DISUSUN OLEH :
RIZZA YUSSI LISTIANI 160110018
DOSEN PEMBIMBING ;
Dra. Dwi Astuti S A, M.Kes
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas
UAS K3 tentang Iklim kerja.
Dengan membuat tugas ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal
dan mendalami materi dari makalah yang saya buat ini.
1. Ibu Dra. Dwi Astuti S A, M.Kes yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sekaligus telah membimbing kami selama mata kuliah Dasar K3.
2. Narasumber berupa buku, internet atau blog yang telah memberikan kami
tahu tentang banyak hal.
Saya sebagai seorang mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif.
Harapan saya, semoga makalah ini berguna bagi pembaca, penulisnya juga
termasuk kami, khususnya untuk orang-orang yang mau mendalami tentang Iklim
Kerja.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Macam – Macam Iklim Kerja
3
b) Iklim Dingin
4
2.3 Faktor – Faktor Iklim Keselamatan Kerja
Griffin and Neal mengukur keselamatan yang terdiri dari lima sistem
meliputi:
5
2.4 Pengukuran Iklim Kerja
A. Prinsip
Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang
ditentukan, suhu basah alami, suhu kering, dan suhu bola dibaca pada alat
ukur, dan indeks suhu basah dan bola diperhitungkan dengan rumus.
B. Peralatan
Alat-alat yang dipakai harus telah dikalibrasi oleh laboratorium yang
terakreditasi untuk melakukan kalibrasi, minimal 1 tahun sekali.
Alat-alat yang digunakan terdiri dari:
Termometer suhu basah alami yang mempunyai kisaran –5oC
sampai dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC
Termometer suhu kering yang mempunyai kisaran –5oC sampai
dengan 50oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC
Termometer suhu bola yang mempunyai kisaran –5oC sampai
dengan 100oC dan bergraduasi maksimal 0,5oC
C. Prosedur Kerja
Langkah-langkah prosedur kerja adalah sebagai berikut :
Rendam kain kasa putih pada termometer suhu basah alami dengan
air suling, jarak antara dasar lambung termometer dan permukaan
tempat air 1 inci. Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama
30 menit - 60 menit.
Rangkaikan termometer suhu kering pada statif dan paparkan
selama 30 menit – 60 menit.
6
Pasangkan termometer suhu bola pada bola tembaga warna hitam
(diameter 15 cm, kecuali alat yang sudah dirakit dalam satu unit),
lambung termometer tepat pada titik pusat bola tembaga.
Rangkaikan alat pada statif dan paparkan selama 20 menit – 30
menit.
Letakkan alat-alat tersebut di atas pada titik pengukuran dengan
lambung termometer setinggi 1 meter – 1,25 meter dari lantai.
Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada
awal shift kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
Nilai Ambang Batas yang ditetapkan oleh Peraturan menteri Tenaga Kerja
nomor : KEP-13/MEN/X/2011, NAB Iklim Kerja.
ISBB (‘C)
Pengaturan waktu
Beban Kerja
kerja setiap jam
Ringan Sedang Berat
Catatan :
1) Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo
kalori/jam.
2) Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai
dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.
3) Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan
kurang dari 500 Kilo kalori/jam.
7
D. Perhitungan
1) Rumus dasar ISBB
t1 + t2 +……………….+.tn
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
Lampiran A
10
Lampiran B
Jenis Perusahaan :
Sumber
No Lokasi Jam SBA SB SK ISBB Keterangan
Panas
Ruang rapat
1 VVIP
Laboratorium
2 Mikrobiologi
Laboratorium
3 Kimia
Lobby
4 Utama
11
DAFTAR PUSTAKA
xa.yimg.com/kq/groups/.../name/SNI+16-70612004_Pengukuran_Iklim_Kerja.pdf
blogk3.blogspot.com/2015/02/pengukuran-iklim-kerja.html
http://ulfajourney.blogspot.co.id/2013/12/iklim-kerja.html
https://kantorsehat.wordpress.com/page/3/
12
BAB I
PENDAHULUAN
Suasana atau kondisi pada tempat kerja harus didesain senyaman mungkin
untuk tenaga kerja. Hal itu dikarenakan pada dasarnya suatu iklim kerja dapat
berpengaruh terhadap produktifitas kerja.
Suatu kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk terhadap
akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu tinggi atau rendah
juga sangat berpotensi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena
itu, untuk meminimalisai kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja maka
iklim kerja harus cocok dan harus sesuai dengan standard yang ada.
Melalui mata kuliah Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini akan
dilakukan suatu pengukuran ikilm kerja guna mengetahui kondisi iklim kerja
di Balai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Cempaka Putih Jakarta Pusat,
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan Peyakit Akibat Kerja (PAK)
yang diakibatkan oleh iklim lingkungan kerja.
13
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat
14
BAB II
PEMBAHASAN
Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya
antara 36 -370C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi,
konveksi dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan suhu
tubuh, tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil . Beberapa
istilah yang harus dipahami:
15
2.2 macam- macam iklim kerja
Suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau kemajuan teknologi dan
proses produksi di dalam industry serta cuaca tertentu dapat berupa iklim
kerja panas dan iklim kerja dingin.
1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan mengurangi
volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan menurun dan
otak akan kekurangan oksigen.
2. Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang
menyengat.
3. Heat FatiqueGangguan pada kemampuan motorik dalam
kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada
terhadap tugas.
4. Heat cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah
sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan
kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.
16
5. Heat exhaustion
dikarenakan kekurangan cairan tubuh
6. Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan panas
dan suhu tubuh atau penghentian keringat.
7. Heat stroke
Kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur
suhu tubuh. Pada kondisi ini m ekani sm e pengat ur suhu t i dak
berfun gsi l a gi disertai hambatan proses penguapan secara tiba-tiba
(Ramdan, 2007). Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimitasi
dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-300 C dengan kelembaban
sekitar 85 – 95 %. Aklimatisasi terhadap panas berarti suatu proses
penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama seminggu pertama
berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa
pengaruh tekanan panas.
17
2.3 Jenis Alat Ukur Iklim Kerja
lingkungan kerja dan pajanan panas personal bersifat langsung baca (direct
B. Suhu basah alami dan bola (Natural wet bulb temperature) – Tnwb
kain katun yang bersih serta ait yang sudah disuling (distilasi)
untuk mengukur suhu radian yang paling sering digunakan adalah Vernon
18
Dalam pengukuran diperlukan waktu untuk adaptasi bergantung pada
adaptasi selama 15-20 menit. Sedangkan untuk alat ukur yang banyak
perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami, dan suhu bola.
19
2.4 Pengendalian Iklim Kerja Tinggi
20
B. Pengendalian secara khusus
Pengendalian secara khusus dapat dilaksanakan dengan 3 cara :
1. Pengendalian secara teknis
Cara ini mencakup :
a. Mengurangi beban kerja
b. Menurunkan suhu udara : (bila suhu udara di atas 104˚F (40˚C),
tenaga kerja mendapat tambahan pans secara nyata dari udara.
Bila suhu udara dibawah 90˚F (32˚C), maka ada pelepasan panas
dari tubuh secara nyata. Suhu udara dapat diturunkan dengan
memasang ventilasi dengan cara pengenceran dan pendinginan
secara aktif).
c. Menurunkan kelembaban udara : (dengan menggunakan ruangan
yang dingin akan menurunkan tekanan panas, hal ini disebabkan
oleh karena suhu udara dan kelembaban udara yang lebih rendah,
sehingga meningkatkan kecepatan penguapan dengan
pendinginan).
d. Menurunkan panas radiasi : (bila suhu globe lebih dari 109˚F
(43˚C) panas radiasi merupakan sumber tekanan panas secara
nyata. Sesunggunhnya lembaran logam atau permuakaan benda
yang dapat digunakan sebagai perisai sangat banyak, untuk
mengetahui daftar logam atau permuakaan benda yang padat
digunakan sebagai perisai.
2. Pengendalian secara administrative adalah perubahan cara kerja yang
dilakukan dalam upaya untuk membatasi resiko pemajanan.
3. Perlindungan perorangan adalah suatu cara pengendalian yang
dilaksanakan perorangan(setiap pekerja).
21
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Kerja
Untuk menilai hubungan iklim kerja dan efeknya terhadap perorangan atau
kelompok teanga kerja perlu diperatikan seluruh faktor yang meliputi
lingkungan, faktor menusiawi dan pekerjaan itu sendiri.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi akibat dari tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari
pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
Suatu iklim kerja dapat berpengaruh terhadap produktifitas
kerja.kondisi tempat kerja yang tidak sesuai akan berdampak buruk
terhadap akitivitas tenaga kerja. Selain itu, iklim kerja yang terlalu
tinggi atau rendah juga sangat berpotensi terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja . Oleh karena itu, untuk meminimalisai kecelakaan
kerja dalam suatu tempat kerja maka iklim kerja harus cocok dan
harus sesuai dengan standard yang ada.
23
Lampiran A
24
Lampiran B
Formulir Hasil Pengukuran Parameter ISBB
25
DAFTAR PUSTAKA
26