Anda di halaman 1dari 3

Tugas sesi 10 Program Kesehatan Kerja

Nama : Bella Gusniri HT

NIM : 20190301240

1. PT Z merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Oil and Gas. Di dalamnya terdap
at 1000 orang pekerja yang aktif bekerja dengan sistem 3 bulan aktif 2 minggu off dan tersebar
di beberapa site. Hasil MCU pada tengah tahun 2020 menunjukkan bahwa 53% pekerja lapanga
n dilaporkan mengalami Obesitas dan 28% mengalami Overweigth. Lakukan analisis penyebab t
erjadinya obesitas pada kasus di atas dan buatlah rencana program penurunan berat badan yan
g tepat untuk menyelesaikan permasalahan di atas!

Jawab :

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa pekerja yang mengalami obesitas di PT Z apabila dik
aitkan menurut penelitian yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Surve
y, ada bebrapa penyebab yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas tersebut, salah satu ny
a adalah berikut :

1) Stresor Sosial
Stres terkait pekerjaan termasuk konflik dengan rekan kerja dan supervisor, kurangnya k
ontrol fungsi kerja, dan iklim kelompok yang negatif di tempat kerja. Kottwitz et al mem
pelajari pengaruh stres sosial di antara pekerja perempuan pada BMI dan perubahan B
MI selama setahun. Ukuran stres sosial di tempat kerja — termasuk kontrol pekerjaan d
an konflik dengan rekan kerja — ditemukan berkorelasi positif dengan BMI. Lebih lanjut,
penulis mencatat bahwa peningkatan stres sosial di tempat kerja dan pengurangan kont
rol kerja meningkatkan BMI secara longitudinal. Lintang keputusan yang rendah, yang di
definisikan sebagai kurangnya otoritas untuk membuat keputusan penting, juga dikaitka
n dengan obesitas dalam sebuah penelitian oleh Nelson et al. Pronk et al, mengamati ba
hwa obesitas berat (BMI ≥ 40 kg / m2) dikaitkan dengan peningkatan jumlah hari kehilan
gan kerja, tetapi obesitas (BMI ≥ 30 kg / m2 dan ≤40 kg / m2) terkait dengan peningkata
n kesulitan untuk bergaul dengan rekan kerja. Dalam studi longitudinal 14 tahun terhada
p pekerja Kanada, otoritas keputusan tercatat sebagai prediktor terkait pekerjaan yang s
ignifikan untuk obesitas. di antara wanita, tetapi tidak untuk pria. Dari kasus diatas dapa
t terjadi kemungkinan dikarenakan para pekerja terus bekerja secara aktif dengan syste
m selama 3 bulan tentunya pasti akan banyak hal-hal yang dapat memicu terjadi nya str
essor sosial tersebut.
2) Faktor Psikososial
Faktor psikososial di tempat kerja, seperti tuntutan pekerjaan, konten pekerjaan, kontro
l pekerjaan, interaksi sosial, dan masa depan pekerjaan dan masalah karir, dapat mempe
ngaruhi kesehatan dan kesejahteraan. Perilaku kesehatan dapat menjadi faktor perantar
a antara lingkungan kerja psikososial dan hasil terkait kesehatan, seperti obesitas atau k
enaikan berat badan yang berlebihan. Quist et al, mengikuti pekerja perawatan kesehat
an Denmark (3982 pria / 152 wanita) sebagai bagian dari studi kohort dengan 3 tahun m
asa tindak lanjut dan mempelajari faktor lingkungan kerja psikososial dan perubahan ber
at badan. Secara khusus, mereka melihat kecepatan kerja, beban kerja, kualitas kepemi
mpinan, pengaruh di tempat kerja, makna pekerjaan, prediktabilitas, komitmen, kejelas
an peran, dan konflik peran. Kepemimpinan berkualitas tinggi memprediksi penurunan b
erat badan di antara pria. Di antara wanita, konflik peran tinggi dan hidup sendiri memp
rediksi kenaikan berat badan sedangkan kejelasan peran tinggi memprediksi kenaikan b
erat badan dan penurunan berat badan. Studi kohort longitudinal lain yang dilakukan di
Finlandia oleh Roos dkk, mencatat bahwa selama masa tindak lanjut 5- sampai 7 tahun
(selama waktu itu 26% wanita dan 24% pria bertambah 5 kg atau lebih), ancaman fisik di
tempat kerja dikaitkan dengan penambahan berat badan. Dillihat dari kasus diatas 3% p
ekerja lapangan dilaporkan mengalami Obesitas dan 28% mengalami Overweigth hal ini
dapat terjadi karena berat nya tuntutan pekerjaan yang mereka jalani dan konteks beke
rja yang terlalu rumit serta kurang nya interaksi sosial. Maka tentu secara psikososial par
a pekerja mengalami tekanan dan dapat melampiaskan nya dengan makan secara tidak t
eratur.
3) Jam kerja
Berdasarkan data dari Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2010, pekerjaan yang meli
batkan pekerjaan lebih dari 40 jam / minggu dan paparan lingkungan kerja yang tidak be
rsahabat dikaitkan dengan obesitas. Hasil serupa dicatat untuk pekerja yang lebih tua be
rdasarkan data panel dari Kesehatan dan Pensiun Studi. Di sini, karyawan yang lebih tua
yang bekerja lebih dari 59 jam / minggu 23% lebih mungkin untuk menambah berat bad
an dibandingkan dengan mereka yang bekerja kurang dari 59 jam / minggu. Au et al mel
aporkan bahwa pekerjaan itu sendiri dikaitkan dengan peningkatan berat badan yang le
bih banyak dan penurunan berat badan yang lebih sedikit di antara wanita paruh baya. L
ebih lanjut, mereka mencatat bahwa di antara perempuan yang bekerja, jam kerja yang
semakin panjang juga. Waktu duduk di tempat kerja dikaitkan dengan BMI yang lebih tin
ggi. Dari kasus diatas tentu saja terlihat bahwa jam kerja para karyawan di PT Z melebihi
batas rata-rata waktu kerja. Hal ini tentu saja menjadi pemicu besar bagi para pekerja u
ntuk tidak dapat mengontrol pola makan nya secara ideal.

Untuk mengurangi berat badan para pekerja di PT Z, dengan suatu penghitungan yang sederha
na adalah dengan mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keluarnya kalori, sehingga dicap
ai kondisi ideal. Mengingat kondisi obesitas subjek adalah akibat tingkah laku makan yang kuran
g terkendali, maka diperlukan adanya suatu program pengendalian berat badan untuk menurun
kan asupan kalori, dengan memberikan panduan mengenai nutrisi yang dibutuhkan tubuh, buk
an berasal dari stimulus luar ataupun makan dalam rangka mengurangi perasaan tidak nyaman
di dalam diri, seperti untuk mengurangi kecemasan. Program yang tepat yang dapat diimpleme
ntasikan adalah dengan membuat catatan rutin aktivitas makan para pekerja missal dengan dib
uat nya My Daily food Diary. Dengan ada nya aplikasi tersebut yang dapat dibuat oleh perusaha
an maka diharapkan tim pengawas nutrisi dan Kesehatan para pekerja dapat melakukan control
yang lebih baik terhadap aktivitas makan pekerja. Diary tersebut harus diisi secara rutin oleh pe
kerja setiap hari 3x sekali setelah makan pagi,siang dan malam. Pekerja juaga dapat memberika
n notes tambahan apabila mereka makan lebih dari 3x sehari dan wajib menyertakan buktinya.

Anda mungkin juga menyukai