SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
ii
iii
Abstrak
iv
Abstract
Research has been conducted at the Palm Oil Mill (PKS) of PT. Perkebunan
Nusantara III Rambutan Tebing Tinggi, this study aims to determine the
application of safety talk in the Palm Oil Mill of PT. Perkebunan Nusantara III
Rambutan. This type of qualitative research with in-depth interview methods. The
population in this study were 12 people as research informants. The results
obtained were analyzed descriptively. The results of this study indicate that the
application of the K3 Management System in particular safety talk is still not
maximal and must be improved for its application because management still
neglects the safety talk delivery. The management did not go directly to the field in
delivering safety talk so that safety talk was delivered by the foreman and factory
assistant which caused the safety talk message to not be conveyed to the workers
well so that the workers' knowledge about safety talk became less. the topic
presented is not in accordance with the contents of the safety talk and the K3
management has not played an active role in delivering it. It is recommended for
companies to carry out safety talks with all workers both management and factory
workers participating in the implementation of safety talk that is carried out.
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Kerja di PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan Tebing Tinggi”. Skripsi ini
adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Utara.
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Eka Lestari Mahyuni, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. dr. Halinda Sari Lubis, M.K.K.K. selaku Dosen Penguji I dan Isyatun
vi
6. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si. selaku Dosen Penasehat Akademik yang
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
9. Serta seluruh karyawan di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III
10. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada orang tua tercinta yang telah
11. Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada kedua oppung, Albert Sirait
dan Sinta Lubis yang mengambil bagian menggantikan kedua orang tua untuk
menyekolahkan penulis sampai kejenjang yang lebih tinggi dan juga yang
Terimakasih untuk cinta kasih serta kesabaran yang tak pernah habisnya untuk
penulis.
12. Terkhusus untuk saudara dan saudari penulis (Ester Sirait, Jepri Sirait dan
13. Teman satu KTB Thadea Fedora (Getha, Siska, Christina, Monita, Vinny),
vii
Vinny) dan teman teman Naposo Bulung HKBP Sei Martebing yang selalu
ini.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi
pembaca.
viii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Tinjauan Pustaka 6
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6
Definisi keselamatan dan kesehatan kerja 6
Syarat keselamatan kerja 6
Kecelakaan Kerja 7
Penyebab kecelakaan 8
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja 9
Potensi bahaya di tempat kerja 10
Klasifikasi kecelakaan kerja 12
Pencegahan kecelakaan kerja 13
Teori kecelakaan kerja 15
Penerapan Safety Talk 16
Tujuan safety talk 17
Manfaat safety talk 18
Prinsip kerja safety talk 19
Referensi dalam upaya pelaksanaan safety talk 20
Pihak yang melakukan safety talk 21
Metode pelaksanaan safety talk 21
Landasan Teori 22
Kerangka Berpikir 23
Metode Penelitian 24
Jenis Penelitian 24
ix
Lokasi dan Waktu Penelitian 24
Subjek Penelitian 24
Definisi Konsep 25
Metode Pengumpulan Data 26
Metode Analisis Data 26
Daftar Pustaka 56
Lampiran 58
x
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xi
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka berpikir 22
5 Stasiun Sterilizer 34
7 Stasiun Press 36
8 Stasiun Boiler 37
9 Bagian Boiler 37
10 Stasiun VCT 39
11 Bagian VCT 40
xii
Daftar Lampiran
4 Dokumentasi Penelitian 61
5 Matriks Wawancara 68
xiii
Daftar Istilah
xiv
xv
Pendahuluan
Latar Belakang
tempat kerja yang sehat dan selamat guna untuk mengangkat standar hidup
manusia dan mengurangi sumber kecelakaan, cidera dan stress akibat kerja
sehingga tercapai kondisi perusahaan tanpa kecelakaan atau zero accident (Jati,
adalah kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga atau tiba-tiba yang
dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan dan ditandai dengan
terdapat lebih dari 250 juta kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dan lebih dari
160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja dan juga 1,2 juta
pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Menurut Ramli
(2010) setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan
1
2
Berdasarkan jumlah kasus yang terjadi akibat kerja di Indonesia dari tahun
2011 sampai 2014, kasus yang paling tinggi akibat kecelakaan kerja terjadi pada
tahun 2013 yaitu sebanyak 35.917 kasus, dimana pada tahun 2011 terdapat 9.891
kasus, tahun 2012 sebanyak 21.735 kasus, dan tahun 2014 sebanyak 24.910 kasus
dan kesehatan kerja diperlukan suatu sistem yang mengatur secara keseluruhan
kepada seluruh pekerja dan sebaiknya program tersebut dimulai dari tahap yang
paling dasar, yaitu pembentukan budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Salah
3
satu program pencegahan yang ada dalam K3 adalah melaksanakan program safety
talk di tempat kerja, yang berfungsi sebagai upaya untuk melindungi pekerja dari
Hal ini didukung dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pinem
(2015) tentang “Penerapan safety talk dan kejadian kecelakaan kerja PT. Waskita
Karya Pekanbaru” dengan hasil penerapan safety talk yang dilakukan proyek
safety yang tidak wajib dilakukan dalam pelaksanaan proyek. Penelitian lain yang
telah dilakukan oleh Sari (2011) tentang “Efektifitas komunikasi safety talk
sebagai pemenuhan informasi K3 bagi para karyawan PT. Multicon” dengan hasil
penelitian menunjukkan program safety talk yang dilakukan sangat efektif dalam
peneliti lain yang telah dilakukan oleh Irmawan (2018) tentang “Efektifitas
perilaku kepatuhan yang positif dalam penggunaan alat pelindung diri (APD).
