KEPERAWATAN KRITIS
DISUSUN OLEH :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Kritis dengan
judul Proses Keperawatan Pada Area Keperawata Kritis
Makalah ini membahas tentang perencanaan konsep Proses Keperawatan Pada Area
Keperawata Kritis. Penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan partisipasinya
Samarinda, Maret 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................3
E. Sistematika.......................................................................................................3
BAB 2..............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................4
A. Proses Keperawatan.........................................................................................4
D. Pengkajian........................................................................................................5
E. APACHE II.....................................................................................................11
F. PAST HUG.....................................................................................................13
BAB 3............................................................................................................................12
A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
iii`
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia yang:diharapkan
masih reversibel. ICU menyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan
khusus untuk menunjang fungsi- fungsi
vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang
berpengalaman dalam pengelolaan, keadaan-keadaan tersebut.
Penting bagi perawat di ruang kritis untuk melaksanakan proses asuhan
keperawatan secara komprehensif sehingga layanan yang diberikan dan
penatalaksanakan intensif lainnya dapat termonitoring, terobservasi dan angka
kematian dapat ditekan, kwalitas dan kwantitas perawatan meningkat,
pelayanan keperawatan kritis dapat lebih efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik
untuk mendiskusiikan dan membahas Proses keperawatan pada area keperawatan kritis
B. Rumusan Masalah
1. Pasien kritis membutuhkan perawatan kompleks sehingga membutuhkan
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mendeskripsikan Proses keperawatan pada area keperawatan kritis
2. Tujuan khusus
a. Mengklasifikasikan Proses keperawatan pada area keperawatan kritis
b. Membentuk pendapat mengenai proses keperawatan pada area
keperawatan kritis
D. Manfaat
keperawatan kritis
b. Membedakan proses keperawatan pada area kritis dan area medical bedah (umum)
c. Melakukan proses keperawatan di area kritis secara tepat di lahan klinik/praktik
E. Sistematika
TINJAUAN TEORI
A. Proses Keperawatan
(Deswani, 2011 ).
Menurut Setiadi (2011), pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu
metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Proses keperawatan adalah satu
pendekatan untuk pemecahan masalah yang memampukan perawat untuk mengatur dan
Potter & Perry (2005) menjelaskan tujuan dari proses keperawatan adalah
mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan klien,
D. Pengkajian
(Kemenkes, 2006)
Pengkajian di ICCU meliputi pengkajian sebelum pasien datang,
segera setelah datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan
2. Pengkajian ICCU
a. Pengkajian segera (quick assessment)
1) Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICCU meliputi ABCDE yaitu
Airway, breathing, circulation, drugs (obat- obatan yang saat ini
dipakai termasuk apakah alergi terhadap obat atau makanan tertentu)
dan equipment (adakah alat yang
terpasang pada pasien.
2) Perawat penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian kondisi
lembar observasi.
3) Ada beberapa model pengkajian keperawatan yang dapat digunakan
untuk mengkaji pasien. Barrett, Gretton dan Quinn (2006) menjelaskan
pengkajian primer pada pasien penyakit
jantung secara umum adalah sebagai berikut:
a) Airway
(1) Apakah jalan nafas paten?
(2) Apakah pasien diam, apakah suara nafas pasien bersih
atau tidak jernih?
(3) Apakah ada darah atau muntahan di sekitar mulut yang
berpotensi terjadi sumbatan jalan nafas?
(4) Apakah ada injuri pada hidung, mulut atau tenggorokan
yang berdampak pada cidera jalan nafas?
(5) Apakah wajah atau tenggorokan pasien kemerahan dan
bengkak yang mengindikasikan adanya infeksi atau
b) Breathing
(1) Dengan Look, Listen dan Feel selama 10 detik, apakah
pasien bernafas? Jika tidak bernafas segera cari bantuan dan
mulai RJP
(2) Jika pasien bernafas, bagaimana rata-rata kecepatannya
disbanding sebelumnya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakah pasien takipnea ekstrim (≥
40 kali / menit) atau bradipnea ≤ 6 kali / menit?
(4) Apakah suara nafas pasien gemuruh atau kasar?
(5) Apakah kulit pasien pucat?
