Anda di halaman 1dari 2

EVALUASI BAHAYA KERJA Evaluasi bahaya kerja adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat menempakan seberapa

besar risiko bahaya kerja yang ditemukan ditempat kerja. Berdasarkan hasil pengukuran objektif yang telah disimpulkan,pada tahap berikutnya dapat diperkirakan akibat yang ditimbulkan oleh bahaya kerja yang ditemukan,besarnya kemungkinan dan frekuensi terjadinya gangguan kesehatan/kecelakana kerja,serta derajat pajanan bahaya kerja yang terjadi. Pengukuran potensi pajanan bahaya kerja Tidak semua potensi pajanan bisa diukur. Pengukuran potensi pajanan bahaya kerja biasa dilaksanakan untuk menentukan potensi pajanan bahaya kerja kimiawi dalam bentuk debu/uap di lingkungan tempat kerja dan bahaya kerja fisik akibat kebisingan dan sinar radioaktif. Pada pajanan debu/uap dilingkungan kerja,dosis pajanan bahaya kerja yang diterima individu tergantung dari faktor-faktor,yaitu: 1.jenis bahaya kerja (toksisitas,ukuran partikel diudara,terdapatnya kontaminasi lain ditempat kerja) 2.derajat pajanan bahaya kerja 3.lama terjadinya pajanan bahaya kerja 4.kerentanan individu 5.penggunaan alat pelindung diri (respirator,baju kerja,dan lain lain) Pengukuran dosis pajanan bahaya kerja dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Pemantauan lingkungan kerja Pemantauan lingkungan kerja (environmental monitoring) akan memberikan informasi dasar tentang luas dan besarnya potensi suatu pajanan bahaya kerja ditempat kerja. Hasil pengukuran konsentrasi / derajat pajanan direkomendasikan dalam acuan resmi.pemantauan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk : a. Personal breathing zone sampling b. Positional/ fixed monitoring Untuk melakukan pengambilan contoh (sampling) debu/uap kerja kita perlu mempertimbangkan beberapa hal,yakni: a. b. c. d. Lokasi alat pengumpul debu/uap kerja harus diletakan Pekerja yang harus diukur Jumlah alat pengumpul debu/uap kerja yang diperlukan Lamanya,frekuensi dan waktu pengambilan contoh.

2. Pemantauan biologis Pemantauan biologis (biological monitoring) merupakan pengukuran suatu zat kimiawi tertentu / metabolitnya pada cairan tubuh (darah /urine/hembusan udara pernafasan) untuk menilai derajat pajanan pada suatu bahaya kerja tertentu. Pemantauan ini berperan penting dalam beberapa strategi evaluasi bahaya kerja, terutama dalam menginformasikan secara kuantitatif jumlah zat kimiawi yang diabsorbsi secara bersama-sama oleh tubuh dari beberaa jalan masuk ketubuh (inhalasi,melalui kulit,peroral). Analisis derajat risiko bahaya analisis derajat risiko bahaya kerja untuk menentukan beratnya resiko dan bahay kerja untuk menentukan beratnya resiko dan besarnya kemungkinan bahaya kerja yang akan terjadi. Klasifikasi berat risiko bahaya kerja yang terjadi : I. II. III. Sangat berat (catasthropic)-menyebabkan kematian/kehancuran seluruh properti beserta fasilitas yang ada di dalamnya. Berat (critical)-mengakibatkan gangguan kesehatan akibat kerja yang berat atau kerusakan properti dalam skala besar. Sedang (marginal)- mengakibatkan gangguan kesehatan akibat kerja yang ringan biasanya, biasanya mengakibatkan pekerja tidak dapat masuk kerja untuk beberapa hari, atau kerusakan roperti dalam skala kecil. Ringan (negligible)- kemungkinan tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja,tapi jelas dalam kondisi yang menyalahi syarat syarat kesehatan kerja yang baik.

IV.

Klasifikasi kemungkinan dan frekuensi risiko terjadinya bahaya kerja. A. Kemungkinan terjadinya dalam waktu yang sangat pendek setelah terpajan oleh suatu bahaya kerja. B. Kemungkinan besar akan terjadi pada suatu waktu. C. Ada kemungkinan untuk terjadi pada suatu waktu. D. Sangat tidak mungkin terjadi. Kategori pajanan Tahap terakhir evaluasi bahaya kerja adalah menentukan kategori pajanan yaitu klasifikasi jumlah orang terpajan secara reguler terhadap suatu bahaya kerja. 1. 2. 3. 4. > 50 orang yang terpajan secara reguler. 10-49 orang yang terpajan secara reguler. 5-9 orang yang terpajan secara reguler. < 5 orang yang terpaan secara reguler.

(sumber:buku ajar kesehatan kerja)

Anda mungkin juga menyukai