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan komoditas sawit
digunakan industri penghasil minyak goreng, minyak industri, bahan bakar, indutri
Sejauh ini program K3 yang sudah berjalan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara III hanya satu kali melakukan penerapan safety talk dalam
sehari di tempat kerja dengan cara safety morning sebelum bekerja. Adapun jam
kerja di PKS PTPN III memiliki dua shift jam kerja yaitu safety morning pada
pukul 07.00 WIB dan safety night pada pukul 19.00 WIB, dan penerapan safety
Perkebunan Nusantara III pada bulan Juni 2019, bahwa peneliti menemukan satu
orang yang mengalami kecelakaan kerja di tempat kerja yaitu pada saat melakukan
proses pengolahan minyak kelapa sawit tangan pekerja terkena minyak panas dan
sudah ada tiga orang yang mengalami kecelakaan kerja dalam enam bulan terakhir.
pada tahun 2018 angka kecelakaan kerja lebih tinggi yaitu sebanyak 8 orang.
Penerapan program keselamatan kerja yang salah satunya adalah safety talk
5
merupakan salah satu upaya dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja bahkan
di tingkat suatu upaya untuk mencapai kecelakaan nihil (Zero Accident) pada
setiap proses produksi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
mengenai penerapan safety talk di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara
III Rambutan.
Perumusan Masalah
rumusan masalah penelitian adalah bagaimana penerapan safety talk sebagai upaya
Tinggi.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
safety talk yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III dan bahan acuan untuk
bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya mengenai safety talk.
mengenai safety talk dan dijadikan sebagai bahan referensi bagi pengembangan
Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993, bahwa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja merupakan upaya perlindungan yang ditujukan supaya tenaga kerja dan
orang-orang yang berada di wilayah tempat kerja atau perusahaan selalu dalam
keadaan selamat dan sehat, serta setiap sumber produksi yang digunakan dapat
pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala upaya dan pemikiran
ataupun kepada orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan maka ada syarat
6
7
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,gas, aliran udara, cuaca, sinar radiasi,
penyimpanan barang.
Kecelakaan Kerja
Oleh karena itu penyebab dari kecelakaan harus diteliti dan ditemukan agar dapat
8
adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan dan tidak terkendali dimana
tindakan atau reaksi objek, substansi, orang, atau radiasi menghasilkan cedera
diharapkan terjadi, menimbulkan kerugian ringan sampai yang paling berat, dan
perencanaan.
ada dua golongan yaitu golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan
yang meliputi segala sesuatu selain faktor manusia dan golongan kedua adalah
Penyebab kecelakaan kerja yaitu suatu kecelakan kerja hanya akan terjadi
apabila terdapat berbagai faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat
9
kerja atau proses produksi dan beberapa penelitian memberikan indikasi bahwa
suatu kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya, akan tetapi terjadi
oleh satu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu
yang terjadi menurut Suma’mur (2009) disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
a. Aturan kerja.
c. Disiplin kerja.
1. Terlalu berani.
2. Sembrono.
4. Kelalaian, melamun.
6. Kurang sabar.
h. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan dan
penyakit.
faktor manusia. Hal ini dikarenakan pekerja itu sendiri (manusia) yang tidak
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin yang tidak dilengkapi dengan
alat pelindung, alat pelindung tidak dipakai, alat-alat kerja yang telah rusak.
pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau
dikarenakan terjatuh, baik dari tempat yang tinggi maupun di tempat datar.
keadaan lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari
rencana tempat kerja, cara menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada
tempatnya, lantai yang kotor dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga
ruangan kerja terdapat debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa
tidak enak kerja. Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap,
banyak peralatan atau mesin dan tempat kerja yang sering digunakan untuk
menghasilkan suatu produk, dan selalu mengandung potensi bahaya tertentu yang
kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi
peralatan atau mesin yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai, kegagalan
Kondisi yang menyimpang dari suatu pekerjaan, yang dapat terjadi akibat dari
baku, dalam prosedur shut-down dan start-up dan pembentukan bahan antara,
kerja aman.
3. Pengaruh kecelakaan dari luar dimana kecelakaan yang terjadi dari suatu
industri akibat kecelakaan lain yang terjadi di luar pabrik seperti kecelakaan
12
4. Kecelakaan akibat sabotase dimana dilakukan oleh orang luar bahkan dari
dijelaskan di atas harus diteliti dan ditemukan, agar selanjutnya dapat dilakukan
diklasifikasikan berdasarkan:
a. Operating machines.
d. Manual handling.
e. Transportasi manual.
f. Pergerakan.
2. Agen penyebabnya:
memotong, memisahkan.
j. Sarana dan peralatan keselamatan kerja seperti alat pengaman mesin, alat
pelindung diri.
k. Rasa ingin tahu dan rasa simpati serta kesetiakawanan untuk membantu
kehilangan bonus.
tenaga kerja.
kecelakaan maka dapat disusun suatu rencana pencegahannya, yang mana hal ini
14
merupakan program K3, yang pada hakekatnya adalah merupakan rumusan dari
sudah diketahui.
kecelakaan.
1. Penyelidikan kecelakaan.
2. Azas rumit (kompleks) yaitu adanya beberapa sebab yang mandiri atau tidak
berhubungan satu dengan yang lain yang bila di gabung akan menyebabkan
suatu kecelakaan.
3. Azas arti (penting) yaitu faktor penyebab utama dalam terjadinya suatu
kecelakaan.
4. Azas urutan yaitu rangkaian dari berbagai sebab yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
yang dikenal sebagai teori Domino Heinrich menjelaskan bahwa kecelakaan terdiri
1. Kondisi kerja.
2. Kelalaian manusia.
4. Kecelakaan.
5. Cedera.
yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka otomatis akan mengenai kartu yang
lainnya, sehingga kartu tersebut akan menimpa kartu lain dan roboh secara
bersamaan.
mennghilangkan tindakan tidak aman (kartu ketiga). Sesuai dengan analogi efek
domino, jika kartu ketiga tidak ada lagi, seandainya kartu pertama dan kedua jatuh,
Adanya jarak dari kartu kedua dengan kartu keempat, jika kartu kedua
jatuh, ini tidak akan sampai meruntuhkan kartu ke empat. Pada akhirnya,
kecelakaan (kartu ke empat) dan dampak kerugian (kartu kelima) dapat dicegah.
kerja yang terjadi disebabkan oleh kesalahan manusia. Menurut Ferrel, beberapa
1. Kelebihan beban kerja. Beban kerja dihitung sebagai penjumlahan dari tugas
internal (stress dan emosi) dan faktor eksternal (instruksi tidak jelas).
hal yang tidak disengaja yang dapat membuat kerugian jiwa serta kerusakan harta
benda yang biasanya terjadi akibat adanya kontak dari sumber energi yang
melalui safety talk yang dilakukan dengan pendekatan manusia secara manusia
di tempat kerja.
Safety talk adalah suatu cara untuk mengingatkan kepada pekerja bahwa
keselamatan dan kesehatan sangat penting dalam pekerjaan. Safety talk merupakan
prosedur dan peralatan serta bahan yang digunakan saat bekerja adalah melalui
17
safety talk. Waktu untuk melakukan safety talk membutuhkan durasi lima menit,
safety talk adalah pertemuan yang dilakukan secara rutin antara karyawan atau
untuk melindungi karyawan atau pekerja yang mengalami cidera, selain itu safety
talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya
Safety talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah
terjadinya bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah pekerjaan dapat kita
hasil dari diskusi tersebut di lapangan, melalui safety talk dapat juga meningkatkan
Tujuan safety talk. Tujuan dari Penerapan safety talk yaitu rangkaian
akitivitas berbicara pada sebuah tim kerja yang biasanya dilakukan sebelum
merupakan salah satu sarana penunjang dari sekian banyak metode yang ada dalam
bahaya tersebut.
berpengalaman pula bahkan bisa makin familiar dengan tugas dan tanggung
tempat bekerja dan akan dengan cepat pula mengatasinya bila terjadi problem
pekerjaan tersebut, tetapi di sisi lain hal ini yang membuat pekerja lalai tanpa
Setiap orang mempunyai tanggung jawab yang sama untuk bekerja yang aman
mungkin terjadi di tempat kerja dan APD yang digunakan untuk menghindari
mengakibatkan risiko yang fatal, selain itu safety talk juga dapat
Prinsip kerja safety talk. Secara umum aspek tentang lingkungan kerja
mencakup:
elemen cuaca.
kelembaban, debu, asap, kebisingan dan miskin atau tidak ada ventilasi.
operations, loto, ppe, slips, trips, and fall, traffic management plan, planning
safety, chemical handling, zero accident, material stacking, unsafe action and
managementplan.
disampaikan kepada karyawan atau pekerja pada umumnya safety talk memiliki
referensi yaitu dasar K3 (tujuan K3, penyebab dasar, penyebab langsung, faktor
system.
2. APD (standard dan jenis APD, pemilihan APD, penggunaan APD dan
perawatan APD).
dengan pekerjaan.
14. Mechanical safety (perlindungan dari bahan yang muncul dari bekerja dengan
mesin).
Pihak yang melakukan safety talk. Safety talk sangat tepat dilakukan oleh
2. Safety officer.
setiap akan memulai pelaksanaan pekerjaan dan pergantian shift, yang dipimpin
oleh orang yang mengerti dibagian safety pada tiap area atau departemen wajib
safety talk.
9. Setiap safety talk direcord yang diketahui atau ditandatangani oleh seluruh
karyawan safety talk pada saat itu juga yang akan bekerja dan hadir pada
safety talk.
Landasan Teori
kepada seluruh pekerja dan sebaiknya program tersebut dimulai dari tahap yang
Kerangka Berpikir
Safety talk
haruslah ada pencegahan kecelakaan kerja yaitu safety talk. Dalam pelaksanaannya
perlu diperhatikan jenis safety talk apa yang digunakan, siapa pelaksananya, apa
Jenis Penelitian
Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan adalah penelitian
Nusantara III Rambutan Tebing Tinggi terletak di Provinsi Sumatera Utara. Waktu
Subjek Penelitian
terlibat langsung dalam pelaksanaan penerapan safety talk di Pabrik Kelapa Sawit
PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan Tebing Tinggi dan bersedia untuk
diwawancarai.
diantaranya:
3. Mandor 1 orang.
24
25
Prinsip dalam pemilihan subjek atau informan, dimana dalam penelitian ini
Definisi Konsep
1. Safety talk adalah pertemuan yang dilakukan secara rutin antara supervisor
dengan para pekerja atau karyawan untuk membahas hal-hal yang mengenai
K3 seperti isu terbaru, regulasi, prosedur kerja dan alat pelindung diri.
a) Foremen/supervisor/atasan langsung.
b) Safety officer.
5. Metode pelaksanaan adalah metode yang dibuat secara teknis dengan tindakan
yang harus dijalankan dengan cara yang baku (sama) agar memperoleh hasil
menimbulkan kerugian.
