Dosen Pembimbing :
Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep., Sp.Kep.J
Disusun Oleh :
Bella Salsabila Putri 2110701001
Tesalonika Manurung 2110701007
Dwi Alfianti Agustin 2110701008
Marsa Lillahanugrahani 2110701009
Alviena Febriany Putri 2110701010
Yolanda Aprilia 2110701012
B. Latar Belakang
Halusinasi adalah distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologis maladaptif tanpa stimulus eksternal atau internal yang terjadi saat
kesadaran penuh dan dapat terjadi pada semua panca indra (Stuart 2016;
Stephanie Et al,2018). Halusinasi yang merupakan suatu persepsi palsu yang
muncul tanpa ada rangsangan panca indera dan individu dalam keadaan sadar
(Schultz dan Videbeck, 2013). Halusinasi pendengaran (auditori) merupakan
halusinasi yang paling banyak dialami oleh klien skizofrenia (70%), dibandingkan
halusinasi lainnya seperti halusinasi visual (20%), dan 10% merupakan akumulasi
pada kejadian halusinasi olfaktorik, gustatorik, taktil, dan kinestetik (Stuart,
2016).
Halusinasi pendengaran akan memunculkan perilaku yang maladaptif dari
penderitanya. Perilaku yang muncul disebabkan oleh kecemasan yang
berkepanjangan dan menyebabkan perilaku maladaptive seperti perasaan gelisah,
tidak bisa membedakan realita dan non realita, muncul perintah-perintah untuk
melukai dirinya ataupun orang lain, perilaku bunuh diri dan percobaan bunuh
diri (Suryani, 2013;Wijayanti, 2014; Stuart, 2016). Oleh karena itu perlu
penanganan segera agar tidak berdampak pada keamanan diri klien maupun orang
lain.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadinya
halusinasi.
2. Tujuan Khusus
● Klien dapat membina hubungan saling percaya
● Klien dapat mengenal halusinasinya
● Klien dapat mengontrol halusinasinya
● klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya
● klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
D. Landasan Teori
a. Pengertian TAK
Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang
merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikotropika terhadap
sejumlah pasien pada waktu yang sama. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah pasien dilatih mempersepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Tujuan dari terapi aktivitas adalah untuk memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota (Purwanto, 2015). Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah (Keliat Budi Anna, 2014).
b. Jenis TAK
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersiapkan stimulus yang disediakan. Kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus
dalamkehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang disediakan dapat
berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi, menonton acara televisi.
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Klien dilatih mempersiapkan stimulus yang disediakan. Kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus
dalamkehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang disediakan dapat
berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi, menonton acara televisi.
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realita
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
dirisendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang
pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa
orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semuakondisi nyata
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien.
c. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan keadaan seseorang yang mengalami perubahan
pola dan jumlah rangsangan yang dimulai secara internal atau eksternal di
sekitarnya dengan pengurangan, pembesaran, distorsi, atau ketidaknormalan
respon terhadap setiap rangsangan (Pardede, 2020).
Halusinasi juga merupakan persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak
ada rangsangan yang menimbulkannya (tidak ada objeknya). Halusinasi
muncul sebagai suatu proses panjang yang berkaitan dengan kepribadian
seseorang.Karena itu, halusinasi dipengaruhi oleh pengalaman psikologis
seseorang (Pardede, 2016).
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indra,
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan
terhadap sumber yang tidak nyata (Stuart, Keliat, Pasaribu 2017 dan Tim
Pokja SDKI DPP PPN, 2016)
2. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo,
2016) :
E. Pasien
1. Karakteristik/Kriteria
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktivitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktivitas
f. Klien yang panca inderanya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalah keperawatan jiwa yang sama
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawat ruangan.
F. Pengorganisasian
1. Waktu :
a. Tanggal : 29 Agustus 2023
b. Hari : Rabu
c. Jam : 10.00
2. Tim Terapis :
a. Leader : Bella Salsabila 2110701001
Bertugas :
1. Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi
dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang
memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya
2. Auxiliary ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu
lemah atau mendominasi
3. Koordinator mengarahkan proses kegiatan ke arah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk
terlihat dalam kegiatan
G. Proses Pelaksanaan
1. Setting Tempat
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam letter U
b. Ruangan nyaman dan tenang
L
P CO F
P P
P P
D P F P P OBS
G
Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
OBS : Observer
D : Dokumentasi
P : Pasien
2. Orientasi
a. Salam perkenalan
1. Memberi salam terapeutik: salam terapis
2. memperkenalkan diri
3. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
4. Kontrak waktu
4. Terminasi
a. Evaluasi respon subjektif
1) Memberikan pujian atas pencapaian kelompok
2) Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
b. Evaluasi respon objektif
1) Klien terlihat paham tentang cara menghardik yang diajarkan
2) Klien terlihat senang saat TAK berlangsung
c. Tindak lanjut
Menganjurkan pasien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi
d. Kontrak yang akan datang
1. Mahasiswa mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk
mengontrol halusinasi
2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai indikasi
pasien
Lampiran
a. Kemampuan Verbal
1 Menyebutkan cara 4 4 3 2 4
yang selama ini
digunakan untuk
mengatasi halusinasi
2 Menyebutkan 3 3 3 2 3
efektivitas cara yang
digunakan
3 Menyebutkan cara 3 3 3 2 3
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4 Memperagakan cara 4 3 2 3 4
menghardik halusinasi
b. Kemampuan Nonverbal
1 Kontak mata 4 2 4 3 4
2 Duduk tegak 4 3 3 2 4
3 Menggunakan bahasa 3 3 3 3 3
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan 3 3 3 3 3
dari awal sampai
akhir
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberi tanda untuk yang ditemukan
dengan tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai 0, 1 atau
2 klien belum mampu.
Dokumentasi : Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proseskeperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsisensori.
Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klienmengguanakannnya
jika halusinasi muncul.
DAFTAR PUSTAKA