Keperawatan Keluarga
Disusun oleh :
JAKARTA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berasal dari asal usul kata yang dikemukakan oleh Ki Hajar
dewantara Adu & Nur (2001), bahwa keluarga berasal dari bahasa jawa yang
terbentuk dari dua kata yaitu kawula dan warga, kawula berati hambadan warga yang
dapat diartika menjadi anggota. Friedman (2010) menyatakan keluarga adalah dua
orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang menidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga. Sedangkan menurut Depkes
(1988 dalam Sudiharto, 2014) bahwa keluarga adalah suatu unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal satu atap dalam keadan saling ketergantungan.
2
penyalahgunaan zat hingga penyakit menular / infeksi (Edelman & Mandle, 1986
dalam Setiadi 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah?
2. Apa pengertian anak sekolah?
3. Apa saja trend dan isue keperawatan keluarga?
4. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga berdasarkan teori?
5. Bagaimana pengkajian yang di lakukan terkait kasus?
6. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa saja karakteristik dan tumbuh kembang anak usia sekolah.
2. Mengetahui apa pengertian anak sekolah.
3. Mengetahui apa saja trend dan isue keperawatan keluarga.
4. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga berdasarkan teori.
5. Mengetahui bagaimana pengkajian yang di lakukan terkait kasus.
6. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga bedasarkan kasus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada usia sekolah dasar anak mencari jati diri dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan, terutama teman sebaya yang pengaruhnya sangat kuat
seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan temannya, termasuk perubahan
kebiasaan makan. Peranan orang tua sangat penting.Selama pertengahan tahun
masa kanak-kanak, dasar-dasar peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan
interaksi sosial terbentuk. Negara-negara industri periode ini dimulai saat anak
mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun
merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah. Tugas perkembangan pada
masa anak usia sekolah berfokus pada kemampuan fisik, kognitif, dan psikososial
(Potter& Perry, 2005).
Selama tahap primer (6-7 tahun) anak laki-laki dan perempuan bermain
bersama, bergantung pada siapa yang bersedia dan siapa yang tertarik. Sekitar usia
8 tahun, kelompok sosial dengan teman sebaya berjenis kelamin sama mulai
4
terbentuk. “Kelompok” ini menyatakan kemandirian mereka dari peran orang tua,
dan membuat kode atau bahasa rahasia dan perilaku mereka sendiri.Periode
seringkali mengarah pada masyarakat rahasia dimasa kanak-kanak. Persahabatan
adolesense (10-12 tahun) dikarakterisasi dengan memiliki sahabat dengan jenis
kelamin yang sama. Hubungan ini mungkin sementara, tetapi hubungan mereka
sangat erat dan tercipta diskusi yang menyangkut seluruh area kehidupannya
(Potter& Perry, 2005).
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-3,5 kg dan 6cm atau 2,5
inchi pertahunnya. Lingkar kepala tumbuh hanya 2-3 cm selama periode ini,
menandakan pertumbuhan otak yang melambat karena proses mielinisasi
sudah sempurna pada usia 7tahun (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000).
Anak laki-laki usia 6 tahun, cenderung memiliki berat badan sekitar 21 kg,
kurang lebih 1 kg lebih berat daripada anak perempuan. Rata-rata kenaikan
berat badan anak usia sekolah 6 – 12 tahun kurang lebih sebesar 3,2 kg per
tahun. Periode ini, perbedaan individu pada kenaikan berat badan disebabkan
oleh faktor genetik dan lingkungan. Tinggi badan anak usia 6 tahun, baik laki-
laki maupun perempuan memiliki tinggi badan yang sama, yaitu kurang lebih
115 cm. Setelah usia 12 tahun, tinggi badan kurang lebih 150 cm (Kozier,
Erb, Berman, & Snyder, 2011).
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Moral
5
tersebut melakukan berbagai hal untuk menguntungkan diri mereka. (Kozier,
Erb, Berman, & Snyder, 2011).
4. Perkembangan Spiritual
5. Perkembangan Psikoseksual
6
Freud menggambarkan anak-anak kelompok usia sekolah (6–12 tahun)
masuk dalam tahapan fase laten. Selama fase ini, fokus perkembangan adalah
pada aktivitas fisik dan intelektual, sementara kecenderungan seksual seolah
ditekan (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).
6. Perkembangan Psikososial
7
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik lebih
kuat mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung dengan orang tua.
Banyak ahli menganggap masa ini sebagai masa tenang atau masa latent, di mana apa
yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-masa sebelumnya akan berlangsung terus
untuk masa-masa selanjutnya (Gunarsa, 2006).
Menurut Wong (2008), anak sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang
artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap
mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya.Usia sekolah merupakan masa anak
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada
kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.
8
c. Peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan
kepada keluarga.
Berdasarkan pembincangan dengan perawat dan tulisan yang
disusun oleh perawat keluarga, terdapat kesepakatan umum bahwa
peralihan kekuasaan dan kendali dari penyedia pelayanan kesehatan ke
pasien atau keluarga perlu dilakukan. Kami percaya hal ini masih
menjadi sebuah isu penting pada pelayanan kesehatan saat ini. Menurut
Wright dan Leahey dalam Robinson, mengingatkan kita bahwa
terdapat kebutuhan akan kesetaraan yang lebih besar dalam hubungan
antara perawat dan keluarg, hubungan kolaboratif yang lebih baik, dan
pemahaman yang lebih baik akan keahlian keluarga. Perkembangan
penggunaan Internet dan email telah memberikan banyak keluarga
informasi yang dibutuhkan untuk belajar mengenai masalah kesehatan dan
pilihan terapi mereka. Gerakan konsumen telah memengaruhi pasien dan
keluarga untuk melihat diri mereka sebagai konsumen, yang membeli dan
mendaptkan layanan kesehatan seperti layanan lain yang mereka beli.
Dilihat dari kecenderungan ini, anggota keluarga sebaiknya diberikan
kebebasan untuk memutuskan apa yang baik bagi mereka dan apa
yang mereka lakukan demi kepentingan mereka sendiri.
d. Bagaimana bekerja lebih efektif dengan keluarga yang
kebudayaannya beragam.
Kemungkinan, isu ini lebih banyak mendapatkan perhatian dikalangan
penyedia pelayanan kesehatan, termasuk perawat, dibandingkan isu
lainnya pada saat ini. Kita tinggal di masyarakat yang beragam,yang
memiliki banyak cara untuk menerima dan merasakan dunia,
khusunya keadaan sehat dan sakit. Dalam pengertian yang lebuh luas, budaya
(termasuk etnisitas, latarbelakang agama, kelas sosial, afiliasi regional
dan politis, orientasi seksual, jenis kelamin, perbedaan generasi)
membentuk persepsi kita, nilai, kepercayaan, dan praktik.
e. Globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang
menarik bagi perawat keluarga.
Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal sebagai
globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan
menarik utnuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah
diterapkan oleh negara lain guna memberikan perawatan yang lebih
baik bagi keluarga.
9
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system ya
ng belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasiyang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
3. Merokok
a. Pengertian Rokok
10
sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri
bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.
1. Mata pedih
2. Hidung beringus
3. Tekak yang serak
4. Pening / pusing kepala
1. Kanker paru-paru,
2. Serangan jantung dan mati mendadak,
3. Bronchitis akut maupun kronis,
4. Emfisema,
5. Flu dan alergi, serta berbagai penyakit pada organ tubuh seperti yang
disebutkan di atas.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
12
3.000.000/bulan Jenis rumah (Permanen), Jenis bangunan (Beton), Luas bangunan (4×6 m2),
Luas pekarangan (tidak ada).
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Bp.O Pendidikan : SLTA
Umur : 40 th Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama :Islam Alamat : Limo, Depok
Suku :Indonesia
Genogram :
1
2
Ket :
1. Bp.O
2. Ny.A
3. An.Dk
4. An.Ek 3 4
b. Komposisi Keluarga
13
c. Tipe keluarga :
a) Jenis tipe keluarga : Nuclear Family
terdiri dari :
Ayah Bp.O usia 40 thn
Ibu Ny A usia 28 thn
Anak Dk usia 10 thn
Anak Ek usia 5 thn
Di dalam keluarga terdapat beberapa masalah :
Perilaku merokok dikarenakan kurangnya perhatian orang tua dan
kurangnya komunikasi terhadap pentingnya bahaya merokok terhadap
An.Dk (10 Tahun).
Gangguan proses keluarga yang terjadi pada Bp.O dan Ny.A dengan
masalah komunikasi yang tidak efektif terhada An Dk (10 tahun) dan An
Ek (5 tahun).
Terjadinya kontaminasi dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara
menjaga kesehatan sehingga menyebabkan cacingan yang terjadi pada
An.Ek (5 tahun).
d. Suku Bangsa
a) Asal suku bangsa : Jawa Barat (DT)
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : An.Dk mengatakan tidak ada
gejala yang merugikan akibat perilaku merokok, Bp.O tidak bisa berhenti dari
kecanduan merokok
c) Agama dan kepercayaan : Klien beragama islam.
14
Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada
umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional
(yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan yang
seharusnya dilalui oleh keluarga saat aini adalah membingbing dan melakukan
edukasi tentang merokok , bahaya merokok dan mengenai norma-norma kehidupan.
Serta memodifikasi cara komunikasi terbuka antara orang tua dan anak , serta
memperbaiki peran orang tua.
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
1) Riwayat kesehatan saat ini : Ny. A mengatakan An. Dk pernah kedapatan
ketahuan merokok di warnet, merokok baru beberapa bulan, dan Ny.A
tidak tahu cara melakukan perawatan dirumah terhadap masalah perilaku
meorokok dikeluarganya. An Dk pun mengatakan bahwa tidak ada akibat
yang merugikan dari perilaku merokok. Selain itu An.Ek terlihat sebelum
makan tidak mencuci tangannya, terlihat perutnya buncit, nafsu makan
berkurang, konjungtiva anemis, malas mencuci tangan, dan merasa gatal di
bagian anus.
2) Riwayat penyakit keturunan : klien mengatakan klien tidak mempunyai
penyakit keturunan.
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : klien tidak memanfaatkan sumber
pelayanan kesehatan karena tidak mengerti bagaimana cara menjaga kesehatan dan
tidak pernah melakukan penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi dikeluarga
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Bp.O tidak bisa berhenti dari merokok,
An.Ek malas mencuci tangan
HASIL PENGKAJIAN
III. PENGKAJIAN Karakteristik rumah 1. Jenis rumah : Petak
LINGKUNGAN 2. Jenis bangunan :
15
Semipermanen
3. Luas bangunan : ± 4x6 m2
4. Luas perkarangan : 6 m2
5. Status kepemilikan rumah : Milik
keluarga Bp.O
6. Kondisi ventilasi rumah: Baik
7. Kondisi penerangan rumah : Baik
8. Kondisi pencahayaan rumah: Baik
9. Kondisi lantai : Kurang bersih
10. Kebersihan rumah secara
keseluruhan: Bersih
11. Bagaimana pembagian ruangan
dirumah : Tertata baik
12. Pengelolaan sampah keluarga :
Dibakar
13. Sumber air bersih dalam keluarga:
Air PAM
14. Kondisi jamban keluarga: Bersih
15. Pembuangan limbah : Bersih
Karakteristik tetangga Tetangga keluarg Bp.O sebagian besar
dan komunitas RW bekerja sebagai buruh, kuli, dan
pengrajin kayu, sebagian karyawan
swasta. Tidak ada kebiasaan kurang baik
dari lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan. Bila ada masalah antar
warga, diselesaikan dengan pertemuan
tingkat RT yang dipimpin oleh ketua
RT.
16
KELUARGA keluarga : sangat tertutup. Ny.A berkomunikasi
dengan anak-anaknya jika bertanya
tentang tugas disekolah, Ny.A jarang
duduk bersama anak-anak untuk
mengobrol mengisi waktu luang, An Dk
dan An. Ek tidak dekat dengan orang
tuanya dan jarang berkomunikasi dan
bercanda
17
Kemampuan keluarga dalam
merawat anak tidak efektif.
Orang tua tidak mampu
menciptakan lingkungan yang
menarik untuk anak Dk dan An
Ek
Stressor jangka pendek Keluarga merasa cemas dengan perilaku
dan Stress jangka merokok pada An.Dk dan merasa cemas
panjang dengan kondisi kesehatan An.Ek
2. Analisa Data
No Analisa Data Masalah
18
1. DS : Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
- Keluarga mengatakan tidak paham pada keluarga Bp.O khususnya An. Dk
lebih jauh tentang pengertian, dengan masalah perilaku Merokok
penyebab, tanda dan gejala perilaku
merokok
- Ibu A dan Bp.O mengatakan
anaknya pernah kedapatan merokok
di warnet
- Ibu A mengatakan tidak tahu cara
melakukan perawatan di rumah
terhadap masalah perilaku merokok
dalam keluarganya
- Bp.O mengatakan ingin berhenti
merokok sehingga ia tidak ingin
anaknya kecanduan rokok seperti
dirinya
DO :
- An.Dk terlihat sedang merokok (dt)
- An. Dk terlihat warna bibir gelap,
gigi kekuning kuningan (dt)
- Bp.O terlihat warna bibir gelap dan
gigi kekuning kuningan.
19
hal yang santai atau bersenda gurau
- Menurut ibu A, anak Dk di sekolah
juga pendiam kata gurunya
DO :
- Anak Dk lebih mau berbicara jika
tidak di depan orangtuanya
20
tangan jika ingin makan
- An.Ek mengatakan merasa gatal
dibagian Anus
DO :
- An.Ek terlihat sebelum makan tidak
mencuci tangannya
- An.Ek terlihat perutnya buncit
- An.Ek terlihat anemis pada
konjungtivanya
3. Skoring Masalah
a. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Bp.O khususnya An.
Dk dengan masalah perilaku Merokok
21
beberapa bulan.
b. Gangguan proses Keluarga pada keluarga Bp.O khususnya pada BP. O dan
IBU A dengan masalah Komunikasi yang Tidak Efektif
22
masalah ada dibuktikan dengan An. Dk dan
tapi tidak perlu An. Ek memang jarang bicara
segera sejak kecil menurut Bp.O dan
Ibu. A.
ditangani
Jumla 3 1/6
h
23
d. Kontaminasi pada keluarga Bp. O khususnya AN. Ek dengan masalah
cacingan.
Prioritas Masalah :
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Bp.O khususnya An. Dk
dengan masalah perilaku Merokok
2. Gangguan proses Keluarga pada keluarga Bp.O khususnya pada BP. O dan IBU A
dengan masalah Komunikasi yang Tidak Efektif
3. Ketidakefektifan Koping Keluarga pada keluarga Bp. O khususnya Ny. A dengan
masalah sumber pemecahan yang tidak adekuat.
4. Kontaminasi pada keluarga Bp. O khususnya AN. Ek dengan masalah cacingan.
24
25
1. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Evaluasi Intervensi Keperawatan
Kriteria Standar
Keperawatan Umum (TUK
Keluarga (TUM)
1. Perilaku Setelah 1.Keluarga dapat Verbal Keluarga dapat Kaji pengetahuan keluarga
Kesehatan menjelaskan tentang rokok
Cenderung dilakukan mengenal masalah
kandunagn dan zat Jelaskan pada keluarga tentang
Beresiko pada tindakan remaja (merokok) berbahaya di dalam pengertian, tanda/gejala tindakan
keluarga Bp.O rokok. yang dilakukan bila salah satu
khususnya An. keperawatan
Keluarga dapat anggota keluarga menderita
Dk dengan Anggota menyebutkan tanda sesak nafas dan menunjukkan
masalah perilaku
keluarga dan gejala perokok. tanda-tanda gangguan
Merokok
Keluarga dapat pernafasan.
mampu menjelaskan Bimbing keluarga untuk
mengenal hal- perawatan keluarga mengulang kembali apa yang
yang menderita efek dijelaskan oleh perawat.
hal tentang samping merokok Beri pujian atas jawaban yang
pengertian, disampaikan oleh keluarga.
penyebab,
Beri penjelasan tentang
tanda dan masalah dan penyakit yang
gejala akan timbul akibat merokok
yang dapat terjadi kekambuh-an
perilaku & komplikasi.
merokok
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan untuk
mengembalikan fungsi
psikososial dan memfasilitasi
1
perubahan gaya.
