HALUSINASI
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
Ns. Vevi Suryenti Putri, S.Kep., M.Kep
Daryanto, S.Kp., M.Kep
Ns. Rahmi Dwi Yanti, S.Kep., M.Kep
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus skizofrenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori; halusinasi. Data dari RisKesDas 2018, menunjukkan
bahwa prevelensi gangguan jiwa di Indonesia 7.0% dan tertinggi di provinsi bali
dengan presentase 11.0%. sedangkan yang terendah di provinsi kepulauan riau
dengan jumlah presentase 3.0%.dirumah sakit jiwa di Indonesia, pasien dengan
diagnose medis skizofrenia, sebanyak 70% pasien gangguan jiwa mengalami
halusinasi pendengaran, 20% mengalami halusinasi penglihatan dan 10%
mengalami halusinasi penghidu, pengecap dan peraba. Berdasarkan data tersebut
diketahui jenis halusinasi yang paling banyak diderita oleh pasien dengan
skizofrenia adalah halusinasi pendengaran. Terjadinya halusinasi itu sendiri dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut
dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi
dengan lingkungan disekitarnya. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): TAK adalah
upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa
adalah gangguan persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan
jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi
halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. Atas dasar tersebut, maka
kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan
gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasinya dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK
klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasinya, dan
mengikuti program pengobatan secara optimal.
Tujuan khusus:
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Klien dapat
mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Halusinasi
Halusinasi merupakan distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologist maladaptive, penderita sebenarnya mengalami distorsi sensori
sebagai hal yang nyata dan meresponnya. Diperkirakan ≥ 90% penderita gangguan
jiwa jenis halusinasi. dengan bentuk yang bervariasi tetapi sebagian besarnya
mengalami halusinasi pendengaran yang dapat berasal dari dalam diri individu
atau dari luar individu tersebut, suara yang didengar bisa dikenalnya, jenis suara
tunggal atau multiple yang dianggapnya dapat memerintahkan tentang perilaku
individu itu sendiri (Yanti, et al, 2020). Halusinasi juga merupakan salah satu
gejala gangguan persepsi sensori yang dialami oleh pasien gangguan mental.
biasanya penderita merasakan sensasi suara, penegelihatan, rasa, sentuhan, atau
penciuman tanpa rangsangan yang nyata (Pardede, 2020).
B. Penyebab
Menurut Keliat,2019 penyebabnya adalah :
a. Kurang tidur
b. Isolasi sosia
c. Mengurung diri
d. Kurang kegiatan social
C. Psiko-Patologi
Proses terjadinya halusinasi diawali dari atau dengan adanya orang yang
menderita halusinasi akan menganggap sumber dari halusinasinya berasal dari
lingkungan atau stimulus eksternal, pada fase awal masalah ini menimbulkan
peningkatan kecemasan yang terus dan sistem pendukung yang kurang akan
menghambat atau membuat persepsi untuk membedakan antara apa yang
dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun.
Meningkatnya pada fase comforting klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti cemas, kesepian, perasaan berdosa dan sensorinya dapat dikontrol bila
cemas dapat diatur, pada fase ini klien cendrung merasa nyaman dengan
halusinasinya, pada fase conderming klien mulai menarik diri, pada fase
controlling klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berhenti, pada fase
confuering klien lama kelamaan sensorinya terganggu, klien meras terancam
dengan halusinasinya terutama bila tidak menuruti perintahnya.
D. Tanda dan Gejala
Menurut Keliat, 2019 tanda dan gejalanya adalah :
Mayor
Subjektif
a. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
b. Melihat benda, orang, atau sinar tanpa ada objeknya
c. Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
d. Merasakan pengecapan yang tidak enak
e. Merasakan rabaan atau Gerakan badan
Objektif:
a. Bicara sendiri
b. Tertawa sendiri
c. Melihat ke satu arah
d. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
e. Tidak dapat memfokuskan pikiran
f. Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor:
Subjektif
a. Sulit tidur
b. Khawatir
c. Takut
Objektif:
a. Konsentrasi buruk
b. Disorientasi waktu, tempat. orang, atau situasi
c. Afek datar
d. Curiga
e. Menyendiri, melamun
f. Mondar-mandir
g. Kurang mampu merawat diri
E. Pohon Masalah
Perubahan Persepsi
Masalah
Sensori Halusinasi
Utama
……
(Wijayaningsih, 2015)
BAB III
STANDAR PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI
PADA PASIEN HALUSINASI
C. Peserta TAK
Pasien yang mengikuti kegiatan ini adalah pasien halusinasi yang ada di Ruang
Rawat Inap Arimbi
Pasien yang mengikuti TAK
Ny. E
Ny. N
Ny. S
Ny. D
Ny. R
Ny. S
E. Pengorganisasian
• Leader : Maya Anastasia
• Co Leader : Muhammad Fadilah
• Fasilitator : Salmashalsadylla
Aldi Michel Herlen
• Observer : Nike Lorenza
J. Setting Tempat
Keterangan:
L : Leader
Co : Co. Leader
L
K Co F : Fasilitator
O : Observer
K K K : Klien
OBS : Observator
F K
Petunjuk : Klien duduk melingkar
K bersama perawat
F
K OBS
Petunjuk
1= dilakukan
2= Tidak Dilakukan
DAFTAR PUSTAKA