Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGUAN ISOLASI SOSIAL

Dosen Pembimbing : Lilik Ma’rifatul Azizah, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 2 Kelas 2B/IV

1. Devi Apriliyanti (201704053)


2. Siti Zulaikah (201704056)
3. Liya wanda sari (201704066)
4. Lely Nur Indah P (201704068)
5. Anisa chusnul (201704073)
6. Siska Hotmauli (201704086)
7. M Afifudin (201704087)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Jiwa II berjudul
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Isolasi
Sosial dengan tepat waktu tanpa halangan apapun.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Jiwa II. Dengan dituliskannya makalah ini diharapkan mahasiswa maupun
tenaga kesehatan dapat memahami Makalah Laporan Pendahuluan Dan Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Isolasi Sosial. Makalah ini tidak akan
selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Lilik Ma’rifatul Azizah, S.Kep.,Ns.,M.Kes Selaku Dosen Mata Kuliah
Jiwa yang telah membimbing penulis.
2. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak, Ibu serta
kelurga yang telah mendukung, mendorong memberikan fasilitas
kepada penulis sehingga terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis
berharap semoga Makalah ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
perkembangan pendidikan khususnya keperawatan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.

Mojokerto, 20 Februari 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

bab 1 pendahuluan .................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5

1.3 Tujuan ............................................................................................ 5

1.4 Manfaat .......................................................................................... 5

bab 2 Pembahasan .................................................................................... 6

2.1 Definisi...............................................................................................6

2.2 Proses Terjadinya Masalah ............................................................ 7

2.2.1 Etiologi .................................................................................... 7

2.2.2 Rentang Respon ....................................................................... 8

2.2.3 Patofisiologi............................................................................. 9

2.2.4 Pathway Isolasi Sosial ........................................................... 10

2.3 Tanda dan Gejala ......................................................................... 11

2.4 Proses Keperawatan .................................................................... 12

2.4.1 Pengkajian .............................................................................. 12

2.4.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 18

2.4.3 Pohon Masalah ...................................................................... 18

2.4.4 Nursing Care Plane (NCP) .................................................... 19

2
2.4.5 Srategi Komunikasi (SP) Berdasarkan Pertemuan ................ 28

2.4.6 Evaluasi ................................................................................. 30

daftar pustaka ......................................................................................... 36

bab 3 Tinjauan kasus .............................................................................. 37

3.1 Kasus ........................................................................................... 37

3.2 Proses Terjadinya Gangguan Jiwa .............................................. 38

3.3 Model Keperawatan .................................................................... 38

3.4 Peran dan Fungsi Perawat ........................................................... 39

3.5 Asuhan Keperawatan ............................................................................ 40

3.5.1 Pengkajian ....................................................................... ........40

3.5.2 Pohon Masalah.........................................................................43

3.5.3 Diagnosa Keperawatan.............................................................44

3.5.4 Nursing Care Plan (NCP)..........................................................44

3.5.5 Strategi Pelaksaaan Tindakan Keperawatan (SPTK)................52

3.5.6 Terapi Modalitas.......................................................................80

3.5.7 Terapi Aktivitas Kelompok.......................................................82

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang
mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain
atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan
perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk
mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi
diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga
melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya,
semakin sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami
dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain
(Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina hubungan sosial, individu
berada dalam rentang respon yan adaptif sampai dengan maladaptif. Respon
adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat
diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.

Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi


dalam kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik
diri sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif
penulis berusaha memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin
kepada pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial :
menarik diri. Menurut pengajar Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Surjo Dharmono, penelitian Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) di perbagai Negara menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan
jiwa. Bentuk yang paling sering adalah kecemasan dan depresi.

4
Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial adalah
merupakan hal yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak
adanya kerusakan interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah
besar dalam fenomen kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang
merupakan suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan dengan orang
lain atau lingkungan disekitarnya (Carpenito, 1997).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Apa Definisi isolasi social ?


2. Bagaimana proses terjadinya isolasi social ?
3. Bagaimana proses keperawatan isolasi social ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Menjelaskan Definisi Isolasi Social


2. Untuk Menjelaskan Proses Terjadinya Isolasi Social
3. Untuk Menjelaskan Proses Keperawatan Isolasi Social

1.4 Manfaat

Adapun kegunaan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.) Diharapkan dapat berguna bagi penulis sendiri dan bermanfaat serta
menjadi pedoman bagi penulis lain yang berminat menyusun makalah
dengan tema yang sama.
2.) Sebagai sumbangan pemikiran atau bahan masukan khususnya bagi mata
kuliah terkait.
3.) Agar kita dapat mengetahui apa itu isolasi sosial.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi


akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes
RI, 2000).

Isolasi soaial adalah dimana seorang individu mengalami penurunan atau


bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. (Iyus Yosep, 2011)

Isolasi merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang


lain, menghindari hubungan dengan orang lain maupun komunikasi dengan
orang lain. (Keliet, 2011)

Isolasi sosial adalah pengalaman kesendirian seorang individu yang


diterima sebagai perlakuan dari orang lain serta sebagai kondisi yang negatif
atau mengancam. Isolasi soaial adalah individu yang mengalami
ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan dengan
lingkungan sekitarnya secra wajar dalam khalayaknya sendiri yang tidak
realistis. Menarik diri merupakan reaksi yang ditampilkan individu yang dapat
berupa reaksi fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yaitu individu pergi atau
menghindari stressor. Sedangkan reaksi psikologis yaitu individu menunjukkan
perilaku apatis mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan
permusuhan.

6
2.2 Proses Terjadinya Masalah

2.2.1 Etiologi

Isolasi social menarik diri sering disebabkanoleh karena kurangnya rasa


percaya pada orang lain, perasaan panic, regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, waham, sukar berinteraksi dimasa lampau, perkembangan ego yang
lemah serta rasa takut. Menurut Stuart & Sundeen, isolasi social disebabkan oleh
gangguan konsep diri rendah.
1) Faktor predisposisi
a. Faktor perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari
pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang
memiliki tugas yang harus individu lalui dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan ini tidak terpenuhi akan menghambat perkembangan
selanjutnya, kurang stimulasi kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu
(pengasuh) pada bayi akan member rasa tidak aman yang dapat menghambat
terbentuknya rasa percaya.
b. Faktor biologi
Genetic adalah salah satu faktor pendukung gangguan jiwa, faktor
genetic dapat menunjang terhadap respon social maladaptive ada bukti
terdahulu tentang terlibatnya neurotransmitter dalam perkembangan
gangguan ini namun tahap masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
c. Faktor social budaya
Faktor social budaya dapatubungan bila keluarga menjadi faktor
terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya
anggota keluarga, yang tidak produktif, diasingkan dari orang lain
d. Faktor komunikasi dalam keluaga
pola komunikasi dalam keluarga dapat mengantarkan seseorang
kedalam gangguan berhubungan bila keluarga hanya mengkomunikasikan
hal-hal yang negative akan mendorong anak mengembangkan harga diri
rendah

7
2) Faktor presipitasi
Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stress seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk
berhubungan dengan orang lain yang menyebabkan ansietas. (Lilik Ma'rifatul
Azizah, 2016)

2.2.2 Rentang Respon

Menurut Stuart Sundeen rentang respons klien ditinjau dari interaksinya


dengan lingkungan social merupakan suatu kontinum yang terbentang antara
respon adaptif dengan maladaptive sebaga iberiku

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Menyendiri Menarik diri


Otonomi Merasa sendiri
Ketergantungan
Bekerja sama Depedensi
Msnipulasi
Interdependen Curiga
Curiga

Terdapat dua respon yang dapat terjadi pada isolasi sosial, yakni:

a. Respon adaptif

Respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
secara umum serta masih dalam batas normal dalam menyelesaikan masalah

1. Menyendiri: respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa


yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi: kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Bekerja sama: kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama
lain.

8
4. Interdependen: saling ketergantungan antar individu dengan orang lain
dalam membina hubungan interpersonal.

b. Respon maladaptif
Respon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial. Yang
termasuk respon maladaptif adalah:
1. Menarik diri: seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain
2. Ketergantungan: seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain.
3. Manipulasi: seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
4. Curiga: seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
5. Impulsif: ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
dari pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk
dan cenderung memaksanakan kehendak.
6. Narkisime: harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pence,
buru dan marah jika orang lain tidak mendukung.

2.2.3 Patofisiologi

Salah satu gangguan berhubungan sosial diantarannya perilaku menarik


diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga , yang biasa
dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan ,
ketegangan , kekecewaan dan kecemasan.

Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam


mengembangkan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi
atau mundur , mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya perhatian
terhadap penampilan dan kebersihan diri.

9
Klien semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu
serta tingkah laku primitif atara lain pembicaraan yang autistic dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakhibat lanjut menjadi
halusinasi. (Stuart, 2007)

2.2.4 Pathway Isolasi Sosial

Penolakan dari orang lain

Ketidak percayaan diri

Kecemasan dan ketakutan ketakutan

Putus asa terhadap hubungan dengan

orang lain

Sulit dalam mengembangkan

berhubungan dengan orang lain

Menarik diri dari lingkungan

(regresi)

Tidak mampu

berinteraksi dengan orang

lain

ISOLASI

SOSIAL
10
2.3 Tanda dan Gejala

Gejala subjective:

1. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.


2. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
3. Respons verbal kurang dan sangat singkat.
4. Klien mengatakan hungan yang tidak berarti dengan orang lain.
5. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
6. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
7. Klien merasa tidak berguna.
8. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
9. Klien merasa ditolak.

Gejala objective:

1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara.


2. Tidak mengikuti kegiatan.
3. Banyak berdiam diri di kamar.
4. Klien menyendiri dan tidak mampu berinteraksi dengan orang yang terdekat,
5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
6. Kontak mata kurang,
7. Kurang spontan.
8. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
9. Ekspresi wajah kurang berseri.
10. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
11. Mengisolasi diri.
12. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
13. Masukan makanan dan minuman terganggu.
14. Retensi urin dan feses.
15. Aktivitas menurun.
16. Kurang energi (tenaga).
17. Rendah diri

11
18. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi
tidur).

2.4 Proses Keperawatan

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah dasr utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian


terdiri dari pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien.Data
yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social dan spiritual. Isolasi
social adalah keadaan seorang individual yang mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

Untuk mengkaji pasien isolasi social dapat menggunakan wawancara dan


observasi kepada pasien dan keluarga. Pertanyaan berikut dapat ditanyakan pada
waktu wawancara untuk mendapatkan data subjektifL:

a) Bagaimana pendapat pasien tentang orang-orang disekitarnya (keluarga atau


tetangga)
b) Apakah pasien punya teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu
c) Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang terdekat dengannya?
d) Apa yang pasien inginkan dari orang-orang disekitarnya?
e) Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
f) Apa yang menghambat hubungan harmonis antara pasien dengan orang-orang
disekitarnya?
g) Apakah pasien merasa bahwa waktu begitu lama berlalu?
h) Apakh pernah ada perasaan ragu untuk melanjutkan kehidupan?
Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:
1) Identitas klien
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang biodata dan
sumber data yang didapat

12
2) Alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang, atau dirawat di rumah
sakit, biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain),
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi
dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, dependen,
perasaan kesepian, merasa tidak aman berada dengan orang lain, merasa
bosan dan lambat menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi,
merasa tidak berguna dan merasa tidak yakin dalam melangsungkan hidup.
Apakah sudah tau penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan
keluarga untuk mengatasi maslah ini.

3) Faktor predisposisi

Menanyakan apakah keluarga mengalami gangguan jiwa, bagaimana hasil


pengobatan sebelumnya, apakah pernah melakukan atau mengalami
kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan atau frustasi berulang, tekanan dari kelompok sebaya,
perubahan struktur social, terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus di
operasi, kecelakaan, perceraian, putus sekolah, PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara
tiba-tiba), mengalami kegagalan dalam pendidikan maupun karier, yang
tidak menghargai klien atau perasaan negative terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.

Faktor-faktor predisposisi terjadinya gangguan hubungan social, adalah:


4) Stressor presipitasi
Umumnya mencakup kejadian kehidupan yang oenuh stress seperti
kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Stressor presipitasi dapat
dikelompokkan dalam kategori:
1. Stressor social budaya

13
Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor lain dan faktor keluarga
seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang
berarti dalam kehidupannya, misalnya dirawat dirumah sakit.
2. Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang
ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi
masalah diyakini akn menimbulkan berbagai masalah gangguan
berhubungan (isolasi social)
5) Pemeriksan fisik
Memeriksa tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, dan tanyakan
apakah ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
6) Psikososial
a. Genogram
Genogram menggambarkan klien dengan keluarga, dilihat dari pola
komunikasi pengambilan keputusan dan pola asuh.
b. Konsep diri
a) Gambaran diri
Tanyakan presepsi klien terhadapntubuhnya, bagian tubuh yang disukai,
reaksi klien terhaap bagian tubuh yang tidak disukai. Pada klien dengan
isolasi social, klien menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang
berubah atau tidak menerima bagian tubuh yang terjadi dan akan terjadi,
menolak penjelsan perubahanbentuk tubuh, presepsi negative tentang tubuh,
preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan perasaan
keputusan, mengungkapkan ketakutan.
b) Identitas diri
Klien dengan isolasi social mengalami ketidakpastian memandang diri, sukar
menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c) Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerjaan/kelompok masyarakat,
kemampuan klien dalam melaksanakan fungsi atau peranyya, dan

14
bagaimana perasaan akibat perubahan tersebut. Pada klien dengan isolasi
social bisa berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit,
proses menua, purus skolah, PHK, perubahan yang terjadi saat klien sakit
dan dirawat.
d) Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan
klien terhadap penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan
harapannya. Pada klien dengan isolasi social cenderung mengungkapakan
keputusan karena penyakitnya, mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri,
gangguan hubungan social, merendahkan martabat, menciderai diri, dan kurang
percaya diri.
c. Hubungan social
Dalam setiap interaksi dengan klien, perawat harus menyadari luasnya dunia
kehidupan klien.Siapa orang yang berarti dalam kehidupan klien, tempat
mengadu, bicara minta bantuan atau dukungan baik ecara material maupun
non-material. Peran serta dalam kegiata kelompok/ masyarakat social apa saja
yang diikuti dilingkungan. Pada penderita ISOS perilaku social terisolasi atau
sering menyendiri, cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun, dan berdiam diri. Hambatan klien dalam menjalin hubungan soial
oleh karena malu atau merasa adanya penolakan oleh orng lain.
d. Spiritual
Nilai dan keyakinan, kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan, kepuasan dalam
menjalankan keyakinan.
7) Status mental
1. Penampilan
Melihat penampilan klien dari ujung rambut sampai ujung kak. Pada klien
dengan isolasi social mengalami defisit perawatan diri ( penampilan tidak rapi,
penggunaan pakaian tidak sesuai, cara berpakaian tidak seperti biasanya,

15
rambut kotor, rambut seperti tidak pernah disisir, gigi kotor kuning, kuku
panjang dan hitam).
2. Pembicaraan
Tidak mampu memulai pembicaraan,berbicara hanya jika ditanya. Cara
berbicara digambaran dalam frekuensi (kecepatan, cepat/lambat) volume
(keras/lembut) jumlah (sedikit, membisu, ditekan) dan karakteristiknya (gugup,
kata-kata berbicara yang pelan (lambat, lembut, sedikit/membisu, dan
menggunakan kata-kata simbolik).
3. Aktivitas motorik
Klien dengan isoasi social cenderung lesu dan lebih sering duduk menyendiri,
berjalan pean dan lemah.Aktivitas motorik menurun, kadang ditemukan
hipoksia dan katelepsi.
4. Afek dan emosi
Klien dengan isolasi social cenderung datar (tidak ada perubahan roman muka
pada saat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan) dan tumpul
(hany bereaksi bila ada stimulus emosi yang sangat kuat).

5. Interaksi selama wawancara


Klien dengan isolasi social kontak mata kurang (tidak mau menatap lawan
bicara), merasa bosan dan cenderung tidak kooperatif (tidak konsentrasi
menjawab pertanyaan pewawancara dengan spontan). Emosi ekspresi sedih
dan mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain.
6. Presepsi-Sensori
Klien dengan isolasi social beresiko mengalami gangguan sensori/pengelihatan
halusinasi.
7. Proses pikir
a. Peroses pikir
Arus: bloking (pembucaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar
kemudian dilanjutkan kembali).
Bentuk piker: Otistik (autism) yaitu bentuk pemikiran yang berupa fantasia
atau lamunan untuk memuaskan keinginan yang tidak dapat dicapainya. Hidup

16
dalam pikirannya sendiri, hanya memuaskan keinginannya tanpa peduli
sekitarnya, menandakan ada distorsi arus assosiasi dalam diri klien yang
dimanifestasikan dengan lamunan yang cenderung menyenangkan dirinya.
b. Isi fikir
Social isolation ( pikiran isolasi social) yaitu isi pikiran yang berupa rasa
terisolasi, tersekat, terkucul, terpencil dari lingkungan sekitarnya/masyarakat,
merasa ditolak, tidak disukai orang lain, dan tidak enak berkumpul dengan
orang lain sehingga sering menyendiri.
8. Tingkat kesadaran
Pada klien dengan isolasi social cenderung bingung, kacau (perilaku yang tidak
mengarah pada tujuan) dan apatis (acuh tak acuh)
9. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, dimana klien sulit mengingat hal-hal
yang terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi.
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada klien dengan isolasi social tidak mampu berkonsentrasi: klien selalu
minta agar pertanyaan diulang karena tidak bisa menangkap apa yang
ditanyakan atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan.
11. Daya tilik
Pada klien dengan isolasi social cenderung mengingkari penyakit yang
diderita: klien tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik dan emosi)
pada dirinya dan merasa tidak perlu meminta pertolongan/klien menyangkal
keadaan penyakitnya, klien tidak mau bercerita tentang penyakitnya.
8) Koping penyelesaian masalah

Mekanisme yang sering digunakan pada isolasi social adalah regresi,


represi, dan isolasi.

1. Regresi adalah mundur kemasa perkembangan yang telah lain


2. Represi adalah perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang tidak
dapat diterima, secara sadar dibendung supaya jangan tiba di
kesadaran.

17
3. Isolasi adalah mekanisme mental yang tidak sadar yang
mengakibatkan timbulanya kegagalan defensive dalam
menghubungkan perilaku dengan motivasi atau pertentangan
antara sikap dan perilaku.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi social
2. Harga diri rendah kronis
3. Perubahan presepsi sensori: Halusinasi
4. Koping individu tidak efektif
5. Intoleransi aktivitas
6. Defisit perawatan diri

2.4.3 Pohon Masalah

Resiko Halusinasi (efek)

Isolasi Sosial (core problem)

Harga Diri Rendah (causa)

2.4.4 Nursing Care Plane (NCP)

Rencana Keperawatan Klien Dengan Isolasi Sosial

18
Perencanaan

Tujuasn kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan Umum:

Klien dapat
berinteraksi dengan
orang lain.

TUK I: kriteria evaluasi: 1.1 Bina hubungan Hubungan


saling percaya saling percaya
Klien dapat Klien dapat
dengan merupakan
membinahubungan
 Klien mau menggunakan langkah awal
saling percaya
menjawab prinsip untuk

salam komunikasi menentukan

 Klien mau terapeutik keberhasilan

berjabattangan rencana
a. Sapa klien
 Klien mau selanjutnya
dengan
menjawab
ramah ,baik
pertanyaan
verbal
 Ada kontak maupun non
mata verbal
 Klien mau
duduk b. Perkenalkan

berdampingan diri dengan

dengan sopan

perawat
c. Tanya nama
lengkap
klien dan
nama

19
pangilan
yang disukai
Klien

d. Jelaskan
tujuan

pertemuan

e. Jujur dan
menepati
janji

f. Tunjukan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya

g. Beri
perhatian
pada klien

TUK 2: Kriteria a. Kaji Dengan


evaluasi: pengetahuan mengetahui
Klien dapat
klien tentang tanda-tanda
menyebutkan Klien dapat
perilaku menarik dan gejala
penyebab perilaku menyebutkan
diri dan tanda- menarik diri
menarik diri penyebab
tandanya akan
perilaku menarik
menentukan
diri yang berasal b. Beri kesempatan
langkah
dari : klien untuk
intervensi

20
a.Diri sendiri mengungkapkan selanjutnya.
perasaan
b.Orang lain
penyebab

c.Lingkungan menarik diri atau


tidak mau
bergaul

c .Diskusikan
bersama klien
tentang perilaku
menarik diri,
tanda dan gejala.

d. Berikan pujian
terhadap
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaanya,

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK 3: kriteria evaluasi: 3.1 Kaji pergetahuan Reinforcement


klien tentang dapat
Klien dapat  Klien dapat
keuntungan dan
menyebutkan menyebutkan meningkatkan
manfaat bergaul
tentang tentang hargadiri
dengan orang
keuntungan keuntungan

21
berhubungan berhubungan lain
dengan orang dengan orang
3.2 Beri kesempetan
lain dan lain.misal banyak
klien untuk
kerugian tidak teman ,tidak
mengungkapkan
berhubungan sendiri ,bisa
perasaannya
dengan orang diskusi,dll.
tentang
lain  Klien dapat
keuntungan
menyebutkan
berhubungan
tentang kerugian
dengan dengan
tidak berhubungan
orang lain
dengan orang lain
misal: sendiri 3.3 Diskusikan
tidak k punya bersama klien
teman, sepi,dll. tentang manfaat
berhubungan
berhubungan
dengan orang
lain

3.4 Kaji
pengetahuan
klien tentang ke
rugian bila tidak
berhubungan
dengan orang
lain. .

3.5 Beri kesempatan


kepada klien
untuk
mengungkapkan

22
perasaan tentang
kerugian bila
tidak
berhubungan
dngan orang lain

3.6 Diskusikan
bersama klien
tentang kerugian
tidak
berhubungan
dengan orang
lain

3.7 Ben
reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan
dengan orang
lain

TUK 4: Kriteria evaluasi : 4.1 Kaji kemampuan Mengetahui


klien membina sejauh mana
Klien dapat Klien dapat
hubungan dengan pengetahuan
Melaksanakan Mendemonstrasikan
orang lain Klien
hubungan sosia l hubungan sosia l
berhubungan
secara secara secara secara 4.2 Doreng dan
dengan orang
bertahap. bertahap. bantu klien untuk

23
a) Klien-perawat berhubungan lain
b) Klien-perawat- dengan orang
perawat lain . lain melalui
c) Klien- perawat-
 Klien-perawat
perawat lain-
 Klien-perawat-
klien lain
perawat lain .
d) Klien-kelompok
 Klien- perawat-
kecil
perawat lain-
Klien-keluarga/ klien lain
kelompok  Klien-
/masyarakat kelompok kecil
 Klien-keluarga/
kelompok
/masyarakat

4.3 Beri
reinforcement
terhadap
keberhasilan
yang yang telah
dicapai di rumah
nanti.

4.4 Bantu klien


untuk
merevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang
lain

24
4 5 Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan
bersama klien
dalam mengisi
waktu

4.6 Motivasi klien


untuk mengikuti
kegiatan terapi
Aktivitas
kelompok
sosialisasi.

4.7 Beri
reinforcement
atas kegiatan
klien dalam
kegiatan ruangan

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK 5: Kriteria evaluasi : 5.1 Dorong klien Agar klien


mengungkapkan lebih percaya
Klien dapat Klien dapat
perasaannya bila diri

25
mengungkapkan mengungkapkan berhubungan berhubungan
perasaannya perasaannya setelah dengan orang dengan orang
setelah berhubungan lain lain
berhubungan dengan orang lain mengetahui
dengan orang lain untuk : sejauh mana

5.2 Diskusikan pengetahuan


 Diri sendiri
dengan klen klien tentang
 Orang lain
manfaat kerugian bila

berhubungan tidak

dengan orang berhubungan


lain dengan orang
lain
5.3 Beri
reinforcement
positif atas
kemampuan
klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan
dengan orang
lain

TUK 6: Kriteria evaluasi : 6.1 BHSP dengan Agar klien


keluarga lebih percaya
Klien dapat Keluarga dapat:
diri dan tahu
memberdayakan  Salam,
a) Menjelaskan akibat
sistem pendukung perkenalan
berhubungan

26
atau keluarga Perasaannya  Sampaikan dengan orang
atau keluarga tujuan lain
b) Menjelaskan
mampu  Membuat kontrak
cara. merawat Mengetahui
mengembangkan  Eksplorasi
klien menarik sejauh mana
kemampuan klien perasaan
diri pengetahuan
untuk keluarga
klien tentang
berhubungan c)
6..2 Diskusikan membina
dengan orang lain Mendemonstrasi
dengan anggota hubungan
. kan cara
keluarga dengan orang
perawatan
tentang: lain
menarik diri
a Perilaku menarik
d) .Berpartisipasi
diri
dalam
perawatan b Penyebab perilaku
menarik diri menarik diri.

c.Cara keluarga
menghadapi klien
yang sedang
menarik

6.3 Dorong anggota


keluarga untuk
memberikan
dukungan
kepada klien
berkomunikasi
dengan orang
lain

6.4 Anjurkan

27
anggota
keluarga untuk
secara rutin dan
bergantian
mengunjungi
klien minimal
1x seminggu

6.5 Beri
reinforcement
atas hal-hal
yang telah
dicapai oleh
keluarga

2.4.5 Srategi Komunikasi (SP) Berdasarkan Pertemuan

 SP 1 Pasien:
1. Identifikasi penyebab:
a) Siapa yang satu rumah dengan pasien?
b) Siapa yang dekat dengan pasien? Dan apa sebabnya?
c) Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Dan apa penyebabnya?
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
3. Latihan berkenalan
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien
 SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (SP 1)
2. Melatih berhubungan social secara bertahap (pasien dan
keluarga)
3. Memasukkan kedalam jadwal harian.
 SP 3 Pasien
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan 2)

28
2. Latih ADL (Kegiatan sehari – hari), cara bicara
3. Masukkan kedalam kegiatan jadwal klien
 SP 1 Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi social serta
protes terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi social
4. Bermain peran dalam merawat pasien isolasi social (Simulasi)
5. Menyusun RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat pasien
 SP 2 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
2. Melatih keluarga merawat langsung klien dengan isolasi social
3. Menyusun RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat klien
 SP 3 Keluarga
1. Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1,2)
2. Evaluasi kemampuan klien
3. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan rujukan.

