Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah

Penilaian Pajanan Di Tempat Kerja

“Guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Akibat Kerja”

Oleh :

Desi Intan Saraswati NIM (R.16.02.007)

Disya Hana Rahayu NIM (R.16.02.008)

Emi Rosanti NIM (R.16.02.009)

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
(STIKes INDRAMAYU)
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan hikmat
dan kemampuan dalam penyelesaian makalah masalah gizi pada pekerja, sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas epidemiologi penyakit kerja.

Sejak penyusunan makalah ini, penulis mengalami banyak hambatan dan


kesulitan dalam pembuatan makalah ini, namun banyak pihak yang berkontribusi
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik untuk itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih. penulis harapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua terutama pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai penilaian pajanan di tempat kerja.

Indramayu, 05 april 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit
akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat
mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja. Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan
bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
Pekerja mempunyai resiko terhadap masalah kesehatan yang disebabkan oleh
proses kerja dan paparan pada saat kerja maupun diluar kerja. Pajanan merupakan
suatu agent atau kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang bila terjadi
kontak. Menurut pertaturan menteri no. 50 tahun 2016 tentang penyelenggaraan
pelayanan penyakit akibat kerja, pada pasal 4 yang mengenai pajanan diagnosis
penyakit akibat kerja, yang meliputi penegakan diagnosis klinis, penentuan
hubungan, kecukupan, faktor individu, dan faktor lain diluar tempat kerja dalam
pajanan yang dialami pekerja di tempat kerja. Besarnya paparan adalah jumlah agen
yang terdapat pada batas perpindahan tubuh (paru-paru, kulit dan sebagainya dalam
periode waktu tertentu.
Data dari sejumlah negara-negara Industri Penyakit paru paru yang terjangkit
pada para pekerja di perusahaan minyak & gas, pertambangan, dan perusahaan
perusahaan sejenis, sebagai akibat paparan asbestos, batu bara dan silica, masih
menjadi perhatian di negara negara maju dan berkembang. Bahkan kematian akibat
kecelakaan kerja dari paparan asbestos saja sudah mencapai angka 100.000 dan
selalu bertambah setiap tahunnya.,
Kecepatan absorpsi suatu agen berbahaya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
tempat kerja. Kecepatan ekskresi zat-zat toksik menentukan waktu paruh biologis
yaitu, waktu yang diperlukan untuk eliminasi separuh dari jumlah total agen
berbahaya yang diabsorbsi dari tubuh. Waktu paruh agen-agen berbahaya dapat
dibagi menjadi 3 kategori yaitu simgkat, sedang, dan panjang. Nasib agen berbahaya
didalam tubuh merupakan suatu faktor penting dalam penilain biologis. Pengetahuan
tentang metabolik agen-agen berbahaya bermanfaat dalam memilih medium yang
tepat untuk pengujian biologis. Metode-metode penilaian biologis seringkali
kompleks dan memerlukan beberapa teknik.
Tujuan utama dari penilaian paparan yaitu menentukan tingkat paparan pekerja
terhadap agen-agen berbahaya, menilai perlunya langkah-langkah pengendalian dan
memastikan efisiensi langkah-langkah pengendalian yang dipakai seperti adanya
penilaian bahaya dalam lingkungan kerja untuk penentuan kadar agen berbahaya
ditempat kerja meliputi beberapa pengukuran dan analisis berbeda seperti adanya
pengukuran tingkat bahaya, faktor-faktor lingkungan, kadar kontaminandan sample
udara untuk analisis selanjutnya di laboratarium. Exposure assessment merupakan
bagian dari evaluasi pajanan dan seringkali melibatkan pengambilan sampel untuk
menentukan tingkat pajanan pekerja. Dalam proses evaluasi ini, terdapat beberapa
permasalahan yang seringkali timbul, diantaranya sampel tidak diambil selama
keseluruhan periode pajanan atau beberapa kegiatan yang penting terlewatkan,
sehingga tingkat pajanan yang di ukur menjadi lebih rendah (understimate)atau
sebaliknya berlebihan (overestimate). Berdasarkan latarbelakang di atas dapat
mengetahui pajanan di tempat kerja dengan penilaian dan pengukuran pajanan
kualitatif dan kuantitatif.

B. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran yang meliputi :
1. Pajanan kualitatif dan kuantitatif
2. Alat ukur pajanan kualitatif
3. Alat ukur pajanan kuantitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pajanan kualitatif dan kuantitatif
Kajian pajanan di tempat kerja (exposure assessment) adalah penentuan atau
estimasi (secara kualitatif maupun kuantitatif) dari besaran, frekuensi, lama pajanan,
dan rute pajanan. Dalam definisi yang disebutkan pada Mulhausen dan Damiano
(2003), exposure assessment di definisikan sebagai “Determination of estimation
(qualitative or quantitative) of the magnitude, frequency, duration, and route of
exposure”. Terdapat beberapa jenis kajian pajanan di tempat kerja, dan pada dasarnya
jenis-jenis kajian pajanan di tempat kerja dapat dibagi menjadi tiga jenis yang
meliputi kajian kualitatif, kajian semi-kuantitatif, dan kajian kuantitatif.
Proses peniaian pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan kuantitatif
terhadap pola pajanan kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan
tertentu dengan jenis pajanan resiko kesehatan yang sama. Kelompok itu dikenal juga
dengan similar exposure group (kelompok pekerja dengan pajanan yang
sama).Sedangkan menurut penelitian fleis, 1986 “ exposure assessment is the most
elegant design of study will not overcome the damage coused by unreliabel or
imprecise measurement”. Penilaian paparan adalah desain studi yang paling elegan
tidak akan mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh pengukuran tidak dapat
diandalkan atau tidak tepat. Penilaian pajanan di tempat berikut meliputi;
1. Mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif tingkat resiko yang muncul dari
faktor-faktor yang ada di tempat kerja
2. Mendapatkan gambaran kualitas lingkungan kerja dari aspek kesehatan kerja
3. Untuk mengidentifikasi dan karakteristik sumber bahaya kesehatan aktual
atau potensial di tempat kerja
4. Pengembangan dan pemeliharaan basis data pemajamanan di tempat kerja
Penilaian pajanan harus memenuhi tingkat akurasi yang adekuat dengan tidak
hanya mengukur konsentrasi atau intensitas pajanan, tetapi juga faktor lain.
Pengukuran dan pemantauan konsentrasi dan intensitas secara kuantitatif saja tidak
cukup, karena pengaruhnya terhadap kesehatan dipengaruhi oleh faktor lain itu.
Faktor tersebut perlu dipertimbangkan untuk menilai potensial faktor risiko
(bahaya/hazards) yang dapat menjadi nyata dalam situasi tertentu. Risiko adalah
probabilitas suatu bahaya menjadi nyata, yang ditentukan oleh frekuensi dan durasi
pajanan, aktivitas kerja, serta upaya yang telah dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian tingkat pajanan. Termasuk yang perlu diperhatikan juga adalah perilaku
bekerja, hygiene perorangan, serta kebiasaan selama bekerja yang dapat
meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Langkah-langkah penilaian paparan
meliputi;
1. Mengidentifikasi bahaya-bahaya dengan mengamati secara cermat proses
kerja, kesin, bahan mentah yang digunakan, produk sampingan, bahaya potensial dan
praktik kerja.
2. Merancang suatu strategi pengambilan sampel dengan memprioritaskan
bahaya-bahaya yang penting serta mendapatkan sampel-sampel yang representatif.
Pengendalian pajanan ditujukan untuk mencegahterjadinya pajanan bahaya
kesehatan, atau menurunkantingkat pajanan sampai pada tingkat yang dapat
diterima(acceptable level). Pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara,
tergantung keadaan pada saat tersebut. Hirarki yang disarankan dalam pengendalian
secara umum adalah; pengendalian secara teknis, pengendalian secara administratif,
dan yang terakhir adalah penggunaan alat pelindung diri (personal protective
equipment).Pada kasus pajanan kimia maka hirarki yang disarankanadalah: substitusi
bahan yang berbahaya dengan yang tidakatau kurang berbahaya, pengendalian teknik
seperti
penyempurnaan ventilasi, perbaikan prosedur kerja dengantujuan menurunkan
pajanan, dan penggunaan alat pelindungdiri.
Batas paparan merupakan konsentrasi pada pajanan di lingkungan kerja tidak
boleh melebihi nilai ambang batas paparan yang telah ditetapkan oleh pihak
berwenang yang berhak setelah dikonsultasikan dengan lembaga-lembaga ilmiah
yang telah diakui kredibilitasnya dan dengan organisasi-organisasi pengusaha dan
pekerja yang paling mewakili kepentingan pengusaha dan pekerja yang tujuan
penetapan nilai ambang batas pajanan tersebut adalah untuk melenyapkan atau
mengurangi bahaya yang ditimbulkan oleh pajanan yang terdapat di udara dan
berakibat buruk bagi kesehatan pekerja, sejauh hal tersebut dimungkinkan. Sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan kebiasaan nasional, tingkat-tingka
paparan di lingkungan kerja wajib ditetapkan melalui saluran-saluran lain atas
persetujuan pihak berwenang yang berhak dikonsultasikan dengan organisasi-
organsasi penguasaha dan pekerja yang mewakili pengusaha dan pekerja.
B. Alat ukur pajanan kualitatif
Menentukan besarnya pajananPenilaian untuk menentukan kecukupan pajanan
tersebut untukmenimbulkan gejala penyakit dapat dilakukan secara; pengamatan cara,
proses dan lingkungan kerja denganmemperhitungkan lama kerja dan masa kerja dan
pemakaian alat pelindung secara benar dan konsisten untukmengurangi besar
pajanan. Pengukuran kualitatif contohnya pada penelitian epidemiologis retrospektif,
dimana penyakit telah terjadi dan ingin mengetahui agen dimasa lalu sebelum
menderita penyakit. Data yang telah didapat berdasarkan kuesioner,ataupun
wawancara mendalam.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengukuran sebagai berikut :
1. Apa yang diukur
2. Dimana
3. Berapa lama
4. Ketelitian
5. Metode dan prosedur dan
6. Instrumentasi
Agen lokal yang hanya memberi dampak lokal pada organisme dibagian atau
organ target tertentu saja, yakni bagian tubuh yang terpajan. Pada penilaian pajanan
pada metode kualitatif dengan klasifikasi kasar yang mungkin mengaburkan
kemampuan untuk mendeteksi hubungan pajanan dengan hasil durasi atau ferivikasi
pajanan, kedekatan dengan sumber dan pernah dan tidak pernag terpajan. Pekerja
yang terpajan, rata-rata sebesar 30 mg uap merkuri selama 8 jam. Alat ukur pajanan
yang digunakan terdapat pada angket, wawancara, analisis lingkungan fisik, kimia,
ergonomi dan psikososial.

C. Alat Ukur Pajanan Kuantitatif


Tidak semua potensi bahaya kerja dapat di ukur. Kenyataannya, pengukuran
potensi pajanan bahaya kerja biasa dilaksanakan untuk menentukan potensi pajanan
bahaya kerja kimiawi dalam bentuk debu atau uap di lingkungan tempat kerja dan
bahaya kerja fisik akibat kebisingan dan sinar radioaktif. data pengukuran lingkungan
kerja yang dilakukan secaraperiodic dan data monitoring biologis.
Pengukuran kuantitatif meliputi :
1. Pemantauan atau sistem pengukuran obeservasi yang kognitinya dengan
tujuan tertentu
2. Menggunakan peralatan yang mempunyai prosedur dan ketelitian tertentu
3. Pengambilan sampel dimana, yang dikehendaki, metode dan prosedur yang
digunakan.
Rekognisi secara Kuantitatif :
1. Alat ukur Suhu (Panas)
2. Alat ukur Kebisingan
3. Audiometer
4. Pencahayaan
5. Debu
6. Pemantauan Radiasi
7. Gas Monitor.
Tujuan pengukuran pajanan untuk hasil ukur dengan validitas yang tinggi,
mendapatkan karakteristik pajanan seperti;
1. Sifat pajanan terdapat variabel yang diukur harus spesifik, sensitif dan pajanan
oral, nasal, dermal, dengan cara pengendalian pajanan.
2. Dosis dengan konsentrasi di lingkungan, dosis pajanan kualitatif dan dosis
intake
3. Waktu pajanan pada masa kerja dan masa pajanan.
Mengukur agen pajanan pada pintu masuk pajanan (route of only) atau pada
cairan biologis seperti environmental monitoring (air, soil), biological monitoring.
Tingkat pajanan pada pekerja berdasarkan sample area dan sampel individu (toksik,
biologi), dan berdasarkan jenis pekerjaan pada pajanan x tahun atau pajanan pada
sesaat dengan pajanan kumulatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Exposure assessment(penilaian pajanan) merupakan bagian dari evaluasi pajanan
dan seringkali melibatkan pengambilan sampel untuk menentukan tingkat pajanan
pekerja.Besarnya paparan adalah jumlah agen yang terdapat pada batas perpindahan
tubuh (paru-paru, kulit dan sebagainya dalam periode waktu tertentu. Proses peniaian
pajanan merupakan bentuk evaluasi kualitatif dan kuantitatif terhadap pola pajanan
kelompok pekerja yang bekerja di tempat dan pekerjaan tertentu dengan jenis pajanan
resiko kesehatan yang sama, besarnya pajanan Penilaian untuk menentukan
kecukupan pajanan tersebut untuk menimbulkan gejala penyakit dapat dilakukan
secara; pengamatan cara, proses dan lingkungan kerja dengan memperhitungkan lama
kerja dan masa kerja dan pemakaian alat pelindung secara benar dan konsisten
untukmengurangi besar pajanan pada pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Tujuan
pengukuran pajanan untuk hasil ukur dengan validitas yang tinggi.

B. Saran
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja terutama pada pajanan di tempat kerja. Pekerja
mempunyai resiko untuk dapat mengurangi suatu terjadinya pajanan agar
memperhatikan padapengamatan cara, proses dan lingkungan kerja
denganmemperhitungkan lama kerja dan masa kerja dan pemakaian alat pelindung
secara benar dan konsisten untukmengurangi besar pajanan di tempat kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Harrianto, Ridwan. 2009. Buku ajar kesehatan kerja. Di terbitkan oleh Buku
Kedoteran EGC. ISBN 978-979-044-034-0.
Anizar, 2012. Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Industri. Diterbikan
oleh GRAHA ILMU. ISBN 978-979-756-560-2.
https://id.scribd.com/document/403054119/KELOMPOK-1-RISMA-WHYNA-
CAHYA-MAKALAH-KAJIAN-PAJANAN-DI-TEMPAT-KERJA-docx
. Di akses pada tanggal 4 april 2019 puku 10.45 wib.
. di akses pada tanggal 4 april 2019 pukul 11.51 wib.
. Di akses pada tanggal 4 april 2019 pukul 11.53 wib.
. Di akses pada tanggal 4 apri 2019 pukul 12.12 wib.

Anda mungkin juga menyukai