Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial.
Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat
seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah
yang sangat serius. Hampir 400 juta penduduk dunia menderita masalah gangguan jiwa,
diantaranya skizofrenia yang merupakan gangguan jiwa berat atau kronis.
Saat ini diperkirakan sekitar 26 juta orang didunia akan mengalami
skizofrenia. Satu dari empat anggota keluarga mengalami gangguan jiwa dan seringkali
tidak terdiagnosis secara tepat sehingga tidak memperoleh perawatan dan pengobatan
dengan tepat (World Health Organization/ WHO, 2013). Hal tersebut menunjukkan
bahwa masalah gangguan jiwa didunia menjadi masalah yang sangat serius dan menjadi
masalah kesehatan global.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menunjukkan bahwa
prevalensi gangguan jiwa 1-2 orang per 1.000 penduduk. Diperkirakan sekitar 400 ribu
orang yang mengalami skizofrenia. Dari jumlah tersebut sekitar 57.000 orang pernah
atau sedang di pasung.Hasil penelitian menunjukkan, sekitar 80% pasien yang dirawat
di RSJ dengan gangguan skizofrenia yaitu 25% pasien skizofrenia dapat sembuh, 25%
dapat mandiri, 25% membutuhkan bantuan, dan 25% kondisi berat (Efendi, 2009).
Menurut yosep dan sutini (2014), lebih dari 90 klien dengan skizofrenia
mengalami halusinasi. Klien yang mengalami halusinasi dapat menjadi hilang kontrol
terhadap dirinya sehingga dapat membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain serta
lingkungannya. Klien dapat melakukan bunuh diri (suicide), membunuh atau melukai
orang lain (homicide), dan bahkan merusak lingkungan (suryaningsih, sedywinarso,
dan warsini, 2007).
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah halusinasi pendengaran, 20% mengalami
halusinasi penglihatan dan 10% mengalami halusinasi lainnya yaitu pengecapan dan
perabaan (Rahmawati 2014)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengenal
halusinasi pada salah satu anggota keluarganya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang halusinasi, diharapkan pasien dan
keluarga mampu:
a. Menyebutkan pengertian halusinasi
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi halusinasi
c. Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi
d. Menjelaskan jenis jenis halusinasi
e. Menjelaskan cara mencegah halusinasi.
f. Menjelaskan penatalaksanaan halusinasi.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Penyuluhan tentang “Perilaku Halusinasi”
2. Sasaran
Pasien penderita perilaku halusinasi.
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
4. Media dan Alat
a. Power point
b. Infocus
5. Waktu dan Tempat
Hari : Rabu
Jam : Jam 9.30 s/d 10.10 WIB
Tempat : Di Rumah Sakit
6. Pengorganisasian
Moderator : Harmita Novia
Penyaji : Melida
Fasilitator : Iin Rahyuni & Rahmi Yance
Observasi : Meiky Sundari

a. Moderator
 Membuka dan menutup acara
 Memperkenalkan anggota kelompok
 Memperkenalkan dosen pembimbing
 Menjelaskan tentang topik penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu, bahasa, tujuan dan tata tertib penyuluhan.
 Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
 Menjaga kelancaran acara
 Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak
dipahami.
b. Pemateri
 Mempresentasikan materi
 Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
 Menyimpulkan materi
 Mengucapkan salam
c. Fasilitator
 Bersama moderator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan
 Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya
 Menjadi contoh kegiatan
 Menjawab pertanyaan
d. Observer
 Mengamati jalannya kegiatan
 Mengevaluasi kegiatan
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
7. Kegiatan Penyuluhan

No KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN AUDIENS/SASARAN WAK


TU
1. Pendahuluan:
 Moderator memberi salam.  Menjawab salam 5
 Moderator memperkenalkan diri dan  Mendengarkan dan memperhatikan menit
anggota kelompok.
 Moderator menjelaskan tentang topik  Mendengarkan dan memperhatikan

penyuluhan.
 Moderator menjelaskan kontrak  Mendengarkan dan memperhatikan

waktu, tujuan dan tata tertib


penyuluhan.
2. Pelaksanaan:
 Pemateri mengkaji pengetahuan  Mengemukakan pendapat. 30
keluarga pasien tentang pengertian menit
halusinasi.
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan

 Menjelaskan tentang pengertian  Mendengarkan dan memperhatikan

halusinasi.
 Mengemukakan pendapat.
 Pemateri mengkaji pengetahuan
keluarga pasien tentang faktor yang
mempengaruhi halusinasi
 Mendengarkan.
 Memberikan reinforcement positif.
 Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi halusinasi.
 Mengemukakan pendapat.
 Pemateri mengkaji pengetahuan
keluarga pasien tanda dan gejala
halusinasi.  Mendengarkan.
 Memberikan reinforcement positif.  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan apa apa saja tanda dan
gejala halusinasi.  Mengemukakan pendapat.
 Pemateri mengkaji pengetahuan
keluarga pasien tentang jenis jenis
halusinasi.  Mendengarkan.
 Memberikan reinforcement positif.  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan tentang jenis-jenis
halusinasi.  Mengemukakan pendapat
 Pemateri mengkaji pengetahuan
keluarga pasien tentang cara
mencegah halusinasi.  Mendengarkan.

 Memberikan reinforcement positif.  Mendengarkan dan memperhatikan

 Menjelaskan tentang cara mencegah


 Memberikan pendapat.
halusinasi.
 Pemateri mengkaji pengetahuan
keluarga pasien mengenai
 Mendengarkan
penatalaksanaan halusinasi
 Mendengarkan dan memperhatikan
 Memberikan reinforcement positif.
 Menjelaskan tentang penatalaksaan
halusinasi.
3. Penutup:
 Meminta klien untuk mengulang  Mengemukakan pendapat 5
kembali beberapa informasi yang menit
telah diberikan
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan

 Menyimpulkan materi penyuluhan  Mendengarkan dan memperhatikan

secara bersama
 Menjawab salam
 Memberikan salam penutup
8. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji : Moderator

: Peserta : Pembimbing

: fasilisator : Observer
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya
rangsang nyata terhadap indra. Kualitas dari persepsi itu dirasakan oleh penderita
sangat jelas, substansial dan berasal dari luar ruang nyatanya. Definisi ini dapat
membedakan halusinasi dengan mimpi, berkhayal, ilusi dan pseudohalusinasi (tidak
sama dengan persepsi sesungguhnya, namun tidak dalam keadaan terkendali). Contoh
dari fenomena ini adalah di mana seseorang mengalami gangguan penglihatan, di mana
ia merasa melihat suatu objek, namun indra penglihatan orang lain tidak dapat
menangkap objek yang sama.
Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi
pada saat individu sadar dengan baik. (Stuart & Sundenn, 1998).
Halusinasi, atau salah persepsi indrawi yang tidak berhubungan dengan
stimulus eksternal yang nyata, mungkin melibatkan salah satu dari lima indra.
(Townsend, 2002).

B. Faktor Yang Mempengaruhi Halusinasi


Faktor yang mempengaruhi halusinasi terbagi 2, yaitu:
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
Tugas perkembangan terganggu, misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan tidak mampu mandiri sejak kecil.
b. Faktor sosio kultural
Seseorang merasa tidak diterima lingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, tidak percaya pada lingkungannya.
c. Faktor biokimia :
Stres yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neuokimia.
d. Faktor Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif berpengaruh pad ketidakmampuan mengambil
keputusan yang tepat demi masa depannya, lebih memilih kesenangan sesaat.
e. Faktor genetik dan pola asuh
Faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada
halusinasi.

2. Faktor Presipitasi
a. Faktor Biologis.
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak
akibatnya tidak mampu secara selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh
otak untuk di interpretasikan.
b. Faktor Stress Lingkungan
Ambang toleransi stress berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk
menentukan terjadinya perilaku.
c. Sumber Koping
Mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.

