Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SESI 5 STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Laporan Keperawatan Jiwa

DISUSUN OLEH :

1. Esti Meilinda : 11409715047


2. Fitria Amelia Shanty : 11409715048
3. Kiki Fatmala Sari : 11409715049
4. Lasmita Sari : 11409715050
5. Muliana Sari : 11409715051
6. Novia Heriyani : 11409715052
7. Putri Amelia Rahmi : 11409715053
8. Sri Mulia Hartini : 11409715054
9. Zakiah Ulfah : 11409715056

Dosen Pembimbing : Suwarti. MT,Spd.,AMKeb

A KAD EMI KEPERAWA TAN KESD AM VI / TANJUNG PURA

TA HUN AJARAN 2018/2019


Proposal TAK: Halusinasi

THERAPY AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.

2. Pengertian/ Landasan Theory


a. Defenisi Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren:
persepsi palsu (Maramis, 2005).

Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah


(Stuart, 2007).

b. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau
menakutkan.
3) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup
bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan
dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
6) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.

c. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan


TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I 1. Mengalami ansietas, kesepian, 1. Tersenyum, tertawa
1. Memberi rasa rasa bersalah dan ketakutan. sendiri
nyaman 2. Mencoba berfokus pada2. Menggerakkan bibir
tingkat pikiran yang dapat tanpa suara
ansietas menghilangkan ansietas 3. Pergerakkan mata yang
sedang secara 3. Pikiran dan pengalaman cepat
umum, sensori masih ada dalam4. Respon verbal yang
halusinasi kontol kesadaran, nonpsikotik. lambat
merupakan 5. Diam dan
suatu berkonsentrasi
kesenangan
Tahap II 1. Pengalaman sensori 1. Terjadi peningkatan
1. Menyalahkan menakutkan denyut jantung,
Tingkat 2. Merasa dilecehkan oleh pernafasan dan tekanan
kecemasan pengalaman sensori tersebut darah
berat secara 3. Mulai merasa kehilangan 2. Perhatian dengan
umum kontrol lingkungan berkurang
halusinasi 4. Menarik diri dari orang lain 3. Konsentrasi terhadap
menyebabkan non psikotik. pengalaman sensori
perasaan kerja
antipati 4. Kehilangan
kemampuan
membedakan halusinasi
dengan realitas
Tahap III 1. Klien menyerah dan menerima 1. Perintah halusinasi
1. Mengontrol pengalaman sensori ditaati.
Tingkat (halusinasi). 2. Sulit berhubungan
kecemasan 2. Isi halusinasi menjadi atraktif. dengan orang lain.
berat 3. Kesepian bila pengalaman 3. Perhatian terhadap
2. Pengalaman sensori berakhir psikotik. lingkungan berkurang
halusinasi hanya beberapa detik.
tidak dapat 4. Tidak mampu
ditolak lagi mengikuti perintah dari
perawat, tremor dan
berkeringat

Tahap IV 1. Pengalaman sensori mungkin1. Perilaku panik.


1. Klien sudah menakutkan jika individu tidak2. Resiko tinggi
dikuasai oleh mengikuti perintah halusinasi, mencederai.
Halusinasi. bisa berlangsung dalam3. Agitasi atau kataton.
2. Klien panik. beberapa jam atau hari apabila4. Tidak mampu berespon
tidak ada intervensi terapeutik. terhadap lingkungan.

d. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi


Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari
gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi
paling sering berupa kata–kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang
mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respons
tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang
membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut
dengan mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara
atau pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor
dari gangguan schizoprenia dan satu syarat diagnostik minor untuk
metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi,
sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh
kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan
harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara
– suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini
menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan
tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat
diamati).

3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok


Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:
1. Diskusi dan tanya jawab.
2. Melengkapi jadwal harian.
Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima
sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah
melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima
yaitu tentang program pengobatan.

