48

• Ketidakmampuan mengingat sebagian atau seluruh


pengalaman masa lalu.
• Dpt disebabkan Gg otak organik,spt Kontusio
serebri, maupun faktor psikologik spt gg stres
pasca trauma
• Amnesia anterograd : hilangnya memori setelah
waktu kejadian
• Amnesia retrograd : hilangnya memori sebelum
waktu kejadian
Paramnesia
49

• Distorsi ingatan /ingatan palsu


• Dpt disebabkan faktor organik spt pd demensia ,

dpt ok faktor psikologik misal gg disosiasi


Jenis Paramnesia
• Konfabulasi : ingatan palsu utk isi kekosongan

memori . Sering pada Demensia


• déjà vu : merasa mengenali situasi baru, yg

sesungguhnya belum dikenalnya


Paramnesia lanjutan…..
50

• Jamais Vu : merasa asing terhadap situasi yg justru


pernah dialaminya
• Hiperamnesia : ingatan mendalam & berlebihan
terhadap suatu pengalaman
• Screen memory : secara sadar menutupi ingatan
akan pengalaman yg menyakitkan/traumatis dg
ingatan yg lebih dapat ditoleransi
• Letologia : Ketidakmampuan bersifat sementara
dalam menemukan kata yg tepat
PIKIRAN ABSTRAK
51

Kemampuan mengambil hal-hal yang pokok


dari satu keseluruhan (a whole), membagi-
bagi keseluruhan menjadi bagian-bagian,
berpikir secara simbolik

Cara seseorang mengkonseptualisasikan


idenya

Persamaan (antara apel dan pir), perbedaan-


perbedaan, mengartikan pribahasa,
cocoknya jawaban.
TILIKAN
52

Kesadaran atau pengertian seseorang


tentang kondisinya

- menyangkal penuh kalau sakit

- sedikit menyadari kalau sakit dan perlu


pertolongan tetapi pada saat yang sama juga
menyangkalnya

- menyadari kalau sakit tetapi menyalahkan


orang lain, faktor eksternal, faktor organik, atau
medik lainnya
LANJUTAN
53

- tilikan intelektual mngetahui bahwa penyakit


disebabkan oleh perasaan yang tak rasional atau tetapi
tidak menerapkan pengetahuan tersebut untuk yad

- tilikan emosional; kesadaran emosional tentang yang


menyebabkan sakit, kesadaran itu menyebabkan
terjadinya perubahan keperibadian, membuka diri
untuk pendapat yang baru, konsep diri, orang-orang
penting dalam hidupnya
54
Motor Behaviour (Conation)
Aspek kejiwaan yg meliputi impuls-impuls,
motivasi , harapan, semangat, instink, dan cita-cita
yg diekspresikan dalam bentuk perilaku atau
aktivitas motorik
 Ekopraksi : Menirukan gerakan seseorang secara
patologis
 Katatonia : Anomali motorik pd gangguan non
organik
Katatonia
55

 Katalepsi : Mempertahankan satu posisi tidak


bergerak secara terus menerus
 Excitement : Agitasi, aktivitas motorik tanpa tujuan
yg tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal
 Stupor : Aktivitas motorik sangat lambat, seringkali
bahkan tidak bergerak (immobil), dan tidak
menyadari keadaan sekitarnya
Katatonia
56

 Rigiditas : Posisi atau postur tubuh yg kaku, yg


melawan setiap usaha utk merubahnya
 Posturing : Membentuk satu posisi tubuh yg tidak
lazim atau aneh, yg dipertahankan dlm beberapa
waktu lama
 Fleksibilitas serea : Mempertahankan satu posisi
tbh yg tdk lazim atau aneh, dipertahankan dlm
waktu yg lama
Motor Behavior lanjutan…..
57

 Negativisme : Menolak atau bertahan tanpa


motivasi, terhadap semua usaha utk menggerakkan
atau semua perintah
 Katapleksi : Secara tiba-tiba tonus otot menghilang
& lemah dg berbagai keadaan emosional sebagai
faktor pencetus
 Stereotipi : Menirukan suatu pola tertentu suatu
gerakan atau pembicaraan
Motor behavior
58

 Manerisme : Gerakan involunter yg menetap


 Otomatisme : Melakukan gerakan secara
otomatis/gerakan yg menunjukkan aktivitas yg
tidak disadari
 Otomatisme perintah : Secara otomatis mengikuti
suatu perintah
 Mutisme : Tidak bersuara tanpa adanya anomali
struktural
Overaktivitas
59

• Agitasi psikomotorik : Overaktivitas kognitif &


motorik yg biasanya tidak produktif & tdk berespon
thdp tekanan dari dalam
• Hiperaktif/hiperkinesia : Gelisah, agresif, destruktif,
biasanya berhubungan dg kelainan organik
• Tic : Gerakan motorik yg involunter & spasmodik
Overaktivitas
60

 Sonambulisme /Sleep walking : Aktivitas motorik


selama tidur
 Akathisia : Perasaan subyektif mengenai
ketegangan otot karena efek sekunder obat
antipsikotik atau medikasi lain dg gjl gelisah,
mondar-mandir/pacing, bolak-balik duduk &
berdiri, dapat salah tafsir dg agitasi psikotik
Kompulsi
61

Adanya impuls yg tdk dapat dikontrol untuk


melakukan aktivitas yg berulangkali
• Dipsomania : Dorongan utk minum alkohol

•Kleptomania : Dorongan utk mencuri

•Nymphomania : Kebutuhan berlebihan untuk

melakukan koitus pd wanita


•Satyriasis : Kebutuhan berlebihan utk melakukan

koitus pd pria
Kompulsi
62

 Trikotilomania : Dorongan utk mencabuti rambut


 Ritual : Dorongan untuk melakukan aktivitas
secara otomatis utk mengurangi kecemasan
Motor Behavior
63

 Hipoaktif (Hipokinesis) : Menurunnya aktivitas


motorik & kognitif spt retardasi psikomotorik,
pikiran, pembicaraan, dan gerakan yg nampak
lambat
 Mimikri : Suka meniru tk laku anak-anak
 Agresi : Dorongan yg kuat utk melakukan
tindakan memaksa /menyerang dg motorik pd
afek kemarahan & permusuhan
IMPULSIVITAS
64

 Acting out : Melakukan suatu tindakan tanpa


menyadari akibat negatifnya, fantasi yg
secara impulsiv muncul dalam perilaku

 Pengontrolan impuls bisa didapat dari


riwayat pasien saat ini atau perilaku yang
diobservasi selama wawancara
65

Anda mungkin juga menyukai