Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI


DI UPT RSBL BINA LARAS PASURUAN

1. Irvanda firman k.a : 202303101045


2. sofiyatun : 202303101030

3. amelia rohmawati : 202303101097


4. valen aprilina n.a : 202303101016

5. essa novita sari : 202303101039


6. novita dwi lusida : 202303101088

7. nur aini khasanah : 202303101077

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Disahkan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

..................................................... ..................................................

NIP. NIP.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu

diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya

halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap

lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya

sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): TAK adalah upaya memfasilitasi

kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan

sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan

jiwa adalah gangguan persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu

gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori

persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,

pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan

stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang

diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai

teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya

yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan

untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang

dialaminya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy

Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori

dapat tertolong dalam hal sosialisasinya dengan lingkungan sekitarnya,


tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah

mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien

dapat bekerja sama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

1.2TUJUAN

Tujuan umum:

Klien dapat mengenal haluinasi yang dialaminya, mengontrol

halusinasinya, dan mengikuti program pengobatan secara optimal.

Tujuan khusus:

a. Klien dapat mengenal halusinasi.

b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain.

d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

terjadwal.
BAB II

TINJAUN TEORI

2.1. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori

persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan

sensasi berupa suara,penglihatan, pengecapan, perabaan, atau

penghidupan tanpa stimulus yang nyata Keliat, (2011) dalam Zelika,

(2015). Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau

pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan Sheila L

Vidheak, (2001) dalam Darmaja (2014).Menurut Pambayung (2015)

halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam

membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan

eksternal (dunia luar). Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan

dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal

(Stuart & Laraia, 2013). Halusinasi merupakan gangguan persepsi

dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak

terjadi.

2.2. Klasifikasi Halusinasi

Jenis-Jenis HalusinasiMenurut (Pardede & Ramadia, 2021), beberapa

jenis halusinasi antara lain:

1. Halusinasi Pendengaran ( auditory ) 70%Mendengar suara yang

membicarakan, mengejek,menertawakan, mengancam, memerintahkan

untuk melakukansesuatau (kadang- kadang hal yang berbahaya). Perilaku

yangmuncul adalah mengarahkan telinga pada sumber suara, bicara atau

tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, menutup telinga, mulut

komat-kamit, dan adanya gerakan tangan.


2. Halusinasi Pengihatan (visual) 20%Stimulus penglihatan dalam bentuk

pencaran cahaya, gambar, orang atau panorama yang luas dan kompleks,

biasanya menyenangkan atau menakutkan. Perilaku yang muncul adalah

tatapan mata pada tempat tertentu, menunjuk kearah tertentu, serta

ketakutan pada objek yang dilihat

3. Halusinasi Penciuman (Olfaktori)Tercium bau busuk, amis, dan bau yang

menjijikan seperti :darah, urine atau feses, kadang-kadang terhidu bau

harumseperti parfum. Perilaku yang muncul adalah ekspresi wajahseperti

mencium,mengarahkan hidung pada tempat tertentun danmenutup hidung.

4. Halusinasi pengecapan (gustatory)Merasa mengecap sesuatu yang

busuk, amis, dan menjijikkan, seperti rasa darah, urine, dan feses. Perilaku

yang muncul adalahseperti mengecap, mulut seperti gearakan mengunyah

sesuatu sering meludah, muntah.

5. Halusinasi Perabaan (taktil)Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa

stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang dari tanah,

benda mati atau orang lain, merasakan ada yang menggerayangi tubuh

seperti tangan, binatang kecil dan mahluk halus. Perilakuyang muncul

adalah mengusap, menggaruk-garuk atau meraba raba permukaan

kulit,terlihat menggerak-gerakan badan sepertimerasakan sesuatu rabaan.

