Di Susun Oleh :
Nama : Ni Putu Sari Paramita
Nim : 19160006
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
NYA sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pembelajaran Stase Keperawatan
Keluarga Profesi Ners. Tidak lupa saya juga mengucapkan terimakasih atas bantuan
maupun bimbingan kepada:
1. Thomas Aquino E.A, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku koordinator
akademik stase keperawatan keluarga dan selaku pembimbing akademik stase
keperawatan keluarga.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa profesi
ners serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca serta
dapat diterapkan d masyarakat. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang di satukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga. Keluarga berfungsi sebagai variabel penengah
penting antara masyarakat dan individu. Menurut Gilliss & Davis (1993),
keluarga merupakan sumber daya penting dalam pemberian pelaytanan
kesehatan, baik bagi individu maupun keluarga. Saat perawatan difokuskan
pada keluarga, efektifitas perawatan terbukti meningkat (Friedman, Bowden,
& Jones, 2010)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga telah di definisikan dalam berbagai hal. Penulis yang
mengikuti orientasi teoritis para ahli interaksi keluarga, memandang keluarga
sebagai sebuah arena interaksi kepribadian sehingga penekanan di berikan
kepada karakteristik transaksional dinamis keluarga. U.S Bureau of the
Census menggunakan definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu
sebagai berikut : keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh
ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal di dalam suatu rumah yang
sama.
Keluarga adalah sekelompok individu yang terikat oleh pernikahan,
hubungan darah, atau adopsi, menyusun rumah tangga, berinteraksi dan
berkomunikasi antar 1 dengan yang laindalam peran sosial sebagai suami dan
istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara laki-laki dan
perempuan, yang membentuk dan memelihara budaya (Kaakinen, Coehlo,
Steele, Tabacco, & Hanson, SHirley May, 2015).
Menurut Wright dan Leahey (1994) keluarga adalah siapa saja yang
siapa saja mereka sebut sebagai keluarga, yang mengindikasikan penerimaan
terhadap berbagai macam bentuk keluarga yang ditemukan pada masyarakat
barat (Whyte, 2002).
Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang di satukan oleh
kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya
sebagai bagian dari keluarga (Friedman et al., 2010).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan ikatan
ikatan emosional, ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan tinggal dalam
satu rumah yang sama.
2. Tipe Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (terkait dengan pernikahan), keluarga yang terbentuk
karena pernikahan, peran sebagai orang tua, atau kelahiran ; terdiri atas
suami, istri dan anak – anak mereka baik biologis, adopsi, atau keduaya.
b. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga seseorang di
lahirkan.
c. Extended family yaitu kelurga inti dan individu terkait lainnya (oleh
hubungan darah), yang biasanya merupakan anggota keluarga asal dari
salah satu pasangan keluarga inti. Keluarga ini terdiri atas sanak saudara
dan dapat mencangkup nenek atau kakek, bibi, paman, keponakan dan
sepupu.
d. Keluarga adopsi adalah menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai
orang tua seterusnya dari orang tua kandung kepada orang tua adopsi
( biasanya menimbulkan saling menguntungkan baik bagi orang tua
maupun anak).
e. Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbukti setelah perceraian yaitu
anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas
dua rumah tangga inti, maternal dan paternal dengan keragaman dalam
tingkat kerja sama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
tangga.
f. Keluarga Homoseksual adalah dua atau lebih individu yang berbagi
orientasi seksual yang sama atau minimal ada satu orang homoseksual
memelihara anak.
g. Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga dengan ibu (80% keluarga)
atau ayah (17% keluarga) sebagai kepala rumah. Keluarga orang tua
tunggal tradisional adalah keluarga dengan kelapa rumah duda/ janda
yang bercerai, ditelantarkan atau berpisah. Keluarga orang tua tunggal
nontradisional adalah keluarga yang kepala keluarganya tidak menikah.
(Friedman et al., 2010)
3. Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga
a. Keluarga Mengenali Masalahnya.
Dimana kemampuan keluarga untuk mampu mengenali kebutuhan dan
permasalahannya yang meliputi pengetahuan keluarga untuk menjadi
peran sebagai orang tua dan mengenali apa kebutuhan yang diperlukan
selama mengasuh anak baik untuk tujuan kesehatan dan kesejahteraan
keluarga.
b. Keluarga memutuskan kesehatan yang tepat bagi keluarganya.
Keluarga mampu memutuskan untuk melakukan perawatan yang baik
dan tepat bagi keluarganya dimana keluarga memutuskan bagaimana cara
terbaik untuk mengasuh anak.
c. Keluarga mampu melakukan perawatan.
Keluarga mampu mengembangkan perawatan kepada anggota
keluarga lain, dimana orang tua mampu merawat anaknya sendiri dan
mampu mengembangkan perawatan secara mandiri.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan kleuarga.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarganya
khusunya bagi anak, harus memiliki ciri keluarga yang dapat
mengajarkan cara memodifikasi, memanipulasi, atau mengatur
lingkungan untuk meminimalkan atau mencegah dan mnghindari
ancaman atau resiko kesehatan dan keselamatan anak. Keluarga juga
dapat memodifikasi fasilitas yang diperlukan didalam rumah dan
memberikan atau memfasilitsai lingkungan yang aman bagi anak untuk
beraktivitas dan bermain.
e. Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan untuk menunjang
kesejahteraan keluarga saat salah satu anggota keluarga sakit dan tidak
dapat dilakukan perawatan di rumah, salah santu contohnya ketika anak
mengalamai sakit. Menggunakan pelayanan kesehatan didefinisikan
sebagai penggunaan pelayanan kesehatan untuk mencapai kesehatan yang
optimal. Keluarga juga mampu mennggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdapat di komunitas untuk perawatan kesehatan bagi
keluarga, keluarga juga harus mampu mencari sumber-sumber perawatan
kesehatan yang ada di masyarakat seperti posyandu, puskesmas atau
rumah sakit, berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelayanan kesehatan
yang ada di masyarakat serta menggunakan fasilitas yang ada di
masyarakat.
(Maglaya et al., 2009)
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting, ketika banyak tugas sosial dilaksanakan diluar unit keluarga
sebagian besar upaya keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan
anggota keluarga seperti kasih sayang. Peran utama orang dewasa pada
keluarga adalah persepsi keluarga dan kebutuhan terhadap anggota
keluarganya, manfaat fungsi afektif didalam anggota keluarga dijumpai
paling kuat antara keluarga kelas menengah dan kelas atas. Pada keluarga
kelas menengah dan kelas atas kebahagiaan personal dalam hubungan
pernikahan yang didasari persahabatan dan cinta adalah hal yang penting.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang
diberikan dalam keluarga yang ditunjukkan untuk mendidik anak-anak
tentang menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa
seperti peran yang dipikul suami dan istri. Keluarga memiliki tanggung
jawab utama dalam mengubah anaknya menjadi mahluk sosial yang
mampu berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi lebih kepada proses
seumur hidup ytang meliputi internallisasi sekumpulan norma dan nilai
yang tepat agar menjadi seorang remaja dan orang tua yang sesuai di
masyarakat. Mengidentifikasi orang tua pemberian terhadap anaknya
tentang positif dan negatif secara konsisten atas perilaku anak akan
membangun sistem nilai personal yang sangat mempengaruhi nilai
keluarga.
Pemberian setatus pada anak yaitu mewariskan tradisi, nilai dan
hak keluarga. Pada saat lahir seorang anak secara otomatis mewarisi
setatus keluarganya yaitu etnik, ras , kebangsaan, agama, ekonomi, politik
dan pendidikan. Keluarga menyosialisasikan kedalam kelas sosialnya
dengan memberikan aspirasi kepada nak tersebut. Selain itu, keluarga
memiliki tanggung jawab dan fungsi sosialisasi yang diperlukan dan
penggalaman pendidikan untuk anggota keluarga bertujuan untuk
memikul pekerjaan dan peran dalam kelompok yang konsisten dengan
harapan status.
c. Fungsi keperawatan kesehatan
Fungsi ini yaitu fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua
yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik
kesehatan sangat mempengaruhi status kesehatan keluarga secara
individual.
d. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin
kontinuitas generasi keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan angota
baru untuk masyarakat. Kini funsi reproduksi telah dipisahkan dari
keluarga dengan demikian saat seorang anak lahir sebuah keluarga baru
lahir dengfan orang tua tunggal semakin umum. Sejalan dengan memiliki
anak diluar batasan keluarga tradisional, kecenderungan penting lainnya
adalah penggunan kontrasepsi dan teknologi reproduksi yang lebih luas,
baik didalam maupun diluar keluarga. Selain itu, gerekan menuju
pengendalian keluarga berencana mempengaruhi pentingnya masa
menjadi orang tua bagi wanita dan pria. Pergeseran prioritas budaya dan
nilai personal terus mengurangi konsep masa menjadi ibu merupakan
tujuan utama wanita dalam hidup dan masa menjadi ayah sebagai alasan
utama pria untuk bekerja.
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya
yang cukup. Kemampuan keluarga untuk mengalokasikan sumber yang
sesuai guna memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,
papan dan perawatan kesehatan yang ade kuat. Fungsi ini sulit untuk
dipenuhi secara memuaskan bagi sebagian besar keluarga miskin, perawat
keluarga harus menerima tanggung jawab untuk membantu keluarga
untuk memperoleh sumber-sumber komunitas yang sesuai yang dapat
memberikan informasi pekerjaan, konseling dan bantuan keluarga yang
diperlukan oleh mereka.
(Friedman, Bowden, & Jones, 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Mengidentifikasi Data
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
2. Alamat dan Telepon : Br. Blangsinga, Saba, Blahbatuh
( 089541095xxx)
3. Komposisi Keluarga
No Nama Umur L/P Agm Hub Pend Pek
1 Tn. S 38 L Hindu KK SMU Swasta
Tahun
2 Ny. P 37 P Hindu AK D1 Swasta
Tahun
3 An. J 13 L Hindu AK SMP Pelajar
Tahun
4 An. A 9 Tahun L Hindu AK SD Pelajar
Menurut Tn. S didalam keluarganya mempunyai riwayat penyakit
keturunan yaitu DM yang dialami oleh ayah Tn. S. Ayah Tn. S sudah
meninggal sejak Tn. S masih kecil karena komplikasi dari penyakit DM yang
dialami, sedangkan ibu Tn. S saat ini masih ada dan tinggal bersama kakak
laki-lakinya. Menurut Tn. S, Tn. S mengalami obesitas dan saat ini berusaha
untuk diet agar BB Tn. S dapat berkurang. Menurut Ny. P orang tuanya tidak
ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi maupun
penyakit menurun lainnya.
Genogram :
Tn.A Tn. YY
Tn.
69 th Ny.D 65th Ny.M 61th
An. J An. A
Swasta (Obesitas)
SMP SD
Keterangan
Denah Rumah :
U
B T
A C D E H
B I
F G J
K
Keterangan :
= Pintu
A = Tempat ibadah (Tugu karang)
B = Pintu masuk utama rumah
C = Kamar tidur Tn. S dan Ny.P
D = Kamar tidur An. J dan An. A
E = Tempat menyimpaan perabotan upacara agama
F = Dapur
G = Tempat laundry
H = Sanggah ( tempat sembahyang)
I = Bale bengong
J = Dapur tempat membuat kue
K = Kamar mandi
D. Struktur Keluaga
17. Pola Komunikasi
Menurut Ny. P pola komunikasi di keluarganya baik, terbuka dan jika
ada konflik sebisa mungkin dibicarakan agar tidak berlarut-larut. Jika ada
masalah terlebih dahulu dibicarakan baik-baik dengan keluarga khusunya
suami. Menurut Ny. P jika anaknya melakukan kesalahan Ny.P dan
suaminya tidak memberikan hukuman tetapi hanya dengan mengatakan
kalau itu tidak boleh dilakukan. Jika anaknya meminta sesuatu Ny. P dan
Tn. S akan menuruti tetapi sewajarnya. Menurut Ny. P dalam komunikasi
tidak ada yang ditutupi karena jika ada masalah Ny. P dan Tn. S selalu
membicarakannya terlebih dahulu.
18. Struktur Kekuasaan
Menurut Tn. S jika terdapat isu-isu mengenai keluarga atau
dilingkungan Tn. S terlebih dahulu dibicarakan bersama di dalam keluarga,
dan segala keputusan berada ditangan suami dengan mempertimbangkan
kebaikan keluarga dan pendapat atau masukan dari Ny. P. Menurut Tn. S
segala pengelolaan dalam keluarga dipegang oleh Ny. P, dan segala
kebutuhan rumah tangga dipenuhi bersama-sama. Menurut Tn. S jika ada
luang Tn. S dan Ny. P mengajak anaknya pergi liburan ke pantai untuk
sekedar melepas penat.
Menurut Ny. P, segala keputusan yang diambil oleh Tn. S selalu
dibicarakan dan dipertimbangkan terlebih dahulu dengan Ny. P, dan jika
masalah tersebut sulit untuk diselesaikan Tn. S meminta bantuan kepada
saudaranya, dan mengambil keputusan yang terbaik. Menurut Tn. S, jika
terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat keputusan tetap berada di
tangan Tn. S dengan melihat keputusan yang terbaik untuk keluarganya.
19. Struktur Peran
Menurut Tn. S peran dalam keluarganya dapat diterima. Menurut Tn.
S perannya dalam keluarga sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk
mencari nafkah, namun Ny. P juga ikut membantu Tn. S dengan bekerja
sebagai pegawai swasta dan membuka usaha londry serta membuat kue, dan
Ny.P tetap menjalankan kewajiban seorang ibu rumah tangga yang bertugas
untuk mengurus rumah serta merawat kedua anaknya bersama Tn. S.
Menurut Tn. S dan Ny. P sangat nyaman dan menikmati perannya sebagai
seorang orang tua. Menurut Tn. S, Tn. S dan Ny. P akan selalu memberikan
yang terbaik bagi kedua anaknya serta masa depan kedua anaknya. Menurut
Tn. S dan Ny. P , mereka lebih mendahulukan perannya menjadi orang tua
untuk anaknya daripada kebutuhan sendiri.
20. Nilai Keluarga
Menurut Tn. S nilai yang dianut oleh keluarganya sudah sesuai, nilai
yang dianut oleh keluarga Tn. S adalah agama islam. Tn. S dan Ny. P
melakukan persembahyangan 2 kali sehari yaitu pagi dan malam hari.
E. Fungsi Keluarga
21. Fungsi Afektif
Menurut Tn. S dalam keluarganya saling melengkapi antara Tn. S
dengan Ny. P, seperti saling menyayangi, saling melengkapi dalam
memenuhi kebutuhan, bersama-sama dalam merawat dan membesarkan
anaknya, sehingga menurut Tn. S keluarganya menjadi harmonis. Menurut
Ny. P juga tidak ada hal khusus yg digunakan untuk menjaga keharmonisan
semua dirasakan Ny. P dan suaminya mengalir begitu saja. Menurut Ny. P
semenjak menikah dan pindah rumah saudaranya lebih sering untuk
berkumpul dan sekerdar bercerita di rumahnya, saudara Ny. P tidak lagi
segan dalam meminta bantuan kepada Ny. P dan suaminya. Menurut Ny.P
jika ada konflik di keluarganya diselesaikan secara bersama-sama.Ny. P dan
Tn. S saling menghormati antar saudara atau keluarga yang lain.