C. Tanda dan Gejala Halusinasi.


1. Bicara, senyum, dan tertawa sendiri
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain, dan lingkungan )dan takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.

D. Jenis-Jenis Halusinasi.
1. Halusinasi Pendengaran (audio)
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukkan persepsi yang salah dari
bunyi, musik, kebisingan, atau suara. Pada penderita skizofrenia, gejala umum
adalah mendengar suara orang yang bercakap-cakap dan berkomentar. Ketika ia
mendengar suara-suara berbicara, biasanya itu adalah suara dua orang atau lebih
yang berbicara pada satu sama lain. Ia mendengar kritikan atau komentar tentang
dirinya, perilakunya, atau pikirannya, dan ia biasanya menjadi orang ketiga (seperti,
“tidak, dia bodoh”). Di lain waktu, suara dapat memberitahunya untuk melakukan
sesuatu (hal ini sering disebut sebagai perintah halusinasi).
2. Halusinasi Pengecapan (gustatorius)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa. Biasanya, pengalaman
ini tidak menyenangkan. Misalnya, seorang individu mungkin mengeluh telah
mengecap rasa logam secara terus-menerus. Jenis halusinasi ini sering terlihat di
beberapa gangguan medis (seperti epilepsi), dibandingkan dengan penderita
gangguan mental.
3. Halusinasi Penciuman (olfaktori)
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada. Bau ini biasanya
tidak menyenangkan, seperti bau muntah, urin, feses, asap, atau daging yang
membusuk. Kondisi ini juga sering disebut sebagai phantosmia dan dapat
diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman. Kerusakan
mungkin disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak, atau paparan zat-zat beracun
atau obat-obatan. Phantosmia ini juga dapat disebabkan oleh epilepsi.
4. Halusinasi Sentuhan (taktil)
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau sesuatu
yang terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa
seperti ada sesuatu yang merangkak di bawah atau pada kulit (ini juga dikenal
sebagai formikasi). Contoh lain termasuk perasaan tersetrum pada tubuh, atau
merasa disentuh orang lain tetapi sebenarnya tidak ada orang di sekitarnya. Sensasi
fisik yang berasal dari gangguan medis dan hypochondriacal preoccupations
dengan sensasi fisik normal tidak termasuk sebagai halusinasi somatik.
5. Halusinasi Penglihatan (visual)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan. Isi dari halusinasi
dapat berupa apa saja (seperti bentuk, warna, dan hilatan cahaya), tetapi biasanya
orang atau tokoh-tokoh seperti manusia. Misalnya, seseorang merasa ada orang
berdiri di belakangnya meskipun tidak ada siapa-siapa. Terkadang seseorang
mungkin mengalami persepsi yang salah dari salah satu tokoh yang berkaitan
dengan agama (seperti setan).
6. Halusinasi Somatik
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan
nyeri yang parah, misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi. Pasien juga
melaporkan bahwa ia mengalami penyerangan oleh hewan pada tubuh mereka,
seperti ular merayap ke dalam perut.

E. Cara Mencegah Halusinasi.


1. Hindari melakukan aktivitas yang melampaui ambang ketahanan diri
2. Jangan menyimpan dendam/sakit hati, karena akan merusak jiwa sendiri
3. Hindari ketergantungan terhadap alkohol
4. Cari kesibukan yang positif,
5. Jangan biarkan diri hanyut dalam lamunan tak menentu
6. Bergaul/berkomunikasi dengan lingkungan
7. Dengarkan music lembut
8. Membaca /menulis

