Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Cara Mencegah dan Mengatasi Diare di Rumah

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAGIR
Jl Raya Pandanrejo Np. 61 Kec. Wagir Telp (0341) 834666
e-mail: puskesmaswagir@gmail.com website: puskesmaswagir@weebly.com
kode pos 65158
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Cara Mencegah dan Mengatasi Diare di Rumah
Pokok Bahasan : Cara Mencegah dan Mengatasi Diare di Rumah
Sasaran : Pasien Puskesmas Wagir dan Masyarakat Wagir
Tempat : Puskesmas Wagir, Kantor Desa Dalisodo
Waktu : 10 menit
Metode : Penyuluhan, diskusi
Media : Poster, Leaflet

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare adalah penyakit yang sampai saat ini masih menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang penting karena sering menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan jika penanganannya tidak tepat dapat berujung
pada kematian (Pratiwi, Yuniar and Erawan, 2017). Diare merupakan sindrom
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat,
mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3
kali atau lebih dalam sehari (Fida and Maya, 2012). Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya diare adalah mengonsumsi makanan yang tidak terjamin
kebersihan, kurangnya air bersih, kebersihan yang buruk dan lingkungan yang
jelek (Wong, 2009).

Menurut Rapid Survey Diare tahun 2015, pada tahun 2017 jumlah penderita
diare semua umur (SU) yang dilayani di sarana kesehatan sebanyak 4.274.790
penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 4.504.524 penderita
atau 62,93% dari perkiraan diare di sarana kesehatan. Insiden diare semua umur
secara nasional adalah 270/1.000 penduduk. (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2019).

Kejadian diare dapat terjadi pada semua kelompok umur. Namun, kelompok
usia anak-anak adalah kelompok usia yang paling rentan terkena diare karena
daya tahan tubuhnya yang masih lemah (Widoyono, 2011). Anak usia sekolah
merupakan salah satu kelompok yang rentan atau beresiko terkena diare karena
sebagian besar anak usia sekolah masih berperilaku yang berisiko untuk terkena
penyakit diare. Diare kronis menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) serta
mengancam jiwa terutama pada anak-anak dan orang-orang yang kekurangan
gizi atau memiliki gangguan kekebalan (WHO, 2017). Bila tidak mendapatkan
penanganan yang tepat, anak yang menderita diare bisa terganggu karena
kurang asupan gizi dan diare dapat menyebabkan kematian bila dehidrasi tidak
ditangani dengan segera. (Fida and Maya, 2012)

B. TUJUAN
g.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari diadakannya penyuluhan “Cara Mencegah dan Mengatasi
Diare di Rumah” adalah agar masyarakat memahami tentang bagaimana cara
menanggulangi diare di rumah.
g.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyuluhan “Cara Mencegah dan Mengatasi Diare di
Rumah” adalah :
1. Masyarakat mengetahui tentang penyakit diare, gejala serta bahaya diare.
2. Masyarakat mengetahui dan memahami cara mencegah dan mengatasi
diare.
3. Masyarakat mengetahui cara membuat dan menggunakan oralit dan
larutan gula garam.
4. Masyarakat mengetahui kapan harus mencari pengobatan lanjutan untuk
diare.
C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari Rabu- Senin, 10-15 Mei 2023
D. METODE
Metode promosi kesehatan yang dilakukan menggunakan metode penyuluhan.
E. MEDIA
Media merupakan alat bantu yang digunakan oleh penyuluh dalam
menyampaikan pesan atau informasi kesehatan agar informasi lebih dapat
diterma oleh penerima pesan. Media promosi kesehatan ditentukan dengan
memperhatikan latar belakang sasaran penyuluhan (Gejer, et.al, 2017: 18).
Penyuluh memilih menggunakan media promosi kesehatan berupa poster dan
leaflet informasi kesehatan yang telah disesuaikan dengan latar belakang
sasaran. Selain itu untuk pelaksanaan penyuluhan ini menggunakan pre dan
post test untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta penyuluhan setelah
mendengarkan dan membaca materi yang diberikan dan melakukan diskusi
terkait topik penyuluhan yang diangkat.

F. RINCIAN ACARA
Rincian kegiatan penyuluhan “Cara Mencegah dan Mengatasi Diare di Rumah”
dapat dilihat sebagaimana pada tabel 1 dibawah.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Penyuluhan Penyimpanan Obat yang Benar
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
a. Membuka acara dengan Menjawab
mengucapkan salam salam
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan
09.00-09.01 1 menit Pendahuluan
penyuluh
c. Menyampaikan maksud Mendengarkan
dan tujuan penyuluh
a. Menyampaikan informasi
seputar cara mencegah Mendengarkan
dan mengatasi diare di penyuluh
rumah
09.01-09.09 8 menit Kegiatan Inti
b. Memberikan waktu untuk Bertanya
sesi tanya jawab mengenai hal
yang belum
dipahami
a. Memberi pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman
peserta dengan materi Mendengarkan
Penutup dan yang sudah disampaikan penyuluh
09.09-09.10 1 menit
Postest dan menyampaikan
kesimpulan
b. Menutup acara dengan Menjawab
mengucapkan salam salam

G. MATERI CARA PENYIMPANAN OBAT DIRUMAH


g.1 Diare
Diare adalah kondisi yang ditandai dengan tinja yang encer dengan frekuensi
yang sering. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi, makanan yang terkontaminasi,
atau masalah kesehatan lainnya.
g.2 Gejala Diare
1. Tinja encer atau cair
2. Sering buang air besar (biasanya lebih dari 3 kali sehari)
3. Sakit perut atau kram
4. Bisa disertai demam, mual, atau muntah
5. Frekuensi makan dan minum menurun
6. Lemas
g.3 Bahaya Diare
1. Diare menyebabkan kekurangan cairan dan lemas.
2. Jika dibiarkan dapat mengakibatkan kehabisan cairan dan bahkan kematia
n.
g.4 Pencegahan Diare
1. Peningkatan kesehatan perorangan dan lingkungan. Dengan cara:
- Menerapkan perilaku hidup sehat
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah
2. Peningkatan daya tahan tubuh, melalui:
- Pemberian ASI eksklusif pada bayi
- Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi
- Imunisasi rutin
g.5 Cara Mengatasi Diare di Rumah
1. Segera diberikan banyak minum
- Dengan cairan yang ada di rumah, seperti; air matang, kuah sayur,
kuah sup, air tajin, air the, dll
- Bila ada Oralit, berikan Oralit setiap kali selesai BAB. Dengan
ketentuan;
 Umur dibawah 1 tahun diberikan ¼ sampai ½ gelas.
 Umur 1-4 tahun diberikan ½ sampai 1 gelas.
 Umur 5 tahun keatas diberikan 1 sampai 1½ gelas.
- Cara menyiapkan oralit:
 Sediakan segelas air matang (200 mL)
 Masukkan semua bubuk oralit kemasan 200 mL ke dalam gelas.
 Aduk sampai larut
 Oralit diminum perlahan sesuai kemampuan penderita diare.
- Bila tidak ada oralit, siapkan Larutan Gula Garam dengan cara:
 Siapkan gelas atau botol yang telah dicuci hingga bersih.
 Masukkan ½ sendok the garam dan 2 sendok makan gula ke
dalam gelas atau botol yang telah disiapkan tadi.
 Tambahkan 1 liter air matang ke dalamnya.
 Aduk rata hingga garam dan gula larut dalam air.
2. Teruskan pemberian makan
- Selama diare
 Teruskan dan tingkatkan pemberian ASI pada bayi yang masih
menyusui.
 Hindari menkonsumsi susu, laktosa, dan makanan tinggi serat.
 Anak usia di atas 6 bulan diberikan makanan tambahan, seperti
bubur dan makanan lembut lainnya yang mudah diserap tubuh.
 Lebihkan frekuensi makan.
- Setelah diare
 Lebihkan frekuensi makan selama kurang lebih 3 minggu
- Hal-hal yang harus diperhatikan:
 Jangan berikan makanan yang merangsang seperti makanan yang
pedas, terlalu asin, atau terlalu asam.
 Jangan berikan makanan yang sudah rusak atau basi
3. Mencari pengobatan lanjutan
Segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat bila diare tidak membaik
dalam 3 hari, atau terdapat salah satu tanda di bawah ini:
- Diare terus-menerus
- Muntah berulang-ulang
- Rasa haus berlebihan
- Makan/minum sedikit
- Demam
- Ada darah dalam tinja
- Penderita diare adalah bayi atau balita
H. DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, D. A., Yuniar, N. and Erawan, P. E. M. (2017) ‘Pengaruh Penyuluhan Metode
Permainan Edukatif Dan Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan
Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit Diare Pada Murid SD Di Kecamatan Poasia
Kota Kendari Tahun 2015’, pp. 0–9.

Fida and Maya (2012) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. cetakan pe. Edited by V. Hany.
Jogjakarta: D-Medika

Wong (2009) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6, V. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) ‘Profil Kesehatan Indonesia’, Profil


Kesehatan Indonesia.
Widoyono (2011) Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan Pencegahan, dan
Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai