Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN POLA MAKAN YANG TIDAK TERATUR DENGAN


KEJADIAN DISPEPSIA PADA REMAJA DI SMAN 1
TANGERANG SELATAN
TAHUN 2019

Oleh
Mia Anjelia
180110012

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
TANGERANG SELATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketidakteraturan makan seperti kebiasaan makan yang buruk, tergesa-gesa,
dan jadwal yang tidak teratur dapat menyebabkan dispepsia. Dispepsia
merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau kumpulan
gejala/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual,
kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa penuh/begah.
Keluhan tersebut dapat secara bergantian dirasakan pasien atau bervariasi baik
dari segi jenis keluhan atau pun kualitasnya.
Menurut World Health Organization (WHO) menetapkan batasan usia
remaja yaitu 10-19 tahun. Kategori usia remaja ini, cendrung ditemui pada
seorang pelajar ataupun mahasiswa yang tentunya memiliki rutinitas sangat
banyak, mulai dari kegiatan akademik seperti mengikuti jadwal aktivitas
perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas kuliah, diskusi kelompok dan kegiatan
non-akademik lainnya seperti mengikuti kegiatan organisasi. Pola aktivitas yang
padat membuat seseorang sering mengabaikan atau menunda waktu makan.
Populasi orang dewasa di negara-negara barat yang dipengaruhi oleh
dispepsia berkisar antara 14-38%. Namun, sekitar 13-18% memiliki resolusi
spontan selama satu tahun, dengan prevalensi yang stabil dari waktu ke waktu.
Dispepsia mempengaruhi 25% dari populasi Amerika Serikat setiap tahun dan
sekitar 5% dari semua penderita pergi ke dokter pelayanan primer. Sedangkan
Inggris memiliki prevalensi dispepsia sekitar 21% dan hanya dua persen dari
populasi tersebut berkonsultasi ke dokter pelayanan primer mereka dengan
episode baru atau pertama dispepsia setiap tahun, dan dispepsia menyumbang
40% dari semua konsul ke bagian gastroenterologi. Survei pada komunitas
memperkirakan bahwa hanya sekitar 35% dari penderita dispepsia yang
berkonsultasi ke dokter, walaupun proporsinya akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan
bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari.
Negara-negara di Barat (Eropa) memiliki angka prevalensi sekitar 7-41%, tetapi
hanya 10-20% yang akan mencari pertolongan medis. Angka insiden dispepsia
diperkirakan sekitar 1-8%. Sedangkan di Indonesia dispepsia berada pada
peringkat ke-10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada
pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004, dispepsia
menempati urutan ke-15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap
terbanyak di Indonesia (Kusuma, et al., 2011).

1.2 Rumusan Masalah


Dispepsia merupakan istilah yang umum dipakai untuk suatu sindroma atau
kumpulan gejala/keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian
atas. Keluhan pada saluran pencernaan merupakan penyakit yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan pola makan
yang tidak teratur dengan kejadian dispepsia pada remaja di SMAN 1 Tangerang
Selatan.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola makan yang tidak teratur dengan
kejadian dispepsia pada remaja di SMAN 1 Tangerang Selatan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui gambaran distribusi frekuensi mengenai kejadian
dispepsia pada remaja
2. Mengetahui gambaran distribusi frekuensi mengenai pola makan
yang tidak teratur pada remaja
3. Mengetahui hubungan antara pola makan yang tidak teratur dengan
kejadian dispepsia pada remaja
1.4 Ruang Lingkup
Penelitian ini berfokus pada hubungan pola makan yang tidak teratur
dengan kejadian dispepsia pada remaja di SMAN 1 Tangerang Selatan, yang
dilakukan selama 3 minggu dibulan Mei 2019.
Penelitian ini bermanfaat mengingat keluhan berupa sindroma dispepsia
merupakan keadaan yang sebenarnya sering ditemui dalam praktek klinis sehari-
hari dan berdasakan data angka dispepsia di Indonesia berada pada peringkat ke-
10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10 penyakit terbesar pada pasien rawat
jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi yang digunakan untuk
penelitian ini adalah anak remaja Sekolah Menegah Atas yang berumur antara
16 hingga 18 tahun, dengan jumlah sampel sebanyak 50 remaja di SMAN 1
Tangerang Selatan yang pernah mengalami nyeri perut. Analisis data yang
dilakukan meliputi analisis bivariat dengan teknik chi square dengan instrumen
penelitian menggunakan penyebaran kuesioner.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kerangka Teori


Penyebab timbulnya dispepsia diantaranya karena faktor diet dan
lingkungan, sekresi cairan asam lambung, fungsi motorik lambung, persepsi
viseral lambung, psikologi, dan infeksi Helicobacter pylori (Djojoningrat,
2009). Faktor diet dan sekresi asam lambung pada sindrom dispepsia menurut
Reshetnikov (2007) berkaitan dengan ketidakteraturan dalam pola makan dan
jeda antara jadwal makan yang lama.
Robert (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pola makan. Pola makan dipengaruhi oleh keinginan dari dalam dalam diri
untuk mempunyai bentuk tubuh (body image) yang ideal khusunya mahasiswa
perempuan. Selain itu, peran serta orang tua dan pengawasan dari orang tua
juga dapat membentuk pola perilaku makan mahasiswa.
Gambar 2.1
Kerangka Teori

Tempat
Jenis Tinggal
Kelamin (Bersama
Orang Tua
Atau Tidak)

Pola
Makan

Infeksi
Faktor Diet Sekresi
dan Helicobacte Asam
Lingkungan rpylori Lambung

Sindrom
Disepsia

Persepsi Dismotiolitas
Psikologi Viseral Gastro-
Lambung Intestinal

Kerangka Teori (Djojoningrat, 2009), (Robert, 2000), (Li et al., 2014


BAB III
METODELOGI PENELTITIAN
BAB IV
KERANGKA KONSEP

4.1. Kerangka Konsep


Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola
makan dengan kejadian dispepsia. Variabel independen dari penelitian ini
adalah pola makan sedangkan variabel dependen adalah dispepsia. Kerangka
penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4.1
Kerangka konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

 Pola Makan
 Jenis Kelamin Sindrom Dispepsia
 Tempat Tinggal

Anda mungkin juga menyukai