Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HAMBATAN KOMUNIKASI SOSIAL

Disusun Oleh :
1. Larasti Fadillah A017023
2. Novriana Risky Y A017023
3. Puspa Prasetya Ulfah A017023
4. Putri Yanuar A01702365
5. Siti Ulfah A017023
6. Isviana Mei Listika Wati A01702391

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMESTER V


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Diagnosa Keperawatan : Hambatan kmunikasi sosial


2. Pokok Bahasan : Hambatan dalam
melakukan komunikasi sosial
3. Hari/ Tanggal :
4. Waktu :
5. Tempat : Rumah Tn.S
6. Sasaran : Keluarga dengan anak pertama usia
sekolah
7. Pelaksana : kelompok 4

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan edukasi 1x30 menit diharapkan keluarga Tn. Dapat


megenal tentang habatan dalam komunikais sosial

B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan 1 x30 menit diharapkan
keluarga Tn.
Mampu :
1. Menyebutkan kembali tentang pengertian hambatan komunikasi sosial
C. Pokok Materi
1. Hambatan komunikasi sosial
D. Kegiatan
1. Metode : Diskusi dan tanya jawab
2. Media : leaflet

3. Strategi Pelaksanaan:

Waktu Tahap Respon

5 menit Orientasi :
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Megingatkan kontrak c. Keluarga ingat dengan
d. Menjelaskan maksud dan
kontrak
tujuan d. Keluarga megerti
e. Menanyakan kesediaan maksud dan tujuan
f. Apersepsi e. Keluarga bersedia
f. Mereka meyampaikan
apa yang mereka
ketahui

10 menit Kerja :
a. Memulai edukasi dengan a. Mendengarkan
b. Bertanya dan
membaca Tasmiyah
b. Mejelaskan pengertian mendegarkan
hambatan komunikasi jawabannya
social, cara menangani
dala hambatan komunikais
social

5 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi a. Mendengarkan
b. Memberikan kesimpulan b. Mendengarkan
c. Menutup edukasi dengan c. Membaca tahmid
d. Menjawab salam
membaca tahmid
d. Memberi salam penutup
LAMPIRAN

MATERI PEMBAHASAN

1. Hambatan Komunikasi

Untuk berkomunikasi secara efektif tidaklah cukup hanya dengan


memahaminya factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi,
tetapi juga disertai dengan pemahaman mengenai hambatan-hambatan.

Hambatan komunikasi bisa terjadi di antara individu( antar manusia) maupun


di dalam organisasi.

a. Hambatan Komunikasi Antar manusia

Agar dapat saling memahami, komunikator dan komunikasi harus


memiliki pengetian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada
suara,dan symbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antarmanusia bisa
berupa :

1) Perbedaan persepsi dan Bahasa

Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi


seorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.

2) Pendengaran yang buruk

Walupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata


menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan
melamun atau lelah memikirkan masalah lain. Seseorang
cenderung kehilangan minat mendengar.

3) Gangguan emosional

Dalam keadaan kecewa , marah, sedih , atau takut, seorang akan


merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan
dengan baik. Secara praktis , tidak mungkin menghindari
komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi.
Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.

4) Perbedaan budaya

Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat


dihindari, terlebih lagi dalam zaman globalisasi ini. Perbedaan
budaya merupakan hambatan yang sulit diatasi.

5) Gangguan fisik

Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang


bersifat fisik, seperti akustik yang jelek , tulisan yang tidak dapat
dibaca , cahaya yang redup , atau masalah kesehatan. Gangguan
fisik bisa menggagu konsentrasi dalam berkomunikasi.

a. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi


Kominikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih
rumit, jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan komnikasi dalam
organisasi:

1) Kelebihan beban informasi dan pesan yang bersaing

Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam


suatu organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin
tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email , dan telepon dari
berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing
bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu bisa
berakibat pada adanya pesan yang tidak penting, atau pemberian
respons yang tidak akurat.

2) Penyaringan yang tidak tepat

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain di dalam


organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan
memotong atau menyikat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim
melalui berbagai saringan.

3) Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Pertukan informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu


ciri komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait
dengan gaya manajemen. Gaya manajemen yang tertutup
cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula
saluran yang terlau banyak bisa mengubah pesan ketika bergerak
vertical atau horosontal dalam sebuah organisasi.

Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam


gangguan dan rintangan (Cangara, 2014:131), yaitu :

a. Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan
dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan
penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan
peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya
temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi,
sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat
diandalkan serta lebih efisien.

b. Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian


pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi
atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang
kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya
transmisi.

Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:

1. Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.

contoh: partisipasi menjadi partisisapi.

2. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang


pengucapannya sama.

Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).

3. Adanya pengertian konotatif

Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah


binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif,
banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang
setia, bersahabat dan panjang ingatan.

c. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu
komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

d. Hambatan fisik.

Hambatan fisik menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan fisik


atau badan seseorang, misalnya tuna rungu atau orang yang tidak
bisa mendengar. Di sisi lain, hambatan fisik seperti saya harus
berbicara keras dengan nenek saya karena fungsi pendengarannya
yang sudah berkurang. Pesan saya kepada nenek pun terkadang
tidak sesuai.Untuk mengatasi hambatan komunikasi terhadap
nenek saya ini atau orang yang memiliki fungsi pendengaran yang
kurang maka saya akan berbicara dengan ekspresi muka yang jelas
dan suara lantang sehingga bisa “terbaca”. Atau, informasi
dituliskan sehingga nenek langsung paham maksudnya. Hambatan
komunikasi juga bisa saja terjadi apabila salah satu pihak
memerlukan bahasa isyarat seperti pada orang tuna wicara.

e. Rintangan status

Merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan status social


dan senioritas. Misalnya , antara raja dengan rakyat, anatara atasan
dan bawahan , atau antara dosen dengan mahasiswa.

f. Rintangan kerangka piker

Merupakan rintangan yang terjadi karena adanya perbedaan pola


pikir. Perbedaan pola pikir bisa disebabkan karena pengalaman dan
latar belakang pendidikan yang berbeda.

g. Hambatan budaya

Hambatan budaya dapat terlihat seperti yang pernah saya jumpai


seorang perempuan saat saya transit di Bandara Dubai. Ia
membutuhkan informasi tapi saya tidak bisa membalasnya (saat itu
saya berbicara bahasa inggris) karena saya tidak mendengar
dengan jelas. Saya tidak bisa melihat ekspresi mukanya saat
berbicara karena dalam budayanya Ia harus mengenakan penutup
mulut. Ia adalah perempuan dari negara belahan Timur Tengah
yang memang harus mengenakan busana demikian. Atau misalnya,
di Thailand untuk mengucapkan kalimat “terimakasih” akan
berbeda bila disampaikan perempuan menjadi “Kopunka”
sedangkan apabila laki-laki menjadi “Kopunkap”. Untuk budaya
tertentu misalnya perempuan dalam berkomunikasi mendapat porsi
nomor dua setelah ayah, suami dan kakak laki-laki.

Daftar Pustaka

Aw Suranto.(2014). Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dewi Sutrisna,.(2016). Hambatan komunikasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

West Richard, Turner Lynn H. 2012. Pengantar Teori Komunikasi Analisis Dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai