PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DI RUANG IGD RS
MEDIKA RESPATI YOGYAKARTA
Disusun Sebagai Acuan Untuk Melaksanakan Asuhan Keperawatan Garat Darurat Dan Kritis
Disusun oleh :
Kebiasaan merokok, polusi Stres Oksidatif: Infeksi system saluran nafas Kekurangan Alfa anti tripsin:
udara, debu: Sel paru dilindungi oleh bawah berulang: α1AT adalah suatu anti-
Komponen di dalam rokok oxidative challenge yang Kolonisasi bakteri menyebabkan protease yang diperkirakan
merangsang perubahan sel berkembang secara system inflamasi jalan nafas dan sangat penting untuk
penghasil mucus bronkus dan enzymatic dan non-enzymatik. menimbulkan eksaserbasi dan perlindungan terhadap yang
silis mengalami kelumpuhan Ketika keseimbangan anatara akan menyebabkan penurunan terbentuk secara alami oleh
sehingga mengganggu escalator oksidan dan antioksidan berubah fungsi paru dan menimbulkan bakteri, leukosit PMN dan
mukosiliaris dan menyebabkan bentuk maka akan menyebak penurunan fungsi paru dan monosit.
penumpukan mucus kental dalam kan stress oksidatif yang dapat meningkatkan gejala respirasi
jumlah besar dan sulit di menimbulkan aktifitas pada saat dewasa. Sumber: PDPI, 2011
keluarkan. molekuler sebagai awal
inflamasi paru. Jadi Sumber: PDPI, 2011
Sumber: PDPI, 2011; YAsir, 2015 kesimbangan antara oksidan dan
antioksidan memegang peranan
penting pada pathogenesis
PPOK
PPOK
Penumpukan mukus
Tanda & Gejala: Diagnosa NOC NIC
1. Sesak nafas; Ketidakefektifan 1. Status 1. Manajemen
2. Batuk; Inflamasi Bersihan Jalan Pernafasan: Jalan Nafas
3. Riwayat terpajan factor risiko; Nafas kepatenan 2. Penghisapan
4. Keterbatasan aktivitas; dikarenakan adanya jalan nafas Lendir pada
disfungsi otot skeletal yang dapat Edema 2. Pengetahuan jalan nafas
membatasi kapasitas latihan pasien Manajemen 3. Monitor
pengidap PPOK. PPOK pernafasan
Menghambat 3. Kontrol 4. Manajemen
Sumber:Yasin, 2015; Arto, 2014; Mohammad, 2017 ekspirasi Gejala jalan nafas
4. Manajemen buatan
Pemeriksaan Penunjang: Diri: PPOK 5. Manajemen
1. Faal Paru: spirometri, VR, KRF, KRT, Hiperkapnia batuk
VR/KRF, VR/KPT meningkat, DLCO, Raw, 6. Fisioterapi
Sgaw, Variabeliti harian APE <20% dada
2. Laboratorium darah (Bh, Ht, Tr, Leukosit) Kematian
3. AGD Intoleransi 1. Toleransi 1. ROP
4. Radiologi: CT-Scan resolusi tinggi, scan Aktivitas Terhadap 2. Manajemen
ventilasi perfusi, fungsi respirasi paru aktivitas Pengobatan
5. Uji latih Kardiopulmoner: ergocycle, 2. Status 3. Monitor
treadmill, jalan 6 menit lebih rendah dari jantung paru TTV
normal 3. TTV 4. Terapi
6. Uji Provokasi bronkus aktivitas
7. EKG 5. Terapi
8. Ekokardiografi oksigen
9. Bakteriologi
10. Kadar antitripsin α-1
Sumber: PDPI,2011
KASUS
Tn. T berusia 35 tahun dibawa ke IGD rumah sakit Medika Respati oleh istrinya karena
keluhan sesak nafas. Setelah masuk ke IGD perawat P langsung melakukan pengkajian dan di
dapatkan hasil Tekanan Darah: 170/100mmHg, Nadi: 82x/m, Suhu: 36,3°C, CRT<2 detik kulit
tampak pucat, didapatkan pasien gelisah, pola nafas tidak teratur, pernafasan dangkal,
terdengar suara nafas tambahan wheezing. Saat berjalan masuk ke IGD pasien tampak di bantu
oleh anaknya dengan cara di papah.
Istri pasien mengatakan suaminya memliki riwayat batuk sudah lama dan memiliki riwayat
merokok. Istri pasien mengatakan sebelumnya ayahnya tidak pernah mengeluh sesak nafas. Istri
pasien mengatakan awalnya suaminya batuk-batuk tidak berhenti kemudian langsung mengalami
sesak nafas karena sesak nafasnya semakin parah maka langsung dibawa ke rumah sakit.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pemberian O2 3 liter melalui nasal kanul, dan
Nebulizer: ventolin+flixotide
STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
A. Biodata Pasien
Nama : Tn.T
Tgl lahir/Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Supir
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Maguwoharjo
Tanggal masuk RS : 26 Agustus 2020
Diagnosa Medis : Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Maguwoharjo
Hubungan dengan klien : Istri
B. Primary Survey
1. Air Way
Terdapat suara napas tambahan wheezing, terdapat sekret yang tertahan
2. Breathing
Pasien mengatakan sesak napas, napas dangkal & cepat, pola napas tidak teratur, RR:
28x/m, tampak menggunakan otot bantu napas, tampak kesulitan bernapas, terpasang
O2L/m
3. Circulation
Tekanan Darah: 170/100mmHg, Nadi: 82x/m, Suhu: 36,3°C, CRT<2 detik kulit tampak
pucat, lembab, tidak ada perdarahan
4. Disability
*Kaji dengan GCS/FOUR Score
Didapatkan hasil GCS : Kesadaran CM (Composmentis), GCS : 15 E4 V5 M6, Pupil
±2mm, isokor, pasien tampak lemah, pasien tampak dibantu oleh keluarganya saat
berpindah tempat
5. Exposure/Environtment
Tidak ada luka/jejas di bagian tubuh pasien dari kepala sampai kaki
C. Secondary Survey
1. Riwayat Kompak/Ample
a. Keluhan
Pasien mengeluh batuk-batuk sejak 2 hari yang lalu, dahak susah keluar dan sesak
napas, terasa letih setelah beraktivitas karena kesulitan bernapas
b. Makanan
Pasien makan terakhir sekitar pukul 18.30 WIB, nasi dan lauk setengah porsi
c. Penyakit
Pasien mengatakan sudah pernah dirawat inap 2x dengan penyakit yang sama
seperti saat ini
d. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terkait dengan obat atau makanan
e. Kejadian/Event
Tn. T di bawa ke IGD RS Respati karena sejak tanggal 24 Agustus 2020 mengalami
batuk-batuk, dahak susah keluar dialami sejak 2 hari yang lalu, pasien sudah dibawa
berobat ke klinik tetapi tidak ada perubahan/tidak membaik, pasien juga merasakan
napasnya terasa sesak, kemudia pasien dibawa berobat ke RS Medika Respati.
2. Keadaan Umum
Tanda-tanda vital:
a. Tekanan darah : 170/100 mmHg
b. Nadi
Frekuensi : 82x/ menit
Irama : Teratur
Kekuatan/isi : Kuat
c. Respirasi
Frekuensi : 28x/menit
Irama : Irreguler
d. Suhu : 36,3oC
3. Pengkajian Fisik Sesuai Kasus
a. Kepala :
1) Kulit : Bersih, tidak ada luka atau hematome
2) Rambut : kering, tidak rontok
3) Muka : Tidak terdapat luka
4) Mata
Konjungtiva : Anemis
Sclera : Anikterik
Bentuk Pupil : isokor
Ukuran Pupil : (kanan/kiri) 2mm/2mm
Reflek Pupil : Positif
Palpebra : Tidak ada edem, dan mengitam
Lensa : Hitam
Reflek cahaya : positif (+)
b. Hidung : Simetris, tidak terdapat sekret, polip & sinusitis
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis
d. Gigi : Tidak teradapat patahan gigi, terdapat caries gigi
e. Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
f. Leher : Tidak ada Peningkatan JVP, tidak ada pembengkakan kelenjar
limfe & tiroid
g. Dada : Simetris antara kiri dan kanan
Pulmo
1) Inspeksi : Tidak ada lesi, terdapat oto bantu pernapasan
2) Palpasi : Retraksi dinding dada seimbang, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi : Terdengar wheezing
h. Cor
1) Inspeksi : Simetris