4. Tujuan Therapy Aktivitas Kelompok


a. Tujuan Umum
1. Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.
2. Klien mampu mengontrol halusinasinya.
3. Klien mengikuti program pengobatan secara optimal.

b. Tujuan Khusus (Tujuan Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh


minum obat)
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

5. Kriteria Anggota
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi
sensori; halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).

6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Therapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal : Kamis, Kamis 8 Februari 2018.
Waktu : Pukul 13.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang Tenang Wanita RSJ Sambang Lihum
7. Nama Klien dan Ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai
cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai
cadangan yaitu:

Klien peserta TAK:


a. Ny. I
b. Nn. H
c. Nn. S
d. Ny. K
e. Ny. N

Klien peserta TAK cadangan:


a. Ny. S
b. Ny. D

8. Media dan Alat


TAK kali ini menggunakan alat atau media seperti:
a. Crayon atau spidol warna dan kertas warna.
b. Beberapa contoh obat.

9. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang
telah disepakati. Sebagai berikut:
a. Leader : Lasmita Sari
b. Co. Leader : Novia Heriyani
c. Fasilitator 1 : Esti Meilinda
d. Fasilitator 2 : Fitria Amelia Shanty
e. Fasilitator 3 : Kiki Fatmala Sari
f. Fasilitator 4 : Muliana Sari
g. Fasilitator 5 : Putri Amelia R.
h. Fasilitator 6 : Zakiah Ulfah
i. Observer : Sri Mulia Hartini
10. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
Tugas:
1) Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok.
b. Co. Leader
Tugas:
1) Membuka acara.
2) Mendampingi Leader.
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5) Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas:
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya therapy.
d. Observer
Tugas:
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

11. Mekanisme Kegiatan


a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam tarapeutiK
2) Salam dari terapis kepada klien.
3) Terapis dan klien memakai papan nama.
c. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
2) Menjelaskan aturan main berikut:
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
4) Lama kegiatan 30 menit.
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
e. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat member perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
2) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
3) Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di whiteboard.
4) Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis obat.
5) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
6) Berikan pujian pada klien yang benar.
7) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
8) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
9) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi / kambuh.
10) Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/ kambuh.
11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
12) Memberi pujian tiap kali klien benar.
f. Tahap terminasi.
1) Evalusi
a) Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang
sudah dipelajari.
c) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
d) Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian,
bercakap-cakap, dan patuh minum obat.
e) Kontrak yang akan dating
f) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
g) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.

12. Evalusi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi 5,
kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Gunakan formulir evaluasi yang ada.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara minum
obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh).
Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

12. Setting Tempat


a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
b. Ruangan nyaman dan tenang.

13. Tata Tertib dan Program Antisipasi


a. Tata Tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)
berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum
selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Program Antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah
yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun
pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil
adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai
dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati
tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur
terlebih dahulu dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari
kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak
boleh dilakukan.

14. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta
partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Evalusi Kemampuan Pasien

Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
Menyebutkan lima Menyebutkan Menyebutkan
No Nama klien benar cara minum keuntungan akibat tidak patuh
obat minum obat minum obat
1 Ny. I
2 Nn. H
3 Nn. S
4 Ny. K
5 Ny. N
6
7
8
9
10

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan
menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum
obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda (V) jika
klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak mampu.

DAFTAR HADIR PESERTA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SESI 5


SIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI DI RUANG TENANG WANITA
RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM KAMIS, 08 FEBRUARI 2018

No. Nama Peserta Paraf


1...................
1. Ny. I

2....................
2. Nn. H

3...................
3. Nn. S

4......................
4. Ny. K

5...................
5. Ny. N

6...................
6.

LEMBAR KONSULTASI

No. Hari/Tanggal Bimbingan Saran Paraf


LEMBAR PENGESAHAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SESI 5 SIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI KAMIS, 08 FEBRUARI 2018

Pengesahan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Halusinasi Praktik


Keperawatan Jiwa Di Ruang Tenang Wanita Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Gambut , Telah Disahkan Pada :

Tanggal :

Ruang :

Gambut, 08 Februari 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

.................................. .............................

NIK. NIK.

Anda mungkin juga menyukai