Keputusan keluarga
untuk rutin Bantuan untuk berhenti
mengontrolkan An. merokok.
DK ke pelayanan
kesehatan Modifikasi perilaku lingkungan .
Manajemen lingkungan
2.Keluarga Verbal
mampu
mengambil
keputusan Anggota keluarga
yang tepat. mampu melakukan hal-
hal untuk mengontrol
bahaya dari kebiasaan
merokok.
Psikomotor
3.Keluarga
mempu
merawat / Keluarga mampu
mampu memanfaatkan pelayanan
melaksanakan kesehatan untuk melakukan :
ADL - Konsultasi
- Status - Rujukan
- Bantuan siste kesehatan
kesehatan
2
personal :
kesehatan
fisik
- Kualitas
Perilaku mencari
hidup akibat pelayanan 1. Diskusikan dengan keluarga
kesehatan. tentang pengganti rokok
dari ssebagai kebiasaan buruk
Partisipasi keluarga
kebiasaan dalan pelayanan klien.
keluarga 2. Anjurkan kepada keluarga
merokok
untuk selalu memenuhi nutrisi
klien untuk mengurangi resiko
komplikasi.
3. Beri pujian atas tindakan yang
tepat
psikomotor
4.Ibu. A
bersama Keluarga
anggota memberi
keluarga dukungan
mampu terhadap klien
memanfaatka untuk
n pelayanan membantu An.
kesehatan Dk berhenti
yang ada. merokok.
Memberi
latihan alat
bantu
pengganti
3
seperti bantuan
5.Keluarga makanan ringan
dapat pengganti rokok
melakukan sebagai
penatalaksaan konsumsi
terhadap An.DK.
kecenderunga
n masalah
merok pada
anak.
2. Gangguan proses Setelah 1. Keluarga dapat Verbal Keluarga mampu 1. Keluarga mampu mengenal
Keluarga pada dilakukan mengenal mengatasi masalah Pengajaran individu
keluarga Bp.O tindakan masalah masalah 2. Pengajaran kelompok
khususnya pada keperawatan komunikasi. 3. Pengajaran proses penyakit
BP. O dan IBU A gangguaan Meningkatkan
dengan masalah kemampuan
proses di
Komunikasi yang berkomunikasi.
keluarga
Tidak Efektif 2. Keluarga verbal Keputusan keluarga 1. Keluarga mampu
dapat untuk rutin
mampu memutuskan tindakan
melakukan
teratasidan keyakinan keluarga untuk
mengambil komunikasi rutin
anggota dirumah. meningkatkan atau
keputusan
keluarga Melakukan kegiatan
yang tepat. bersama untuk ke memperbaiki kesehatan.
mampu efektifan waktu 2. Dukungan pengasuhan
4
mengenal hal- berkomunikasi. 3. Dukungan pengambilan
hal keputusan
meningkatkan
keterampilan 3. Keluarga Psikomotor Melakukan 1. Keluarga mampu
mampu komunikasi verbal memanfaatkan
komunikasi
meningkatkan bersama pelayanan kesehatan
3. Ketidakefektifan Setelah 1. Keluarga dapat Verbal Keluarga mampu Keluarga dapat mengenali
Koping Keluarga
5
pada keluarga dilakukan mengenal masalah menentukan masalah yang terjadi
Bp. O khususnya
asuhan serta mampu masalah Keluarga dapat menjelaskan
Ny. A dengan
masalah sumber keperawatan memahami dan Keluarga mampu teknik komunikasi yang baik
pemecahan yang
masalah mengerti tentang menjelaskan Keluarga dapat menentukan
tidak adekuat.
didalam sumber pemecahan teknik komunikasi sumber pemecahan masalah
keluarga masalah yang yang baik yang ada
mendaatkan adekuat Keluarga mampu
koping yang menentukan
efekti. sumber
pemecahan
masalah yang ada Keluarga dapat membuat
keputusan pemecahan
masalah
Keluarga mampu
Memberikan dukungan
mengambil
membuat keputusan
keputusan dalam
penyelesaian
masalah Keluarga dapat memberikan
2. Keluarga perhatian lebih kepada anak-
Verbal
mampu
mengambil anaknya
keputusan
yang tepat.
6
Keluarga mampu
memberikan
perhatian lebih
kepada anak-
anaknya
Kognitif
Keluarga paham masalah
kesehatan dan melakukan
7
pengecekan kesehatan ke
4. Ibu A fasilitas kesehatan
mampu
memodifikasi
lingkungan
sehingga
interaksi
dapat
terlaksana
dengan baik
Afektif
5.Ibu. A
bersama
anggota
keluarga
mampu
memanfaatka
n pelayanan
kesehatan
yang ada.
8
4. Kontaminasi Setelah 1.Keluarga dapat Kognitif, Keluarga dapat Kaji pengetahuan keluarga
pada keluarga dilakukan Verbal menjelaskan tentang masalah cacingan
mengenal masalah
pengertian pada
Bp. O khususnya asuhan cacingan masalah cacingan Jelaskan pada keluarga tentang
AN. Ek dengan keperawatan pengertian, tanda/gejala
Keluarga dapat tindakan yang dilakukan bila
masalah cacingan masalah menyebutkan salah satu anggota mengalami
cacingan tanda dan gejala masalah cacingan
masalah cacingan.
didalam
Bimbing keluarga untuk
keluarga Keluarga dapat mengulang kembali apa yang
dapat diatasi menjelaskan dijelaskan oleh perawat.
perawatan
keluarga yang Beri penjelasan tentang
menderita masalah masalah dan penyakit yang
cacingan akan terjadi pada masalah
cacingan serta kekambuh-an
Keluarga mengerti & komplikasi.
dan tau komplikasi
yang ditimbulkan Beri pujian atas jawaban yang
jika tidak diatasi disampaikan oleh keluarga.
Keluarga mengerti
9
dan paham
mengenai masalah
cacingan secara
menyeluruh
Keluarga mampu
Keputusan keluarga memodifikasi lingkungan
untuk rutin untuk mengembalikan fungsi
mengontrolkan An. psikososial dan memfasilitasi
DK ke pelayanan perubahan gaya
kesehatan .
Ajarkan keluarga bagaimana cara
menghindari infeksi
3. Keluarga Psikomotor
mempu
10
merawat /
mampu
melaksanakan
ADL Keluarga mampu menciptakan
- Status lingkungan yang bersih dan
kesehatan sehat dengan cara melakukan
personal :
Program Hidup Bersih Sehat
kesehatan
(PHBS)
fisik
- Kualitas Keluarga dapat
Keluarga mampu
hidup akibat meciptakan memanfaatkan pelayanan
dari masalah lingkungan yang kesehatan untuk melakukan :
- Konsultasi
cacingan bersih dan sehat - Rujukan
Psikomotor
Perilaku mencari
4. Ibu. A pelayanan
bersama kesehatan.
anggota
keluarga
11
mampu Partisipasi keluarga
memodifikasi dalan pelayanan
lingkungan keluarga
Psikomotor
5. Keluarga Bp. O
dapat
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada
12
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Metode dan pendekatan pengkajian komunitas terdiri dari dua yaitu: pengkajian fiedman dan
calgry. Pada pengkajian untuk asuhan keperawatan keluarga pada anak sudah sesuai antara teori
dan kasus hanya saja di teori tidak dijelaskan secara rinci.
Pada kasus yang terdapat di makalah ini mengangkat 4 diagnosa yang dilanjutkan dengan
analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, intervensi, implementasi serta evaluasi.
Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentangkonsep keperawatan kesehatan sekolah.
Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawatkomunitas di pelayanan sekolah.
1
DAFTAR PUSTAKA
Sariningsih, Endang. 2012. Merawat Gigi Anak Usia Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Faridan K, dkk. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada sisa
Sekolah Dasar Negeri Cempaka 1 Kota Banjarbaru. (Online),
(http://ejournal.litbang.depkes.g o.id/index.php/buski/article /view/3229/3200)
https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html# .2017. diakses tgl 21 April 2019 pukul 15:00