Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

WAHAM

Pokok Bahasan : Skizofrenia


Sub Pokok Bahasan : Waham
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruang Poli Jiwa RSJ Jambi
Waktu : 30 menit

1. Latar belakang

Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat

seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

masalah yang sangat serius. Hampir 400 juta penduduk dunia menderita masalah

gangguan jiwa, diantara skizofrenia yang merupakan gangguan jiwa berat atau

kronis. Diperkirakan sekitar 26 juta orang di dunia mengalami skizofrenia. Satu

dari empat anggota keluarga mengalami gangguan jiwa dan seringkali tidak

terdiagnosis secara tepat sehingga tidak memperoleh perawatan dengan tepat

(WHO, 2013)

Gejala-gejala yang serius dan pola perjalanan penyakit yang kronis akan

berakibat disabilitas pada penderita skizifrenia. Gejala skizofrenia dapat dibagi

menjadi dua menjadi dua yaitu gejala negative dan gejala positif. Gejala negative

yaitu menarik diri, tidak ada atau kehilangan dorongan atau kehendak. Sedangkan

gejala positif yaitu halusinasi, waham, pikiran tidak terorganisir dan perilaku yang

aneh.

Tidak jarang penderita yang mengalami gangguan kejiwaan sering keluar

masuk rumah sakit karena mengalami kekambuhan. Faktor yang memicu sebagai
pencetus kekambuhan bermacam-macam mulai dari faktor lingkungan, keluarga,

timbulnya penyakit fisik yang diderita, maupun faktordari dalam individu sendiri

tersebut. Keluarga dan lingkungan memiliki andil besar dalam mencegah

kekambuhan penderita gangguan kejiwaan.Menurut hasil Penelitian Vaugh di

Inggris dan Snyder di Amerika serikat (Prabowo, 2010 dalam Nursia,2011)

memperlihatkan bahwa keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan,

mengkritik) diperkirakan kambuh dalam waktu 9 bulan. Hasilnya 57% kembali

dirawat dari keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi dan 17% kembali dirawat

dari keluarga dengan ekspresi emosi yang rendah.

Untuk itu keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan

lanjutan yang berkesinambungan di rumah agar dapat memberikan asuhan

keperawatan secara optimal dengan menitik beratkan pada keadaan psikososial

tanpamengabaikan fisik pasien. Sementara peran perawat dalam perawatan klien

dengan gangguan jiwa sangat penting terutama dalam memenuhi dan berupaya

seoptimal mungkin mengorentasikan klienke dalam realita, dengan cara

menciptakan lingkungan yang terapiutik, melibatkan keluarga, menjelaskan pola

prilaku klien (untuk diskusi membagi pengalaman, mengatasi masalahklien),

menganjurkan kunjungan keluarga secara teratur..

II. TUJUAN

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan jiwa selama 1 x

30menit diharapkankeluarga mampu memahami tentang waham.


B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 1 X 30 menit

diharapkan keluargaklien mampu:

1. Menjelaskan pengertian waham.

2. Menyebutkan macam-macam waham.

3. Menyebutkan tanda-tanda waham.

4. Menjelaskan penanganan/perawatan klien dengan waham dirumah oleh

keluarga.

III. WAKTU DAN TEMPAT

A. Hari/ Tanggal : Sabtu / 18 Agustus 2018

B. Waktu :10.00 wib.

C. Tempat: Ruang Poli Jiwa RSJ Jambi


IV. MATERI :

Terlampir 

V. MEDIA DAN SUMBER BAHAN

A. Media : infocus/LCD, laptop, Mikrofon dan leaflet.

B. Sumber Bahan : PKRS RSJ JAMBI

VI. METODE
Metode yang digunakan dalampenyuluhan ini adalah ceramah dan diskusi

VII. RENCANA PENYULUHAN

NO Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan

1. Pembukaan

 Salam 3 menit menjawab salam

 Memperkenalkan diri
 
 Menjelaskan tujuan
2. Penyajian materi

 Menjelaskan materi tentang : 14 menit mendengarkan dan

a.definisi waham  memperhatikan

a. Penyebab waham
b. Macam-macam waham
c. tanda dan gejala waham
d. Penanganan dan perawatan waham.
Menanyakan hal-hal
 Memberikan kesempatankepada 5 menit
yang belum di mengerti.
keluarga untuk  bertanya Merespon
 Menjawab pertanyaan yangterkait
5 menit
dengan pertanyaankeluarga klien
3.

Penutup 3 menit Menjawab salam


 Memberikan umpan balik
 Salam
VIII. SETTING TEMPAT DAN PENGORGANISASIAN

A. SETTING TEMPAT

MODERATOR PENYAJI

PESERTA PESERTA PESERTA

PESERTA FASILITATOR PESERTA

OBSERVER

B. PENGORGANISASIAN

1. Pembimbing : Daryanto, S.Kp, M. Kep, Ns. Dermanto , S.Kep

2. Penanggung Jawab : Hayuning Madiyastuti,S.Kep

3. Penyaji : Dwi Sulastri, S.Kep

4. Moderator : Egi Priandoni, S.Kep

5. Observer : Novi Haryati, S.Kep

6. Fasilitor : Fadila Hidayat, S.Kep

Uraian tugas :
1. Penanggung jawab :

- Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

2. Penyaji :

- Menyajikan/menyampaikan materi penyuluhan

- Menggali pengetahuan keluarga tentang materi penyuluhan

- Menyimpulkan materi penyuluhan.