22. Fungsi Sosialisasi
Menurut Tn. S anaknya biasa bermain di sekitar lingkungan desa adat
dan rumah saudaranya, An. J biasa bermain dengan adik-adiknya dan teman
sebayanya. Menurut Tn. S, Tn. S dan Ny. P tidak pernah membatasi untuk
bergaul dengan siapa saja, tetapi tetap mengingatkan anak-anaknya untuk
hati-hati dalam bergaul seperti menghindari merokok, minum alkohol serta
pulang teralalu larut malam. Tn. S selalu menghargai keputusan ankanya
selama hal tersebut tidak merugikan masa depan mereka. Jika terjadi
masalah atau perselisihan diantara Tn. S dengan An, J selalu dibicarakan
dengan baik dan tidak dengan kekerasan.
23. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menurut Tn.S, Tn. S mengalami obesitas 3 bulan yang lalu berat badan Tn.
P 152 kg, dan saat ini berat badanya sudah turun. Saat ini Tn. S sudah
berusaha untuk menurunkan berat badannya. Tn. S mencoba dengan makan
sedikit-sedikit. Tn. S sangat ingin berat badannya kembali seperti dulu.
Menurut Tn. S dikeluargnya tidak ada yang mempunyai riwayat obesitas
tetapi ayahnya mempunyai riwayat DM. Menurut Tn. S, Tn. S hanya
khwatir jika penyakit DM ayahnya menurun pada Tn. S dan Tn.S tahu
bahwa dirinya sangat berisiko mengalami DM. Menurut Tn. S ia ingin tahu
mengenai penyakit DM. Tn. S selalu menjaga pola makannya dan
mengurangi makanan yang manis-manis, Tn. S juga menggunakan gula
tropicanaslim untuk mengganti gula yang biasa digunakan ( gula pasir) .
Menurut Ny. P, Ny. P selalu mengingatkan Tn. S untuk mengontrol
makannya dan jangan makan teralu banyak. Menurut Tn. S jika keluarganya
sedang sakit Tn. S akan segera membawanya untuk periksa ke dokter
umum, apalagi yang sakit adalah kedua anaknya itu harus segera dibawa ke
dokter dan tidak boleh ditunda. Menurut Ny.P dirinya mempunyai penyakit
maagh, dan kadang-kadang kambuh jika Ny.P telat makan. Ny. P jika
maaghnya kambuh segera minum obat dan beristirahat. Tn.S selalu
mengingatkan Ny.P agar tidak telat makan.Menurut Tn. S, Tn. S sudah tidak
merokok lagi sejak 8 tahun lalu. Menurut Tn. S dan Ny. P sakit adalah pada
saat mereka tidak mampu bekerja, melakukan pekerjaan rumah tangga dan
tidak bisa bangun dari tempat tidur, menurut Tn. S dan Ny. P sehat adalah
ketika Tn. S dan Ny. P bisa bekerja secara normal dan dapat melakukan
pekerjaan rumah tangga. Menurut Ny. P biasa mendapatkan informasi
kesehatan dari media sosial, internet dan puskesmas.
Menurut Ny. P lebih nyaman membawa anaknya berobat ke dokter
anak dari pada ke rumah sakit karena menurut Ny.P terkadang pelayanan RS
lama dan terlalu rumit, Ny. P hanya membawa anaknya ke RS jika dokter
anak sudah tidak dapat menangani anaknya. Menrut Ny. P biasa tidur
pukul setengah 12 atau 12 malam dan bangun pukul 5 sedangkan suaminya
bangun pukul 6 pagi. Menurut Ny. P jika sakit yang dialami parah dan
berlarut-berlarut mereka mengimbangi dengan pergi ke balian (dukun)
untuk apa sebenarnya pennyebab dari sakit yang dialami secara niskala
( dalam agama hindu secara gaib atau secara tidak nampak). Menurut Ny. P
jika suaminya kelelahan dan pegal-pegal biasanya suami Ny. P meminta
bantuan istrinya untuk memijat atau pergi ke tukang pijat yang biasa
dikunjungi. pasien dan tidak judes. Menurut Tn. S, Tn. S mempunyai
asuransi kesehatan yang ditanggu oleh tempat kerja Tn, S untuk
keluarganya. Tn. S dan Ny. P berharap kedepannya pelayanan kesehatan
dapat lebih baik lagi dalam menangani pasien apalagi saat ini sedang terjadi
pandemic dimana banyak orang yang takut untuk pergi ke pelayanan
kesehatan khusunya rumah sakit.
24. Stres, Koping, dan Adaptasi Keluarga
Menurut Tn. S keluarganya tidak pernah mengalami hal yang sulit,
jika ada masalah yang menimpa mereka, langsung dibicarakan agar
mendapat jalan keluar dan tidak berlarut-larut. Menurut Ny. P, masalah
kapan saja bisa terjadi apalagi dalam berumah tangga, menurut Ny. P
bagaimana cara kita mengatasi masalah tersebut agar tidak menjadi beban
dan menimbulkan percekcokan. Menurut Ny. P jika Ny. P dan Tn. S
mengalami banyak beban pikiran mereka pergi untuk menenangkan diri
dengan mengikuti kelas yoga, namun semenjak covid 19 mereka tidak dapat
pergi kemana-mana karena harus menghindari keramaian atau perkumpulan.
Menurut Tn. S saat ini Tn. S merasakan dirinya cemas, karena covid19
tidak kunjung berakhir dan saat ini mengalami penurunan dalam
penghasilan karena Tn. S bekerja di sector pariwisata. Menurut Tn. S, Tn. S
selalu terbangun tengah malam dan sulit untuk tidur lagi karena cemas dan
kepikiran untuk kedepannya apakah masih dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya, terutama kebutuhan anak J dan An. A. Menurut Tn. S, Tn. S
hanya mengatasi cemas tersebut dengan berjalan-jalan di sekitar lingkungan
tempat kerja, namun cemas tersebut masih dirasakan sampai sekarang.
Menurut Ny.P, Ny. P memutuskan untuk membantu suaminya dalam
memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membantu ekonomi keluarga agar
kecemasan Tn. S dapat berkurang. Menurut Tn. S, Tn. S belum ada pergi ke
pelayanan kesehatan untuk mengatasi kecemasannya.
25. Fungsi Reproduksi
Menurut Ny. P, Ny. P saat ini menggunakan alat kontrasepsi yaitu IUD. Ny.
P tidak ada mempunyai rencana untuk menambah anak.
Pemeriksaan Fisik
3 Bagian Kepala :
Rambut Sedikit kering, Bersih, sedikit Rambut kasar, Rambut kasar,
rambut pendek, kering, rambut sedikit kering, sedikit kering,
berwarna hitam lurus dan berwarna hitam berwarna hitam
berwarna hitam
- An anemis
Conjungtiva - An anemis - An anemis - An anemis
6 Abdomen : Tidak ada bekas Tidak ada bekas Tidak ada bekas Tidak ada bekas
Inspeksi luka, warna luka, warna lebih luka, warna luka, warna
lebih cerah cerah daripada lebih cerah lebih cerah
daripada kulit kulit bagian luar, daripada kulit daripada kulit
bagian luar. terdapat striae di bagian luar. bagian luar.
perut bagian
samping kanan
dan kiri
Palpasi - Tidak ada Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
nyeri tekan, tekan, dan massa tekan, dan tekan, dan
dan massa pada abdomen massa pada massa pada
pada abdomen abdomen
abdomen
Pemeriksaan :
GDS - 111 gr/dl - Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pengkajian pengkajian
ANALISA DATA
PRIORITAS MASALAH
dapat Kesehatan
dikontrol.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik (5th ed.). Jakarta: EGC.
Kaakinen, J. R., Coehlo, D. P., Steele, R., Tabacco, A., & Hanson, SHirley May, H.
(2015). Family Health Care Nursing : Theory, Practice, Research. Philadelphia:
F. A. Davis Company.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). St. Louis: Elsevier.