Disusun Oleh :
KELAS D
Makalah yang berjudul “Bedah Kasus Pasien dengan Isolasi Sosial” ditulis
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Keperawatan Jiwa II.
Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan
dan dorongan kepada kami dalam pembuatan makalah ini terutama kepada :
1. Ibu Ns. Duma Lumban Tobing, M.Kep., Sp.Kep.J selaku dosen pada mata kuliah
Keperawatan Jiwa II.
2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Rekan satu kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................i
iii
3.2.3 Penilaian Stressor/Tanda dan Gejala ..............................................19
3.2.4 Sumber Koping .............................................................................19
3.2.5 Mekanisme Koping .......................................................................19
3.3 Analisa Data......................................................................................... 20
3.4 Pohon Masalah .....................................................................................22
3.5 Diagnosa Keperawatan .........................................................................22
3.6 Intervensi Keperawatan ........................................................................23
3.7 Implementasi keperawatan & Evaluasi .................................................29
BAB IV PENUTUP........................................................................................................31
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................31
4.2 Saran.............................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31
Lampiran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 Etiologi
Gangguan isolasi sosial dapat terjadi karena (Sutejo,2017)
Individu merasa ditolak
Tidak diterima
Kesepian
Tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain
3
2.3 Rentang Respon
RENTANG RESPONS NEROBIOLOGIS
Isolasi sosial
2.4 Pengkajian
4
maka anak akan mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan orang
lain pada masa berikutnya.
Pada masa kanak-kanak, pembatasan aktivitas atau kontrol yang
berlebihan dapat membuat anak frustasi. Pada masa praremaja dan
remaja, hubungan antara individu dengan kelompok atau teman lebih
berarti daripada hubungannya dengan orang tua. Remaja akan merasa
tertekan atau menimbulkan sikap bergantung ketika remaja tidak dapat
mempertahankan keseimbangan hubungan tersebut. Pada masa dewasa
muda, individu meningkatkan kemandiriannya serta mempertahankan
hubungan interdependen antara teman sebaya maupun orang tua.
Individu siap untuk membentuk suatu kehidupan baru dengan menikah
dan mempunyai pekerjaan.
Pada masa dewasa tengah, individu mulai terpisah dengan anak-
anaknya, ketergantungan anak-anak terhadap dirinya mulai menurun.
Ketika individu bisa mempertahankan hubungan yang interdependen
antara orang tua dengan anak, kebahagiaan akan diperoleh dengan tetap.
Pada dewasa akhir, individu akan mengalami berbagai kehilangan, baik
kehilangan keadaan fisik, kehilangan orang tua, pasangan hidup, teman,
maupun pekerjaan atau peran.
5
2.4.2 Faktor Presipitasi (Sutejo, 2017)
Adapun tanda dan gejala isolasi sosial yang ditemukan pada klien pada
saat wawancara biasanya berupa beberapa hal dibawah ini :
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
d. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
6
f. Klien merasa tidak berguna
g. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Tanda dan gejala isolasi yang di dapat melalui observasi, antara lain :
a. Tidak memiliki teman dekat
b. Menarik diri
c. Tidak komunikatif
d. Tindakan berulang dan tidak bermakna
e. Asyik dengan pikirannya sendiri
f. Tidak ada kontak mata
g. Tampak sedih, apatis, afek tumpul.
Isolasi sosial merupakan keadaan subjektif. Meskipun demikian,
perawat harus memvalidasi inferensi atau dugaan yang berkonsentrasi
pada perasaan kesendirian karena penyebabnya beragam dan setiap klien
menunjukkan kesendirian mereka dalam cara yang berbeda. Menurut
carpenito moyet (2009), karateristik isolasi sosial terbagi menjadi dua,
yaitu karakter utama (mayor) dan karakter tambahan (minor).
a. Karakter utama
Karakter yang harus hadir (satu atau lebih karakter) ini meliputi
mengekspresikan perasaan kesendirian atau penolakan, hasrat untuk
melakukan kontak dengan orang lain, memberitahukan adanya rasa
ketidakamanan dalam situasi sosial, dan mendeskripsikan kurangnya
hubungan yang bermakna.
b. Karakter tambahan
1) Waktu berjalan lambat
2) Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusaan
3) Merasa tidak berguna
4) Menarik diri
5) Sedih, afek tumpul
6) Rendahnya kontak mata
7) Diasyikkan oleh pikiran dan kenangan
8) Tampak depresi, cemas, atau marah
9) Gagal untuk berinteraksi dengan orang-orang dekat
7
2.4.4 Sumber Koping (Ah yusuf, Rizky, Hanik)
8
2.5 Pohon Masalah
Isolasi diri
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWA
TAN
dengan klien
penyebab isolasi
sosial atau tidak
mau bergaul
dengan orang lain
2.3 Beri pujian
terhadap
kemmpuan klien
dalam
menungkapkan
perasaan
TUK 3: Criteria evaluasi : Perbedaan seputar
Klien mampu 1. Klien dapat 3.1 Tanyakan kepada manfaat
menyebutkan menyebutkan klien tentang : hubungan sosial
keuntungan a. Manfaat dan kerugian
keuntungan dalam hubungan sosial isolasi sosial
berhubungan berhubungan b. Kerugian isolasi membantu klien
sosial, seperti : sosial mengidentifikasi
sosial dan a. Banyak 3.2 Diskusikan apa yang terjadi
kerugian dari teman bersama klien pada
b. Tidak tentang manfaat dirinya,sehingga
isolasi sosial kesepian berhubungan dapat diambil
c. Bisa diskusi sosial dan langkah untuk
d. Saling kerugian isolasi mengatasi
menolong sosial. masalah ini.
2. Klien dapat 3.3 Beri pujian
menyebutkan terhadap Penguatan
kerugian kemampuan ( reinforcement)
menarik diri, klien dalam dapat membantu
seperti : mengungkapkan meninggalkan
a. Sendiri perasaanya. harga diri klien.
b. Kesepian
c. Tidak bisa
diskusi.
11
1. Klien dapat perilaku klien yang dapat
Klien dapat melaksanakan ketika dipercaya
melaksanakan hubungan sosial berhubungan memberi klien
secara bertahap sosial. rasa aman dan
hubungan sosial dengan : 4.2 Jelaskan kepada terlindungi.
secara bertahap a. Perawat klien cara
b. Perawat lain berinteraksi
c. Klien lain dengan orang
d. Keluarga lain.
Kelompok 4.3 Berikan contoh
cara berbicara
dengn orang
lain.
4.4 Beri kesempatan
klien
memperaktikan
cara berinteraksi
dengan orang
lain yang
dilakukan
dihadapan
perawat.
4.5 Bantu bklien
berinteraksi
dengan orang
lain yang
dilakukan
dihadapan
perawat.
4.6 Bila klien sudah
menunjukan
kemajuan,
tingktan jumlah
interaksi dengan
dua,tiga, empat
orang dan
seterusnya.
4.7 Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang
telah dilkukan
oleh klien
4.8 Latih klien
bercakap-cakap
dengan anggota
bkeluarga saat
melakukan
kegiatan dengan
anggota
keluarga saat
12
melakukan
kegiatan harian
dan kegiatan
rumah tangga.
4.9 Latih klien
bercakap-cakap
saat melakukan
kegiatan sosial
misalnya :
belanja
kewarung,kepas
ar,ke kantor pos,
ke bank dan
lain-lain
4.10 Siap
mendengrkan
ekspresi
perasaan klien
setelahberintera
ki dengan orang
lain. Mungkin
klien akan
mengungkapkan
keberhasilan
atau
kegagalannya.
Beri dorongan
terus-menerus
agar klien tetap
semangat
meningkatkan
interaksinya.
TUK 5: Criteria evaluasi : 5.1 Diskusikan Ketika klien
1. Klien dapat dengan klien merasa dirinya
Klien mampu menjelaskan tentang lebih baik dan
menjelaskan perasaanya perasaanya mempunyai
setelah setelah makna, interaksi
perasaanya berhubungan berhubungan sosial dengan
setelah sosial dengan: sosial dengan : orang lain dapat
a. Orang lain a. Orang lain ditingkatkan
berhubungan Kelompok b. Kelompok
sosial. 5.2 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya.
TUK 6 : Criteria evaluasi : 6.1 Diskusikan Dukungan dari
Klien dapat menjelaskan pentingya peran keluarga
Klien tentang : serta keluarga merupakan bagian
mendapatkan 1. Isolasi sosial sebagai penting dari
beserta tanda pendukung rehabilitas klien.
13
dukungan dan gejalanya. untuk mengatasi
keluarga dalam 2. Penyebab dan perilaku isolasi
akibat dari sosial.
memperluas isolasi social 6.2 Diskusikan
hubungan sosial. 3. Cara merawat potensi keluarga
klien menarik untuk
diri. membantu klien
mengatasi
perilaku isolasi
sosial
6.3 Jelaskan pada
keluarga tentang
:
a. Isolasi sosial
beserta tanda
dan gejalanya
b. Penyebab dan
akibat isolasi
sosial cara
merawat klien
isolasi sosial n
6.4 Latihan keluarga
cara merawat
klien isolasi
sosial.
6.5 Tanyakan
perasaan
keluarga setelah
mencoba cara
yang dilatihkan.
6.6. Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
untuk
bersosialisasi
6.7 Beri pujian terhadap
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
TUK 7 : Criteria evaluasi : 7.1 Diskusikan Membantu dalam
Klien dapat Klien bisa menyebutkan dengan klien meningkatkan
memanfaatkan : tentang manfaat perasaan kendali
obat dengan baik a. Manfaat minum dan kerugian dan keterlibatan
obat tidak minum dalam perawatan
b. Kerugian yang obat,nama,warn kesehatan klien.
ditimbulkan a,dosis,cara,efek
akibat tidak terapi dan efek
minum obat samping
c. Nama,warna,do penggunaan
14
sis,efek terapi obat.
dan efek 7.2 Pantau klien pada
samping obat saat penggunan
Akibat berhenti obat
minum obat 7.3 Berikan kepada
tanpa konsultasi pujian kepada
dokter klien jika klien
menggunakan
obat dengan
benar
7.4 Diskusikan
akibat berhenti
minum obat
tanpa konsultasi
dokter.
7.5 Anjurkan klien
untuk konsultasi
dengan dokter
atau nperawat
jika terjadi hal-
hal yang tidak
diinginkan.
15
SP II Pasien
Implementasi :
SP III Pasien
Implementasi
Implementasi :
SP II Keluarga
Implementasi
16
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
langsung kepada pasien isolasi sosial
SP III Keluarga
Implementasi
17
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang
manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan
3. Aktivitas dan indikasi
Aktivitas TAKS dilaksanakan dalam tujuh sesi yang
bertujuan untuk melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien
yang mengalami gangguan hubungan sosial berikut.
1. Klien yang mengalami isolasi sosial yang telah
mulai melakukan interaksi interpersonal.
2. Klien yang mengalami kerusakan komunikasi
verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus.
18
BAB III
ANALISIS KASUS
3.2 Pengkajian
3.2.1 Faktor Predisposisi
Pernah dirawat di RSJ 1 tahun yang lalu
Riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Sejak kecil anak yang pemalu
Sejak kelas 2 SMA dibully teman-teman
19
3.2.3 Penilaian Stressor/Tanda dan Gejala
Menarik diri
Tidak mau keluar kamar
Jarang berbicara dengan orang lain
Lebih senang sendiri
Suka melamun
3.2.4 Sumber Koping
Social support : istri pasien sangat peduli dengan kondisi pasien
Material asset : ekonomi rendah
3.2.5 Mekanisme Koping
Respon maldatif :
Isolasi : Merupakan perilaku mengasingkan diri dari orang lain
maupun lingkungan.
Memilih memendam masalah
Data Subyektif :
1. Keluarga klien mengatakan tidak isolasi sosial
mau keluar kamar dari 1 minggu
yang lalu
2. Keluargaklien mengatakan
jarang berbicara dengan orang
lain dan lebih senang sendiri
Data Objektif :
1. Klien tidak bersemangat
2. Klien terlihat sering menyendiri
3. Klien terlihat sering menunduk
4. Klien jarang berbicara dengan
orang lain
20
Data Subyektif :
21
1.1 Pohon Masalah
22
1.2 Intervensi Keperawatan
DIAGNOSIS RASIONAL
TUJUAN KRITERIA TINDAKAN
EVALUASI KEPERAWATAN
23
TUK 2 : Criteria evaluasi : 2.1 Tanyakan pada klien Dengan mengetahui
Klien Klien tentang : tanda dan gejala isolasi
mampu dapat g. Orang yang tinggal sosial yang muncul,
menyebutkan menyebut perawat dapat
penyebab kan serumah atau menentukan langkah
sekamar dengan
isolasi sosial. minimal intervensi selnjutnya.
klien.
satu h. Orang yang paling
penyebab dekat dengan klien
isolasi dirumh atau ruang
sosial.pen perawatan
yebab i. Hal apa yang
munculn membuat klien
dekat dengan orang
ya isolasi tersebut.
sosial : j. Orang yang tidak
diri dekat dengan klien,
sendiri, bik dirumah atau
orang diruang perawatan
lain, dan k. Apa yang membuat
klien tidk dekat
lingkung
dengan orang
an. tersebut.
l. Upaya yng sudah
dilakukan agar
dekat dengan orang
lain.
2.2 Diskusikan dengan
kemmpuan klien
dalam
menungkapkan
perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
27
dilatihkan.