2.3. Tanda dan Gejala

Tanda dan GejalaTanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi

terhadap pasien serta ungkapan pasien (Pardede & Ramadia, 2021) adalah

sebagai berikut :

1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai

2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara


3. Gerakan mata cepat

4. Menutup telinga

5. Respon verbal lambat atau diam

6. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan

7. Terlihat bicara sendiri

8. Menggerakkan bola mata dengan cepat

9. Bergerak seperti membuang atau mengambil sesuatu

10. Duduk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba berlari ke ruangan lain

11. Disorientasi (waktu, tempat, orang)

12. Perubahan kemampuan dan memecahkan masalah

13. Perubahan perilaku dan pola komunikasi

14. Gelisah, ketakutan, ansietas

15. Peka rangsang

16. Melaporkan adanya halusinai

2.4. Tahapan Halusinasi, Karakteristik, dan Perilaku Yang Ditampilkan

Tahap I

Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum,

halusinasi merupakan suatu:

1. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah,

ketakutan, kesenangan.

2. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan

ansieta.

3. Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol

kesadaran, nonpsikotik.

4. Tersenyum, tertawa sendiri

5. Menggerakkan bibir tanpa suara


6. Pergerakkan mata yang cepat

7. Respon verbal yang lambat

8. Diam dan berkonsentrasi

Tahap II

1. Menyalahkan

2. Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi

menyebabkan perasaan antipasti.

3. Pengalaman sensori menakutkan

4. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

5. Mulai merasa kehilangan kontrol

6. Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.

7. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan

darah

8. Perhatian dengan lingkungan berkuran

9. Konsentrasi terhadap penga-laman sensori kerja

10. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan

realitas

Tahap III

1. Mengontrol

2. Tingkat kecemasan berat

3. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

4. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi).

5. Isi halusinasi menjadi atraktif.

6. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik.

7. Perintah halusinasi ditaati.


8. Sulit berhubungan dengan orang lain.

9. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik.

10. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan

berkeringat

Tahap IV

1. Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi.

2. Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika

individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung

dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi

terapeutik

3. Perilaku panik.

4. Resiko tinggi mencederai.

5. Agitasi atau kataton.

6. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah

terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas

mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan

pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.

Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau

alternatif penyelesaian masalah.

Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi

dibagi dalam 2 sesi, yaitu:

1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi

2. Sesi II : Mengontrol halusinasi

dengan cara menghardik


BAB III

PENGORGANISIAN

3.1. Persiapan

3.1.1. Persiapan Klien

1. Kriteria klien

a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.

b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.

c. Klien halusinasi yang sudah kooperatif.

d. Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.

e. Klien mau mengikuti aktifitas.

2. Proses seleksi

a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok

dan Paturan main dalam kelompok

3. Proses Seleksi

a. Gejala yang sama

b. Jenis kelamin yang sama

4. Jumlah Peserta

4-5 orang

5. Nama Peserta

1. Sdr.

2. Sdr.
3. Sdr.

4. Sdr.

5. Sdr.

3.1.2. Persiapan Terapis

1) Melakukan rapat kecil sebelum pelaksanaan.

2) Menentukan siapa-siapa yang akan menjadi leader, co-leader,

fasilitator, observer.

3) Satu jam sebelum pelaksanaan melakukan role play dengan

teman-teman disertai pembimbing ruangan.

3.1.3. Persiapan Lingkungan

1. Suasana tidak bising.

2. Pengaturan posisi tempat duduk.

3. Setting instruktur kegiatan.

4. Ventilasi yang cukup.

3.2. Pelaksanaan

3.2.1. Rencana Tindakan

No Kegiatan Waktu

1. Pembukaan 5 menit

2. Perkenalan dan penjelasan prosedur 15 menit

pelaksaan

3. Inti 35 menit

4. Penutup 5 menit

Total waktu 60 menit


3.2.2. Setting Tempat

Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkungan

Keterangan:

: Observer

: Leader

: Co-leader

: Klien

: Fasilitator

3.3. Pengorganisasian

Pelaksanaan pertemuan

Hari/Tanggal : Rabu, 08 juni 2022

Waktu : Pkl. 09.00 WIB s.d 10.00 (sesi I & II)

Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (45 menit)

Penutup (5 menit)

Tempat : AULA UPT RSBL PASURUAN

Jumlah klien : 5-6 orang


Tim Terapi

Leader

a. Leader Sesi I : amelia

Uraian tugas :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2. Memimpin jalannya terapi kelompok

3. Memimpin diskusi

Co leader

b. Co leader sesi I : Nur aini khasanah

Uraian tugas :

1. Mambantu mengkoordinasi seluruh kegiatan

2. Membantu jalannya terapi kerlompok

Observer

c. Observer Sesi I : valen aprilina n.a

Uraian tugas :

1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,

tempat dan jalannya acara

2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota

kelompok denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator

Fasilitator Sesi I : essa novita, irvanda firman, novita, sofiyatun

Uraian tugas :

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk

melaksanakan kegiatan
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi

5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

3.3. Antisipasi Masalah

Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

1. Memanggil klien

2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat

atau klien lain

3. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin

a). Panggil nama klien

b). Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

4. Bila klien lain ingin ikut

a). Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien

yang telah dipilih

b). Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin

didikuti oleh klien tersebut.

c). Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan

tidak memberi pesan pada kegiatan ini.

4.4. Kriteria Hasil

Evaluasi Struktur

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan

memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik


e. Leader, Co-leader, Fasilitator, Observer berperan sebagaimana

mestinya

Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga

akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan

bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan

kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga

akhir.

Evaluasi Hasil :

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat

b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

Sesi : I Mengenal Halusinasi

1. Tujuan

1. Klien dapat mengenal isi halusinasi

2. Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal frekuensi terjadinya halusinasi

4. Klien mengenal situasi dan kondisi terjadinya halusinasi

5. Klien mengenal perasaanya pada saat terjadi halusinasi

2. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

1. Spidol

2. Keertas manila

3. Buku catatan

4. Bola

5. Musik

4. Metode

Diskusi dan Tanya jawab

5. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memlih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan

perubahan persepsi sensori : halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

c. Salam terapeutik
1. Salam terapeutik kepada klien

2. Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua

struktur (beri papan nama)

3. Menayanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari

semua klien (beri papan nama)

d. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

e. Kontrak

1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan

yaitu mengenal halusinasinya

2. Leader menjelaskan aturan main.

a. Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok harus

minta izin kepada leader

b. Lama kegiatan 30 menit

c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja

1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu

mengenal halusinasinya tentang isi, waktu terjadi, frekuensi,

situasi dan kondisi yang membuat terjadi serta perasaan klien

pasa saat halusinasi muncul.

2. Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu

terjadinya, frekuensi, situasi dan kondisi yang membuat terjadi

serta perasaan klien saat terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis di

kertas manila

3. Beri pujian pada klien yang mau mengungkapkan perasaanya

dengan baik
4. Simpulkan isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi pada

saat terjadi serta perasaan klien saat terjadi halusinasi

4. Tahap terminasi

1. Evaluasi

a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2. Tindak lanjut

Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan

pperasaan jika halusinasi muncul

3. Kontrak yang sama

a. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol

halusinasi

b. Menyepakati waktu dan tempat

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya

pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan yang

diharapkan dalah mengenal isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan

kondisi serta perasaan klien pada saat terjadi halusinasi. Formulir yang

disi adalah sebagai berikut :

Sesi I: TAK

Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)

Kemampuan personal/halusinasi

No Aspek Yang Dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan isi halusinasi

2 Menyebutkan waktu terjadinya

halusinasi
3 Menyebutkan situasi dan

kondisi terjadinya halusinasi

4 Menyebutkan perasaanya pada

saat halusinasi

5 Menyebutkan frekuensi

terjadinya halusinasi

Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi,

isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan saat

halusinasi muncul.

3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien

tidak mampu

7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi

halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.


TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

Sesi : II Mengontrol Halusinasi dengan cara menghardik

1. Tujuan

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk

mengatasi halusinasi

2. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

2. Setting

1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

1. Spidol

2. Kertas manila

3. Buku catatan

4. Bola

5. Musik

4. Metode

Diskusi dan Tanya jawab

5. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

1. Salam terapeutik

a. Menanyakan perasaan klien saat ini


b. Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi,

waktu, frekuensi, situasi dan kondisi, serta perasaan

saat mengalami halusinasi

2. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat inii

3. Kontrak

1. Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan

dilaksanakan yaitu latihan cara mengontrol halusinasinya

dengan cara menghardik

2. Leader menjelaskan aturan main.

a. Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok

harus minta izin kepada leader

b. Lama kegiatan 30 menit

c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

4. Tahap kerja

1. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan

pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana

hasilnya. ulangi sampai semua pasien mendapat giliran

2. Beri pujian setiap klien bercerita

3. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik halusinasi pada saat halusinasi muncul

4. Leader memperagakan cara menghardik halisinasi yaitu:

5. Leader meminta masing-masing klien memperagakan

cara menghardik halusinasi


6. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien

bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik

halusinasi

5. Tahap terminasi

1. Evaluasi

a. Leader menanyakan perasaan klien setelah

mengikuti TAK

b. Leader memberikan pujian atas keberhasiln

kelompok

2. Tindak lanjut

a. Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara

yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

b. Memasukkan kegiatan menghardik kedalam

jadwal kegiatan klien

3. Kontrak yang akan datang

Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk

mengontrol halusinasi

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya

pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien

sesuai dengan tujuan TAK. untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi

sesi II kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi

dengan cara menghardik. formulir yang diisi adalah sebagai berikut :

Sesi : II TAK

Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)

Kemampuan menghardik

No Aspek Yang Dinilai Nama Klien


1 Menyebutkan cara yang

seklama ini digunakan

mengatasi halusinasi

2 Menyebutkan efektifitas

cara

3 Menyebutkan cara

mengatasi halusinasi

dengan menghardik

4 Memperangakan

menghardik halusinasi

Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan, cara

yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi dengan

menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi

3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien

tidak mampu

7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK

pada catatan proses keperawatan setiap klien, contoh: klien mengikuti

TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagkan cara

menghardik halusinasi, anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi

muncul.
DOKUMENTASI

Sesi : I TAK

Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)

Kemampuan personal/halusinasi

Aspek Yang Nama klien


No
Dinilai

1 Menyebutkan

isi halusinasi

2 Menyebutkan

waktu

terjadinya

halusinasi

3 Menyebutkan

situasi dan

kondisi

terjadinya

halusinasi

4 Menyebutkan

perasaanya

pada saat

halusinasi
5 Menyebutkan

frekuensi

terjadinya

halusinasi

Jumlah

Sesi : II TAK

Stimulasi persepsi sensori (halusinasi)

Kemampuan menghardik

Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai
.

1 Menyebutkan cara

yang seklama ini

digunakan

mengatasi

halusinasi

2 Menyebutkan

efektifitas cara

3 Menyebutkan cara

mengatasi

halusinasi dengan

menghardik

4 Memperangakan

menghardik

halusinasi

Jumlah
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr.

Amino Gonohutomo, 2003.

Iyus, Yosep.2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Keliat Budi Ana, Prases Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,

1999.

Keliat, Budi Anna dan Akemat.2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas

Kelompok.Jakarta:EGC

Purwaningsih dan Karlina.2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dilengkapi

Terapi Modalitas dan Standard Opening Procedure (SOP).Jakarta:

Nuha Medika Press.

Keliat B, dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta : EGC

Zelika, Alkhosiyah A. Dermawan, & Deden. (2015). Kajian Asuhan

Keperawatan Jiwa Halusinasi Pendengaran Pada Sdr. D Di Ruang

Nakula Rsjd Surakarta. Jurnal Poltekkes Bhakti Mulia.

Darmaja, I Kade. (2014). Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan

Pada Tn. “ S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Pendengaran Diruang Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang.

Program Studi Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti

Indonesia Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai