Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENELITIAN

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


IKLIM KERJA

Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jakarta Kementerian


Ketenagakerjaan Republik Indonesia

DISUSUN OLEH :
RIZZA YUSSI LISTIANI 160110018

DOSEN PEMBIMBING ;
Dra. Dwi Astuti S A, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas
UAS K3 tentang Iklim kerja.

Dengan membuat tugas ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal
dan mendalami materi dari makalah yang saya buat ini.

Dalam penyelesaian makalah ini, banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan tentang materi tersebut. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Dwi Astuti S A, M.Kes yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sekaligus telah membimbing kami selama mata kuliah Dasar K3.
2. Narasumber berupa buku, internet atau blog yang telah memberikan kami
tahu tentang banyak hal.
Saya sebagai seorang mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif.

Harapan saya, semoga makalah ini berguna bagi pembaca, penulisnya juga
termasuk kami, khususnya untuk orang-orang yang mau mendalami tentang Iklim
Kerja.

Tangerang Selatan, Juni 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Manfaat ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

2.1 Pengertian iklim kerja ............................................................... 2

2.2 Macam-macam iklim kerja ....................................................... 3

2.3 Faktor-faktor iklim keselamatan kerja ...................................... 5

2.4 Pengukuran iklim kerja ............................................................. 6

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 9

3.2 Saran .......................................................................................... 9

Lampiran A Peralatan untuk pengukuran ISBB ............................................ 10

Lampiran B Formulir hasil pengukuran parameter ISBB ............................. 11

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan


lingkungan. Tekanan lingkungan tersebut berasal dari faktor kimia, fisika,
psikis dan biologis. Tekanan fisik yang sering terjadi dalam suatu
lingkungan kerja salah satunya adalah keadaan iklim yang sangat
mempengaruhi kondisi kerja bagi tenaga kerja.
Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman
mungkin untuk tenaga kerja. Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu
iklim kerja dapat berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Suatu kondisi
tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap akitivitas
tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah juga
sangat berpotensi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena
itu, untuk meminimalisasi kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja maka
iklim kerja harus cocok dan harus sesuai dengan standard yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian iklim kerja?


2. Apa saja macam-macam iklim kerja?
3. Apa saja faktor iklim keselamatan kerja?
4. Bagaimana cara melakukan pengukuran iklim kerja?

1.3 Manfaat

1. Mengetahui pengertian iklim kerja


2. Mengetahui macam-macam iklim kerja
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi iklim keselamatan kerja
4. Mengetahui cara pengukuran iklim kerja

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iklim Kerja

Kemajuan teknologi dan proses produksi dalam industri, telah


menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim/cuaca
tertentu yang disebut iklim kerja, yang dapat berupa iklim kerja panas dan
iklim kerja dingin. Dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. PER
13/MEN/X/2011 tentang Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan udaradan panas radiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya.
Menurut Suma’mur PK, iklim kerja adalah kombinasi dari suhu
udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi
keempatf aktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh
tubuh dapat disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu
lingkungan kerja adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas
seseorang.
Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh
suatu sistem pengatur suhu (system thermoregulator) suhu menetap ini
adalah akibat keseimbangan diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh
sebagai akibat metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan
lingkungan sekitar. Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa
produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius.

2
2.2 Macam – Macam Iklim Kerja

Penelitian McGovern, et. al. (Neal & Griffin, 2002) menemukan


bahwa iklim keselamatan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan. Hal ini didukung
hasil penelitian Neal dan Griffin (2002) yang menunjukkan adanya korelasi
positif yang signifikan antara iklim keselamatan dan kepatuhan.

a) Iklim Kerja Panas

Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja


yang dapat disebabakan oleh gerakan angin, kelembapan, suhu udara,
suhu radiasi dan sinar matahari (Budiono, 2008). Panas sebenarnya
merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus
dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas
tubuh yang dikeluarkan kelingkungan sekitar. Agar tetap seimbang
antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh mengadakan
usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkungan sekitar melalui kulit
dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK,
1996: 82).
Berdasarkan proses pertukaran panas tubuh, rasa nyaman seseorang
terhadap suhu panas atau dingin di lingkungannya ditentukan oleh 4
faktor komponen fisik udara atmosfer, yaitu :

1. Pertukaran panas tubuh oleh proses konduksi dan konveksi yang


bergantung pada suhu udara.
2. Pertukaran panas tubuh oleh proses konveksi yang bergantung
pada pergerakan udara.
3. Pertukaran panas tubuh oleh proses radiasi yang bergantung
pada suhu benda-benda yang terdapat di sekeliling permukaan
tubuh.
4. Kehilangan panas tubuh oleh proses evaporasi yang bergantung
pada kelembapan relatif udara.

3
b) Iklim Dingin

Pajanan suhu lingkungan yang terlalu dingin disebut cold


stress. Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan
keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh
suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat
mengakibatkan penyakit terkenal yang disebut dengan chilblains,
trench foot dan frostbite. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan
akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi pekerja
yang “fit” dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Disamping
itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik
(budiono, 2008).

4
2.3 Faktor – Faktor Iklim Keselamatan Kerja

Griffin and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem
meliputi:

1. Management Value (Nilai Manajemen)


Nilai manajemen menunjukkan seberapa besar manajer dipersepsikan
menghargai keselamatan di tempat kerja, bagaimana sikap manajemen
terhadap keselamatan, dan persepsi bahwa keselamatan penting.

2. Safety Communication (Komunikasi Keselamatan)


Komunikasi keselamatan diukur dengan menanyakan dimana isu-isu
keselamatan dikomunikasikan.

3. Safety Practices (Praktek Keselamatan)


Yaitu sejauh mana pihak manajemen menyediakan peralatan
keselamatan dan merespon dengan cepat terhadap bahaya-bahaya yang
timbul.

4. Safety Training (Pelatihan Keselamatan)


Pelatihan adalah aspek yang sangat krusial dalam sistem personalia dan
mungkin metode yang sering digunakan untuk menjamin level
keselamatan yang memadai di organisasi karena pelatihan sangat penting
bagi pekerja produksi.

5. Safety Equipment (Peralatan Keselamatan)


Peralatan keselamatan mengukur tentang kecukupan peralatan
keselamatan, seperti alat-alat perlengkapan yang tepat disediakan dengan
mudah.

5
2.4 Pengukuran Iklim Kerja

A. Prinsip
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang
ditentukan, suhu basah alami, suhu kering, dan suhu bola dibaca pada alat
ukur, dan indeks suhu basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.

B. Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang
terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
Alat-alat yang digunakan terdiri dari:
 Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran –5oC
sampai dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC
 Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran –5oC sampai
dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC
 Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran –5oC sampai
dengan 100oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC

CATATAN : Peralatan ini merupakan peralatan minimal dan tidak


membatasi penggunaan alat pengukur ISBB lainnya, tetapi
hasil pengukuran yang diperoleh sama dengan hasil dari
peralatan ini.

C. Prosedur Kerja
Langkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut :
 Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan
air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan
tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama
30 menit - 60 menit.
 Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan
selama 30 menit – 60 menit.

6
 Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam
(diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit),
lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga.
Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit – 30
menit.
 Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan
lambung termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai.
 Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada
awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.

Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh Peraturan menteri Tenaga Kerja
nomor : KEP-13/MEN/X/2011, NAB Iklim Kerja.

ISBB (‘C)
Pengaturan waktu
Beban Kerja
kerja setiap jam
Ringan Sedang Berat

75% - 100% 31,0 28,0 -

50% - 75% 31,0 29,0 27,5

25% - 50% 32,0 30,0 29,0

0% - 25% 32,2 31,1 30,5

Catatan :
1) Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo
kalori/jam.
2) Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai
dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.
3) Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan
kurang dari 500 Kilo kalori/jam.

7
D. Perhitungan
1) Rumus dasar ISBB

Ada 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu :

o Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar


matahari, yait tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari
secara langsung :

ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK

o Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi sinar


matahari, yaitu :

ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB

2) Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja.


Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja
yang berpindah pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata
dengan rumus sebagai berikut :

(ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) +………+(ISBBn) (tn)

ISBB rata-rata = ------------------------------------------------------------------

t1 + t2 +……………….+.tn

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

9
Lampiran A

Peralatan untuk pengukuran ISBB

10
Lampiran B

Formulir hasil pengukuran parameter ISBB

Nama Perusahaan : Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jakarta


Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Alamat : Jl. A. Yani No. 69 – 70, Cempaka Putih, Jakarta 10510.

No. Telp dan Fax : (021) 4267398 & (021) 4267398

Jenis Perusahaan :

Tanggal Pengukuran : 22 Mei 2017

Alat yang digunakan : Heat Stress Monitor

Pelaksana : Rizza Yussi Listiani

Sumber
No Lokasi Jam SBA SB SK ISBB Keterangan
Panas

Ruang rapat
1 VVIP

Laboratorium
2 Mikrobiologi

Laboratorium
3 Kimia

Lobby
4 Utama

11
DAFTAR PUSTAKA

xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SNI+16-70612004_Pengukuran_Iklim_Kerja.pdf

blogk3.blogspot.com/2015/02/pengukuran-iklim-kerja.html

http://ulfajourney.blogspot.co.id/2013/12/iklim-kerja.html

https://kantorsehat.wordpress.com/page/3/

12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan


lingkungan. Tekanan lingkungan tersebut berasal dari faktor kimia, fisika,
psikis dan biologis. Tekanan fisik yang sering terjadi dalam suatu lingkungan
kerja salah satunya adalah keadaan iklim yang sangat mempengaruhi kondisi
kerja bagi tenaga kerja.

Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman mungkin
untuk tenaga kerja. Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu iklim kerja dapat
berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Suatu kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap
akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah
juga sangat berpotensi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena
itu, untuk meminimalisai kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja maka
iklim kerja harus cocok dan harus sesuai dengan standard yang ada.
Melalui mata kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini akan
dilakukan suatu pengukuran ikilm kerja guna mengetahui kondisi iklim kerja
di Balai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Cempaka Putih Jakarta Pusat,
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan Peyakit Akibat Kerja (PAK)
yang diakibatkan oleh iklim lingkungan kerja.

13
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


A. Apa pengertian iklim kerja ?
B. Apa saja macam- macam iklim kerja ?
C. Apa saja Jenis Alat Ukur Iklim Kerja ?
D. Bagaimana Pengendalian Iklim Kerja Tinggi ?
E. Apa saja Faktor yang mempengaruhi iklim kerja ?

1.3 Manfaat

A. Mengetahui pengertian iklim kerja


B. Mengetahui macam- macam iklim kerja
C. Mengetahui Jenis Alat Ukur Iklim Kerja
D. Mengetahui Pengendalian Iklim Kerja Tinggi
E. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi iklim kerja

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari praktikum ini :


A. Tempat : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan
di Balai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Cempaka Putih Jakarta Pusat
B. Waktu : praktikum pengukuran iklim kerja ini dilakukan pada
hari Senin tanggal 25 Mei 2017, pukul 14.00 – 15.00 WIB.
C. Dalam praktikum ini, alat yang digunakan adalah Heat Stress
Monitor yang dapat membaca suhu kering, suhu bola, suhu basah dan Rh.

14
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iklim Kerja

Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan


gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).

Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya
antara 36 -370C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi,
konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu
tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil . Beberapa
istilah yang harus dipahami:

A. Temperature suhu kering, t (ºC)


Temperature yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun
hasil pembacaan tidak terlalu tepat karena adnya pengaruh radiasi panas,
kecuali sensornya mendapat ventilasi baik.
B. Temperature suhu basah, t (ºC)
Temperature yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan kain /
kapas basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus
diperhatikan adalah aliran udara yang melewati sensor minimal 5 m/s
C. Kelembaban relative, Q (%)
Kelembaban relative adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air
yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperature yang
sama. Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-
udara dalam fase gas (Wikipedia, 2013).

15
2.2 macam- macam iklim kerja

Suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau kemajuan teknologi dan
proses produksi di dalam industry serta cuaca tertentu dapat berupa iklim
kerja panas dan iklim kerja dingin.

A. Iklim kerja panas


Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja
yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu
radiasi dan sinar matahari. ( Budiono, 2008)
Salah satu kondisi yang disebabkan oleh iklim kerja yang terlalu tinggi
adalah apa yang dinamakan dengan Hear Stress ( tekanan panas).
Tekanan panas adalah keseluruhan beban panas yang diterima tubuh yang
merupakan kombinasi dari kerja fisik, faktor lingkungan ( suhu udara,
tekanan uap air, pergerakan udara, perubahan panas radiasi ) dan faktor
lain. Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya :

1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi
volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan
otak akan kekurangan oksigen.
2. Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang
menyengat.
3. Heat FatiqueGangguan pada kemampuan motorik dalam
kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada
terhadap tugas.
4. Heat cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah
sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan
kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.

16
5. Heat exhaustion
dikarenakan kekurangan cairan tubuh
6. Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas
dan suhu tubuh atau penghentian keringat.
7. Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur
suhu tubuh. Pada kondisi ini m ekani sm e pengat ur suhu t i dak
berfun gsi l a gi disertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba
(Ramdan, 2007). Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimitasi
dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-300 C dengan kelembaban
sekitar 85 – 95 %. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses
penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama
berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa
pengaruh tekanan panas.

B. Iklim kerja dingin


Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi dengan keluhan
kaku atau kurangnya koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan
sangat rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang
terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan frostbite.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin
dilakukan melalui seleksi pekerja yang “fit” dan penggunaan pakaian
pelindung yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga
dilakukan secara periodik. (Budiono, 2008)

17
2.3 Jenis Alat Ukur Iklim Kerja

Pada umumnya alat yang digunakan untuk pengukuran temperatur

lingkungan kerja dan pajanan panas personal bersifat langsung baca (direct

reading instrument). Pengukuran temperatur lingkungan

pengukuran untuk setiap komponen temperatur lingkungan dilakukan

dengan menggunakan alat sebagai berikut:

A. Suhu kering (dry bulb/air temperature) – Ta

Pengukuran suhu kering dilakukan dengan menggunakan termometer

yang terdiri dari termometer yang berisi cairan (liquid-in-glass

thermometer), thermocouples, termometer resisten (resistance

thermometer). Perbandingan antara ketiga jenis termometer tersebut

adalah sebagai berikut.

B. Suhu basah alami dan bola (Natural wet bulb temperature) – Tnwb

Pengukuran suhu basah alami dilakukan dengan menggunakan

termometer yang dilengkapi dengan kain katun basah. Untuk

mendapatkan pengukuran yang akurat, maka sebaiknya menggunakan

kain katun yang bersih serta ait yang sudah disuling (distilasi)

C. Suhu Radian (Radiant/globe temperature)

Suhu radian diukur dengan menggunakan black globe thermometer.

Termometer dilengkapi dengan bola tembaga diameter 15 cm yang di cat

berwarna hitam untuk menyerap radiasi infra merah. Jenis termometer

untuk mengukur suhu radian yang paling sering digunakan adalah Vernon

Globe Thermometer yang mendapat rekomendasi dari NIOSH.

18
Dalam pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada

ukuran bola tembaga yang digunakan. Untuk termometer yang

menggunakan bola tembaga dengan ukuran 15 cm diperlukan waktu

adaptasi selama 15-20 menit. Sedangkan untuk alat ukur yang banyak

menggunakan ukuran bola tembaga sebesar 4,2 cm diperlukan waktu

adaptasi selama 5 menit.

D. Indeks suhu basah dan bola(wet bulb globe temperature index)

Parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merepukan hasil

perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami, dan suhu bola.

Gambar 1. Heat Stress Monitor

19
2.4 Pengendalian Iklim Kerja Tinggi

Pengendalian heat stress dan heat strain dipusatkan disekitar penyebab


dari heat stress dan ketegangan physiologi yang dihasilkan. Hal ini
memerlukan:
A. Pengendalian secara umum
1. Training (pendidikan/latihan)
Yang dimaksud disini adalah pendidikan atau pelatihan bagi calon
tenaga kerja sebelum ditempatkan yang dilaksanakan secara berkala
(periodik).
2. Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.
Yang dimaksud adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh
perorangan untuk mengurangi resiko penyakit yang disebabkan oleh
panas. Termasuk pengendalian tekanan panas melalui
Penerapan hygiene adalah :
a. Pengandalian cairan
b. Aklimatisasi
c. Self determination : diartikan sebagai pembatasan terhadap
pajanan panas dimana tenaga kerja menghindari terhadap cuaca
panas apabila ia sudah merasakan terpapar suhu panas secara
berlebihan.
d. Diet : makanan yang terlalu manis atau mengandung karbohidrat
berlebihan tidak dianjurkan karena akan menahan cairan melalui
ginjal atau keringat.
e. Gaya hidup dan status kesehatan
f. Pakaian kerja : Pakaian kerja untuk lingkungan tempat kerja panas
sebaiknya dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti :
bahan yang terbuat dari katun, sehingga penguapan mudah terjadi.

20
B. Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
1. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
a. Mengurangi beban kerja
b. Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C),
tenaga kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara.
Bila suhu udara dibawah 90˚F (32˚C), maka ada pelepasan panas
dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan dengan
memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan
secara aktif).
c. Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan
yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan
oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah,
sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan
pendinginan).
d. Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109˚F
(43˚C) panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara
nyata. Sesunggunhnya lembaran logam atau permuakaan benda
yang dapat digunakan sebagai perisai sangat banyak, untuk
mengetahui daftar logam atau permuakaan benda yang padat
digunakan sebagai perisai.
2. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang
dilakukan dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan.
3. Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang
dilaksanakan perorangan(setiap pekerja).

21
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Kerja

Untuk menilai hubungan iklim kerja dan efeknya terhadap perorangan atau
kelompok teanga kerja perlu diperatikan seluruh faktor yang meliputi
lingkungan, faktor menusiawi dan pekerjaan itu sendiri.

Tabel 1. Faktor-faktor yang memengaruhi iklim kerja dan efeknya

Faktor Lingkungan Faktor Manusiawi Faktor Pekerjaan

- Suhu - Usia - Kompleksnya tugas


- Kelembaban - Jenis kelamin - Lamanya tugas
- Angin - Kesegaran jasmani - Beban fisik
- Radiasi panas - Ukuran tubuh - Beban mental
- Sinar matahari - Kesehatan - Beban indra
- Debu - Aklimatisasi - Beban pribadi
- Arosol - Gizi - Keterampilan yang
- Gas - Motivasi disyaratkan
- Uap logam (fume) - Pendidikan
- Tekanan barometer - Kemampuan fisik
- Pakaian - Kemampuan mental
- Kemantapan emosi
- Karakteristik emosi

22
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari
pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
Suatu iklim kerja dapat berpengaruh terhadap produktifitas
kerja.kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk
terhadap akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu
tinggi atau rendah juga sangat berpotensi terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja . Oleh karena itu, untuk meminimalisai kecelakaan
kerja dalam suatu tempat kerja maka iklim kerja harus cocok dan
harus sesuai dengan standard yang ada.

23
Lampiran A

Peralatan untuk pengukuran ISBB

24
Lampiran B
Formulir Hasil Pengukuran Parameter ISBB

Nama perusahaan : Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jakarta


Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Alamat : Jl. A. Yani No. 69 – 70, Cempaka Putih, Jakarta 10510.

No. Telp dan Fax : (021) 4267398 & (021) 4267398

Jenis perusahaan : Pemerintahan

Tanggal pengukuran : 22 Mei 2017

Alat yang digunakan : Heat Stress Monitor

Pelaksana : Mia Anjelia

No Lokasi WGBTi SB SK Globe

1 Ruang rapat 24,3°C 22,3°C 27,7°C 28,2°C


VVIP
2 Laboratorium 23,6°C 22,7°C 28,6°C 29,0°C
mikrobiologi
3 Laboratorium 24,9°C 23,2°C 24,7°C 28,4°C
kimia
4 Lobby utama 27,9°C 26,4°C 30,0°C 31,7°C

25
DAFTAR PUSTAKA

26

Anda mungkin juga menyukai