Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan bab-bab yang ada di dalam laporan ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses cleaning batubara, cuaca dan stockpile cukup berpengaruh besar
terhadap kualitas produk batubara.
2. Untuk mendapatkan kualitas batubara sesuai dengan target produk PT.
Tanjung Alam Jaya maka dilakukan blending dengan perbandingan dari
hasil perhitungan blending antara seam C dan seam D yaitu 2 : 1 yang
tujuannya untuk menurunkan kadar sulfur batubara.
3. Terdapat perbedaan antara kualitas batubara dari hasil blending dan hasil
analisa sample, seperti salah satu perwakilan untuk kalori dari hasil
perhitungan blending 6641,7 kcal/kg sedangkan hasil analisa sample 6781
kcal/kg. Hal itu dipengaruhi tipikal batubara dan pengaruh blending yang
dilakukan di crusher dan kondisi sampling.
4. Kualitas batubara yang diperoleh dari perbandingan blending di dalam
Hopper biasanya tidak tepat seperti yang diinginkan target produk PT.
Tanjung Alam Jaya. Dapat lebih tinggi atau rendah dari target produk PT.
Tanjung Alam Jaya walaupun masih dalam batas toleransi yang telah
ditentukan perusahaaan.
5. Dari beberapa simulasi hasil perhitungan blending, ternyata hasil
perhitungan 3 yang lebih mendekati target produk PT. Tanjung Alam Jaya
maka hasil blending yang di dapat dari perhitungan ke 3 yaitu Calorific
Value = 6641,7 kcal/kg, Total Moisture = 6,2 %, Ash = 11,1 %, dan Total
Sulfur = 0,69 % sebanyak 42000 ton batubara yang digunakan dari seam C
28000 ton dan seam D 14000 ton.

27
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan beberapa
saran, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengawasan dan kinerja yg baik dan benar pada saat
melakukan cleaning batubara.
2. Melakukan pembersihan dan perawatan berkala pada tempat penumpukan
sementara (rom) maupun selanjutnya (stockpile) batubara.
3. Meningkatkan Quality Control terhadap kualitas dan kuantitas batubara
yang masuk ke stockpile secara kontinue.
4. Pada tumpukan batubara yang lama dan belum juga dilakukan pengapalan,
perlu diberikan penanganan khusus, karena semakin lamanya batubara itu
ditumpuk akan membuat batubara itu hancur dan mengalami penurunan
kualitas.
5. Lakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap alat produksi dan kondisi
lingkungan stockpile untuk kelancaran aktivitas produksi di stockpile.
6. Blending batubara sebaiknya dilakukan atas dasar perhitungan yang tepat
sehingga dapat meminimalkan batubara yang tidak sesuai baik kualitas
maupun kuantitasnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

ASTM D, 1790, Standard Test Methods for Flexural Properties of Unreinforced


and Reinforced Plastics and Electrical Insulating Materials.

Billah, Mustasim. 2010. Peningkatan Nilai Kalor Batubara Peringkat Rendah


Dengan Menggunakan Minyak Tanah dan Minyak Residu. Surabaya : UPN
Press.

Helmana, R. 2001. Proses Blending. Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik


Pertambangan ATPN Banjarbaru.

Mayang, 2012. Peningkatan Kualitas Batubara Lignit dengan Metode Upgrading


menggunakan Zat Rendemen Biosolar. Palembang : Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya.

PT. Sucofindo. 2004. Coal Sampling. Materi Quality Control, Banjarmasin.

PT. Tanjung Alam Jaya. 2007. Revisi Andal. Kw. 00PB0199 dan Kw. 06PB0139.
Banjarbaru.

Sidiq, H. 2017. Diktat Kuliah Batubara. Sekolah Tinggi Teknologi


Nasional.Yogyakarta

29

Anda mungkin juga menyukai