2.4.6 Evaluasi

1. Kemampuan pasien dan keluarga

PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA


PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama :

29
Ruangan :

Kartu perawat :

Peninjau pengisisan :

1. Beri tanda (v) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di
bawah ini
2. Lakukan supervise

No Kemampuan T T T T
tgl tgl tgl tgl

A Pasien

1 Menyebutkan penyebab isolasi


sosisal
2 Menyebutkan keuntuangan
berinteraksi dengan orang lain
3 Menyebutkan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
4 Berkenalan dengan satu orang

5 Berkenalan dengan dua orang


atau lebih
6 Memiliki jadwal kegiatan
berbincang- bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
7 Melakukan perbincangan
dengan orang lain sesuai jadwal harian
B Keluarga

30
1 Menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala isolasi
soasial
2 Menyebutkan cara-cara merawat
pasien dengan isolasi social
3 Mendemontrasikan cara
merawat poasien dengan isolasi sosisal
4 Menyebutkan tempoat rujukan
yang sesuai untuk pasien isolasi sosial

2. Kemampuan perawat

PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT


DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

Nama pasien :

Ruangan :

31
Nama perawat :

N
No
Kemampuan T T T T T T T
tgl tgl tgl tgl tgl tgl tgl

A Pasien

Sp I p

1Mengidentifikasin
1 penyebab isolasi social
2Berdiskusi dengan
2 pasien tentang
keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
3
3 Berdiskusi
dengan pasien tentang
kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain

4Mengajarkan pasien
4 cara berkenalan dengan
satu orang

5Menganjurkan pasien
5 memasukan kegiatan
latihan berbincang-
bincang dengan orang

32
lain dalam kegiatan
harian
6 Nilai SP I p

SP II p

1 Mengevaluasi
1 jadwal kegiatan harian
pasien

2 Memberikan
2 kesempatan kepada
pasien mempraktekan
cara berkenalan dengan
satu orang
3Membantu pasien
3 memasukkan kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain
sebagai salah satu
kegiatan harian
Nilai SP III p

SP III p

1Mengevaluasi jadwal
1 kegiatan harian pasien
2 Memberikan
2 kesempatan kepada
berkenalan dengan dua

33
orang atau lebih
3 Menganjurkan
3 pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan
harian
B Keluarga

SP I k

1Mendiskusikan masalah
1 yang dirasakan
keluaraha dalam
merawat pasien
2Menjelaskan pengertian
2 , tanda dan gejala isolasi
social yang dialami
pasien berserta proses
terjadinya
3Menjelaskan cara-cara
3 merawat pasien isolasi
social
Nilai SP I k

No

Kemampuan T T T T T T T
tgl tgl tgl tgl tgl tgl tgl

Sp II k

34
1 Melatih keluarga
mempraktekan cara
merawat pasien dengan
isolasi social
2 Melatih keluarga
melakukan cara merawat
langsung kepada pasien
dengan isolasi social
Nilai SP II k

1 Membantu
keluarga membuat
aktivitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge plainning)
2 Menjelaskan follow up
pasien setelah pulang
Nilai SP III p

Total nilai : SP
p+ SP k
Rata- rata

DAFTAR PUSTAKA

Iyus Yosep, S. M. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Keliet, B. A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic


Cource). Jakarta: EGC.

35
Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan
Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi V. Jakarta: EGC.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

Nn. Y masuk RSJ pada tanggal 1 Februari 2019 pukul 09.00 WIB,
keluarga klien mengatakan masuk RSJ karena sering menyendiri dan merasa di
tolak di lingkungan keluarganya, semenjak dia berhenti dari pekerjaanya sebagai
buruh pabrik di Surabaya. Padahal klien anak paling tua dan di jadikan sebagai

36
tulang punggung di keluarganya. Semenjak saat itu klien merasa dirinya tidak
berguna di keluarganya. Selain itu keluarga klien juga mengatakan klien tidak
mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap- cakap, banyak melamun,
mengurung diri dan sering menyendiri. Kebanyakan klien selalu berdiam diri di
kamar dan kurang bersosialisasi baik dengan orang yang berada di rumahnya dan
tetangga sekitarnya, serta klien selalu pesimis, ragu, dan tidak mampu
merumuskan keinginan, dan selalu merasa tertekan. Keluarga mengatakan klien
pernah mengikuti kegiatan masyarakat Karang Taruna selama kurang lebih 4
tahun, pada pertengahan tahun 2017 klien mulai tidak aktif terlibat. Keluarga
mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2018 karena
klien sering menyalahkan, mengejek , mengkeritik dirinya sendiri, serta merasa
tidak bisa dan tidak tahu apa-apa, klien merasa tidak pernah melakukan sesuatu
dengan benar, dan yang kedua kalinya adalah sekarang, klien dimasukan ke RSJ
karena klien selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya
dan orang disekitarnya. Dari hasil pengkajian dijumpai klien sering
menyendiri, kontak mata kurang, kurang spontan, apatis, ekpresi wajah
kurang berseri. Selain itu didapatkan rambut dan pakaian tidak tertata rapi, klien
tampak kotor, gigi kuning, kuku hitam dan panjang.kontak mata kurang, kalau di
tanya klien cenderung blocking, apatis. TD : 120/90 mmHg, N : 86 x/menit . RR :
24 x/menit . S : 37 0C .

3.2 Proses Terjadinya Gangguan Jiwa

1. Faktor Predisposisi

Klien sering menyendiri dan merasa di tolak di lingkungan keluarganya,


semenjak dia berhenti dari pekerjaanya sebagai buruh pabrik di Surabaya.
Padahal klien anak paling tua dan di jadikan sebagai tulangpunggung di

37
keluarganya. Semenjak saat itu klien merasa dirinya tidak berguna di
keluarganya.

2. Faktor Presipitasi

Keluarga mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2018
karena klien sering menyalahkan, mengejek , mengkeritik dirinya sendiri, serta
merasa tidak bisa dan tidak tahu apa-apa, klien merasa tidak pernah melakukan
sesuatu dengan benar saat dirumah keluarga klien mengatakan bahwa klien
minum obatnya tidak beraturan, jika sempat klien akan meminum obatnya. Klien
tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan tindakan kriminal.
Keluarga klien juga mengatakan tidak ada yang mengalami gangguan jiwa di
keluarganya.

3. Koping

Klien memiliki respon mekanisme koping destruktif yang di tunjukkan dengan


perilaku klien tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak bercakap-
cakap, banyak melamun, mengurung diri dan sering menyendiri. Kebanyakan
klien selalu berdiam diri di kamar.

3.3 Model Keperawatan

a) Model Komunikasi. Nn. Y tidak dapat mengungkapkan pesan dengan baik ke


orang lain, sehingga terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian dalam
mengapresiasikan info yang didapat dalam bentuk perilaku. Sehingga peran
perawat dalam kasus ini adalah mengklarifikasi masalah yang berfokus pada
permainan dan belajar untuk berkomunikasi secara langsung tanpa sandiwara.

b) Model Social. Nn. Y tidak mau bersosialisasi dengan keluarga maupun orang
disekitarnya, sehingga peran perawat menggali system social klien dan
membantu menggunakan sumber yang tersedia serta menciptakan sumber yang
baru.

38
c) Model Interpersonal. Nn. Y merasa dirinya mendapatkan peran perawat
sendiri memberi kepuasan interpersonal dan mengurangi ansietas.

3.4 Peran dan Fungsi Perawat


a. Pencegahan Sekunder
1 Menciptakanlingkungan yang aman dan nyaman
a Perawat menciptakan dan pertahankan iklim atau suasana yang akrab,
menyenangkan, saling menghargai antar sesama perawat, petugas dan
pasien.
b Perawat menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-
adaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan lika terhadap pasien.
c Meciptakan suasana yang nyaman
d Pasien di minta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri, dan
orang lain. Seperti yang biasa dilakukan dirumahnya. Misalnya
:membereskan tempat tidur.
2 Penyelenggaraan proses sosialisasi
a Membantu pasien dalam belajar berinteraksi, mempercanyai orang lain,
sehingga dapat mengurangi perilaku menarik diri dari lingkungan dan orang
lain.
b Melalui sosialisi pasien belajar tentang kegiatan–kegiatan atau kemampuan
yang baru dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya
pada waktu luang.
3 Sebagai teknis perawatan
4 Sebagai leader atau pengelola

3.5 Asuhan keperawatan

3.5.1 Pengkajian

a. Identitas klien
Nama : Nn. Y
Umur : 24 tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin

39
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Jalan Suka Maju
Bahasa yang dipakai : Bahasa Jawa
Rekam Medik : 234567
Tanggal masuk : 1 Februari 2019
Tanggal pengkajian : 1 Februari 2019
b. Alasan masuk
keluarga klien mengatakan masuk RSJ karena sering menyendiri dan
merasa di tolak di lingkungan keluarganya, semenjak dia berhenti dari
pekerjaanya sebagai buruh pabrik di Surabaya. Selain itu keluarga klien
juga mengatakan klien tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak banyak
bercakap- cakap, banyak melamun, serta klien selalu pesimis, ragu, dan
tidak mampu merumuskan keinginan, dan selalu merasa tertekan.
c. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? Ya, sudah 1 kali masuk
RSJ dan yang kedua kalinya sekarang
2. Pengobatan sebelumnya : kurang berhasil

3. Trauma
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik Tahun

Aniaya seksual Tahun

40
Penolakan Tahun

Kekerasan dalam Tahun


keluarga
Tindakan criminal Tahun

Lain-lain Tahun

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?


Ada
Tidak ada
Bila ada : Hubungan keluarga:
Gejala :
Riwayat pengobatan :
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Pasien tidak mengalami pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan

d. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda vital : TD : 120/90 mmHg, N : 86 x/menit .
RR : 24 x/menit . S : 37 0C .
2) Ukuran : Berat Badan: tidak dikaji.
Tinggi Badan: tidak dikaji
3) Keluhan fisik : Tidak ada Ada, jelaskan
Jelaskan:

e. Psikososial
1. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: keluarga pasien
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat: Nn. Y pernah
mengikuti kegiataan masyarakat Karang Taruna selama

41
kurang lebih 4 tahun. Pada pertengahan tahun 2017 klien
mulai tidak aktif terlibat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien
merasa ditolak dilingkungan keluarganya semenjak berhenti
dari pekerjaannya sehingga klien lebih banyak menyendiri di
kamar.
f. Status Mental
1. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan
Kontak mata kurang
Tidak kooperatif
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
Lain-lain,
Jelaskan: apatis, blocking

42
g. Analisa data

No Symtom Problem

1. Ds : keluarga pasien mengatakan, pasien merasa di Isolasi social


tolak di lingkungan keluarganya

Do :

 Klien tidak banyak bercakap


 Banyak melamun
 Mengurung diri dan sering menyendiri
 Bloking
 Kontak mata kurang
 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan
kebersihan diri

3.5.2 Pohon Masalah

Resiko Halusinasi (efek)

Isolasi Sosial (core problem)

Harga Diri Rendah (causa)

43
3.5.3 Diagnosa Keperawatan

 Isolasi social

3.5.4 Nursing Care Plan (NCP)

Perencanaan

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

TUK I: kriteria evaluasi: Bina hubungan saling Hubungan


percaya dengan saling percaya
Klien dapat Klien dapat
menggunakan prinsip merupakan
membina hubungan
 Klien mau komunikasi terapeutik langkah awal
saling percaya
menjawab untuk
a.Sapa klien dengan
salam menentukan
ramah ,baik verbal
 Klien mau keberhasilan
maupun non verbal
berjabat tangan rencana