7. Pekerja adalah orang yang menerima upah dan imbalan dalam bentuk lain.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini berupa Profil PKS PT. Perkebunan
gambaran objek penelitian secara umum atau ditingkat permukaan. Jadi dalam hal
ini yang dianalisa adalah domain-domain dari safety talk dengan menjelaskan
analisa ini dilakukan dengan metode yang dikembangkan oleh Miler dan
Humberman yang dilakukan dengan tiga prinsip yaitu reduksi data, penyajian data
pada tahun 1958 dinasionalisasi oleh pemerintah Republik Indonesia menjadi PPN
pada tahun 1961 menjadi PPN Sumut IV, selanjutnya pada tahun 1976 diubah
menjadi salah satu unit Kebun di PT. Perkebunan V (Persero). PKS Rambutan
dibangun pada tahun 1983 dengan kapasitas olah 30 ton/jam, dimana sumber
bahan baku TBS berasal dari kebun seinduk. Pada tahun 1996 terjadi
penggabungan antara PTP III, PTP IV dan PTP V menjadi satu perusahaan yang
bernama PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkantor pusat di Jalan Sei
Batang Hari Medan, dimana kebun Rambutan menjadi salah satu unit kebunnya.
PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Kebun Rambutan merupakan salah satu pabrik
dari 12 PKS yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III dengan kapasitas 720
ton/hari atau kapasitas oleh 30 ton TBS/jam, dimana sumber bahan baku secara
total berasal dari kebun seinduk. Sumber bahan baku TBS (Tandan Buah Segar)
yang masuk ke PKS Kebun Rambutan berasal dari kebun seinduk yang terdiri dari
Kebun Rambutan, Kebun Tanah Raja, Kebun Sei Putih (PKS PTPN III Rambutan
2019).
28
29
Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan terletak pada lokasi yang sangat
Kota Medan serta berbatasan langsung dengan Kota Tebing Tinggi dengan
Kabupaten Batu Bara. PKS Rambutan terletak di Desa Paya bagas, Tebing Tinggi,
Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara (PKS PTPN III Rambutan
2019).
Visi. Adapun Visi dari Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Rambutan yaitu:
Misi. Adapun Misi dari Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Rambutan yaitu:
secara optimal.
komunitas.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN III Rambutan dioperasikan dalam suatu
rangkaian proses yang terus-menerus, di mana hasil proses dari suatu instalasi
satu faktor yang menentukan untuk mendapatkan rendemen yang optimal, hasil
produksi yang baik dan efisiensi yang tinggi dari suatu pabrik adalah mutu bahan
Proses pengolahan kelapa sawit dibagi atas beberapa tahap, yang dilakukan
antara lain:
2. Stasiun Sortasi.
8. Stasiun Boiler.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar Asam Lemak Bebas (ALB).
orang pekerja dibagi 2 shift kerja, dan keseluruhan pekerja adalah karyawan tetap.
Cara kerjanya memilih buah atau menyortir buah dengan cara manual dengan alat
gancung.
(bruto) dan sesudah dibongkar (tara). Pekerja dibagian stasiun timbangan ada 2
orang pekerja dan kedua pekerja adalah karyawan. Cara kerjanya menimbang
buah sawit yang masuk dan minyak mentah dengan alat tehnologi (komputer).
TBS yang dibawa oleh truk akan di sortir terlebih dahulu oleh petugas sortasi
dengan cara memilih buah secara langsung dibantu dengan alat. Penyortiran buah
dilakukan dilantai loading ramp sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh PKS.
Proses sortasi dilakukan dengan bantuan alat sekop, atau gancu, dan biasanya juga
dilakukan dengan visual. Apabila ada TBS yang masuk tidak sesuai dengan
kriteria yang diinginkan, maka TBS tersebut tetap diterima dan diolah, hanya saja
TBS tersebut tidak langsung diolah, tetapi didiamkan dahulu di lantai loading
ramp sampai membrondol kira-kira 1-2 hari. TBS tersebut diolah dengan cara
mencampurkan dengan TBS yang kualitas bagus, sehingga penurunan kualitas dari
2. Sebagai data laporan balik ke kebun atas kualitas TBS yang dikirim.
3. Merupakan salah satu parameter yang akan mempengaruhi hasil dan kualitas
loading ramp, sebelum dimasukkan di loading ramp terlebih dahulu disortasi yang
tujuannya adalah mengetahui jumlah TBS mentah, TBS tangkai panjang, TBS
busuk, dan TBS matang, dan setelah itu dituang ke dalam bays dari loading ramp.
TBS yang akan diproses diisikan kedalam lori yang berkapasitas 2,5 ton TBS,
dengan cara membuka pintu bays yang diatur dengan sistem pintu hidrolik. Untuk
stasiun ini pekerja keseluruhannya ada 6 orang dibagi 2 shift kerja. Adapun cara
kerjanya pekerja memasukkan buah sawit menggunakan mesin ke dalam rolli, dan
membersihkan dan memasukkan buah kelapa sawit yang jatuh ke dalam rolli
dengan manual.
digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Steam yang digunakan yaitu
saturated steam (uap basah) dengan tekanan 2,8-3,0 Kg/Cm2 dengan suhu 135-
140℃ yang diinjeksikan dari BPV. Sistem injeksi dan pembuangan steam dan
condansate diatur secara semi otomatis. Pekerja di bagian ini memiliki 4 orang
pekerja dibagi 2 shift kerja. Cara kerjanya memasukkan dan mengeluarkan buah ke
dalam rebusan menggunakan alat mesin, pekerja bekerja menutup pintu secara
34
Gambar 5. Sterilizer
ditarik menggunakan capstand sampai berada tepat dibawah jalur hoisting crane.
