Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN HALUSINASI

DIRUANG ELANG RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM

Disusun Oleh :
Anggun Paramita P07220219079
Liga Eltalia P07220219200
Florentina Theresia Rinny P07220219090
Raisyah Chairunnisya P07220219112
Muhammad Robbani R. P07220219105
Putri Anisa Dewi P07220219109
Said Ahmad Farid P07220219114
Rinawati P07220219117
Nur Sajida P07220219106

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

CARA MERAWAT PASIEN DENGAN HALUSINASI

Topik : Cara merawat pasien gangguan jiwa dengan halusinasi

Sub Topik : Cara keluarga dalam merawat pasien gangguan jiwa

dengan

halusinasi

Sasaran : Keluarga pasien dengan gangguan jiwa halusinasi RSJD

Atma Husada Mahakam

Tempat : Ruang Elang RSJD Atma Husada Mahakam

Hari/ Tanggal : Senin,24 Januari 2022

Waktu : 20 menit

Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes kal-Tim Prodi Profesi


Ners Tahap Sarjana Terapan Keperawatan

A. Latar Belakang
Satu dari empat orang di dunia akan terkena gangguan jiwa pada satu
tahap dalam kehidupannya, demikian laporan organisasi kesehatan dunia
WHO pada tahun 2012. Sekitar 450 juta orang kini telah menderita gangguan
seperti itu, sehingga menempatkan penyakit jiwa sebagai penyakit utama
dunia. Pengobatan memang dapat dilakukan, tetapi hampir dua pertiga dari
penderita gangguan jiwa tidak pernah mencari bantuan profesional kesehatan
yang dapat menanganinya. Hal ini terjadi karena cap buruk yang diberikan
masyarakat terhadap gangguan jiwa (Suliswati, 2016).
Belum lagi deskriminasi dalam memperlakukan mereka, serta
ketidakpedulian masyarakat dalam pencegahan gangguan jiwa. Gangguan
jiwa bukanlah kesalahan seseorang. Pada kenyataanya, jika ada kesalahan,
maka hal
ini biasanya lebih mengarah pada bagaimana cara kita merespon orang yang
mengalami gangguan mentalnya (Suliswati, 2016).
Paradigma baru diperlukan dalam menangani penyandang gangguan jiwa.
Diperlukan pengetahuan yang cukup bagi setiap orang yang memiliki
kecenderungan gangguan jiwa beserta keluarganya untuk mendeteksi secara
dini gejala gangguan jiwa, kekambuhan ataupun perawatannya. Peran
keluarga juga merupakan pendukung yang sangat penting untuk kesembuhan
klien dengan gangguan jiwa. Klien gangguan jiwa dengan perubahan persepsi
sensori : Halusinasi tidaklah sedikit di Indonesia. Banyak yang datang ke
Rumah Sakit Jiwa karena merasa adanya bisikan-bisikan, melihat, merasakan
hal-hal yang sebenarnya orang lain tidak merasakan. Dalam hal ini diperlukan
adanya suatu pendidikan kesehatan baik terhadap klien maupun keluarga
untuk mengurangi adanya gejala dari gangguan jiwa khususnya Halusinasi
yang bisa dilakukan di rumah (Townsend, 2014)

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dapat mengenal
halusinasi dan cara mengontrolnya.
2. Tujuan Instruksioanl Khusus (TIK)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta
mampu :
a. Menjelaskan pengertian halusinasi
b. Menyebutkan jenis halusinasi
c. Menyebutkan penyebab halusinasi
d. Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi
e. Menyebutkan cara merawat pasien dengan halusinasi
C. Kegiatan Penyuluhan
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 2 menit a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dan penyaji
menyebutkan materi yang akan Memberikan umpan
balik
diberikan
d. Kontrak waktu
Menggali pengetahuan peserta
tentang stunting
2. Penyajian 10 menit a. Pengertian halusinasi a. Memperhatikan
(Inti) b. Jenis-jenis halusinasi b. Mendengarkan
c. Penyebab halusinasi penyaji
d. Tanda dan gejala halusinasi c. Memberikan
e. Cara merawat pasien dengan umpan balik
halusinasi
f. Tanya jawab
3. Evaluasi 5 menit a. Memberikan pertanyaan a. Menjawab
kepada peserta tentang materi pertanyaan yang
dan memberikan reward bila diberikan
berhasil menjawab dengan
benar
4. Penutup 3 menit a. Menyimpulkan hasil a. Mendengarkan
penyuluhan dan menjawab
b. Kontrak waktu selanjutnya salam
c. Mengucapkan terima kasih dan
memberikan salam penutup
D. Setting Tempat

Keterangan :

: Penyuluh

: Peserta penyuluhan

E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. PPT/ LCD

F. Metode
Ceramah

G. Materi
Terlampir (Lampiran 1)

H. Evaluasi
Pertanyaan lisan :
1. Jelaskan pengertian halusinasi!
2. Sebutkan jenis halusinasi, minimal 3!
3. Sebutkan 3 penyebab halusinasi!
4. Sebutkan tanda dan gejala halusinasi, minimal 3!
5. Sebutkan cara merawat pasien dengan halusinasi!

I. Jawaban Pertanyaan
Terlampir (Lampiran 2)
J. Daftar Pustaka
Ade Herman, S.D. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Damaiyanti, M. Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : PT
Refika Aditama
Direja, A. Herman., 2011, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta
: Nuha Medika
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan
Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan
SP). Jakarta : Salemba Medika.
Keliat, B. A., 2006, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Cetakan 1. Jakarta :
Trans Info Medika.
Yosep, I., 2009, Keperawatan Jiwa, Bandung : Refika Aditama
Lampiran 1 Materi Penyuluhan

CARA MERAWAT PASIEN DENGAN HALUSINASI

A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011).
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar/bangun, dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Trimelia, 2011).

B. Jenis-Jenis Halusinasi
Ada beberapa jenis halusinasi, Yosep (2007), membagi halusinasi menjadi
8 jenis yaitu :
1. Halusinasi Pendengaran (Auditif, Akustik)
Paling sering dijumpai dapat berupa klien mendengar suara atau bunyi
yang tidak dapat didengar orang lain yang terdengar seperti sebuah kata
atau kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditujukan kepada
penderita sehingga tidak jarang penderita bertengkar atau berdebat
dengan suara-suara tersebut.
2. Halusinasi Penglihatan (Visual, Optik)
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik). Biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan
rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.
3. Halusinasi Penciuman (Olfaktorik)
Halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau
dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai
kombinasi moral.
4. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penciuman. Penderita merasa mengecap sesuatu.
5. Halusinasi Perabaan (Taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak di
bawah kulit.

C. Penyebab Halusinasi
1. Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf – syaraf
pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang mungkin
timbul adalah : hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan
muncul perilaku menarik diri.
b. Psikologis
Keluarga pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respons psikologis klien, sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah : penolakan atau
tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti : kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor. Pada halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu :
1) With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asyik dengan
pengalaman internalnya.
2) Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan ( alam mengalihkan respon kepada sesuatu atau
seseorang ).
3) Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari-hari untuk memproses
masalah dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.
Pada klien dengan halusinasi, biasanya menggunakan pertahanan diri
dengan menggunakan pertahanan diri dengan cara proyeksi yaitu untuk
mengurangi perasaan emasnya klien menyalahkan orang lain dengan
tujuan menutupi kekurangan yang ada pada dirinya.

D. Tanda dan Gejala Halusinasi


Menurut Budi Ana Keliat (2006) tanda dan gejala halusinasi yaitu,
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat memusatkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya), takut
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung
E. Cara Merawat Pasien dengan Halusinasi
1. Katakan dalam hati : saya tidak mau dengar kamu (pada saat halusinasi terjadi).
2. Menemui orang lain untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengar.
3. Membuat jadual sehari-hari agar halusinasi tidak sempat muncul.
4. Menggunakan obat dengan baik dan benar
5. Meminta teman, keluarga atau perawat menyapa jika tampak bicara sendiri.
6. Memantau dan memenuhi obat untuk pasien
7. Jika pasien terlihat bicara sendiri atau tertawa sendiri maka segera disapa
atau ajak bicara
8. Kontrol keadaan klien
9. Segera bawa ke Rumah Sakit jika halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri dan orang lain.
Lampiran 2 Jawaban Pertanyaan
DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

No. Pertanyaan Jawaban


1. Jelaskan pengertian Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
halusinasi! jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan,
parabaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada
(Damaiyanti, 2012).

2. Sebutkan jenis a. Halusinasi pendengaran (auditif, akustik)


halusinasi, minimal 3! b. Halusinasi penglihatan (visual, optik)
c. Halusinasi penciuman (olfaktorik)
d. Halusinasi pengecapan (gustatorik)
e. Halusinasi perabaan (taktil)
f. Halusinasi seksual
g. Halusinasi kinesthetik
h. Halusinasi visceral
3. Sebutkan 3 penyebab a. Faktor predisposisi/ faktor pendukung :
halusinasi! 1) Biologis
2) Psikologis
3) Sosial budaya
b. Faktor presipitasi/ faktor pencetus :
1) Biologis
2) Stres lingkungan
3) Sumber koping
4. Sebutkan tanda dan a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri
gejala halusinasi, b. Menarik diri dan menghindar dari orang
minimal 3! lain
c. Tidak dapat membedakan antara keadaan
nyata dan tidak nyata
d. Tidak dapat memusatkan perhatian
e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri,
orang lain dan lingkungannya), takut
f. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung

5. Sebutkan cara merawat a. Jangan biarkan pasien sendiri


pasien dengan halusinasi! b. Anjurkan pasien untuk terlibat dalam
kegiatan rumah (buat jadwal)
c. Bantu pasien untuk berlatih cara
menghentikan halusinasi
d. Memantau dan memenuhi obat untuk
pasien
e. Jika pasien terlihat bicara sendiri atau
tertawa sendiri maka segera disapa atau
ajak bicara
f. Kontrol keadaan klien
g. Segera bawa ke Rumah Sakit jika
halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri dan orang lain.
Lampiran 3 Media (Leaflet)

Anda mungkin juga menyukai