 Klien mau b. Perkenalkan diri selanjutnya


menjawab dengan sopan
pertanyaan
c. Tanya nama
 Ada kontak
lengkap klien dan
mata
nama pangilan

Klien mau duduk yang disukai Klien

berdampingan
d. Jelaskan tujuan
dengan perawat
pertemuan

e. Jujur dan menepati


janji

f. Tunjukan sikap
empati dan

44
menerima klien apa
adanya

g. Beri perhatian pada


klien

TUK 2: Kriteria evaluasi: a. Kaji pengetahuan Dengan


klien tentang mengetahui
Klien dapat Klien dapat
perilaku menarik tanda-tanda dan
menyebutkan menyebutkan
diri dan tanda- gejala menarik
penyebab perilaku penyebab perilaku
tandanya diri akan
menarik diri menarik diri yang
menentukan
berasal dari : b. Beri kesempatan
langkah
klien untuk
a.Diri sendiri intervensi
mengungkapkan
selanjutnya.
b.Orang lain perasaan penyebab
menarik diri atau
c.Lingkungan tidak mau bergaul

c .Diskusikan bersama
klien tentang
perilaku menarik
diri, tanda dan
gejala.

d. Berikan pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan

45
perasaanya,

TUK 3 kriteria evaluasi: 3.1 Kaji pergetahuan Reinforcement


klien tentang dapat
Dengan  Klien dapat
keuntungan dan
mengetahui tanda- menyebutkan meningkatkan
manfaat bergaul
tanda dan gejala tentang hargadiri
dengan orang lain
menarik diri akan keuntungan
menentukan berhubungan 3.2 Beri kesempetan
langkah intervensi dengan orang klien untuk
selanjutnya. lain.misal mengungkapkan
banyak teman perasaannya
,tidak sendiri tentang
,bisa diskusi,dll. keuntungan
berhubungan
Klien dapat
dengan dengan
menyebutkan
orang lain
tentang kerugian
tidak 3.3 Diskusikan
berhubungan bersama klien
dengan orang lain tentang manfaat
misal: sendiri berhubungan
tidak punya berhubungan
teman, sepi,dll. dengan orang lain

3.4 Kaji pengetahuan


klien tentang ke
rugian bila tidak
berhubungan
dengan orang lain.
.

3.5 Beri kesempatan

46
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian bila tidak
berhubungan dngan
orang lain

3.6 Diskusikan
bersama klien
tentang kerugian
tidak berhubungan
dengan orang lain

3.7 Ben reinforcement


positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain

TUK 4: Kriteria evaluasi 4.1 Kaji kemampuan Mengetahui


: klien membina sejauh mana
Klien dapat
hubungan dengan pengetahuan
Melaksanakan Klien dapat
orang lain Klien
hubungan sosia l Mendemonstrasik
berhubungan
secara secara an hubungan 4.2 Doreng dan bantu
dengan orang
bertahap. sosia l secara klien untuk
lain
secara bertahap. berhubungan
dengan orang lain
a) Klien-perawat
melalui
b) Klien-perawat-

47
perawat lain .  Klien-perawat
c) Klien-  Klien-perawat-
perawat- perawat lain .
perawat lain-  Klien- perawat-
klien lain perawat lain-klien
d) Klien- lain
kelompok  Klien-kelompok
kecil kecil
 Klien-keluarga/
Klien-keluarga/
kelompok
kelompok
/masyarakat
/masyarakat

4.3 Beri reinforcement


terhadap
keberhasilan yang
yang telah dicapai
di rumah nanti.

4.4 Bantu klien untuk


merevaluasi
manfaat
berhubungan
dengan orang lain

4 5 Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan bersama
klien dalam
mengisi waktu

4.6 Motivasi klien


untuk mengikuti

48
kegiatan terapi
Aktivitas kelompok
sosialisasi.

4.7 Beri reinforcement


atas kegiatan klien
dalam kegiatan
ruangan

TUK 5: Kriteria evaluasi 5.1 Dorong klien Agar klien lebih


: mengungkapkan percaya diri
Klien dapat
perasaannya bila berhubungan
mengungkapkan Klien dapat
berhubungan dengan orang
perasaannya mengungkapkan
dengan orang lain lain
setelah perasaannya
mengetahui
berhubungan setelah
sejauh mana
dengan orang lain berhubungan
5.2 Diskusikan dengan pengetahuan
dengan orang lain
klen manfaat klien tentang
untuk :
berhubungan kerugian bila

 Diri sendiri dengan orang lain tidak

 Orang lain berhubungan


5.3 Beri reinforcement dengan orang
positif atas lain
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaan manfaat
berhubungan
dengan orang lain

TUK 6: Kriteria evaluasi 6.1 BHSP dengan Agar klien lebih

49
Klien dapat : keluarga percaya diri dan
memberdayakan tahu akibat
Keluarga dapat:  Salam, perkenalan
sistem pendukung berhubungan
 Sampaikan tujuan
atau keluarga atau a) Menjelaskan dengan orang
 Membuat kontrak
keluarga mampu Perasaannya lain
mengembangkan  Eksplorasi
Mengetahui
kemampuan klien b) Menjelaskan perasaan keluarga
cara. merawat sejauh mana
untuk berhubungan
6..2 Diskusikan pengetahuan
dengan orang lain . klien menarik
dengan anggota klien tentang
diri
keluarga tentang: membina
c) hubungan
a Perilaku menarik
Mendemonstra dengan orang
diri
sikan cara lain
perawatan b Penyebab perilaku
menarik diri menarik diri.

d) .Berpartisipasi c.Cara keluarga


dalam perawatan menghadapi klien
menarik diri yang sedang menarik

6.3 Dorong anggota


keluarga untuk
memberikan
dukungan kepada
klien
berkomunikasi
dengan orang lain

6.4 Anjurkan anggota


keluarga untuk
secara rutin dan

50
bergantian
mengunjungi
klien minimal 1x
seminggu

6.5 Beri
reinforcement atas hal-
hal yang telah dicapai
oleh keluarga

51
3.5.5 STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK)

PADA Nn.Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHAT PPNI

Nama : Devi Apriliyanti

Masalah Keperawatan: Isolasi Social

Pertemuan : Ke – 1

Tanggal / Hari: Senin / 2 Februari 2019

Jam : 11.30 WIB

A. Proses Keperawatan

Kondisi : Pasien terlihat menyendiri dengan pandangan kosong, rambut dan


pakaian tidak tertata rapi, klien tampak kotor, gigi kuning, kuku hitam
dan panjang

Diagnosa : Isolasi Sosial

Tujuan : - TUK 1 Klien dapat membina hubungan saling percaya.

- TUK 2 Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

-TUK 3 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan


orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

- TUK 4 Klien dapat melaksanakan hubungan soial secara bertahap.

Tindakan Keperawatan : SP 1 ( Pasien)

a. Mengidentifikasi penyebab :

•Siapa yang satu rumah dengan pasien ?

52
•Siapa yang dekat dengan pasien ? Apa sebabnya ?

•Siapa yang tidak dekat dengan pasien? Apa


sebabnya ?

b. Keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan


orang lain.

c. Melatih berkenalan.

d.Memasukkan dalam daftar kegiatan pasien.

B. Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

a. Salam Terapuetik

“ Selamat pagi, perkenalkan nama saya Devi Apriliyanti , biasanya


dipanggil Devi. Saya mahasiswi dari Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Saya
yang akan merawat Mbak selama satu minggu ke depan. Kalau boleh tahu nama
Mbak siapa ? dan senangnya dipanggil apa ?”.

b. Evaluasi / Validasi

“ Bagaimana perasaan Mbak pagi ini ? Kalau perasaan saya sedang


senang, karena hari ini dapat bertemu dengan Mbak.”

“Hari ini Mbak senang tidak bisa bertemu dengan saya?”

c. Kontrak

- Topik : “ Mbak, bagaimana kalau hari ini kita mengobrol, Bagaimana Mbak
mau tidak ? Nanti Mbak juga dapat bercerita kepada saya kenapa kok
Mbak lebih suka menyendiri, saya akan mendengarkan Mbak dengan
baik.”

53
- Waktu : “ Mbaknya mau mengobrol berapa lama ? Bagaimana kalau 30 menit
saja ?Agar Mbak dapat cerita dengan santai dan lebih nyaman.”

- Tempat : “Mbak ingin mengobrol dimana ? Bagaimana jika di ruang perawatan


ini saja?”

2. Tahap Kerja

“Di rumah Mbak tinggal dengan siapa saja ?dan siapa yang paling dekat dengan
Mbak ?

“Apa yang membuat Mbak tidak dekat dengan keluarga ?”

“Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan


orang lain atau Mbak memiliki masalah dengan keluarga atau yang lainnya ?”

“Oh, jadi Mbak tidak suka bergaul dengan keluarga dan orang lain karena Mbak
merasa tidak dapat menjadi anak yang berguna, dan karena berhenti dari
pekerjaannya sebagai buruh pabrik?”

“Lalu kalau ada masalah Mbak biasanya sering cerita kepada siapa?”

“Oo jadi kalau ada masalah Mbak tidak cerita pada siapa- siapa dan hanya di
pendam sendiri?”

“Kira – kira mbak tahu tidak kerugian jika Mbak lebih banyak menyendiri dari
pada berinteraksi dengan orang lain?

“Ya benar mungkin kalau sendiri Mbak akan merasa lebih nyaman.Tapi jika
Mbak bersikap seperti itu lama – kelamaan Mbak pasti akan merasa sendirian dan
bosan, bahkan merasa tidak dipedulikan.”

“Ditambah lagi jika ada masalah dan tidak ada yang diajak untuk berbagi atau
di mintai pendapat membuat masalah akan menjadi menumpuk dan Mbak jadi
banyak pikiran. Kemudian jika ada masalah dan hanya menyendiri serta berdiam
diri tidak akan menyelesaikan masalah yang Mbak hadapi.

54
“Sebaliknya jika Mbak suka berinteraksi dengan orang lain , kita dapat
mengeluarkan unek – unek yang ada pada diri kita, meminta pendapat akan
masalah yang kita hadapi, membuat diri kita menjadi lega setelah bercerita kepada
orang lain. Dan jika Mbak tidak suka dengan perilaku orang lain kepada Mbak,
Mbak dapat menegurnya dengan baik atau menanyakan mengapa perilakunya
seperti itu kepada Mbak.”

“Selain itu jika sering berinteraksi dengan orang lain kita juga merasa tidak
sendiri dan merasa banyak yang peduli pada diri kita, serta akan banyak
pengalama dan informasi yang di dapat jika kita berinteraksi dengan orang lain.”

“Sekarang Mbak sudah tahukan keuntungan dari berinteraksi dengan


orang lain?”

“Bagaimana jika sekarang saya latih Mbak untuk memulai interaksi


dengan orang lain? Mbak mau kan ?”

“Baik Mbaknya untuk latihan atau belajar berinteraksi dengan orang lain,
yang pertama harus kita lakukan yakni menyebutkan dahulu nama kita dan nama
panggilan yang kita sukai.”
“Contohnya seperti ini, nama saya Durrotun nafisah , biasanya dipanggil
Durroh.”
“Selanjutnya Mbak menanyakan nama orang yang Mbak ajak berkenalan.
Contohnya seperti ini : Nama anda siapa ? Dan senangnya dipanggil apa?”
“Jadi seperti itu, cara memulai interaksi dengan orang lain.”
“Nah..sekarang coba Mbak praktekan! Seolah – olah Mbak belum kenal
saya.”
“ Ya, bagitu. Bagus sekali !Mbak dapat melakukannya dengan baik.”
“Setelah Mbak saling berkenalan dengan orang tersebut.Mbak bisa
melanjutkan pembicaraan dengan menanyakan tentang hal – hal yang
menyenangkan, seperti hobi atau kegiatan yang disukai, keluarga, pekerjaan, dan
sebagainya.”

55
“Bagaimana apakah Mbak sudah mengerti? Mudahkan melakukan
interaksi dengan orang lain.”
“Mbak hanya perlu sering melakukannya, supaya Mbak terbiasa untuk
berinteraksi dengan orang lain.”
“Ohh ya bagaimana jika kita buat jadwal untuk kegiatan hari – hari dan
kegiatan hari ini kita masukkan ke dalam jadwal tersebut?”
“Mbak tidak keberatan bukan?”

3. Tahap Terminasi

a. Evaluasi Respon Klien

- Data Subyektif

“ Bagaimana perasaan Mbak setelah berbincang – bincang sedikit


dengan saya dan melakukan latihan berkenalan ?”

“ Coba Mbak sebutkan lagi keuntungan bergaul dengan orang lain


dan kerugiannya jika tidak bergaul dengan orang lain.”