2) Palpasi : Denyutan aorta teraba
3) Perkusi : Batas kiri jantung: Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri
(pinggang jantung), Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis
kiri ( tempat iktus). Batas kanan jantung : Batas bawah kanan jantung diruang
interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan, batas atasnya di ruang
interkostal II kanan linea parasternalis kanan
4) Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I/S1 (lub) dan bunyi jantung II/S2 (dub),
tidak ada bunyi jantung tambahan (S3 atau S4)
i. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada asites, tidak terdapat distensi
2) Auskultasi : Bising usus 20 x/menit
3) Palpasi : Tidak terdapat pembesaran lien
4) Perkusi : Terdapat suara timpani
j. Punggung
1) Inspeksi : Tidak terdapat luk luka, tidak terdapat fraktur
2) Palpasi : Tidak terdapat hematome
k. Pinggang
1) Inspeksi : Tidak terdapat luk luka
2) Palpasi : Tidak terdapat fraktur
l. Genetalia
1) Laki-laki : Tidak ada kelainan pada genetalia
m. Rectum : Tidak ada luka, tidak ada hemoroid
n. Ektremitas
1) Atas
Kekuatan Otot ka/ki : 5
ROM ka/ki : Aktif
CRT ka/ki : Kembali < 2 dtk
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada kelainan pada ekstremitas atas, tidak
terdapat luka atau faktur
2) Bawah
Kekuatan Otot ka/ki : 5
ROM ka/ki : Aktif
CRT ka/ki : Kembali < 2 dtk
Perubahan bentuk tulang : Tidak ada kelainan pada ekstremitas atas, tidak
terdapat luka atau faktur
D. Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan Laboratorium dan Data Penunjang
Pada hasil pemeriksaan rontgen sebelumnya didapatkan kesan penyakit paru obstruksi
kronis
E. Terapi
No. Hari/Tgl/Jam Jenis Terapi Dosis Fungsi/kegunaan
1. Rabu, 26 Salbutamol sulfate 2 mg 3x1 1) Berfungsi
Agustus 2020 melemaskan otot
saluran pernapasan
2) Membantu
melebarkan saluran
udara pada paru-
paru
2. Omeroxol (ambroxol 30 mg 3x1 Membantu
HCL) mengencerkan dahak
3. Chlorphenamine 4 mg 2x1 Mengurangi gejala
maleate seperti kemerahan,
gatal, bersin dll. Dan
untuk meredakan alergi
4. Nebulizer: 1 x 2,5mg Obat batuk inhalasi
ventolin+flixotide untuk mengurangi
pembengkakan dan
iritasi di paru-paru
ANALISA DATA
Prioritas Diagnosa
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Intoleran Aktifitas
RENCANA TINDAKAN
Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD
No. Keperawatan
1. 1. Manajemen Jalan Nafas (3140)
Setelah dilakukan tindakan
a) Posisikan pasien unuk meminimalkan
keperawatan selama 1 x 8 jam
venilasi
diharapkan Status Pernapasan :
b) Auskultasi suara napas
kepatenan jalan napas (0410) di
c) Monitor status pernapasan dan
tinkatkam dari level 2 (Devisiasi
oksigenasi
cukup berat dari kisaran normal) ke 4
d) Instruksikan pasien melakukan batuk
(Deviasi ringan kiran normal) dengan
Ketidakefektifan efektif
krteria hasil:
bersihan jalan e) Kolaborasi pemberian terapi Niksanti
1. Frekuensi Pernafasan dalam
napas
kisaran normal (18-24x/menit)
2. Irama pernafasan teratur (Reguler)
3. Kemampuan untuk mengeluarkan
sekret
4. Tidak ada penggunaan otot bantu
pernapasan
5. Tidak ada suara nafas tambahan
2. Intoleran Aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen energi Niksanti
keperawatan selama 1 x 8 jam a) Observasi adanya pembatasan pasien
diharapkan Toleransi terhadap dalam beraktifitas
aktifitas (0005) dapat ditingkatkan b) Monitor status kardiorespirasi pasien
dari level 2 banyak terganggu) ke level selama kegiatan (misalnya, takikardi,
4 ( sedikit terganggu) dengan kriteria disritmia, dyspnea, diaphoresis, pucat,
