(SAP)
A. Latar Belakang
Menurut Sulastri dan Kartika (2016), Orang dengan Gangguan jiwa
(ODGJ), mengalami sindrom dengan variasi penyebab dengan perjalanan
penyakit akut dan kronis. Ganguan jiwa diperkirakan akan kambuh 50% pada
tahun pertama, 70% pada tahun kedua,dan 100% pada tahun ke lima pasca
perawatannya. Kondisi ini terjasi karena kurang dukungan dari keluarga dan
lingkungannya. Perlu intervensi yang tepat untuk meningkatkan dukungan
keluarga khususnya dalam perawatan dan pengobatan sehingga perlu adanya
edukasi kepada keluarga pasien untuk merawat pasien di rumah berupa
pengawasan minum obat.
Menurut Tarjum (2004) dalam Minarni (2015) bahwa tempat terbaik
bagi pasien skizofrenia adalah berada di tengah- tengah keluarganya,
diantaranya orang-orang yang dicintainya. Kebutuhan mereka adalah perhatian,
pengertian, dukungan, cinta dan kasih sayang. Perhatian dan kasih sayang tulus
dari keluarga dan orang-orang terdekatnya akan sangat membantu proses
penyembuhan kondisi jiwanya. Keluarga sangat penting bagi penderita
skizofrenia, dimana salah satu peran dan fungsi keluarga adalah memberikan
fungsi afektif untuk pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarganya
dalam pemberian kasih sayang. Salah satu wujud dari fungsi tersebut adalah
memberikan dukungan pada anggota keluarga yang menderita skizofrenia.
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap
penderita sakit. Fungsi dan peran keluarga adalah sebagai sistem pendukung
dalam memberikan bantuan, dan pertolongan bagi anggotanya dalam perilaku
minum obat, dan anggota keluarga akan siap memberikan pertolongan dan
bantuan ketika dibutuhkan. Dukungan keluarga yang sejalan dengan konsep
dukungan sosial terbagi dalam empat dimensi yaitu dukungan emosional,
dukungan informatif, dukungan instrumental, serta dukungan penghargaan
(Friedman, 2010).
D. Pokok Materi
1. Pengertian pengawas minum obat
2. Jenis-jenis obat yang digunakan
3. Manfaat obat
4. Keadaan yang mendukung obat untuk reaktif
5. Prinsip 5 benar obat
6. Tanda-tanda kekambuhan
7. Cara keluarga mendukung meminum obat
E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Rencana Kegiatan
Kegiatan Penyuluh Audience Waktu
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
Tahap 3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan
5 Menit
Orientasi 4. Memberikan 4. Bertanya
kesempatan untuk
bertanya
1. Melakukan apersepsi 1. Menjawab
2. menjelaskan materi 2. Mendengarkan
penuluhan
Tahap Kerja 15 menit
3. Memberikan 3. Bertanya
kesempatan keluarga
untuk bertanya
1. Melakukan evaluasi 1. Menjawab
2. Memberikan 2. Mendengarkan
Tahap reinforcement
5 Menit
Terminasi 3. Menimpulkan 3. Menyimpulkan
kegiatan bersama.
4. Salam penutup 4. Menjawab salam
H. Evaluasi
1. Evaluasi Formatif :
Evaluasi penyuluhan akan dilakukan dengan memberikan 4 pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan ke keluarga :
a) Apa saja obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa ?
b) Apa manfaat obat ?
c) Apa saja reaksi efektif dalam penggunaan obat ?
d) Apa 5 benar cara pemberian obat ?
e) Bagaimana cara mendukung pasien gangguan jiwa untuk meminum obat di
rumah?
2. Evaluasi Sumatif
keluarga dapat mampu memahami tentang pengawasan pemberian obat.
I. Daftar Pustaka
Keliat, Budi A. (2014). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta
: EGC
Stuart, Gail W. (2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC
Sulastri., Kartika, Yeyen. (2016). Psikoedukasi Keluarga Meningkatkan
Kepatuhan Minum Obat Odgj Di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. 324 Jurnal
Kesehatan, Volume VII, Nomor 2, Agustus 2016, hlm 323-328. Diakses 17 Maret 2019
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/207
MATERI
PENGAWAS MINUM OBAT
A. Definisi
Pengawas minum obat adalah orang yang ditunjuk untuk mengawasi dan
mengingatkan pasien untuk minum obat untuk menjamin seseorang
menyelesaikan pengobatan. PMO sebaiknya adalah seseorang yang dekat dan
dipercaya oleh klien sehingga klien akan menuruti ketika minum obat.
B. Jenis-Jenis Obat
Obat-obatan untuk pasien gangguan jiwa adalah :
1. Anti psikotik
a) Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik :
neuroleptika.
b) Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamin dalam otak
(diganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal.
c) Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktivitas
motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi :
delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
d) Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan : Chlorpromazine
(thorazin) disingkat (CPZ), Halloperidol disingkat Haldol,
Serenase.
2. Anti depresi
a) Efek farmakologi : mengurangi gejala depresi, penenang.
b) Efek samping : yaitu efek samping kolonergik (efek sampan terhadap
sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur,
konstipasi, hipotensi orthostatik.
c) Jenis obat yang sering digunakan : trisiklik (generik), MAO
inhibitor, amitriptyline (nama dagang).
3. Anti maniak
a) Mekanisme kerja : menghambat pelepasan serotonim dan
mengurangi sensitivitas reseptor dopamine, mengurangi
hiperaktivitas, tidak menimbulkan efek sulit tidur, mengontrol pola
tidur dan perasaan mudah tersinggung.
b) Efek farmakologi : mengurangi agresivitas, tidak menimbulkan efek
sedative, mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan
adanya flight of idea.
c) Efek samping : efek neurologik ringan : fatique, lethargi, tremor
di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi nausea,
diare.
d) Efek toksik : pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor,
kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi : pada ginjal
(meningkatkan jumlah lithium, sehingga menambah keadaan
oedema.
4. Anti cemas
Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat Antara lain :
diazepam (chlordiazepoxide).
5. Anti insomnia
Phenobarbital
6. Anti panik
Imipramine
C. Manfaat Obat
1. Membantu istirahat
2. Membantu mengendalikan emosi
3. Membantu mengendalikan perilaku
4. Membantu proses pikir (konsentrasi)
5. Membantu pasien untuk istirahat
6. Membantu pasien dalam mengendalikan emosi
7. Membantu pasien untuk proses berfikir
8. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan orang lain
D. Kefektifan Obat
Obat akan bereaksi efektif jika :
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
3. Halusinasim agresi, delusi, menarik diri menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal.
G. Tanda-tanda Kekambuhan
1. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)
2. Sulit tidur dan mondar-mandir
3. Malas berbicara dengan orang lain
4. Banyak menyendiri dan melamun
5. Malas melakukan aktifitas harian
6. Malas perawatan diri
7. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan
8. Cepat marah dan mudah tersinggung
9. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
10. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
11. Merusak alat-alat rumah tangga
12. Memukul atau melukai orang lain
13. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
14. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
15. Mengancam orang lain
16. Teriak-teriak
17. Bicara dan tertawa sendiri