- Data Obyektif

Pasien dapat mengungkapkan kembali keuntungan bergaul dengan


orang lain dan kerugian tidak bergaul dengan orang lain meskipun hanya
sedikit dan agak dibantu oleh perawat. Dan pasien mampu melakukan
latihan berinteraksi atau berkenalan dengan baik.

b. Rencana Tindak Lanjut

“ Baiklah, Mbak tadi sudah bercerita alasan Mbak malas bergaul


dengan orang lain dan Mbak juga sudah mengetahui keuntungan bergaul
dengan orang lain dan kerugian jika tidak bergaul dengan orang lain. Serta
mbak juga telah melakukan latihan berkenalan. Bagaimana kalau
pertemuan selanjutnya kita berlatih untuk berinteraksi atau bergaul

56
dengan orang lain ?nanti Mbak saya ajari dan saya akan memberikan
contoh bagaimana caranya berinteraksi.”

“Bagaimana Mbak setuju tidak ?”

c. Kontrak Akan Datang

- Topik : “ Baiklah Mbak, saya rasa cukup perbincangan kita


untuk pertemuan kali ini
“Bagaimana jika nanti kita coba mempraktekan
langsung untuk berkenalan ke orang lain ?”
“Kira – kira selain saya, Mbak ingin coba berkenalan
pada siapa ? Bagaimana jika kita coba ke salah satu
perawat yang lain?”
“ Apakah Mbak setuju ?”
- Waktu : “Kalau Mbak mau, bagaimana kalau jam 13.00 saja?”
- Tempat : “Mbak ingin melakukan pertemuan selanjutnya dimana
?Apa tetap di sini atau di tempat lain? Bagaimana kalau
tetap di sini saja?”

57
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

PADA Nn. Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHAT PPNI

Nama : Siti Zulaikah

Pertemuan : Ke - 2

Tanggal : 3Februari 2019

Jam : 13.00 WIB

A. Proses Keperawatan

Kondisi : Pasien tidak mau bergaul dengan orana lain, dan rambut
kusam serta tidak tetata.Namun klien sudah mengetahui
keuntungan dan kerugian jika tidak berinteraksi dengan
orang lain.

Diagnose : Isolasi Sosial

Tujuan : - TUK 4 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


secara bertahap.

- TUK 5 Klien dapat mengungkapkan perasaannya


setelah berhubungan dengan orang lain.

Tindakan Keperawatan : SP 2 ( Pasien )

a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien


SP 1
b. Melatih berhubungan sosial secara
bertahap ( pasien dan keluarga ).

58
c. Masukkan Kedalam jadwal kegiatan
harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik
” Selamat pagi Mbak ?perkenalkan nama saya Siti
Zulaikha, saya biasa dipanggil saya Ica, saya adalah mahasiswa
dari STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO yang sedang
praktek di sini, dan saya adalah perawat yang bertugas pada pagi
hari ini”
b. Evaluasi/ Validasi
”Bagaimana perasaan Mbak pagi ini?Saya harap secerah
cuaca hari ini.”
“Apakah Mbak masih ingat dengan apa yang saya diajarkan
kemarin tentang bagaimana cara memulai interaksi dengan orang
lain?”
c. Kontrak
- Topik : Oh iya, Mbak masih ingat tidak kita mau
ngapain hari ini? “
“Hari ini kita akan latihan berinteraksi atau
belajar berkenalan dengan salah satu
perawat dari Ruang A, Mbak seperti yang
telah kita sepakati kemarin? Bagaimana,
apakah Mbak sudah siap ?
- Waktu : Kira – kira Mbak butuh waktu berapa

lama untuk melakukan latihan interaksi


dengan perawat mbak ?” Bagaimana kalau
30 menit saja?”

- Tempat : “Mbak ingin melakukan belajar


interaksi dengan orang lain dimana?

59
Bagaimana jika di ruang perawatan saja ?
2. Fase Kerja

“Mbak tunggu disini sebentar ya! Saya akan memanggilkan perawat dari
Ruang A terlebih dahulu. Nanti Mbak melakukan seperti yang sudah saya
contohkan kepada Mbak ya! Mbak tidak perlu malu jika melakukan interaksi
dengan orang lain, bukankah kita sudah belajar kemarin? Dan Mbak pasti bisa
melakukannya.”

“Ya sudah, Mbak bersiap – siap dulu.Saya akan memanggil perawat dari
Ruang A.”

“Baiklah Mbak, ini perawat dari Ruang A yang akan pertama melakukan
perkenalan dengan Mbak.”

“Untuk melakukan perkenalan Mbak tidak perlu terburu – buru, pelan –


pelan saja saya akan mendampingi Mbak.”

“Ayo sekarang coba Mbak sebutkan nama Mbak sambil berjabat tangan
dan tanyakan nama perawat ini!”

“Ya....seperti itu.Bagus sekali Mbak.”

“Setelah itu, coba Mbak tanyakan asal perawat ini dan apa hobinya?”

“Bagus sekali, Mbak sudah dapat memulai interaksi dengan


oranglain.Mudah sekalikan Mbak untuk melakukan interaksi?”

“Sekarang terserah Mbak ingin menanyakan hal apa pada perawat ini?”

“Baiklah kalau begitu, latihan berkenalan untuk hari ini sampai disini
saja.Mbak sudah melakukannya dengan sangat baik.”

“Bagaimana kalau kegiatan hari ini kita masukkan ke dalam jadwal?”

3 Tahap Terminasi

60
a. Evaluasi Respon Klien

- Data Subyektif

“ Bagaimana perasaan Mbak setelah melakukan latihan


berkenalan dengan perawat tadi? Apakah Mbak merasa senang dan tidak
sendirian lagi ? Bukankah menyenangkan dapat mengenal orang lain
Mbak ?”

- Data Obyektif

Pasien dapat melakukan latihan berkenalan dengan orang lain


dengan baik meskipun dengan bantuan perawat.

b. Rencana Tindak Lanjut

“ Latihan interaksi atau berkenalan hari ini yang dilakukan Mbak


cukup baik. Saya harap nanti di ruangan atau di rumah saat Mbak bertemu
dengan orang lain, Mbak tetap melakukan perkenalan atau interaksi
dengan orang lain. Supaya Mbak semakin terbiasa dan tidak merasa
sendirian.”

c. Kontrak Akan Datang

- Topik : “Baiklah Mbak, saya rasa cukup sekian


pertemuan

kita kali ini, bagaimana jika nanti kita


latihan berkenalan dengan orang yang berbeda lagi?
Bagaimana jika nanti kita coba latihan berkenalan
dengan perawat yang lainnya lagi?Apakah Mbak
setuju?”

- Waktu : “Menurut Mbak besok enaknya kita bertemu jam


berapa? Bagaimana jika jam 09.00?”

61
- Tempat : “Mbaknya nanti ingin tetap di sini atau ganti
Tempat ? Bagaimanan jika tetap disini saja
?”
“ Kalau begitu terimah kasih atas
kerjasamanya untuk Mbak, dan jangan lupa tetap
mengasah kemampuannya.”

62
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

PADA Nn. Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHAT PPNI

Nama : Liya Wanda Sari

Pertemuan : Ke – 3

Tanggal : 4 Februari 2019

Jam : 09.00 WIB

A. Proses Keperawatan

Kondisi klien : Pasien terlihat tidak mau bergaul dengan orang lain,
tidak banyak bercakap-cakap, banyak ngelamun,
mengurung diri dan sering menyendiri .Namun klien
sudah mengetahui keuntungan dan kerugian jika tidak
berinteraksi dengan orang lain. Dan sudah dapat
berinteraksi dengan perawat lain, yakni perawat ruang
A.

Diagnose : Isolasi Sosial

Tujuan : - TUK 4 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

secara bertahap.

-TUK 5 Klien dapat mengungkapkan perasaannya

setelah berhubungan dengan orang lain.

Rencana Tindakan Keperawatan : SP 3 ( Pasien )

a. Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 dan SP 2).

63
b. Melatih ADL ( kegiatan sehari – hari ), cara bicara.

c. Masukkan kedalam jadwal kegiatan pasien.

B.Strategi Komunikasi

1. Tahap Orientasi

a. Salam terapeutik:

“Selamat pagi perkenalkan nama saya Liya Wanda Sari, saya biasa
dipanggil saya Liya, saya adalah mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT
PPNI MOJOKERTO yang sedang praktek di sini, dan saya adalah perawat
yang bertugas pada pagi hari ini

b. Evaluasi/Validasi

“ Bagaimana perasaan Mbak pagi ini ?

“ Mbak masih ingat tidak, apa saja yang sudah dilakukan pada
pertemuan satu dan pertemuan dua ?”

“Apakah Mbak sudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain


seperti yang kita pelajari pada pertemuan sebelumnya ?”

“Kemudian ingat tidak hari ini kita akan melakukan apa?”

c. Kontrak

- Topik : “ Mbak sesuai dengan janji kita kemarin, pagi ini


kita akan melakukan latihan perkenalan dengan dua
orang petugas lain yang bekerja di rumah sakit ini
dan berlatih cara merawat diri.”

“Apa ada petugas yang bekerja di sini yang


ingin Mbak ajak berkenalan?”

64
“Ya sudah jika tidak ada, kalau begitu saya yang
akan memilih petugas yang akan melakukan latihan
berkenalan dengan Mbak.”

- Waktu :” Nah untuk belajar berkenalan kali ini, Mbak


butuh waktu berapa lama ? Bagaimana jika 30 menit? Mbak kan sudah
pernah latihan berkenalan dengan orang lain sebelumnya, jika akan
hanya perlu waktu singkat untuk memulainya.”
- Tempat : “ Baiklah Mbak, sesuai perjanjian tadi pagi, kita
akan melakukan kegiatan ini di ruang perawatan
saja.”

2. Fase Kerja

“Baiklah Mbak, karena saya yang memilih dua orang petugas rumah sakit
untuk latihan berkenalan dengan Mbak. Saya harap nanti Mbak dapat mandiri
melakukan latihan perkenalan seperti kemarin.”

“ Ya sudah, saya panggilkan dulu petugas yang akan latihan berkenalan


dengan Mbak.”

“ Mbak tunggu sebentar ya!”

“Baiklah Mbak, ini dua orang petugas yang akan berkenalan dengan
Mbak, ini petugas kebersihan di rumah sakit ini, dan Bapak ini petugas yang
menjaga keamanan di rumah sakit ini.. Coba sekarang Mbak ajak berkenalan
seperti yang kita lakukan kemarin.”

“Coba pertama apa yang harus ditanyakan, Mbak jangan malu.Orang kalau
diajak berkenalan pasti senang.”

“Ya bagus...... terus selanjutnya apa lagi yang akan ditanyakan, terserah
Mbak ingin bertanya apa. Nanti gantian perawatnya juga akan tanya tentang diri
Mbak.”

65
“ Bagus sekali, Mbak sudah semakin mahir dalam latihan berkenalan.”

“Untuk hari ini latihan berkenalannya cukup sampai disini saja.”

“Sekarang bagaimana kalau kita latihan merawat diri, seperti menyisir


rambut. Karena jika kita bertemu orang lain, agar orang lain senang melihat kita.
Penampilan kita harus rapi Mbak.”

“Bagaimana apakah Mbak latihan merawat diri?”

“Ya sudah, kita mulai dengan menyisir rambut dan merapikan tempat
tidur.”

“Saya akan mencontohkan cara menyisir rambut terlebih dahulu.”

“Jadi Mbak dapat merapikan rambut Mbak dengan cara menyisirnya ke


satu arah. Ya bagus seperti itu Mbak!”

“Nah rambutnya sudah rapi, sekarang kita belajar menata tempat tidur.”

“Saya akan mencontohkan bagaimana menata tempat tidur, nanti Mbak


praktekkan ya?”

“Jadi, seprainya harus dilipat masuk kedalam pada setiap ujungnya seperti
ini, kemudian merapikan atasnya, dengan menata bantal serta guling dengan rapi.”

“Kemudian kita bersihkan bagian atasnya, agar tidak berdebu dan kotor.”

“ Nah, sekarang coba Mbak praktekkan sendiri, nanti saya bantu.”

“ya seperti itu Mbak , tidak apa – apa jika belum bisa. Kan kita nanti bisa
belajar lagi.”

3. Tahap Terminasi

a. Evaluasi Respon Klien

66
- Subyektif

“ Bagaimana perasaan Mbak setelah melakukan latihan berkenalan


dengan dua petugas tadi dan latihan merawat diri tadi?”

- Obyektif
Pasien dapat melakukan latihan interaksi ketiga yakni dengan dua
petugas rumah sakit lain serta dapat sedikit mempraktekakkn cara merawat diri
yang sudah diajarkan.

b. Rencana Tindak Lanjut

“ Semakin hari, Mbak semakin mahir untuk latihan berkenalan dengan


hari, ditambah tadi juga kita telah berlatih cara merawat diri, dan Mbak dapat
mempraktekkannya dengan cukup baik. Dan saya harapkan Mbak tetap
melakukan latihan merawat diri seperti yang kita pelajari jika berada di
ruangan atau di rumah.

c. Kontrak Akan Datang

- Topik : “ Setelah kita lakukan tiga kegiatan beberapa hari


ini,
untuk melihat adanya perkembangan pada Mbak,
bagaimana kalau nanti sore kita lakukan latihan interaksi
sekali lagi dengan perawat yang lain?”
- Waktu : Jika Mbak bersedia . bagaimana jika nanti kita
bertemu lagi pukul 21.00 WIB.”
- Tempat : Dan untuk tempatnya, bagaimana kalau kita bertemu di
ruang perawatan saja?”

67
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

PADA Nn. Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHATP PPNI

Nama : Lely Nur Indah P


Pertemuan : Ke-4
Tanggal : 5 Februari 2019
Jam : 09.00 WIB
A. Proses Keperawatan
1.) Kondisi klien
klien sudah mengetahui keuntungan dan kerugian jika tidak berinteraksi
dengan orang lain. Dan sudah dapat berinteraksi dengan 3 orang perawat
lain dan petugas rumah sakit, yakni perawat ruang A, serta tukang kebun
dan satpam.
2.) Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3.) Tujuan Keperawatan
Tujuan : TUK 6 Klien dapat memberdayakan system pendukung (
keluarga ) atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain.
4.) Rencana Tindakan Keperawatan: (SP1keluarga)
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial serta proses
terjadinya.
 Menjelaskan tentang cara merawat pasien isolasi social.

B. Strategi Komunikasi

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik

68
“Selamat pagi, Pak. Apakah bener ibu keluarga dari Nn.y ?”
perkenalkan nama saya Lely Nur Indah P, saya biasa dipanggil saya Lely,
saya adalah mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
yang sedang praktek di sini, dan saya adalah perawat yang bertugas pada sore
hari ini.”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana keadaan Nn. Y ?apakah sudah ada perkembangan?”
c. Kontrak
 Topik : “baiklah bu, bagaimana kalau siang hari ini kita bercakap-cakap
sebentar tentang kondisi Nn. Y yang tidak mau berinteraksi dengan orang lain
dan cara mengatasinya? Dan nanti saya juga akan memberikan beberapa
informasi yang perlu ibu ketahui untuk merawat mbak”
 Tempat: “ ibu ingin mengobrol dimana? Bagaimana jika di ruang perawat
saja?”
 Waktu : “ kira-kira ibu bisanya berapa lama?bagaimana kalau 30 menit saja?
Apakah ibu bersedia”
2. Fase Kerja
“Apa masalah yang Bapak/Ibu hadapi dalam merawat Nn. Y? Apa yang
sudah dilakukan?
“Masalah yang dialami oleh Nn. Y disebut isolasi sosial. Ini adalah
salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa
yang lain”
“Tanda-tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain,
mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
“Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang
mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak,
tidak dihargai atau berpisah dengan orang-orang terdekat”
“Apabila masalah isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa
mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang
sebetulnya tidak ada. Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan
anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi Nn. Y dan untuk

69
merawwatnya, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus
membina hubungan saling percaya dengan Nn. Y yang caranya adalah bersikap
peduli dengan Nn. Y dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberi
semangat dan dorongan kepada Nn. Y untuk bisa melakukan kegiatan bersama-
sama dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
3. Fase Terminasi
 Evaluasi Subjektif :
“Nah Bagaimana perasaan ibu, setelah kita mengobrol dengan saya?dapatkah
ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi Nn. Y dan bagaimana cara
merawatnya?”
 Evaluasi Obyektif :
Orang tua pasien dapat menjelaskan kembali bagaimana proses terjadinya
isolasi sosial beserta penyebabnya. Dan dapat menjelaskan kembali bagaimana
cara merawat pasien. kegiatan pasien.
a. Rencana tindak lanjut
“Baiklah bu setelah saya jelaskan tentang keadaan Nn. Y dan penyebabnya,
serta telah saya ajarkan bagaimana cara merawat Nn. Y . Saya harap ibu dapat
mengerti dan tetap melakukannya baik di rumah sakit maupun di rumah.”
b. Kontrak
Topik :
” baiklah ibu,saya rasa cukup untuk perbincangan kita. Silahkan ibu melihat
kondisi Nn. Y terlebih dahulu. Nanti kalau ibu kesisni lagi dapat kita lanjutkan
untuk melakukan pujian secara langsung kepada Nn. Y seperti yang kita
praktekan tadi. Bagaimana apakah ibu bersedia?
Waktu :
“ kira-kira nanti ibu disini sampai pukul berapa?” bagaimana jika besok kita
lakukan interaksi secara langsung pada Nn. Y pukul 10.00?”
Tempat :
“ untuk tempatnya di ruang perawat ini saja ya bu sekarang saya permisi dulu,
dan terima kasih atas kerja sama ibu ,selamat siang!”

70
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

PADA Nn.Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHAT PPNI

Nama : Anisa Chusnul Rochma

Pertemuan : Ke-5

Tanggal : 6 Februari 2019

Jam : 10.00 WIB

A. Proses Keperawatan
1.) Kondisi klien
klien sudah mengetahui keuntungan dan kerugian jika tidak
berinteraksi dengan orang lain. Dan sudah dapat berinteraksi dengan 3
orang perawat lain dan petugas rumah sakit, yakni perawat ruang A,
serta tukang kebun dan satpam.
2.) Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial
3.) Tujuan Keperawatan
Tujuan : TUK 6 Klien dapat memberdayakan system
pendukung ( keluarga ) atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
4.) Rencana Tindakan Keperawatan: (SP1keluarga)
- Bermain peran dalam merawat pasien isolasi sosial (simulasi)
- Menyusun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat klien

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Orientasi
a. Salam Terapeutik

71
“Selamat pagi, bu. Apakah benar ibu keluarga dari Nn.y ?” perkenalkan
nama saya Anisa Chusnul Rochma, saya biasa dipanggil saya Anisa, saya
adalah mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO yang
sedang praktek di sini, dan saya adalah perawat yang bertugas pada pagi hari
ini.”
b. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana keadaan Nn. Y ?apakah sudah ada perkembangan?”

c. Kontrak
 Topik : “baiklah bu, bagaimana kalau pagi hari ini kita bercakap-
cakap sebentar dan bermain peran dalam merawat Nn. Y dan menyusun jadwal
untuk merawat klien”
 Tempat: “ ibu ingin mengobrol dimana? Bagaimana jika di ruang
perawat saja?”
 Waktu : “ kira-kira ibu bisanya berapa lama?bagaimana kalau 30
menit saja? Apakah ibu bersedia”
2. Fase Kerja
“Sesuai janji kita kemarin sekarang kita latihan untuk bermain peran.”
“Begini contoh komunikasinya, Pak: Y, bapak lihat sekarang kamu sudah
bisa bercakap-cakap dengan orang lain. Perbincangannya juga lumayan lama.
Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, nak. Coba kamu bincang-
bincang denga saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu
sholat berjamaah. Kalau dirumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau
dirumah, kamu sholat bersama-sama keluarga atau di mushola kampung.
Bagaimana Y, kamu mau coba kan, nak?”
“Nah, coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya
contohkan”
“Bagus, Pak. Bapak telah peragakan dengan baik sekali”
“Nah, untuk selanjutnya jangan biarkan Nn. Y sendiri. Buat rencana atau
jadwal bercakap-cakap dengan Nn. Y. Misalnya sholat bersama, makan
bersam, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama”

72
“Sampai disini ada yang ditanyakan Pak?”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien
 Evaluasi Subjektif :
“Nah Bagaimana perasaan Bapak, setelah kita mengobrol dengan
saya?dapatkah ibu jelaskan kembali cara berkomunikasinya?”
 Evaluasi Obyektif :
orang tua pasien dapat menjelaskan kembali bagaimana cara
berkomunikasi dengan Nn. Y
b. Rencana tindak lanjut
“baiklah pak setelah saya jelaskan tentang keadaan Nn. Y dan
penyebabnya, serta telah saya ajarkan bagaimana cara merawat Nn. Y . Saya
harap ibu dapat mengerti dan tetap melakukannya baik di rumah sakit maupun
di rumah.”
c. Kontrak

Topik :

” baiklah ibu,saya rasa cukup untuk perbincangan kita. Silahkan ibu


melihat kondisi Nn. Y terlebih dahulu. Nanti kalau ibu kesisni lagi dapat kita
lanjutkan untuk melakukan pujian secara langsung kepasa Nn. Y seperti yang
kita praktekan tadi. Bagaimana apakah ibu bersedia?
“Kira-kira kapan ibu kesini lagi?”
“Oo dua hari lagi. Baiklah dua hari lagi kita bertemu lagi ya bu?:
Waktu :
“ kira-kira nanti ibu disini sampai pukul berapa?” bagaimana jika besok
kita lakukan interaksi secara langsung pada Nn. Y pukul 10.00?”
Tempat :
“ untuk tempatnya di ruang perawat ini saja ya bu sekarang saya permisi
dulu, dan terima kasih atas kerja sama ibu ,selamat siang!”

73
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ( SPTK )

PADA Nn.Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHAT PPNI

Nama : Siska Hotmauli

Pertemuan : Ke-6

Tanggal : 7Februari 2019

Jam : 10.00 WIB

A . Proses Keperawatan

Kondisi : klien sudah mengetahui keuntungan dan kerugian jika


tidak berinteraksi dengan orang lain. Dan sudah dapat
berinteraksi dengan 3 orang perawat lain dan petugas
rumah sakit, yakni perawat ruang A, serta tukang kebun
dan satpam.

Diagnosa : Isolasi Sosial

Tujuan : TUK 6 Klien dapat memberdayakan sistem pendukung (


keluarga ) atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Tindakan Keperawatan : SP 2 ( Keluarga )

a. Mengevaluasi kemampuan keluarga.


b. Melatih langsung ke pasien.
c. Masukkan RTL keluarkan/jadwal keluarga untuk
merawat pasien.

74
B . Strategi Komunikasi
1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat siang Ibu,perkenalkan nama saya Siska Hotmauli, saya biasa
dipanggil saya Siska, saya adalah mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO yang sedang praktek di sini, dan saya adalah perawat yang
bertugas pada pagi hari ini Tidak bosan kan Ibu dengan saya?”
b. Validasi/ Evaluasi
“ Bagaimana Ibu masih ingat dengan yang saya ajarkan kemarin tentang cara
merawat Nn. Y ? Kira –kira bagaimana perkembangan Sudah ada perbaikan atau
tidak ?”
c. Kontrak
- Topik : Baiklah Ibu, seperti kesepakatan kita
kemarin, hari ini kita akan melakukan interaksi secara langsung dengan Nn.
Y, namun untuk siang ini yang akan melakukan interaksi yakni Bapak.”
- Waktu : ibu ingin berinteraksi dengan Nn. Yberapa lama?
Bagaimana jika 25 menit saja.”
- Tempat : “ Sesuai kesepakatan kemarin, kita akan
mengobrol di ruang perawatan. Atau Ibu ingin ke tempat lain ?”
2. Tahap Kerja
“ Baiklah Ibu mari kita menemui Nn. Ydi ruang perawatan. Dan Ibu bisa
menunggu di sini sebentar atau di ruang tunggu.”
“Saya harap nanti Ibu langsung mempraktekan sendiri seperti yang saya
ajarkan dan kita latih kemarin.Nanti akan saya pantau dari belakang.”
“Mungkin awalnya Nn. Yakan agak ragu untuk memulai komunikasi,
namun Ibu harus sabar dan jangan bersikap canggung, Ibu bisa senyum untuk
membuat Nn. Ytidak asing dengan keadaan sekitar, dan jangan lupa untuk
memberikan pujian setelah melakukan latihan interaksi kepada Nn. Y”
“Ya, bagus. Ibu sudah dapat mempraktekkan cara berinteraksi dengan Nn.
Ydengan baik dan dapat memberi pujian kepada Nn. Y.”

75
“Saya rasa, cukup untuk hari ini, perkembangan Nn. Ysudah sangat baik,
dan Ibu juga dapat melakukannya dengan baik.”

3. Fase Terminasi
A. Evaluasi Respon Klien
- Subjektif
“ Bagaimana perasaan Ibu setelah melakukan interaksi secara langsung
dengan Nn. Y?”
- Objektif
Keluarga pasien dapat melakukan interaksi dengan baik, serta
mendampingi pasien dengan sabar.

b. Rencana Tindak Lanjut

“Nn. Ysekarang sudah dapat berinteraksi dan latihan merawat diri, saya
harap bapak dan ibu untuk menjenguk Nn. Y1 minggu sekali setidaknya biar
Nn. Ydapat melatih kemampuanya untuk berinteraksi dan agar tidak merasa
kesepian.”
c. Kontrak Akan Datang
- Topik : Baiklah Ibu, bagaimana jika pertemuan selanjutnya giliran
Ibu atau anggota keluarga lain yang berinteraksi dengan Nn. Y?”
“Kira-kira Ibu kapan kesini lagi?Bagaimana jika besok saja?”
- Waktu : “Ibu nanti maunya jam berapa bertemu dengan saya di sini ?
Bagaimana kalau jam 14.00 WIB saja setelah Ibu menemui
Nn. Y.”

