Disusun oleh:
Lailatul Mukaroma
155070200111025
Kelompok 4 / Reguler 1
PSIK 2015
1
2
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang kram otot diharapkan
lansia mampu memahami, menyadari dan menerapkan perilaku sehat.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan lansia mampu:
a. Menjelaskan pengertian Kram Otot
b. Menjelaskan penyebab Kram Otot
c. Menjelaskan akibat Kram Otot
d. Menjelaskan penatalaksanaan Kram Otot
e. Menjelaskan tindakan preventif Osteoarthritis
f. Melakukan kompres air hangat
B. Materi
Menjelaskan pengertian Kram Otot
Menjelaskan penyebab Kram Otot
Menjelaskan akibat Kram Otot
Menjelaskan penatalaksanaan Kram Otot
Menjelaskan tindakan preventif Osteoarthritis
Melakukan kompres air hangat
C. Metode
a. Diskusi
b. Simulasi + praktik
c. Tanya Jawab
Kegiatan
No Susunan Kegiatan Pengajar Kegiatan Waktu Media
Kegiatan Peserta Didik
Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Perawat telah menyiapkan materi dan alat bantu (SOP, alat bahan dan
kuesioner) untuk menyampaikan materi dan digunakan sesuai dengan
waktu pada rancangan kegiatan
Dengan kuisioner, perawat dapat mengevaluasi pengetahuan dan
pemahaman terhadap kondisi dan penanganan kram otot setelah materi
diajukan
b. Evaluasi proses
Proses diskusi sesuai dengan kontrak waktu yang telah disetujui
Selama kegiatan diskusi, lansia mendengarkan apa yang disampaikan
pengajar dengan baik dan menunjukkan sikap antusias (bertanya)
c. Evaluasi hasil
Klien mampu menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan oleh
perawat saat ditanyakan
Hasil pertanyaan >2 jawaban benar
5
Lampiran 1 (Materi)
OSTEOARTHRITIS
2. Penyebab Osteoarthritis
Kram biasa terjadi pada seseorang yang sehat, terutama setelah melakukan
aktivitas yang berat. Beberapa orang lainnya mengalami kram pada tungkainya
ketika sedang tidur malam. Kram bisa disebabkan kurangnya aliran darah ke otot
yakni adanya penumpukan asam laktat pada aliran darah akibat kurang
sempurnanya metabolisme
Pada otot bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau
kekurangan cairan dan elektrolit, terutama kekurangan kalium dan natrium yang
sering terjadi pada olahragawan. Bisa juga akibat trauma pada tulang dan otot
yang bersangkutan atau kekurangan magnesium.
Beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya kram. Seperti, obat
pelancar kemih, dan penurun lemak. Termasuk kekurangan vitamin seperti B1
atau thiamine, B5 pantothenic acid dan B6 atau pyridoxine. Kontraksi ini juga
bisa terjadi akibat sirkulasi ke otot yang kurang baik karena tingginya kolesterol
dalam darah atau pembuluh darah yang mudah rusak. Misalnya, pada penderita
6
Hipertrofi
Hipertrofi terjadi karena sel mempunyai kemampuan adaptasi yakni
kemampuan untuk menyesuaikan diri dan berubah dan hal ini memungkinkan sel
dapat hidup dalam lingkungan yang berubah. Penyebabnya adalah fungsi
maupun beban kerja yang berlebihan maupun rangsangan hormon secara
spesifik sehingga ukuran sel akan membesar. Pada atlet, hal ini dapat terjadi
karena latihan yang terus-menerus dan konsumsi protein.
Inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi jaringan hidup terhadap jejas. Inflamasi
merupakan reaksi pembuluh darah, pembuluh limfe, plasma, sel darah dan
syaraf. Gejala kliniknya adalah rubor, kalor, dolor, tumor dan functiolaesa. Kram
otot yang terjadi akibat trauma pada otot ataupun karena penggunaan yang
berlebihan kadang dapat menyebabkan terjadinya inflamasi. Maka untuk
mengatasinya diperlukan kompres air dingin di sekitar area kram bukan tepat di
atas area yang kram.
Mengingat sifat kram otot yang datang tiba-tiba dan tidak disertai tanda
sebelumya, tindakan preventif pun diperlukan untuk meminimalkan kemungkinan
hal tersebut terjadi. Berikut adalah beberapa hal tersebut diantaranya:
1. Mandi atau kompres dengan air hangat setelah beraktivitas seharian setiap
kali sebelum tidur untuk mengendurkan seluruh otot yang tegang.
3. Hindari melakukan olah raga atau aktivitas berat secara tiba-tiba. Oleh
karena itu, lakukan pernafasan secara benar sebelum berolah raga atau
melakukan aktivitas fisik dan melakukan dan lakukan pendinginan setelah
selesai. Hal tersebut akan memberikan kesempatan bagi otot untuk
menyesuaikan diri sehingga tidak menimbulkan kram. Akan lebih baik jika
pemanasan ini dilakukan setiap pagi setelah bangun tidur, dengan melakukan
senam kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Anne Griffin Perry, A. Potter. 2005. Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta:
EGC
I. Pengertian
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang
menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres
hangat dengan suhu 45°-50,5°C dapat dilakukan dengan menempelkan
kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri (Tarwoto,
2006)
II. Tujuan
III. Indikasi
1. lansia yang punya penyakit persendian (nyeri sendi)
2. lansia dengan penyakit nyeri otot
V. Prosedur Tindakan
Cara kerja menurut (Hidayat & Musrifatul, 2008).
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 45°-50,5°C
4. Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
5. Masukkan kantung karet kedalam kain.
6. Tempatkan kantung karet pada daerah pinggang dengan posisi miring
kanan atau miring kiri.
a. Angkat kantung karet tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi
kantung karet dengan air hangat lakukan kompres ulang jika ibu
menginginkan
b. Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada
menit ke 15-20.
c. Cuci tangan.
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan
pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi
kekakuan.Selain itu, kompres hangat juga berfungsi
menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang
terbaik, terapi kompres hangat dilakukan selama 20 menit dengan
1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari
menit ke 15-20 selama tindakan.
VI. Evaluasi
1. Respon klien secara verbal setelah dilakukan perlakuan
2. Dilakukan ulang pengukuran sekala nyeri.
VII. Dokumentasi
1. Waktu pelaksanaan
2. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang dilakukan dan di
evaluasi
3. Nama perawat yang melaksanakan.
Lampiran 3:Kuesioner
1. Mandi atau berendam dengan air hangat setelah beraktivitas seharian setiap
kali sebelum tidur untuk mengendurkan seluruh otot yang tegang.