Lori yang berisi buah rebusan kemudian diangkut dengan menggunakan hoisting
crane dan dituangkan ke dalam autofeeder melalui bunch hopper agar buah dapat
rebusan di dorong dan dijatuhkan kedalam thresher secara teratur agar proses
berjalan dengan efisien dan menghindari terjadinya losses yang berlebihan. Untuk
memenuhi kapasitas pabrik dan kapasitas peralatan maka pengangkutan lori TBS
ke autofeeder harus sesuai dengan waktu yang telah diatur sesuai Standar
Apabila dalam suatu pabrik tidak ada hoisting crane maka pabrik
menggunakan Fruit Cage Tippler yang berfungsi menuangkan tandan buah yang
telah direbus dari lori, yang selanjutnya ini dibawa oleh conveyor/elevator ke
thresher. Prinsip kerjanya yaitu dengan membalik posisi lori sebesar 180°
sehingga seluruh isinya keluar. Konstruksi tippler yaitu terbuat dari dua buah ring
35
besi yang diameter dalamnya hampir sama dengan diameter lori. Kedua ring besi
dihubungkan dengan plat-plat besi membentuk suatu silinder. Pekerja stasiun ini
keseluruhan ada 6 orang pekerja, dengan cara kerja menaikkan buah sawit yang
dilengkapi dua buah ulir yang berlawan arah dengan tekanan cone 35-40 bar
menggunakan sistem hidrolik. Akibat adanya tekanan, lumatan dari digester yang
masuk ke screw press akan terperah, sehingga cairan minyak akan keluar melalui
pengepresan keluar melalui celah conus ke cake breaker conveyor. Screw press
yang digunakan di PKS Rambutan berjumlah 4 unit dengan type MJS 3 unit dan
Pekerja pada stasiun ini ada sebanyak 4 orang karyawan dibagi 2 shift
kerja. Cara kerjanya hanya menjaga ON/OFF mesin untuk mengepress brondolan
dan distribusi sistem untuk proses pengolahan dan kebutuhan lainnya. PKS
Kebun Rambutan memiliki 2 (unit) turbin uap Kap. 750 KW dan 2 (dua) unit
gengset sebagai sumber arus listrik. Pekerja ada 4 orang dibagi 2 shift kerja. Cara
kerjanya menstabilkan tekanan dan menjaga tekanan. Jika tekanan terlalu tinggi
atau terlalu rendah maka pekerja harus membuang dengan cara manual
bahan bakar Fiber dan shell. PKS Rambutan memiliki 2 unit boiler Takuma N-600
SA water tube. Uap yang dihasilkan boiler dipakai untuk menggerakkan turbin
keseluruhannya ada 8 orang pekerja karyawan dibagi 2 shift kerja. Cara kerjanya
Jika tekanan turun maka pekerja wajib membuka pintu api dengan cara manual dan
Gambar 8. Boiler
1. Ruang bakar pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran dari bahan bakar
yaitu fiber dan shell. Sebagian gas panas hasil pembakaran diterima langsung
2. Ruang bakar kedua merupakan ruang gas panas yang diterima dari ruang
bakar pertama, dalam ruang bakar ini sebagian panas dari ruang bakar
3. Upper drum berfungsi sebagai penampung uap. Pada upper drum dilengkapi
dalam pipa.
5. Super heater pipe. Pemanasan lanjut uap basah sehingga menjadi uap kering.
6. Pipa-pipa
Pipa-pipa dalam boiler memiliki fungsi utama sebagai tempat pemanasan air.
7. Ash hopper
Ash hopper merupakan unit penampung abu yang terikut dalam udara panas
hasil pembakaran.
8. Chimney
9. Soot blower
Shoot blower berfungsi untuk membersihkan deposit abu pada ruang bakar 2
(dua).
Blow down valve berfungsi untuk mengeluarkan air dari dalam upper drum.
memisahkan minyak, air, secara gravitasi atau berdasarkan perbedaan berat jenis.
Suhu yang diberikan 90-95oC sehingga terjadi pemisahan larutan dimana minyak
naik ke atas karena berat jenis, sludge berada ditengah serta pasir dan kotoran
lainnya berada dibawah. PKS Rambutan menggunakan 2 unit VCT dan 1 sebagai
cadangan dengan kapasitas 90 Ton. VCT berbentuk silinder dengan bagian bawah
kerucut. memiliki diameter 6,30 m dan tinggi silinder 6,17 m sedangkan tinggi
Pekerja yang bekerja pada stasiun ini ada 4 orang pekerja dibagi 2 shift
kerja. Cara kerjanya mengutip minyak yang dari selat menjadi minyak murni
Crude Palm Oil (CPO) dengan menggunakan alat. Pekerja disini hanya menjaga
Sistem pemasukkan steam yang digunakan adalah steam coil dan sistem
injeksi, cara pemasukkan steam ialah dengan menginjeksi dulu steam hingga suhu
mencapai 90-95℃ setelah suhu tercapai, maka digunakan steam coil untuk tetap
menjaga suhu 90-95℃. Kondisi operasional pada VCT sangat baik sehingga tidak
Minyak hasil pemisahan secara gravitasi pada VCT dialirkan kedalam oil
tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge tank melalui vibro separator,
setiap 4 jam sekali di lakukan blow down. Agitator pada VCT berfungsi untuk
agiator yang digunakan adalah 5-7 rpm, temperatur yang cukup 90°C akan
1. Oil skimmer berfungsi untuk mengatur tinggi keluaran hasil pemisahan antara
3. Open steam dan close stem berfungsi untuk menjaga suhu tetap 90-95oC.
Minyak dan sludge akan cepat terpisah pada suhu 90-95oC karena antara
4. Pipa Steam Coil, untuk memasukkan steam agar suhu tetap terjaga didalam
5. Pipa air panas, berfungsi untuk menambah air panas yang bersuhu 90-95oC.
Tujuan dari penambahan air panas ini yaitu untuk mengurangi viskositas
1. Temperatur
2. Kualitas feeding
3. Agitator
4. Blowdown
5. Air delusi
tugas dan tanggung jawab dalam setiap kegiatan dalam organisasi tersebut.
struktur oganisasi pimpinan tertinggi dipegang oleh Manajer yang dibantu oleh
beberapa staff dengan total Karyawan Pimpinan sebanyak 19 orang dan dibantu
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam struktur organisasi kebun dan PKS
penerapan K3.
1. Mendukung dan mengolah data mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
di tempat kerja.
produktivitas kerja, alat pelindung diri, cara dan sikap yang benar dalam
melaksanakan pekerjaannya.
keselamatan kerja.
43
STRUKTUR ORGANISASI
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)
KEBUN RAMBUTAN TAHUN 2019
struktur organisasi ikut mengambil bagian K3. Namun dalam menangani secara
khusus dari K3 yaitu sekretaris yang dibawah naungan struktur organisasi P2K3.
Posisi sebagai sekretaris atau sebagai Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(AK3U) yang memiliki lisensi atau hak dalam pengaturan K3. Dan peran dari
AK3U memiliki uraian tugas seperti undangan untuk rapat yang mengenai K3.
44
Namun di lapangan ada tim atau personil yang menangani sistem managemen K3
diatur oleh kelompok kerja. Kelompok kerja terdiri dari tim investigasi kecelakaan
kerja, tim identifikasi aspek dan dampak lingkungan, tim ISBPPR (Identifikasi
Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko) dan tim tanggap darurat.
1. Tim investigasi kecelaaan kerja yang memiliki fungsi untuk menetapkan tim
Kebun Rambutan.
2. Tim identifikasi aspek dan lingkungan yang memiliki fungsi bertanggung pada
pekerjaan.
4. Tim tanggap darurat memiliki tugas dan tangung jawab yaitu mereview/
keadaan darurat sesuai dengan kondisi kejadian yang ada untuk menilai
jenis kelamin, dan pendidikan. Rata-rata umur dari pekerja di PKS PTPN III
Rambutan yaitu berkisar 41 tahun dimana usia tersebut masih usia produktif dan
semua pekerja berjenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan pekerja dimulai
dari SMA sampai S1, namun ada juga pekerja yang tingkat pendidikannya hanya
SD. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
yang kuat agar pesan K3 dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Didukung
dari penelitian Sari (2011) tentang ”Efektifitas komunikasi safety talk” yang
mengatakan bahwa program safety talk yang dilakukan sangat efektif dalam
adalah agar terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sehingga
harus baik karena jika pengetahuan K3 baik maka penerapan SMK3 akan
kriteria dari pemberi safety talk karena pihak managemen dari perusahaan belum
turun kelapangan secara langsung untuk ikut melaksanakan safety talk, sehingga
pelaksanaan safety talk hanya diikuti oleh pekerja, mandor dan asisten pabrik.
Safety talk adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan
para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal mengenai K3 seperti isu
terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya dan lainnya.
talk adalah salah satu cara untuk mengingatkan pekerja bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja penting dalam melakukan pekerjaan. Melalui safety talk pekerja
dan prosedur yang mereka gunakan setiap hari untuk pekerjaan tertentu.
kerugian materi di tempat kerja. Dimana safety talk pengendalian kecelakaan kerja
yang paling dasar yaitu pembentukan budaya keselamatan dan kesehatan kerja
47
(Reason, 1997). Program keselamatan dan kesehatan kerja dapat berfungsi dan
individu.
1945 pasal 27 ayat (2) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan Undang-Undang no.
dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja sejak dari tahapan perencanaan,
Safety talk di Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan
informan penelitian pada 9 orang pekerja, asisten pabrik, bagian personalia (DCC)
dan juga mandor terdapat perbedaan jawaban mengenai penerapan safety talk
seperti dari sisi 9 orang pekerja rata-rata belum mengetahui apa itu safety talk,
karena hasil wawancara pada pekerja di stasiun pabrik adalah safety talk
merupakan safety atau APD yang sedang mereka gunakan sewaktu dalam bekerja.
Dari pihak DCC, mandor dan asisten mengatakan hal yang sama tentang
kecelakaan kerja di tempat kerja. Yang menjadi masalah dalam penerapan safety
talk di PKS PTPN III Rambutan yaitu penerapan safety talk yang dilaksanakan
belum berjalan dengan sempurna karena para pekerja belum mengetahui apa itu
safety talk karena para pekerja hanya mengetahui appel sebelum bekerja dan tanpa
disadari itu sudah bagian dari safety talk. Kurangnya pengetahuan para pekerja
tentang safety talk terjadi karena pihak manajemen kurang perduli dalam
48
pendidikan dan pelatihan yang penting bagi penerapan managemen kualitas yang
Pesan yang disampaikan dalam safety talk adalah mengenai berapa tenaga
kerja yang masuk pada hari kerja di satu hari itu, kepatuhan penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD), membahas pengoperan tenaga kerja pada stasiun yang
kurang dan juga membahas tentang target yang harus dicapai pada hari itu juga.
PKS PTPN III Rambutan Pesan yang disampaikan dalam safety talk masih
terfokus kepada pencapaian hasil pada hari itu, padahal seharusnya pesan K3 yang
melakukan pekerjaan secara benar dan aman, tindakan pengendalian bila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, isu atau informasi terbaru mengenai K3 atau
berhubungan dengan topik yang diangkat dan hal-hal yang ada kaitannya dengan
K3.
Pesan yang di sampaikan dalam safety talk mencakup banyak hal mengenai
K3, maka kegiatan safety talk akan lebih efektif apabila pesan K3 disampaikan
oleh pimpinan seperti direktur atau manager secara langsung kepada para pekerja
49
(Irmawan, 2018).
Pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan Tebing Tinggi pada
tahun 1983 dimana safety talk terdiri dari safety morning dan safety night.