- Tempat : “ Dan untuk nanti Ibu ingin bertemu dimana? Bagaimana jika
di ruang perawatan saja?”

76
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

PADA Nn. Y DENGAN ISOLASI SOSIAL

RSJ BINA SEHATP PPNI

Nama : M. Afifudin

Pertemuan : Ke-7

Tanggal : 7 Februari 2019

Jam : 14.00 WIB

A . Proses Keperawatan

Kondisi : klien sudah mengetahui keuntungan dan kerugian jika tidak


berinteraksi dengan orang lain. Dan sudah dapat berinteraksi
dengan 3 orang perawat lain dan petugas rumah sakit, yakni
perawat ruang A, serta tukang kebun dan satpam.

Diagnosa : Isolasi Sosial

Tujuan : TUK 6 Klien dapat memberdayakan sistem pendukung

( keluarga ) atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk


berhubungan dengan orang lain.

Tindakan Keperawatan : SP 3 ( Keluarga )

a. Mengevaluasi kemampuan keluarga.


b. Mengevaluasi kemampuan klien
c. Rencana tindak lanjut keluarga dengan follow up dan
rujukan.

B . Strategi Komunikasi

77
1. Tahap Orientasi

a. Salam Terapeutik

“ Selamat siang Bapak perkenalkan nama saya M. Afifudin saya biasa dipanggil
saya Afif, saya adalah mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO yang sedang praktek di sini, dan saya adalah perawat yang
bertugas pada pagi hari ini

b. Validasi/ Evaluasi

“ Bagaimana perasaan Ibu setelah kemarin melakukan interaksi langsung dengan


Nn.Y? Kira – kira bagaimana perkembangan Nn.Y sekarang? Sudah ada
perbaikan atau tidak ?”

c. Kontrak

- Topik : “Baiklah Bapak/Ibu karena besok Nn. Y sudah boleh


pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah”
- Waktu :” Ibu ingin berinteraksi dengan Nn.Y berapa lama?
Bagaimana jika 30 menit saja.”
- Tempat : “ Sesuai kesepakatan kemarin, kita akan
mengobrol di ruang perawatan. Atau Ibu ingin ke tempat lain ?”
C. Tahap Kerja

“Bapak/Ibu, ini jadwal Nn. Y selam dirumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah
dilanjutkan dirumah? Di rumah Bapak/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan
jadwal ini dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”

“Hala-hal yang dilakukan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Nn.
Y selam dirumah. Misalnya Nn. Y terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskesmas...., puskesmas
terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0321)554xxx”

78
“selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan Nn.
Y selama dirumah’

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Respon Klien

 Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Ibu setelah melakukan interaksi secara langsung
dengan Nn.y?”
 Evaluasi Objektif
Keluarga pasien dapat melakukan interaksi dengan baik, serta mendampingi
pasien dengan sabar.

b. Rencana Tindak Lanjut

“ Nn.Y sekarang semakin mahir melakukan interaksi, saya harap jika berada
di rumah Ibu dan Bapak tetap mendampingi dan mengajak Nn.y berinteraksi
seperti ini. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang
tampak.”

c. Kontrak Akan Datang

- Topik :-

- Waktu : -

- Tempat :

79
3.5.6 Terapi modalitas keperawatan untuk kasus isolasi sosial

1) Terapi Individual
Dengan terapi individual, perawata menjalin hubungan saling pecaya
dengan klien agar tecipta rasa turst kepada perawat. Sehingga, klien
dapat dengan leluasa menceritakan semua yang ia rasakan, dengan
demikian klien merasa aman, nyaman, klien dapan mengembangkan
kemampuannya dalam menyelesaikan konflik, meredakan penderitaan
emosional, dan klien dapat memenuhi kebutuhan dirinya serta
mempermudah proses asuhan keperawatan jika sudah terjalin rasa
saling percaya klien terhadap perawat. Terapi individual untuk TUK 1,
2, 3, 4, 5.
2) Terapi Kognitif
Karena klien mempunyai persepsi dan pemikiran yang negatif atau
salah, diperlukan terapi kognitif untuk merubah hal tersebut. Sehingga,
diharapkan dengan terapi kognitif persepsi dan pemikiran lien yang
negatif berubah menjadi positif/baik, klien juga mampu
mempertimbangkan stresor, mengidentifikasi pola berpikir, persepsi
dan keyakin yang tidak baik. Terapi kognitif untuk TUK 2,3.
3) Terapi Kelompok
Karena klien cenderung menarik diri dan tidak bersosialisasi,
diperlukan terapi kelompok agar klien dapat berinteraksi dengan orang
lain seperti sebelum klien mengalami gangguan dapat bersosialisasi.
Perawat dapat berinteraksi dengn sekelompok klien secara teratur,
membantu anggota kelompok meningkatkan kesadaran diri,
menigkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah perilaku
maladaptif menjadi adapif. Terapi kelompok unuk TUK 1,3,4,5,6.

80
3.5.7 Terapi aktivitas kelompok

Terapi aktivitas yang cocok untuk klien isolasi sosial yaitu terapi aktivitas
kelompok sosialisasi (TAKS). Hal tersebut di krenakan klien sering menyendiri
(menghindar dari oranglain), komunikasi berkurang (bicara apabila di tanya,
jawaban singkat), berdiam diri di kamar dalam posisi meringkuk, tidak
melakukan kegiatan sehari-hari, wajah tampak sedih dan lebih sering
menunduk yang menujukkan bahwa klien mengalami masalah dalam hubungan
sosial (solasi sosial). Oleh karena itu, terapi aktivitas kelompok sosialisasi
(TAKS) cocok untuk memfasilitasi kemampuan klien dengan masalah
hubungan sosial agar klien dapat bersosialisasi kembali dengan oranglain
maupun lingkungannya serta dapat meningkatkan hubungan intrapersonal dan
kelompok. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) di lakukan dalam
tujuh sesi dengan indikasi klien menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik.
a. Sesi 1: kemampuan memperkenalkan diri (TUK 1)
b. Sesi 2: kemampuan berkenalan (TUK 1)
c. Sesi 3: kemampuan bercakap-cakap (TUK 1)
d. Sesi 4: kemampuan bercakap-cakap topik tertentu (TUK 1)
e. Sesi 5: kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi (TUK 2)
f. Sesi 6: kemampuan bekerjasama (TUK 4)
g. Sesi 7: evalusi kemampuan sosialisasi (TUK 4)

81
TERAPI AKTIVITASKELOMPOK
i. Topik
ISOLASI SOSIAL
ii. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a Klien mampu memperkenalkan diri
b Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang
lain
f Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan

C. Landasan Teori

Manusia sebagai makhluk sosial hidup berkelompok dan saling


berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Secara alamiah individu selalu
berada dalam kelompok. Dengan demikian pula dasarnya individu memerlukan
hubungan timbal balik yang didapatkan melalui kelompok. Isolasi social adalah
keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan
atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatannya dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak ( Carpenito, 1998).

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan


dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan
kesehatan jiwa seseorang. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu
atau klien melalui terapi aktifitas kelompok dengan dukungan pendidikan dapat
meningkatkan hubungan interpersonal. (Barkhead, 1989).

82
Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat
secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi daiam
berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa
memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen,
1995).Fokus terapi aktivitas kelompok ini adalah mengajarkan klien untuk
bekerjasama dengan klien lain dalam melakukan permainan, yang bertujuan untuk
meningkatkan hubungan sosialisasi klien dengan orang lain.

D. Sesi yang digunakan

Dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi ( TAKS) dibagi dalam 7 sesi, yaitu:

a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri


b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan
c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap
d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama
g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi

E. Klien

1. Kriteria klien

a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.

b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan


stimulus.

2. Proses seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

83
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKS, meliputi:
menjelaskan tujuan TAKS pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan
main dalam kelompok.

F. Kriteria Hasil

1. Evaluasi Struktur :

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan


memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana


mestinya.

1. Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung


jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada


kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.

84
a. Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

a. memperkenalkan diri

b. berkenalan

c. bercakap-cakap

d. bercakap-cakap topik tertentu

e. bercakap-cakap masalah pribadi

f. bekerjasama

g. megevaluasi kemampuan sosialisasi

G. Antisipasi Masalah

1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

a. Memanggil klien

b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau


klien lain

2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin

a. Panggil nama klien

b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

2. Bila klien lain ingin ikut

a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang


telah dipilih

85
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut

H. Pengorgnisasian

1. Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal :

b. Waktu : Pukul. 13.00 WIB s.d selesai (sesi I)

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

d. Tempat : RSJ Bina Sehat PPNI

e. Jumlah klien : 6 orang

Tim Terapi

a. Leader :

Uraian tugas :

1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Memimpin jalannya terapi kelompok

3) Memimpin diskusi

b. Co-leader :

Uraian tugas :

1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

86
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

3) Membantu memimpin jalannya kegiatan

4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer :

Uraian tugas :

1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,


tempat dan jalannya acara

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota


kelompok dengan evaluasi kelompok

d. Fasilitator :

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan


kegiatan

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

87
Sesi 1 Sesi 2

Leader : Devi Leader : Siti

Co leader: Siti Co leader:Liya

Observer: Liya Observer: Lely

Fasilitator: Lely Fasilitator: Anisa

Sesi 3 Sesi 4

Leader : Liya Leader : Lely

Co leader: Lely Co leader: Devi

Observer: Anisa Observer: Siska

Fasilitator: Siska Fasilitator: Afif

Sesi 5 Sesi 6

Leader : Anisa Leader : Siska

Co leader: Siska Co leader: Afif

Observer: Afif Observer: Devi

Fasilitator: Devi Fasilitator: Siti

Sesi 7

Leader : Afif

Co leader: Devi

Observer: Siti

Fasilitator: Liya

88
e. Setting tempat :

CO LEADER

LEADER

PASIEN PASIEN

PASIEN PASIEN

FASILITATOR FASILITATOR

OBSERVER

PASIEN PASIEN

89
SESI 1 : TAKS

Tujuan

Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama


lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape Recorder

2. Kaset music

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial

90
b) Membuat kontrak dengan klien

c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a) Memberi salam terapeutik : salam dari terapis.

b) Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini.

c) Kontrak :

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri

2) Menjelaskan aturan main/terapi

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta
bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri)
dan pada saat tape dimatikan maka anggota kelompok yang memegang
bola memperkenalkan dirinya.

b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam

91
c) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap , nama
panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai contoh.

d) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dan tempel/pakai.

e) Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

f) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan


memberi tepuk tangan.

4. Tahap terminasi

a) Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti tak

2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b) Rencana tindak lanjut

1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan


diri pada orang lain di kehidupan sehari-hari.

2) Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan


harian klien.

c) Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota


kelompok

2) Menyepakati waktu dan tempat

92
Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada


tahap kerja untuk menilai kemampuan klien untuk melakukan tak. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan tak. Untuk tak sesi 1,
dievaluasi kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

93
Sesi 1 TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemempuan verbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menyebutkan
1 nama lengkap

Menyebutkan
2 nama panggilan

Menyebutkan
3 asal

Menyebutkan
4 hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

94
Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4 klien mampu, dan
jika nilai 0, 1, atau 2 klien belum mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika tak pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal,dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal)

95
SESI 2 TAKS

Tujuan

Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :

a. Memperkenalkan diri sendiri : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : nama lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

96
Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 1 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik

1) Salam dari terapis

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri pada


orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan anggota


kelompok.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

97
3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam

b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola


mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada
disebelah kanan dengan cara :

1) Memberi salam

2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

3) Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan


bicara.

4) Dimulai oleh terapis sebagai contoh

c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

d. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada
saat tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang
bola untuk memperkenalkan anggota kelompok yang disebelah
kanannya kepada kelompok, yaitu : nama lengkap, nama panggilan ,
asal dan hobi. Dimulai oleh terapis sebagai contoh.

e. Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.

f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan


memberi tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

98
2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan

2) memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien

c. kontrak yang akan datang

1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu bercakap-cakap tentang


kehidupan pribadi

2) menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada


tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK sesi 2, dievaluasi kemampuan klien dalam
berkenalan secara verbal dan nonverbal dengan menggunakan formulir
evaluasi berikut.