F. Penatalaksanaan Halusinasi
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara:
1. Menciptakan Lingkungan Yang Terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien
akibat halusinasi, sebaiknya pada permulaan pendekatan di lakukan secara
individual dan usahakan agar terjadi knntak mata, kalau bisa pasien di sentuh atau
di pegang. Pasien jangan di isolasi baik secara fisik atau emosional. Setiap perawat
masuk ke kamar atau mendekati pasien, bicaralah dengan pasien. Begitu juga bila
akan meninggalkannya hendaknya pasien di beritahu. Pasien di beritahu tindakan
yang akan di lakukan.
Di ruangan itu hendaknya di sediakan sarana yang dapat merangsang
perhatian dan mendorong pasien untuk berhubungan dengan realitas, misalnya jam
dinding, gambar atau hiasan dinding, majalah dan permainan.
2. Melaksanakan Program Terapi Dokter.
Sering kali pasien menolak obat yang di berikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya. Pendekatan sebaiknya secara persuatif
tapi instruktif. Perawat harus mengamati agar obat yang di berikan betul di
telannya, serta reaksi obat yang di berikan.
3. Menggali Permasalahan Pasien dan Membantu Mengatasi Masalah Yang Ada.
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali
masalah pasien yang merupakan penyebab timbulnya halusinasi serta membantu
mengatasi masalah yang ada. Pengumpulan data ini juga dapat melalui keterangan
keluarga pasien atau orang lain yang dekat dengan pasien.
4. Memberi aktivitas pada pasien.
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya
berolah raga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini dapat membantu
mengarahkan pasien ke kehidupan nyata dan memupuk hubungan dengan orang
lain. Pasien di ajak menyusun jadwal kegiatan dan memilih kegiatan yang sesuai.
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan.
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya di beritahu tentang data pasien
agar ada kesatuan pendapat dan kesinambungan dalam proses keperawatan, misalny
dari percakapan dengan pasien di ketahui bila sedang sendirian ia sering mendengar
laki-laki yang mengejek. Tapi bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak
terdengar jelas. Perawat menyarankan agar pasien jangan menyendiri dan
menyibukkan diri dalam permainan atau aktivitas yang ada. Percakapan ini
hendaknya di beritahukan pada keluarga pasien dan petugaslain agar tidak
membiarkan pasien sendirian dan saran yang di berikan tidak bertentangan.
9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur.
1) Persiapan pasien dan keluarga sudah terlaksana dengan baik berupa
kontrak waktu, topik, dan tempat
2) Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes
3) Peran dan fungsi masing masing sesuai dengan yang diRencanakan
b. Evaluasi Proses.
1) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
2) Klien/pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Klien/pasien berperan aktif dalam penyuluhan
4) Klien/pasien menghadiri acara penyuluhan
5) Alat dan media yang digunakan sesuai dengan rencana
c. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan tentang perilaku halusinasi, diharapkan
masyarakat mampu :
1) 75% dari keluarga pasien mampu menjelaskan pengertian halusinasi
2) 75% dari keluarga pasien mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi
halusinasi.
3) 70% dari keluarga pasien mampu menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
4) 70% dari keluarga pasien mampu menjelaskan jenis-jenis halusinasi.
5) 70% dari keluarga pasien mampu menjelaskan cara mencegah halusinasi.
6) 70% dari keluarga pasien mampu menjelaskan penatalaksanaan halusinasi.
LAPORAN OBSERVER
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Halusinasi

http://baim07.blogspot.com/2017/03/satuan-acara-penyuluhan-sap-halusinasi.html

https://hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/7-jenis-halusinasi/

https://www.kompasiana.com/tjiptadinataeffendi21may43/54f5e5dca33311a1768b45cf/
halusinasi-dan-penyebabnya-serta-cara-pencegahannya?page=all
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“HALUSINASI”

Disusun Oleh:

Iin Rahyuni (01701006)

Nama Anggota Kelompok:

Harmita Novia

Iin Rahyuni

Meiky Sundari

Melida

Rahmi Yance

Dosen Pembimbing:

Ns. Ira Sri Budiarti, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AMANAH PADANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai