Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TENTANG PENYAKIT GOITER (GONDOK)

Dosen pengampu:
Izma daud, Ns.,M.Kep

Kelompok IV;

Ayu Asari (1614201110068)


Dhian Aji Candra (1614201110071)
Edi Kusmiransyah (1614201110073)
Hani Hairini (1614201110079)
Ida Laila (1614201110082)
Khairunnisa (1614201110086)
Septea Wulandari (1614201110112)
Wahyu Ariyadi (1614201110118)
Zana Raissa (1614201110121)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN
2017/2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. .....................................................................................................

A. LATAR BELAKANG. ..............................................................................................


B. RUMUSAN MASALAH. ..........................................................................................
C. TUJUAN. ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN. ..................................................................................................

A. LAPORAN PENDAHULUAN. .............................................................................


1. DEFINISI. .............................................................................................
2. ETIOLOGI. ...........................................................................................
3. PATOFISIOLOGI.................................................................................
4. MANIFESTASI KLINIS. .....................................................................
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................
6. PENATALAKSANAAN. .....................................................................
7. PENCEGAHAN. ..................................................................................
B. ASUHAN KEPERAWATAN. ...............................................................................
1. PENGKAJIAN. ....................................................................................
2. DATA FOKUS. ....................................................................................
3. ANALISA DATA.................................................................................
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN ..........................................................
5. INTERVENSI. ......................................................................................

BAB III PENUTUP. .....................................................................................................


1. KESIMPULAN. ...................................................................................
2. SARAN. ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Goiter berarti terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroid, yang dikenal
dengan goiter non toxik atau simpel goiter atau struma endemik, dengan dampak yang
ditimbulkannya hanya bersifat local yaitu sejauh mana pembesaran tersebut
mempengaruhi organ disekitarnya seperti pengaruhnya pada trachea dan esophagus.
Goiter adalah salah satu cara mekanisme kompensasi tubuh terhadap kurangnya
unsure yodium dalam makanan dan minuman. Asupan yodium dapat diperiksa secara
langsung yaitu dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat
tertentu yang mengidap goiter, sedangkan pemeriksaan secara tidak langsung dipakai
berbagai cara antara lain : pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan dengan studi
kinetik yodium.
Berdasarkan kejadiannya atau penyebarannya ada yang disebut struma
endemis dan sporadik. Secara sporadik dimana kasus-kasus struma ini dijumpai
menyebar diberbagai tempat atau daerah. Bila dihubungkan dengan penyebab maka
struma sporadik banyak disebabkan oleh faktor goitrogenik, anomali, penggunaan
obat-obat anti tiroid, peradangan dan neoplasma, secara endemis, dimana kasus-kasus
struma ini dijumpai pada sekelompok orang didaerah tertentu, sdihubungkan dengan
penyakit defisiensi yodium.Pada umumnya goiter sering dijumpai pada daerah
pegunungan, namun ada juga yang ditemukan di dataran rendah dan ditepi pantai.

B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah beberapa rumusan masalah berdasarkan penyakit goiter (
gondok ) :
1. Definisi gondok tersebut ?
2. Klasifikasi dari gondok ?
3. Etiologi dari gondok tersebut ?
4. Bagaimana manifestasi, patofisiologi serta penatalaksanaan gondok tersebut ?
5. Bagaimana Nursing pathway penyakit gondok tersebut ?
6. Bagaimana pemeriksaan, penatalaksanaan dan pencegahan gondok ?
7. Komplikasi dari penyakit gondok ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada penyakit gondok ?

C. Tujuan
Dibawah ini beberapa tujuan dari laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan pada penyakit goiter ( gondok ) :
a. Tujuan umum
Supaya mahasiswa atau para pembaca mampu mengerti dan
memahami tentang gondok serta menerapkan dari penatalaksanaan pada
saat di Rumah Sakit.
b. Tujuan khusus
- Mahasisa mampu menjelaskan etiologi dan patofisiologi
gondok
- Mahasiswa mampu membuat PNP (Pathway Nursing) serta
menjelaskannya.
- Mahasiswa mampu menguasai asuhan keperawatan pada
penderita yang terkena gondok.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN PADA PENYAKIT GOITER ( GONDOK )
1. Definisi
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi
pada kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid
(hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat
pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan)
dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal. Kelenjar tiroid
yang membesar disebut goiter. Goiter dapat menyertai hipo maupun
hiperfungsitiroid. Bila secara klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut giter non-
toksik.
Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan
penyebabnya bisa bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan untuk
memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mengontrol metabolisme tubuh,
keseimbangan tubuh dan pertumbuhan perkembangan yang normal.
2. Etiologi
Berbagai faktor diidentifikasikan sebagai penyebab terjadinya hipertropi
kelenjar tiroid termasuk didalamnya defisiensi yodium, goitrogenik glikosida
agent (zat atau bahan ini dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu,
jagung, lobak, kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan
anti tiroid, anomali, peradangan dan tumor / neoplasma. Berikut ini adalah faktor
yang bisa menyebabkan seseorang menderita penyakit goiter ( gondok ) :

a. Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang


komponen spesifik pada jaringan tersebut). Tiroiditis Hasimoto’s
adalah kondisi autoimun di mana terdapat kerusakan kelenjar tiroid
oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Sebagai kelenjar menjadi
lebih rusak, kurang mampu membuat persediaan yang memadai
hormontiroid. Penyakit Graves. Sistem kekebalan menghasilkan
satu protein, yang disebut tiroid stimulating imunoglobulin (TSI).
Seperti dengan TSH, TSImerangsang kelenjar tiroid untuk
memperbesar memproduksi sebuah gondok.
b. Defisiensi Yodium
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang
nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju
bermacam-macam kelenjar. Kelenjar tersebut diantaranya Choroid,
Ciliary body, Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air ludah, Mukosa
lambung, Intenstinum tenue, Kelenjar gondok. Sebagaian besar
unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang
akan mengidap penyakit gondok.
c. Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon tiroid.
d. Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH), sebagai akibat
dari kecacatan dalam sintesis hormon normal dalam kelenjar tiroid.
e. Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau infeksi di
tiroid. Tiroiditis adalah peradangan dari kelenjar tiroid sendiri
dapat mengakibatkan pembesaran kelenjar tiroid.
f. Beberapa disebabkan oleh tumor ( baik dan jinak tumor
kanker). Multinodular Gondok. Individu dengan gangguan ini
memiliki satu atau lebih nodul di dalam kelenjar tiroid yang
menyebabkan pembesaran. Hal ini sering terdeteksi sebagai
nodular pada kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien dapat
hadir dengan nodul tunggal yang besar dengan nodul kecil di
kelenjar, atau mungkin tampil sebagai nodul beberapa ketika
pertama kali terdeteksi.
g. Kanker Tiroid
Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurang dari
5% dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan
merupakan resiko terhadap kanker.
h. Kehamilan.
Sebuah hormon yang disekresi selama kehamilan
yaitu gonadotropin dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.
3. Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon
tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi
yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormontiroid terlalu
rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroidstimulating
hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan
abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok.
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang
juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari
hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid.
Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke
hipofisis, mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon
tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi
dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis
reseptor TSH, sepertichorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus.
Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis
untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi
TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan
hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormontiroid.
Jika proses ini berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab
kekurangan hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid,
defisiensi yodium, dan goitrogens.
Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong
reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid
hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi
human chorionic gonadotropin.
Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim dalam tubuh,
hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi
hormonetiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam
plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar-
kadar hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap
kelenjar tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran
(hipertrofi).
Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya. Di bagian
posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter dapat
mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara
sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap
gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit. Penekanan pada
pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak atau parau. Bila pembesaran
keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau
tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. Berikut ini adalah patway
dari penyakit goiter :

Kelainan metabolik
Lingkungan konginental

Daerah pegunungan
Penghambat sintesa hormon oleh zat kimia. penghambat sintesa
hormon oleh obat
ex: kol, lobak, kedelai.
thiocarbomide,
Tanah dan air kurang
sulfonilurea, Litium.
Ex:
Mengandung iodium

geitrogenik T4 menurun
Fungsi kelenjar

Tiroid menurun
Penurunan hipofisis
kemampuan Kelenjar
tiroid
Pelepasan THS meningkat
STRUMA /GONDOK

Struma Non Toksik Struma Toksik

K tiroid berdifusi fungsi hormon tiroid↓

K tiroid berlebihan lelah ekstra tiroidial tiroidial

infiltrsi kulit lokal goiter oftalmipati


oftalmipati
Penekanan trakea
sekresi H T >
Penekanan trakea penekanan esofagus

Hiperplasia
Pita suara parau sulit menelan of

Gangguan respirasi gangguan menelan

4. Manifestasi Klinis

Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang resisten


terhadap terapi digitalis. Penderita dapat pula memperlihatkan bukti-bukti
penurunan berat badan, lemah, dan pengecilan otot. Biasanya ditemukan
goitermulti nodular pada pasien-pasien tersebut yang berbeda dengan pembesaran
tiroiddifus pada pasien penyakit Graves
Penderita goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda mata
(melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang) akibat aktivitas
simpatis yang berlebihan. Meskipun demikian, tidak ada manifestasi
dramatisoftalmopati infiltrat seperti yang terlihat pada penyakit Graves. Gejala
disfagia dan sesak napas mungkin dapat timbul. Beberapa goiter terletak di
retrosternal .
Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan
ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan
strumanodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada
esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas). Gejala penekanan ini data juga
oleh tiroiditiskronis karena konsistensinya yang keras. Biasanya tidak disertai rasa
nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul
Keganasan tiroid yang infiltrasi nervus rekurens menyebabkan terjadinya
suara parau. Kadang-kadang penderita datang dengan karena adanya benjolan
pada leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase karsinoma tiroid
pada kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri ukurannya masih
kecil. Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang ternyata suatu
metastase karsinoma tiroid pada kranium. Gejala utama :
a. Peningkatan frekuensi denyut jantung
b. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
c. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas,
intoleran terhadap panas, keringat berlebihan.
d. Penurunan berat badan, peningkatan rasa lapar
e. Mata melotot
f. Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan frekuensi
buang air besar
g. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid.
h. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk sebuah
benjolan besar, di bagian depan leher tepat di bawah Adam’s apple.
i. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
j. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi batang
tenggorokan).
k. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
l. Suara serak.
m. Distensi vena leher.
n. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
o. Kelainan fisik (asimetris leher)
5. Pemeriksaan Penunjang
Berikut ini adalah pemeriksaan penunjang dari penyakit goiter ( gondok ) :
a. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi,
dan yang utama adalah fungsi bagian – bagian tiroid.
b. Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ).
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat, cair dan
beberapa bentuk kalainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti
apakan suatu nodul ganas atau jinak
c. Biopsis aspirasi jarum halus.
Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu
keganasan.
d. Termografi.
Adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada
suatu tempat dengan memakai Dynamic Telethermographi.
e. Petanda Tumor.
Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobin ( TG )
serum.

6. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
a. Konservatif
1) Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid.
Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut :
a. Thioamide
b. Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c. Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 - 600 mg/hari, dosis
maksimal 2.000 mg/hari
d. Potassium Iodide
e. Sodium Ipodate
f. Anion Inhibitor
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk
mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme.
Contoh: Propanolol . Indikasi :
a. Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi
pada pasien muda dengan struma ringan sedang dan
tiroktosikosis.
b. Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum
pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi.
d. Pasien hamil, usia lanjut .
e. Krisis tiroid

Penyekat adinergik ß pada awal terapi diberikan, sementara


menunggu pasien menjadi eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian
anti tiroid. Propanololdosis 40-200 mg dalam 4 dosis pada awal
pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid,
pemantauan setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda
klinis, serta Lab. FT4/T4/T3 dan TSHs.

Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya


dan dipertahankan dosis terkecil yang masih memberikan keadaan
eutiroid selama12-24 bulan. Kemudian pengobatan dihentikan, dan
dinilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1
tahun obat antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan
eutiroid, walaupun kemudian hari dapat tetap eutiroid atau terjadi
kolaps.

Obat antitiroid yang sering digunakan :

 Karbimazol 30-60 5-20


 Metimazol 30-60 5-20
 Propiltourasil 300-600 5-200b.
a. Surgical

1) Radioaktif iodine. Tindakan ini adalah untuk memusnahkan


kelenjar tiroid yang hiperaktif.
2) Tiroidektomi. Tindakan pembedahan ini untuk mengangkat
kelenjar tiroid yang membesar.
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroidisme.
Indikasi :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak
berespons terhadap obat antitiroid.
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang
memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat
menerima yodium radioaktif
d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan
satu atau lebih nodul
f. Multinodular
Banyak gondok, seperti gondok multinodular,
terkait dengan tingkat normal hormon tiroid dalam
darah. Gondok ini biasanya tidak memerlukan
perawatan khusus setelah dibuat diagnosa yang
tepat.
b. Radioaktif
Pengobatan dengan yodium radioaktif dengan Indikasi :
1) Pasien umur 35 tahun atau lebih
2) Hipertiroidisme yang kambuh
3) Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat
antitiroid
4) Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
c. Pengobatan Non Medis
Obat Penyakit Gondok Ace Maxs adalah pilihan solusi
terbaiknya. AceMaxs adalah Obat Penyakit Gondok herbal yang
berbahan dasar dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak, yang
kemudian dipadukan dengan apel dan madu murni sebagai pemanis
dan pengawet alaminya. Tidak terdapat sedikitpun zat kimiawi yang
terkandung dalam Obat Penyakit Gondok herbal Ace Maxs ini,
sehingga sangat aman dikonsumsi penderita penyakit gondok usia
berapa saja tanpa akan menimbulkan efek samping. Obat Penyakit
Gondok Ace maxs juga mengandung nutrisi Vitamin B1,B2, C,
memperbaiki sistem kerusakan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh,
serta efektif dalam mengontrol kadar berlebih seperti darah tinggi,
kolesterol tinggi serta gula darah tinggi dalam tubuh. Nah itulah
mengapa pengobatan penyakit gondok dengan Obat Penyakit
Gondok herbal Ace Maxs lebih tepat, efektif, mujarab tanpa
menimbulkan efek samping. Dan sebagai pengawetnya, obat
penyakit gondok Ace Maxs menggunakan madu murni sebagai
pengawet obat alami. Obat Penyakit Gondok Ace maxs mengandung
beberapa manfaat penting untuk pengobatan gondok, kandungan
didalamnya mampu mengembalikan kadar normal hormon tiroid
secara bertahap dan efektif tanpa menimbulkan reaksi negatif
terhadap tubuh yang mengkonsumsinya. Selain itu obat penyakit
gondok yang terbuat dari kulit buah manggis dan daun buah sirsak
mempunyai senyawa aktif yang bekerja sebagai pembersih tubuh,
yaitu zat antioksidan xanthone penangkal radikal bebas mampu
melancarkan peredaran darah dan memperlebar pembuluh darah
sehingga tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Dari komposisi alami
lainnya seperti anggur, apel, madu murni serta rosella hitam. Rosella
hitam yang terkandung dalam obat penyakit gondok acemaxs
berfungsi sebagai penghilang keasaman dilambung sehingga obat
penyakit gondok ace maxs aman dikonsumsi oleh penderita gondok
yang memiliki keluhan sakit Maag.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT GOITER ( GONDOK )
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien /keluarga:
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien dengan penyakit gondok gejala yang sering muncul ialah
Perasaan ketat atau sempit pada tenggorokan, batuk, suara serak, kesulitan
menelan, kesulitan bernapas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk RS dengan keluhan sejak sebelum masuk RS pasien mengeluh
batuk, sulit menelan, sulit bernapas, perasaan ketat atau sempit pada
tenggorokan sehingga mengalami penurunan berat badan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai riwayat masuk RS atau pernah
mengalami penyakit ini sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Orang tua atau keluarga pasien pernah menderita gondok.
e. Riwayat Alergi
Pasien pernah mempunyai riwayat atau tidak ada alergi terhadap makanan dan
obat-obatan.
f. Riwayat psikososial
Pasien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya,
mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien sangat malas
beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah bagaimana konsep diri
klien mencakup kelima komponen konsep diri.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis
dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang
berubah dan pemeriksaan head to toe khususnya pada bagian kepala dan leher.
b) Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari pembengkakan dileher, Palpasi
kelenjar tiroid , nodul (benjolan) tunggal atau ganda, konsistensi dan simetris
tidaknya, apakah terasa nyeri pada saat dipalpasi .
Inspeksi bentuk leher simetris tidaknya, Auskultasi bunyi pada arteri tyroidea,
nilai kualitas suara, Palpasi apakah terjadi deviasi trachea
c) Sistem saraf
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan
ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
d) Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
e) Eliminasi
Pasien jarang BAK karena tidak ada nafsu makan .
f) Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan menurun,pembesaran
tyroid.
g) Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia (rasa takut abnormal pada cahaya)
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum; pemeriksaan TSH (pada klien dengan
hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang
sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).
5. Lakukan pengkajian lengkap
Dampak perubahan patologis diatas terhadap kemungkinan adanya gangguan
pemenuhan oksigen, nutrisi, cairan dan elektrolit serta gangguan rasa aman dan
perubahan konsep diri seperti :
- Status pernafasan : frekuensi, pola dan teratur tidaknya, dan apakah klien
menggunakan otot pernapasan tambahan seperti retraksi sternal dan cuping
hidung.
- Warna kulit apakah nampak pucat atau sianosis.
- Suhu kulit khususnya daerah akral.
- KU / kesadaran, apakah klien tampak gelisah atau tidak berdaya
- Berat badan dan tinggi badan.
- Kadar Hb
- Kelembaban kulit dan teksturnya
- Porsi makan yang dihabiskan
- Turgor
- Jumlah dan jenis cairan peroral yang dikonsumsi
- Kondisi mukosa mulut
- Kualitas suara
- Bagaimana ekspresi wajah, cara berkomunikasi dan gaya berinteraksi klien
dengan orang disekitarnya.
- Bagaimana klien memandang dirinya sebagai seorang pribadi.
2. DATA FOKUS
Pengelompokan data subjektif dan data objektif
3. ANALISA DATA
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakuakan analisa serta
sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data
obyektif. Data yang telah dikelompokan tadi dianalisa sehingga dapat mengambil
kesimpulan tentang masalah keperawatan kemungkinan penyebab atau etiologi. Yang
dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan
kemungkinan.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi ketidakefektifan pola nafas b.d obstruksi trakea,
pembengkakan,perdarahan dan spasme laryngeal
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis
3. Nyeri akut b.d tindakan bedah terhadap jaringan /otot dan edema pasca operasi
4. Gangguan rasa nyaman b.d proses penyakit
5. Hambatan komunikasi verbal b.d cedera pita suara/kerusakan laring, edema
jaringan, nyeri, ketidaknyamanan
6. Resiko infeksi b.d port de entry kuman
5. INTERVENSI

No Diagnosa NOC NIC


1 Resiko terjadi Kriteria Hasil: Airway management:
ketidakefektifan pola Jalan nafas klien efektif  Monitor respirasi dan status
nafas b.d obstruksi trakea O2 dan kedalaman
 Dengarkan suara nafas jika
Batasan karakteristik: ada ronkhi
Tidak ada sumbatan pada  Observasi kemungkinan
trachea adanya stridor dan sianosis
 Atur posisi semi fowler
 Bantu klien dengan teknik
nafas dan batuk efektif
 Melakukan suction pada
trachea dan mulut
 Perhatikan klien dalam hal
menelan apakah ada
kesulitan

2 Ketidakseimbangan NOC NIC


nutrisi kurang dari  Nitrition Status : food and Nutrition management:
kebutuhan tubuh fluid intake - Kolaborasi dengan ahli gizi
Defenisi : Asupan nutrisi  Weight control untuk menentukan jumlah
tidak cukup untuk Kriteria hasil : kalori dan nutrisi yang
memenuhi kebutuhan  Adanya peningkatan berat dibutuhkan pasien
metabolic badan sesuai dengan tujuan - Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik:  Berat badan ideal sesuai meningkatkan intake Fe
 Nyeri abdomen dengan tinggi badan - Berikan makanan yang
 Kurang makan  Mampu mengidentifikasi terpilih (sudah dikonsultasi
 Ketidakmampuan kebutuhan nutrisi dengan ahli gizi)
memakan makanan  Menunjukan peningkatan fungi - Monitor jumlah nutrisi dan

 Berat badan 20 % pengecapan dari menelan kandungan kalori


atau lebih dibawah  Tidak terjadi penurunan berat - Kaji kemampuan pasien untuk
berat badan ideal badan yang berarti mendapatkan nutrisi yang
 Kurang minat pada dibutuhkan
makanan Nutrition Monitoring:
Factor yang - BB paien dalam batas normal
berhubungan: - Jadwalkan pengobatan dan
 Factor biologis tindakan tidak selama jam
 Ketidakmampuan makan
menelan makanan - Monitor mual muntah

 Ketidakmampuan
untuk mengabsorbsi
nutrien

3 Gangguan rasa nyaman NOC NIC


Definisi :  Ansiety Anxiety Reductrion
Merasa kurang  Sleep deprivation (penurunan kecemasan)
senang,lega dan  Comfort, readines for - Gunakan pendekatan yang
sempurna dalam dimensi enchanced menenangkan
fisik, psikospritual, Kriteria hasil : - Nyatakan dengan jelas
lingkungan dan sosial  Mampu mengontrol kecemasan harapan terhadap pelaku
Batasan Karakteristik :  Status lingkungan yang pasien
 Ansietas nyaman - Jelaskan semua prosedur dan
 Menangis  Mengontrol nyeri apa yang dirasakan selama
 Gangguan pola tidur  Kualitas tidur dan istirahat prosedur

 Takut adekuat - Pahami perspektif pasien

 Ketidakmampuan  Agresi pengendalian diri terhadap situasi stres

untuk rileks  Respon terhadap pengobatan - Temani pasien untuk

 Iritabilitas  Control gejala menemani anak


 Status kenyamanan meningkat - Lakukan back/ nek rub
 Merintih
 Dapat mengontrol ketakutan - Dengarkan dengan penuh
 Melaporkan merasa
 Support social perhatian
panas
- Identifikasi tingkat kecemasan
 Melaporkan perasaan
- Bantu pasien mengenal situasi
tidak nyaman
 Melaporkan gejala yang menimbulkan
distress kecemasan dorong pasien
 Melaporkan kurang untuk mengungkapkan
puas dengan keadaan perasaan, ketakutan , persepsi
 Melaporkan kurang - Insteuksikan pasien
senang dengan situasi menggunakan teknik relaksasi
tersebut - Berikan obat untuk

 Gelisah mengurangi kecemasan

 Berkeluh kesah
Faktor yang
berhubungan :
 Gejala terkait
penyakit
 Sumber yang tidak
adekuat
 Kurang pengendalian
lingkungan
 Kurarng privasi
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Goiter adalah pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan ukuran sel
atau jaringan. Berbagai faktor sebagai penyebab terjadinya hipertropi kelenjar
tiroid diantaranya seperti defisiensi yodium, goitrogenik glikosida agent yang
merupakan zat atau bahan yang dapat mensekresi hormon tiroid) seperti ubi kayu,
jagung, lobak, kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-obatan
anti tiroid, anomali,peradangan dan tumor/neoplasma. Pencegahan Goiter dapat
diberikan senyawa yodida di kawasan yang kandungan yodiumnya buruk.
Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan menekan kelenjar hipofisis untuk
menstimulasi tiroid diberi preparat yodium, seperti larutan jenuh kalium yodida
dan dilakukan tindakan operatif.
2. Saran
Berikut ini berbagai saran yang bisa diambil :
a) Untuk Perawat
Perawat harus bisa memahami bagaimana cara menangani klien dengan
penyakit goiter, dan melakukan pengkajian.
b) Untuk Mahasiswa
Mahasiswa harus bisa mengetahui konsep dasar penyakit goiter dan
asuhan keperawatan untuk menangani dan mencegah.
c) Masyarakat
Agar masyarakat bisa memahami gejala dan pencegahan pada penyakit
goiter.
DAFTAR PUSTAKA

Tarwono,Ns.S.Kep,M.Kep,dkk, perawatan medikal bedah,sistem endokrin,jakarta:tim 2012


Mery Digiulio,RN,MSN,APRN,BC,dkk, keperawatan medical bedah,Yogyakarta.2014
T.Heather herdman,Phd,RN,FNI, DKK, Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017,Jakarta 2017

Anda mungkin juga menyukai