99
Sesi 2 TAKS
Kemampuan Berkenalan
a. Kemempuan verbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menyebutkan
1 nama lengkap

Menyebutkan
2 nama panggilan

Menyebutkan
3 asal

Menyebutkan
4 hobi

Menanyakan
5 nama lengkap

Menanyakan
6 nama panggilan

Menanyakan
7 asal

Menanyakan
8 hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

100
Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :

 Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6, disebut


belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5

 Kemampuan nonverbal disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4,


disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 2.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3
untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : klien mengikuti TAKS sesi 2, klien
mampu berkenalan secara verbal dan non verbal, anjurkan klien untuk berkenalan
dengan klien lain, buat jadwal.

101
SESI 3 TAKS

Tujuan

Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok :

a. Menanyakan kehidupan pribadi kepada 1 orang anggota kelompok

b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

102
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 2 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Salam terapeutik

1) Memberi salam terapeutik

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah mencoba berkenalan dengan orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bertanya dan menjawab tentang


kehidupan pribadi

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam

103
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk bertanya tentang kehidupan pribadi anggota
kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara :

1) Memberi salam

2) Memanggil panggilan

3) Menanyakan kehidupan pribadi : orang terdekat/dipercayai/ disegani,


pekerjaan.

4) Dimulai oleh terapi sebagai contoh

c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tantang


kehidupan pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.

2) memasukan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian


klien.

c. kontrak yang akan datang

104
1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan membicarakan
topik tertentu.

2) menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada


tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK sesi 3, dievaluasi kemampuan verbal dalam
bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap serta kemampuan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

105
Sesi 3 TAKS

Kemampuan Bercakap-cakap

a. Kemempuan verbal : bertanya

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Mengajukan
1 pertanyaan yang jelas

Mengajukan
2 pertanyaan yang
ringkas

Mengajukan
3 pertanyaan yang
relevan

Mengajukan
4 pertanyaan secara
spontan

Jumlah

b. Kemempuan verbal : menjawab

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menjawab
1 dengan jelas

Menjawab
2 dengan ringkas

106
Menjawab
3 dengan relevan

Menjawab
4 dengan jelas

Jumlah

c. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien


mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

107
Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK. Misalnya,


nilai kemempuan verbal bertanya 2, kemampuan verbal menjawab 2, dan
kemampuan non verbal 2 maka catatan keperawatan adalah klien mengikuti
TAKS sesi 3, klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan non verbal.
Dianjurkan latihan diulang di ruangan ( buat jadwal).

108
SESI 4 TAKS

Tujuan

Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota


kelompok :

a. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan

b. Memilih topik yang ingin dibicarakan

c. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

6. Flipchart/white board dan spidol

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

109
3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 3 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Salam terapeutik

1) Memberi salam terapeutik

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap dengan orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan


memberi pendapat tentang topik percakapan.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

110
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.

b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola


mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin dibicarakan.
Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya, ”cara bicara yang baik”
atau ”cara mencari teman”.

c. Tuliskan pada flipchart atau white board topik yang disampaikan secara
berurutan.

d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan topik


yang ingin dibicarakan.

e. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
memilih topik yang disukai untuk dibicarakan dari daftar yang ada.

f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih topik.

g. Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih.

h. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk
menyampaikan pendapat tentang topik yang dipilih.

i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.

j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

111
a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta,


menjawab, dan memberi pada kehidupan sehari-hari (kerja sama).

2) memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien.

c. kontrak yang akan datang

1) menyepakati kegiatan berikut, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS.

2) menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses tak berlangsung, khususnya pada


tahap kerja . Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK sesi 4, dievaluasi kemampuan verbal menyampaikan, memilih,
dan memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan non verbal
dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

112
Sesi 4 TAKS
Kemampuan Bercakap-cakap topik tertentu
a. Kemampuan verbal : menyampaikan topik

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menyampaikan
1 topik dengan jelas

Menyampaikan
2 topik secara ringkas

Menyampaikan
3 topik yang relevan

Menyampaikan
4 topik secara spontan

Jumlah

b. Kemampuan verbal : memilih topik

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Memilih
1 topik dengan jelas

Memilih
2 topik secara ringkas

Memilih
3 topik yang relevan

Memilih
4 topik secara spontan

Jumlah

113
c. Kemampuan verbal : memberi pendapat

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Memberi
1 pendapat dengan jelas

Memberi
2 pendapat secara ringkas

Memberi
3 pendapat yang relevan

Memberi
4 pendapat secara spontan

Jumlah

d. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

114
Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien


mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS.


Misalnya, kemempuan verbal menyampaikan dan memilih topik percakapan
3, kemampuan memberi pendapat 2, dan kemampuan non verbal 2. oleh
karena itu, catatan keperawatan adalah klien mengikuti TAKS sesi 4, klien
mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi belum mampu
memberi pendapat. Secara non verbal juga belum mampu. Dianjurkan untuk
melatihan klien bercakap-cakap dengan topik tertentu di ruang rawat ( buat
jadwal ).

115
SESI 5 TAKS

Tujuan

Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan


orang lain :

a. Menyampaikan masalah pribadi

b. Memilih satu masalah untuk dibicarakan

c. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilih

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

6. Flipchart/white board dan spidol

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

116
3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 4 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Memberi salam terapeutik

1) Salam terapeutik dari terapis

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang topik atau


hal tertentu dengan orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan, memilih, dan


memberi pendapat tentang masalah pribadi.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

117
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.

b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola


mendapat giliran untuk menyampaikan satu masalah pribadi yang ingin
dibicarakan. Dimulai oleh terapis sebagai contoh. Misalnya, ”sulit
beercerita” atau ”tidak diperhatikan ayah/ibu/kakak/teman”.

c. Tuliskan pada flipchart atau white board masalah yang disampaikan.

d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok menyampaikan


masalah yang ingin dibicarakan.

e. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, anggota yang memegang bola memilih masalah yang ingin
dibicarakan.

f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih masalah yang ingin


dibicarakan.

g. Terapis membantu menetapkan masalah yang paling banyak dipilih.

h. Hidupkan kembali kaset pada tape recorder dan edarkan bola. Pada saat
tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola menyampaikan
pendapat tentang masalah yang dipilih.

i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.

j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

118
a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan setiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang


masalah pribadi dengan orang lain pada kehidupan sehari-hari.

2) memasukan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah pribadi pada


jadwal kegiatan harian klien.

c. kontrak yang akan datang

1) menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu bekerja sama dalam kelompok.

2) menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat


proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5,
dievaluasi kemampuan verbal klien menyampaikan, memilih, dan memberi
pendapat tentang percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan
nonverbal.

119
Sesi 5 TAKS
Kemampuan Bercakap-cakap masalah pribadi
a. Kemempuan verbal : menyampaikan topik

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menyampaikan
1 topik dengan jelas

Menyampaikan
2 topik secara ringkas

Menyampaikan
3 topik yang relevan

Menyampaikan
4 topik secara
spontan

Jumlah

b. Kemempuan verbal : memilih topik

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Memilih
1 topik dengan jelas

Memilih
2 topik secara ringkas

Memilih
3 topik yang relevan

Memilih
4 topik secara spontan

120
Jumlah

c. Kemempuan verbal : memberi pendapat tentang masalah

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Memberi
1 pendapat dengan jelas

Memberi
2 pendapat secara ringkas

Memberi
3 pendapat yang relevan

Memberi
4 pendapat ssecara spontan

Jumlah

d. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal

121
sampai akhir

Jumlah

Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien


mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada


catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan menyampaikan
topik masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan memberi
pendapat 2, dan kemampuan non verbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya
adalah klien mengikuti TAKS sesi 5, klien mampu menyampaikan masalah
pribadi yang ingin dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi
pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan/latih klien untuk bercakap-cakap
tentang masalah pribadi dengan perawat dan klien lain di ruang rawat ( buat
jadwal ).

122
SESI 6 TAKS

Tujuan

Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :

a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan pada orang lain

b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan permintaan

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

6. Kartu kwartet

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

123
1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 5 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Salam terapeutik

1) Salam terapeutik dari terapis

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap tentang masalah


pribadi dengan orang lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan meminta kartu


yang diperlukan serta menjawab dan memberi kartu pada anggota
kelompok.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

124
3. Tahap kerja

a. Terapis membagi 4 buah kartu kwartet untuk setiap anggota kelompok.


Sisanya diletakkan di atas meja.

b. Terapis meminta tiap anggota kelompok menyusun kartu sesuai dengan


seri (1 seri memiliki 4 kartu)

c. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.

d. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola


memulai permainan beerikut :

1) Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum lengkap) kepada


anggota kelompok di sebelah kanannya

2) Jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan pada kelompok


dengan membaca judul dan sub judul.

3) Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap, diperkenankan


mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu diatas meja.

4) Jika anggota kelompok memberikan kartu yang dipegang pada yang


meminta, dia berhak mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu di atas
meja.

5) Setiap menerima kartu, diminta mengucapakan terima kasih.

e. Ulangi c dan d jika d2 atau d3 terjadi

f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

125
a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan setiap anggota kelompok latihan bertanya, meminta


menjawab, dan memberi pada kehidupan sehari-hari (kerja sam).

2) memasukan kegiatan bekerja sama pada jadwal kegiatan harian klien.

c. kontrak yang akan datang

1) menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu mengevaluasi kegiatan TAKS.

2) menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat


proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 6,
dievaluasi kemampuan verbal klien dalam bertanya, meminta, menjawab, dan
memberi serta kemampuan nonverbal.

126
Sesi 6 TAKS
Kemampuan bekerja sama
a. Kemempuan verbal : bertanya dan meminta

N Aspek yang dinilai Nama Klien


o.

Bertanya
1 & meminta dengan jelas

Bertanya
2 & meminta dengan ringkas

Bertanya
3 & meminta yang relevan

Bertanya
4 & meminta secara spontan

Jumlah

b. Kemempuan verbal : menjawab dan memberi

N Aspek yang dinilai Nama Klien


o.

Menjawab
1 & memberi dengan jelas

Menjawab
2 & memberi secara ringkas

Menjawab
3 & memberi yang relevan

Menjawab
4 & memberi secara spontan

Jumlah

127
c. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien


mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAKS pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya, kemampuan verbal bertanya, meminta,
menjawab, dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4. Maka, catatan
keperawatannya adalah klien mengikuti TAKS sesi 6, klien mampu secara verbal
dan nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi. Anjurkan klien
melakukannya di ruang rawat ( buat jadwal ).

128
SESI 7 TAKS

Tujuan

Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan


kelompok yang telah dilakukan

Setting

1. Klien dan terapis/leader duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat

1. Tape recorder

2. Kaset lagu/musik yang lain

3. Bola tenis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 6 TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

129
2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

a. Salam terapeutik

1) Salam terapeutik dari terapis

2) Peserta dan terapis memakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan apakah klien telah latihan bekerja sama dengan orang


lain.

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan manfaat 6 kali


pertemuan TAKS.

2) Menjelaskan aturan main berikut :

 Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin


kepada terapis

 Lama kegiatan 45 menit

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan
dengan arah jarum jam.

130
b. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat kesempatan dan menyampaikan pendapat tentang manfaat 6 kali
pertemuan yang telah berlalu.

c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok menyampaikan pendapat.

d. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

4. Tahap Terminasi

a. evaluasi

1) menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) memberi pujian atas keberhasilan kelompok.

3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan yang lalu

b. rencana tindak lanjut

1) menganjurkan setiap anggota kelompok tetap melatih diri untuk 6


kemampuan yang telah dimiliki, baik di RS maupun di rumah.

2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk memberi


dukungan pada klien dalm menjalankan kegiatan hidup sehari-hari.

c. kontrak yang akan datang

menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara periodik.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat


proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

131
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 7,
dievaluasi kemampuan verbal klien menyampaikan manfaat TAKS yang telah
berlangsung 6 sesi secara verbal dan disertai kemampuan non verbal.

132
Sesi 7 TAKS

Evaluasi Kemampuan Sosialisasi

a. Kemempuan verbal : menyebutkan manfaat 6 kali TAKS

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Menyebutkan
1 manfaat secara jelas

Menyebutkan
2 manfaat secara
ringkas

Menyebutkan
3 manfaat yang relevan

Menyebutkan
4 manfaat secara
spontan

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

Nama Klien
N
Aspek yang dinilai
o.

Kontak
1 mata

Duduk
2 tegak

Menggunakan
3 bahasa tubuh yang

133
sesuai

Mengikuti
4 kegiatan dari awal
sampai akhir

Jumlah

Petunjuk

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [√] jika
ditemukan pada klien atau tanda [x] jika tidak ditemukan.

3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 klien


mampu dan jika nilai ≤ 2 klien dianggap belum mampu.

134

Anda mungkin juga menyukai