hasil : frekuens pernafasan)
1. Frekuensi pernafasan ketika c) Anjurkan aktifitas fisik sesuai dengan
beraktifitas
2. Kemudahan bernapas ketika kemampuan pasien
beraktifitas d) Bantu pasien untuk duduk di samping
3. Kemudahan dalam melakukan tempat tidur, jika tidak memungkinkan
Aktifitas Hidup Harian (Activities untuk berpindah atau berjalan
of Daily Living/ADL)
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama/
Diagnosa Tgl Jam Implementasi Evaluasi
TTD
Rabu, 10:00 1. Manajemen Jalan Nafas (3140) Rabu, 26 Agustus 2020. Niksanti
Ketidakefe 26 WIB a) Memonitoring status pernapasan dan oksigenasi Pukul: 14:00 WIB
ktifan Agustus Data subyektif: S:
bersihan 2020 Pasien mengatakan batuk-batuk, dahak Pasien mengatakan
jalan susah keluar, & sesak napas batuknya sudah
napas Data Obyektif: berkurang
Pasien tampak menggunakan otot bantu Pasien mengatakan
napas, terlihat kesulitan bernapas, RR: sesak napas sudah
28x/menit, dan terpasang O2 3 Liter/menit berkurang
10:05 b) Mengauskultasi suara napas pasien O:
WIB Data Obyektif: RR: 24x/menit
Suara napas terdengar wheezing Irama pernafasan
10:10 c) Memposisikan pasien dengan posisi semi fowler teratur (Reguler)
WIB Data subyektif: Tidak tampak otot
Pasien mengatakan nyaman dengan posisi bantu napas
sekarang & sesak napas sedikit berkurang Pasien tampak
Data Obyektif: nyaman dan rileks
Pasien tampak rileks dan nyaman Pasien belum mampu
10:15 d) Berkolaborasi memberikan terapi nebulizer mengeluarkan dahak
WIB Data subyektif: dengan efektif
Pasien mengatakan batuknya mulai A:
berkurang Status Pernapasan :
Data Obyektif: kepatenan jalan napas
Pasien bernapas dengan nyaman, nebulizer (0410) Belum Teratasi
(ventolin & flixotide 1x2,5 mg)
11:00
e) Mengajarkan pasien melakukan batuk efektif P: Lanjutkan Intervensi:
WIB
Data subyektif: 1. Instruksikan pasien
Pasien mengatakan baru mengetahui cara melakukan batuk
batuk efektif efektif
Data Obyektif: 2. Kolaborasi pemberian
Pasien tampak mampu melakukan batuk terapi
efektif
Intoleran Rabu, 2. Manajemen energi Rabu, 26 Agustus 2020. Niksanti
Aktifitas 26 a) Mengobservasi adanya pembatasan pasien Pukul: 14:00 WIB
Agustus dalam beraktifitas S:
2020 Data subyektif: Pasien
Pasien mengatakan letih setelah beraktifitas mengatakan
karena sulit bernapas sedikit mampu
Data Obyektif: beraktifitas dengan
Pasien tampak lemah, kelelahan bantuan keluarga
b) Monitor status kardiorespirasi pasien selama Pasien akan
kegiatan (misalnya, takikardi, disritmia, beraktifitas sesuai
dyspnea, diaphoresis, pucat, frekuens dengan
pernafasan) kemampuan fisik
Data subyektif: Pasien mengatakan
Pasien mengatakan sesak napas saat O:
beraktifitas/bergerak Pasien tampak
Data Obyektif: beraktifitas dengan
Pasien tampak dispnea selama aktifitas, bantuan keluarga
RR: 28x/menit A:
c) Menganjurkan aktifitas fisik sesuai dengan
kemampuan pasien
Data subyektif:
Pasien mengatakan akan mengikuti apa Toleransi terhadap
yang dianjurkan perawat & mengerti aktifitas (0005) Belum
aktifitas apa saja yang boleh dilakukan Teratasi
Data Obyektif: P: Lanjutkan Intervensi
Pasien tampak mendengarkan, dan 1. Monitor status
memahami apa yang sudah dianjurkan kardiorespirasi pasien
d) Membantu pasien untuk duduk di samping selama kegiatan
tempat tidur jika tidak memungkinkan (misalnya, takikardi,
berpindah/berjalan disritmia, dyspnea,
Data subyektif: diaphoresis, pucat,
Pasien mengatakan mencoba pelan-pelan frekuens pernafasan)
untuk duduk, berpindah dan berjalan
Data Obyektif:
Pasien tampak dibantu keluarga saat
berpindah/berjalan