3. Moderator :

- Membuka dan menutup penyuluhan

- Memperkenalkan mahasiswa.

- Membuat kontrak waktu dan bahasan

- Mengarahkan jalannya penyuluhan

- Memimpin diskusi

- Mengevaluasi diskusi

- Menyimpulkan kegiatan.

4. Observer :

- Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampe akhir.

- Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan.

5. Fasilitator :

- Memotivasi dan memfasilitasi keluarga untuk bertanya.

- Mengajak keluarga untuk focus pada materi yang disajikan.

- Meminimalkan gangguan dari luar yang menghambat lancarnya

penyuluhan
IX. KRITERIA EVALUASI

A. Evaluasi Struktur

- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.

- Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

B. Evaluasi proses

- Audiens berperan aktif selama kegiatan berlangsung.

- Minimal 75% dari audiens yang hadir mengikuti acara penyuluhan

sampai selesai.

C. Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan audiens mampu :

1. Menjelaskan pengertian waham

2. Menyebutkan 4 dari 5 gejala waham.

3. Menjelaskan 4 dari 5penanganan/perawatan klien dengan waham dirumah.


DAFTAR PUSTAKA

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan Jiwa.


Kemenkes RI.
Nursia. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Perawatan Berulang
Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Khusus Daerah (RDKD) Provinsi
Sulawesi Selatan. Skripsi. UIN ALAUDDIN, Makasar
Pramujiwati.D, Keliat.B.A, Wardani. I.Y. (2013).Pemberdayaan Keluarga Dan
Kader Kesehatan Jiwa DAlam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah Kronik
Dengan Pendekatan Model Precede.L.Green Di RW 06, 07 dan 10 Tanah Baru
Bogor Utara. Jurnal Keperawatan Jiwa, Vol 1 (2):170-177
Yusuf.Ah, Fitryasari. R, Nihayati. H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Jakarta, Salemba Medika
WAHAM

A. Pengertian

waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat

atau terus menerus tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk

gangguan isi pikir. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada

dalam pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan

beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita

skizofrenia (Yusuf, 2015)

B. Macam-macam Waham

1. Waham kebesaran : meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan

khusus, serta diucapkan berulang-ulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Misalnya, “ saya ini direktur sebuah bank swasta lhoo.. “, atau “ saya

punya beberapa perusahaan multinasional”.

2. Waham curiga ; meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang

berusaha merugikan/mencederai dirinya, serta diucapkan berulang-ulang

tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya “ saya tahu.. kalian semua

memasukkan racun ke dalam makanan saya “


3. Waham nihilistik : pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia

atau meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang yang tidak sesuai

dengan kenyataan, misalnya “ ini kan alam kubur yaa, semua yang ada di

sini adalah roh-roh”

4. Waham agama : memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara

berlebihan, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan, misalnya “ kalau saya mau masuk surga saya harus

membagikan uang kepada semua orang “

5. Waham somatik : meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/

terserang penyakit, serta diucapkan berulang kalitetapi tidak sesuai dengan

kenyataan. Misalnya “ saya sakit menderita penyakit ganas “ , setelah

pemeriksaan laboraturium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien

terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.

C. Tanda dan gejala waham

Ah. Yusuf (2015) menyebutkan bahwa tanda dan gejala waham dapat di

kelompokkan sebagai berikut :

1. Kognitif

a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.

b. Sulit berpikir realita.

c. Tidak mampu mengambil keputusan.

2. Afektif

a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.


b. Afek tumpul.

3. Perilaku dan hubungan sosial

a. Hipersensitif

b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal.

c. Depresif

d. Ragu-ragu

e. Mengancam secara verbal

f. Aktifitas tidak tepat

g. Stereotif

h. Impulsif

i. curiga

4. Fisik

a. Kebersihan kurang

b. Muka pucat

c. Sering menguap

d. Berat badan turun

e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur.

D. Cara Penanganan dan Perawatan Pasien dengan Waham

1. Hindari mendebat pasien dengan wahamnya

2. Hindari mendukung waham.

3. Jika waham timbul, kontak dengan pasien singkat tapi sering.

4. Membantu aktifitas menjdai mandiri


5. Therapi obat

E. Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Dengan Waham

Irmansyah dalam Nursia (2011) menjelaskan ada beberapa hal yang perlu di

lakukan oleh keluarga dalam menghadapi angota keluarga yang menderita

gangguan jiwa :

1. Memastikan pasien minum obat dengan benar

2. Memotivasi dan membawa penderita untuk kontrol ke dokter secara teratur.

3. Memberi dukungan, kehangatan dan perhatian pada penderita.

4. Menerima keadaan penderita apa adanya, tidak selalu menyalahkan atau

mengucilkan penderita.

5. Melibatkan penderita pada kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan

kemampuan penderita

6. Menyerahkan beberapa tanggung jawab yang sesuai dengan keadaan

penderita.

7. Sedapat mungkin menghindari terjadinya masalah kehidupan yang terlalu

berat bagi penderita yang dapat menimbulkan tekanan (stress) pada

penderita.

F. STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA

1. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien.


2. Diskusikan dengan keluarga tentang :

a. Cara merawat pasien waham di rumah

b. Follow up dan keteraturan pengobatan

c. Lingkungan yang tepat untuk pasien.

3. Diskusikan dengan keluarga tentag obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi,

efek samping, akibat penghentian obat)

4. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi

segera.

Anda mungkin juga menyukai