BAB I
PENDAHULUAN
\
A. Latar Belakang.
Komunikasi merupakan suatu dasar dan kunci seseorang dalam menjalankan
tugasnya, komunikasi merupakan suatu proses dalam perawatan untuk menjalankan dan
menciptakan hubungan dengan pasien, komunikasi tampaknya sederhana tetapi untuk
menjadikan suatu komunikasi berguna dan efektif membutuhkan usaha dan keterampilan
serta kemampuan dalam bidang itu (Arifin, 2002).
Tidak ada persoalan sosial manusia dihadapkan dengan masalah sosial yang
penyelesaiannya menyangkut komunikasi yang lebih baik, Setiap hari semua orang
melakukan proses komunikasi. Sering kali akibat komunikasi yang tidak tepat terjadi
perbedaan pandangan atau salah paham. Oleh karena itu setiap orang perlu memahami
konsep dan proses komunikasi untuk meningkatkan hubungan antar manusia dan mencegah
kesalah pahaman yang mungkin terjadi, hubungan komunikasi terapeutik antara perawat atau
bidan dengan pasien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar
perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik
(Utami P, 1998).
Dasawarsa terakhir masalah komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien telah
mendapatkan sorotan luas karena adanya beberapa laporan riset yang di kumpulkan Faulkner
(1984), laporan tersebut mengungkapkan bahwa banyak pasien yang merasa tidak pernah
menerima cukup informasi (Nancy, 1988).
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktifitas dan bagian yang selalu ada
dalam proses manajemen keperawatan atau kebidanan. Berdasarkan hasil penelitian
Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan untuk berkomunikasi, 16%
untuk membaca dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam berkomunikasi
merupakan kiat sukses bagi seorang bidan karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk
komunikasi, mendengar, berbicara jadi jelas bahwa bidan harus mempunyai keterampilan
interpersonal yang baik, karena praktek kebidanan berorientasi pada hubungan interpersonal
dalam mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk menciptakan komitmen dan rasa
kebersamaan perlu ditunjang keterampilan dalam berkomunikasi (Nursalam, 2002).
Dalam profesi keperawatan, komunikasi sangat penting antara perawat dengan
perawat, dan perawat dengan klien, khususnya komunikasi antar perawat dengan klien
dimana dalam komunikasi itu perawat dapat menemukan beberapa solusi dari permasalahan
yang sedang dialami klien, dan komunikasi ini dinamakan dengan komunikasi terapeutik.
Akan tetapi dalam pelaksanaan komunikasi terapeutik ini ada fase-fase, tehnik-tehnik, dan
faktor-faktor, serta proses komunikasi terapeutik tersebut dalam perawatan sehingga
pelayanan/asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik serta memberikan tingkat
kepuasan pada klien.
B. Rumusan Masalah
1. apa saja prinsip dan teknik keperawatan pada setiap asuhan keperawatan?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dalam pemenuhan nutrisi?
C . Tujuan
a. Tujuan umum : agar mahasiswa mengetahui prinsip dan teknik komunikasi yang
benar.
b. Tujuan khusus: agar mahasiswa mengetahui dan memahami prinsip dan teknik
komunikasi pada setiap tahap asuhan keperawatan dalam pemenuhan
nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengevaluasi data tentang status mental pasien untuk menentukan batas intervensi.
Menentukan apakah pasien memperlihatkan sikap verbal dan nonverbal yang sesuai.
Membuat rujukan.
3. Rencana tujuan (Purwanto, Heri,1994)
Komunikasi menjadi lebih jelas, lebih terbuka dan berfokus pada masalah.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan
karena masyarakat menganggap bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi. Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang
dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan tersebut merupakan sumber vitamin
yang baik.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan
secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya
tidak sesuai dengan nilai yang diharapkan.
5. Status Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perokonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk proses metabolisme.
Tanda Klinis:
Berat badan 10-20% di bawah normal.
Tinggi badan dibawah ideal.
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
Adanya penurunan albumin serum.
Adanya penurunan transfersin.
Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko
peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda Klinis:
Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan Penyebab:
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya dengan adanya berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain.
4. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan uyang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
5. Diabetes Militus
Diabetes Militus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya asupan kalsium, natrium yang
berlebihan.
F. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
c. Implementasi
1. apabila kekurangan maka dapat dilakukan pemenuhan asupan gizi
2. apabila kelebihan dapat dengan melakukan diet.
d. Evaluasi
1.meninjau ulang adanya peningkatan BB
2. rencana makan yang diprogramkan dimana asupan kalori cukup untuk menurunkan berat
badan tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktifitas dan bagian yang selalu
ada dalam proses manajemen keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990),
bahwa lebih dari 80% waktu yang digunakan untuk berkomunikasi, 16% untuk membaca dan
9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kiat sukses
bagi seorang bidan karena terlalu banyak waktu yang digunakan untuk komunikasi,
mendengar, berbicara jadi jelas bahwa bidan harus mempunyai keterampilan interpersonal
yang baik, karena praktek kebidanan berorientasi pada hubungan interpersonal dalam
mencapai suatu tujuan organisasi, maka untuk menciptakan komitmen dan rasa kebersamaan
perlu ditunjang keterampilan dalam berkomunikasi (Nursalam, 2002).
B. Saran
Dalam melakukan prinsip dan teknik komunikasi selain menggunakan tahap-tahap
dalam tindakan askep, perawat juga harus menerapkan etika atau kode etik keperawatan agar
klien nyaman.
DAFTAR PUSTAKA