6.6. Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
untuk bersosialisasi
6.7 Beri pujian terhadap
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
TUK 7 : Criteria evaluasi : 7.1 Diskusikan dengan Membantu dalam
Klien dapat Klien bisa klien tentang meningkatkan
memanfaatka menyebutkan : manfaat dan perasaan kendali dan
n obat d. Manfaat kerugian tidak keterlibatan dalam
dengan baik minum minum perawatan kesehatan
obat obat,nama,warna,dos klien.
e. Kerugian is,cara,efek terapi
yang
dan efek samping
ditimbulk
an akibat penggunaan obat.
tidak 7.2 Pantau klien pada saat
minum penggunan obat
obat 7.3 Berikan kepada pujian
f. Nama,wa kepada klien jika
rna,dosis, klien menggunakan
efek
obat dengan benar
terapi dan
efek 7.4 Diskusikan akibat
samping berhenti minum obat
obat tanpa konsultasi
Akibat berhenti dokter,
minum obat tanpa 7.5 Anjurkan klien untuk
konsultasi dokter konsultasi dengan
dokter atau nperawat
jika terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.
28
2.7 Implementasi Keperawatan& Evaluasi
Pk :
29
Diagnosa : SP I Pasien
A (analisa) :
P (planning) :
PP :
30
pasien
PK:
harian
Diagnosa : SP I Pasien
Deficit Implementasi S (subjektif) :
teratasi sebagian
P (planning) :
PP:
berdandan
- mengajurkan klien memasukkan dalam
31
PK:
- mengajurkan klien untuk melalukan
harian
Diagnosa : SP I Pasien
Resiko Implementasi S (subjektif) :
Halusinasi
1. Mengidentifikasi jenis - klien mengatakan bisa menceritakan jenis
halusinasi pasien halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi - klien bisa merespon perawat dengan baik
pasien
3. Mengidentifikasi waktu - klien mengetahui kapan waktu halusinasi
halusinasi pasien muncul
4. Mengidentifikasi frekuensi O (objektif) :
halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang - klien dapat merespon ketika di ajarkan
menimbulkan halusinasi untuk menghindari halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasien A(analisa) :
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi SP 1 tercapai (halusinasi teratasi sebagian)
8. Menganjurkan pasien
memasukkan cara menghardik P (planning) :
halusinasi dalam jadwal kegiatan PP:
harian
- lanjutkan SP II
32
SP II : - mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien
PK:
33
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Isolasi sosial merupakan keadaan ketika individu atau kelompok
memiliki kebutuhan atau hasrat untuk memiliki keterlibatan kontak dengan
orang lain, tetapi tidak mampu membuat kontak tersebut (Carpenito-Moyet,
2009).
1.2 Saran
Adapun saran yang penulis berikan agar tercapai kesehatan jiwa optimal adalah :
- Diharapkan pada keluarga klien apabila sudah pulang maka keluarga
tetap melakukan kontrol ke RSJ.
- Dihaarapkan adanya kerja sama dengan baik antara dokter, perawat dan
tim medis lainnya guna memperlancar proses keperawatan.
- Diharapakan kepala keluarga harus sering mengunjungi klien ke RSJ
karena dapat membantu proses penyembuhan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Yosep, Iyus, S.Kp., M.Si. 2008. Keperawatan Jiwa. Bandung : Reliks Aditama
Yusuf, Ah, Rizky Fitriyasari PK, dan Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
35
STRATEGI PELAKSANAAN pada pasien dengan ISOLASI SOSIAL
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Data subjektif:
1. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
2. Klien merasa orang lain tidak sederajat dengannya
b. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
36
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Bu!” Perkenalkan nama saya perawat vera septiana yang
bertugas dari jam 08.00-14.00 wib. Nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil apa?
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu hari ini ?”
c. Kontrak
- Topik
“ Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain?
-Waktu
“ berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 10 menit saja?
- Tempat
“ di mana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini saja kita berbincang-bincang...”
- Tujuan
“Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain.”
2. Fase kerja
“coba ibu ceritakan kepada saya tentang perasaan yang ibu rasakan?”
“Ibu”, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa?
Menurut ibu apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain
dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?
Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan keuntungan
dari berinteraksi dengan orang lain yaitu punya banyak teman,
saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian.
Sekarang saya akan mengajarkan ibu berkenalan. Bagus... ibu dapat
mempraktekkan apa yang saya ajarkan tadi.. bagaiman kalau
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain di masukkan
kedalam jadwal kegiatan harian?
37
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”
2. Evaluasi Objektif
“coba ibu ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain?”
b. Tindak Lanjut
“tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya
harap ibu dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang lain!“
c. Kontak yang akan datang
- Topik
“bailah, pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
berbincang-bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan
mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain ya?
- Waktu
“berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan
saya besok?
- Tempat
“dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah
bagaimana kalau besok kita melakukannya di teman saya?”
38