Pelaksanaan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu setiap memulai pekerjaan baik
shift pagi maupun shift malam. Waktu yang digunakan berkisar 10-15 menit yang
dimulai dari 06.45-07.00 WIB. Dan para pekerja memulai bekerja jam 07.00 WIB.
Pelaksanaannya tepat berada di depan kantor PKS PTPN III Rambutan, karena jika
bising yang bersumber dari pabrik. Karena pelaksanaan safety talk di depan Pabrik
yang wilayahnya terbuka maka penerapan safety talk bisa tidak berjalan apabila
hujan datang.
dipimpin oleh mandor dan asisten pabrik. Dalam pelaksanaannya pihak DCC tidak
ambil bagian dalam setiap hari pelaksanaan safety talk karena dari pihak DCC atau
pihak managemen turun kelapangan jika ada sesuatu yang urgent seperti ada diklat
Menurut struktur organisasi P2K3 dalam pelaksana safety talk memiliki tim
namun pada kenyataannya di lapangan tidak ada tim tersebut yang mengikuti. Dari
sudah diserahkan kepada turunannya yaitu asisten dan mandor. Kelompok kerja
turun ke lapangan jika ada sesuatu yang harus disampaikan sendiri tanpa bisa di
50
semua pihak managemen dan para pekerja agar keselamatan dan kesehatan kerja
yang diinginkan dapat tercapai. Dan pelaksanaan safety talk seharusnya dipimpin
oleh yang memiliki AK3U. PERMENAKER RI No. 04 Tahun 1987 tentang tata
cara penunjukan dan kewajiban wewenang ahli K3 menyatakan setiap tempat kerja
dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3. Tempat
kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunya risiko yang besar akan terjadi peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radioaktif. Inilah dasar hukum perusahaan wajib memiliki AK3U yang
Penerapan safety talk di PKS PTPN III Rambutan memiliki 2 shift kerja
1. Safety Morning adalah pesan K3 dilaksanakan pada apel pagi setiap hari
sebelum memulai pekerjaan yang dilaksankan pada pukul 06.45 wib, dimana
wawancara safety morning adalah kegiatan yang rutin dan wajib dilaksanakan
sebelum memulai pekerjaan. Dalam safety morning banyak hal yang dijelaskan
seperti kelengkapan APD dan biasanya yang dibahas dalam safety morning
tergantung hal yang akan dilakukan pada hari itu dan target yang harus dicapai
mereka pada hari itu. Topik yang disampaikan dalam pelaksanaan seharusnya
sesuai dengan apa yang dibutuhkan pekerja pada hari itu juga seperti
kerja selain itu juga disampaikan topik yang berhubungan dengan keselamatan
seperti para pekerja harus diingatkan tentang hal-hal K3. Melalui safety
morning pekerja juga harus secara tegas diingatkan bahwa pekerja bekerja di
wilayah yang memiliki risiko dan memiliki sumber bahaya, maka pekerja
masih di area pabrik. Berdasarkan pasal 14 (c) UU No. 1 tahun 1970 tentang
2. Safety night adalah pesan K3 dilaksanakan pada malam hari dimulai pukul
18.45 wib, sebelum memulai pekerjaan pada pukul 19.00 wib. Dari hasil
karena pekerja bekerja di malam hari, maka para pekerja dianjurkan untuk
hati-hati dan waspada. Dan juga pengawasan terhadap pekerja malam cukup
ketat karena pekerja bekerja dengan alat mesin yang cukup membahayakan
jika pekerja lalai dalam bekerja. Isi safety night tidak jauh berbeda dengan
safety morning yaitu membahas tentang pekerja yang masuk dan pengoperan
oleh mandor pabrik dan asisten pabrik serta keseluruhan pekerja stasiun pabrik
yang bekerja pada shift yang telah ditentukan. Pelaksanannya setiap hari sebelum
06.45 sampai jam 07.00 wib. Dilaksanakan di depan kantor PKS PTPN III
Rambutan.
akan memulai pelaksanaan pekerjaan dan pergantian shift, yang dipimpin oleh
orang yang mengerti di bagian safety pada tiap area dan wajib melaksanakan
briefing sebelum bekerja. Dan pelaksanaan safety talk harus diperhatikan pesan
safety talk yaitu, dilaksanakan oleh semua pekerja, topik yang disampaikan sesuai
dengan kondisi dilapangan dan tidak menghilangkan pesan K3, pelaksanaan safety
pekerja kendala yang sering mereka dapati dari pihak perusahaan bukan dari safety
talk namun pada kelengkapan dari sarana dan prasarana yang belum memenuhi
Namun pada dasarnya para pekerja tidak menyadari bahwa kendala mereka tidak
hanya terfokus pada kelengkapan sarana dan prasarana tetapi juga pengetahuan
terhadap SMK3 khususnya safety talk yang dilaksanakan di perusahaan yang saat
pengetahuan dari para pekerja agar para pekerja mengetahui bagaimana SMK3
yang baik yang diterapkan di perusahaan yang saat ini mereka kerja.
safety talk adalah tidak ada komitmen dari pekerja dalam menjalankan apa yang
sudah disepakati ketika sudah diberikan arahan setiap pagi ataupun setiap malam,
Namun pada dasarnya kendala terjadi karena ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan prosedur, maka kendala perusahaan dari para pekerja adalah tidak
tersampainya pesan K3 melalui safety talk kepada para pekerja karena pihak
managemen lebih terfokus pada pencapaian hasil pada hari itu. Sehingga para
Keterbatasan Penelitian
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit PT.
1. Safety talk dalam pelaksanaannya hanya dihadiri oleh pekerja pabrik atau
pekerja bagian stasiun dan pemberi materi pada hari itu juga yaitu mandor dan
asisten pabrik.
