Temperamen.
Biologi. Diagnosis
Perkembangan.
Sosial.
Pendahuluan
Pemeriksaan : wawancara (auto dan allo )
observasi
fisik (internus & neurologikus)
Wawancara yg lege artis dan terapeutik :
empati membina rapport
rasa hormat pasien bicara jujur
kemampuan terbuka
Wawancara Psikiatrik
Wawancara merupakan wadah utama pemeriksaan psikiatrik.
Disadari atau tidak, seorang dokter akan terpengaruh pula oleh sikap
dan perkataan pasien
Wawancara Psikiatrik
Kepentingan memelihara hubungan mendahului
kepentingan memeroleh data.
a. Membina rapport.
a. Bersikap empati.
b.Terapis dan pasien nyaman. Posisi duduk berhadapan, setara,
dan ada kontak mata.
c.Menemukan keluhan pasien serta ekspresikan rasa mau
membantu.
d .Menilai tilikan pasien, tempatkan diri sebagai “sekutu”.
e. Tunjukkan keahlian dan wibawa sebagai dokter dan ahli terapi.
f. Seimbangkan peranan sebagai pendengar yg empatik, seorang
ahli dan orang yg berwenang.
Psikiatri
1. waktu penatalaksanaan wawancara
Mood Depresi
1.Apakah anda merasa sedih,depresi dalam 2 -Bagaimana depresi anda dalam kehidupan sehari – hari?
13 minggu akhir ini? -Bagaimana depresi tersebut mempengaruhi hidup anda?
2.Apakah anda merasa lemah dan kurang -Apakah anda pernah berfikir untuk
berenergi? menyakiti/membunuh diri sendiri/orang lain?
Mania/hipomania -Kapan hal ini terakhir terjadi,jelaskan apa yang terjadi
1.Apakah anda merasa sangat bahagia dalam suatu pada saat itu?
waktu? -Berapa lama hal ini terjadi?
2.Apakah anda merasa sangat berenergi -Apakah anda menggunakan obat/alkohol pada saat itu?
melakukan aktivitas,dan tidak butuh tidur? -Apakah anda membutuhkan pengobatan/perawatan?
Penggunaan Zat 1. Berapa banyak alkohol yang anda minum Apabila iya
perhari? -Berapa banyak yang anda gunakan?
2. Pernahkah anda menggunakan -Apakah penggunaan zat tersebut berpengaruh pada
kokain,metemfetamin, heroin, mariyuana, hubungan dengan pasangan, kerja, keuangan, dan
ekstasi,dan lain-lain hukum?
-Apakah anda pernah menggunakan obat dengan cara
disuntikkan?
Apabila tidak
-Pernahkah anda menggunakan zat ini di masa lampau?
STATUS MENTAL
14
Aktivitas psikomotor
cara berjalan, menerisme, hiperaktif, streotipi,
dll
Deskripsi umum
pakaian, rambut, kuku, kesehatan,
kemarahan, ketakutan, apatis, kelihatan
tua/muda, gelisah, tegang, dll
PEMBICARAAN
17
MOOD
– Emosi yang menetap dan perpasif yang
mewarnai persepsi seseorang terhadap dunia
– Cara pasien mengungkapkan perasaannya;
kedalaman, intensitas, durasi, fluktuasi,
depresi, iritabel, cemas, marah, kosong, ngeri,
eforia, anhedonia (kehilangan minat dan
menarik diri dari semua aktivitas sehari-hari
atau yang menyenangkan), aleksitimia
(ketidakmampuan atau sulit merasakan emosi)
LANJUTAN
19
AFEK (EKSPRESI EMOSI YANG TERLIHAT)
- Luas, terbatas, tumpul, datar, dangkal
- Sulit memulai, mempertahankan, atau
mengakhiri respons emosi
- Keserasiannya dengan isi pikiran, budaya,
dan seting pemeriksaan
Afek Terbatas (penurunan ringan intensitas tonus
perasaan)
Afek Tumpul (penurunan berat dalam intensitas
tonus perasaan)
Afek Datar (tidak ada atau hampir tidak ada tanda-
tanda ekspresi afek)
PIKIRAN DAN PERSEPSI
20
BENTUK PIKIRAN
Bentuk Pikiran yaitu ide-ide dan cara
menghubungkan ide-ide. Normal ide-ide
dihubungkan secara logis dan langsung ke
tujuan. Bila tidak terjadi gangguan berfikir formal
PENILAIAN
a. Produktivitas → ide sangat berlebihan,
sangat sedikit, lompatan ide, berpikir cepat,
lambat, ragu-ragu; berbicara spontan atau
bila ditanya, tidak spontan
LANJUTAN
b. Kontinuitas Pikiran
21
C. Gangguan Bahasa
gangguan yang menunjukkan terganggunya
jiwa seperti inkoheren, pembicaraan tak
dimengerti (word salad), klang asosiasi,
neologisme
LANJUTAN
25
;j
Jenis Waham (2)
31
Kesadaran/Sensorium
Kondisi kesigapan mental individu dlm
menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam
diri. Gangguan kesadaran seringkali merupakan
pertanda kerusakan otak
Kesadaran jernih
Derajat optimal dari kesigapan mental individu
dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari
dalam. Individu mampu memahami apa yang
terjadi pada diri dan lingkungannya, serta bereaksi
secara memadai
Apatia
Individu berespon lambat terhadap stimulus dari
luar. Orang dengan kesadaran apatis tampak tak
acuh terhadap situasi sekitarnya
Somnolensi
Kesadaran menurun yang cenderung tidur.Orang
dengan kesadaran somnolen tampak selalu
mengantuk & bereaksi lambat
Tingkat kesadaran
40
Sopor
Penurunan kesadaran berat. Nyaris tidak berespon
terhadap stimulus dari luar atau hanya memberi
respon minimal terhadap rangsangan kuat
Koma
Derajat penurunan kesadaran paling berat. Individu
tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar
Tingkat kesadaran
41
Kesadaran berkabut
Individu tdk mampu berpikir jernih & berespon scr
memadai terhadap situasi disekitarnya. Tampak
bingung, sulit memusatkan perhatian & mengalami
disorientasi
Stupor
Kurangnya reaksi & kepedulian thd keadaan sekitar
Tingkat kesadaran
42
Delirium
Perubahan kulitas kesadaran, disertai gg kognitif
luas. Perilaku berfluktuasi, suatu saat gaduh
gelisah, lain waktu apatis. Sering disertai halusinasi
atau ilusi. Biasanya sulit untuk memusatkan ,
mempertahankan dan mengalihkan perhatian
Tingkat kesadaran
43
koitus pd pria
Kompulsi
62