(6) Apakah oksigen aliran tinggi perlu segera diberikan?
c) Circulation (C)
(1) Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10
detik?
(2) Jika teraba bagaimana karakternya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim
(≥140 kali / menit atau bradikardia (≤40 kali / menit). Apakah
nadi teratur?
(4) Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
(5) Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya tanda
yang
psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh (sistem
neurologi, respirasi, kardiovaskuler, renal, gartrointestinal, endokrin,
hematologic dan immunologi serta integument) dan
pengkajian resiko jatuh menggunakan humty dumty pada anak, skala morse
pada dewasa dan geriatric pada lansia. Pengkajian nyeri juga dapat
dilakukan pada area kritis. Hasil penelitian Prawesti, Ibrahim,
Nursiswati (2016) menyebutkan bahwa
Behavioural pain scales (BPS) dan Critical pain observation tools (CPOT)
adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam menilai rasa sakit
dan meningkatkan manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT lebih mudah
digunakan dan aplikatif karena memiliki defnisi operasional yang jelas.
himle, 2000).
Contoh diagnose keperawatan yang sering muncul pada intensif care
adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)
b. Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC : Acidosis
(metabolic Respiratory)
c. Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)
d. Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)
e. Nyeri Akut (RC : Syok Neurogenik)
f. gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis) g.
Resiko jatuh
4. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnose telah
b. rencana tindakan :
1) tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
2) mengarah pada tujuan yang akan dicapai
3) realistis
5. Implementasi Keperawatan
Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini
penting untuk mendukung pencapaian tujuan. Tindakan keperawatan dapat
dalam bentuk observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif dan
pendidikan kesehatan dala tindakan perlu ada
perilaku.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan
11
Sistem penelitian ini digunakan dalam banyak cara yang meliputi :
1. Beberapa prosedur atau obat hanya diberikan kepada pasien dengan skor
APACHE II tertentu.
2. Skor APACHE II dapat digunakan untuk menggambarkan morbiditas
Skor poin dihitung dari usia pasien dan 12 pengukuran fisiologis rutin:
APACHE Ini diukur selama 24 jam pertama setelah masuk, dan digunakan
sebagai tambahan informasi tentang status kesehatan sebelumnya (operasi terbaru,
riwayat infusiensi organ parah, keadaan defisiensi imun) dan demografi dasar
seperti usia. Metode perhitungan
dioptimalkan untuk skema kertas, dengan menggunakan nilai integer dan mengurangi
jumlah opsi sehingga data sesuai pada formulir kertas satu
lembar. Skor tidak dihitung ulang selama menginap. Jika seorang keluar dari ICU dan
diterima kembali, skor APACHE II baru dihitung kembali.
F. FASTHUG
membantu team medis dalam persiapan untuk evaluasi kondisi pasien, membantu
mengidentifikasi dan mencegah kesalahan pengobatan,
meningkatkan keselamatan pasien, dan memaksimalkan intervensi terapeutik.
BAB 3
A. Kesimpulan
1. Asuhan keperawatan intensif adalah kegiatan prkatek keperawatan intensif yang
diberikan pada pasien/keluarga. Asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah
dan panduan dalam memeberikan asuhan keperawatan yang berkualitas guna
mengatasi masalah pasien. Langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi
pengkajian, masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi
(kemenkes, 2006)
2. Pengkajian di icu meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah
datang, segera setelah pasien datang, pengkajian lengkap dan
pengkajian berkelanjutan
B Saran
1. Perawat harus memahami bagaimana konsep proses asuhan
Depkes Ri. 2006. Standar pelayanan keperawatan di icu. Direktorat keperawatan dan
keteknisian medic dirjen pelayanan medik. Jakarta
Deswani (2011). Hubungan antara Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan dengan Mutu
Pelayanan Keperawatan di Ruang Melati RS Margono Soekarjo. diakses
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a- dhianwahyu879-1-babi.pdf tanggal 3
desember 2018
Permenkes RI. 2015. Standar peayanan keperawatan di rumah sakit khusus. Jakarta
Herdian, Fitra. 2016. Proses Keperawatan Pasien Kritis. Fakultas unpad. Diakses
pada https://www.researchgate.net/publication tanggal 5 Agustus 2019