3. Kurangnya pengetahuan para pekerja tentang safety talk terjadi karena pihak
4. Kendala tidak ada komitmen dari pekerja dalam menjalankan apa yang sudah
di sepakati ketika sudah diberikan arahan setiap pagi ataupun setiap malam.
Saran
perusahaan yaitu:
1. Pelaksanaan safety talk di PKS PTPN III sebaiknya di ikuti oleh semua pihak
managemen.
pekerja.
pelaksanaan safety talk dengan cara pihak manajemen atau P2K3 turun
54
55
4. Lebih meningkatkan komitmen dari pihak managemen dan pekerja untuk tetap
56
57
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Situasi Kesehatan
Kerja. Diakses dari http://www.depkes.go.id
Pinem, M. M. (2016). Penerapan safety talk dan kejadian kecelakaan kerja PT.
Waskita Karya Pekan Baru Tahun 2015 (Skripsi, Universitas Sumatera
Utara). Diakses dari http://repository.usu.ac.id
Sidauruk, S. (2014). Komitmen manajemen, pengetahuan K-3 & sikap K-3 dengan
penerapan SMK-3 pada pekerja. Jurnal Media Kesehatan, 8(2), 100-204.
Diakses dari https://jurnal.poltekes-kemenkes-bengkulu.ac.id
Sugyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung : CV.
Alfabeta.
I. IDENTITAS INFORMAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Bagian Pekerjaan :
Tanggal Wawancara :
II. Daftar Pertanyaan Pekerja (Pekerja Stasiun Pabrik, Mandor, Asisten Pabrik dan
Pihak Managemen).
1. Apakah safety talk sudah dilaksanakan dan sejak kapan penerapan safety talk
4. Setelah ada safety talk pernahkah ada kecelakaan kerja yang terjadi?
5. Kendala apa yang dihadapi pada penerapan safety talk di PKS PTPN III
Rambutan?
61
Informan Keterangan
1. Asisten Kita ada 2 shift kerja yaitu masuk pagi dan masuk
Pabrik/Laboratorium malam. Kalo masuk kerja kita mulai jam 7 karena
briefing kita laksanakan 15 menit sebelum
bekerja. Sama kedua jam kerja itu.
5. Stasiun Sortasi Shift pagi sama shift malam lah disini bekerja.
8. Stasiun Hosting Cran Pelaksanaan ada 2 shift jam kerja pagi sama
malam.
10. Stasiun Kamar Mesin Ada 2 shift kerja. Shift pagi sama shift malam.
69
11. Stasiun Boiler Ya kita disini shift pagi sama shift malam lah
disini bekerja.
12. Stasiun Clarification Pelaksanaan ada 2 shift jam kerja, ya selalu kita
melaksanakan appel sebelum bekerja baik itu
malam maupun pagi, sama-sama melaksanakan.
Informan Keterangan
1. Asisten Pelaksana safety talk di ikuti oleh semua
Pabrik/Laboratorium pekerja sama mandor, asisten, sama anak-
anak PKL itulah.
12. Stasiun Clarification Mandor, yang kerja masuk hari ini, semua
ikut melaksanakan. Kalo atasan sekali-
sekalinya mereka turun.
Informan Keterangan
1. Asisten Topik-topik yang sering kita sampaikan sama
Pabrik/Laboratorium semua lebih mengingatkan pekerja untuk
menggunakan APD, trus tentang menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja,
pembersihan area kerja itukan bagian safety,
pencapaian produksi, kendala yang dihadapi
dan ditutup dengaan evaluasi seperti tentang
penggunaan APD pokoknya mengingatkanlah
dan di tutup dengan doa, gitulah tiap hari
itulah yang dibahas setiap pagi produksi itu.
8. Stasiun Hosting Cran Kalo yang sering kita dengar setiap di kasih
pengarahan itu tentang APD, tentang
pelaksanaan kerja, target-target kerja kita dan
kualitas dari apa yang kita kerjakan. Tapi
banyaklah sih dibilang.
10. Stasiun Kamar Mesin Banyak lah kalo yang disampaikan, tentang
prosedur kerja, apalagi yang tempat yang
urgent harus tetap pake APD, sama kualitas
kerja kita hari itu.
12. Stasiun Clarification APD lah mbak yang gak pernah lupa di
bilang, disiplin kerja, tentang kecelakan kerja.
72
Itu-itulah dibilang.
Informan Keterangan
1. Asisten Pelaksanaan safety talk dilakukan setiap hari
Pabrik/Laboratorium sebelum bekerja dimulai. Kita melaksanakannya
setiap hari setiap memulai pekerjaan, kita semua
wajib melaksanakan kecuali yang di dalam
kantor, tapi kita yang dilapangan wajib
melaksanakannya.
5. Stasiun Sortasi Disini ada 2 jam kerja kita terus itu melakukan
appel pagi maupun malam. Kita laksanakan 15
menit sebelum bekerja mulai, dipimpin sama
mandor sama asisten. Kalo atasan turun kalo ada
yang penting, habis itu kita langsung kerja kalo
uda dapat jam 07.
8. Stasiun Hosting Cran Sama juga kek kawan-kawan yang lain, gitu-gitu
aja kita setiap hari, dilakukan jam 7 habis itu
dikasih arahan-arahan jam 7 kita kerja langsung
sampe pergantian shift untuk malam, baru nanti
mereka yang shift malam gitu juga.
10. Stasiun Kamar Mesin jam 07 kita uda kerja jadi sebelum masuk kerja
15 menitan gitu kita dikasih arahan sama mandor
sama asisten untuk mengiatkan kita bekerja pada
hari ini. Semua pekerja dengan mandor dan
asistenlah paling sering, kalo dari kantor jarang
turun ke lapangan.