Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Manajemen Pengendalian Kualitas batubara di PT. Pelabuhan Universal

Sumatera Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Teknik pada Program S-1 Teknik Pertambangan

Oleh:
FEBRYANTI
TM/NIM: 2017/17137006

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
A. Judul Penelitian

Manajemen Pengendalian Kualitas Batubara di PT. Pelabuhan Universal

Sumatera Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

B. Latar Belakang Masalah

Batubara merupakan suatu jenis sumber daya alam yang dapat

dimanfaatkan baik sebagai bahan bakar energi langsung maupun sebagai bahan

baku industri. Jenis pemanfaatannya akan ditentukan oleh kualitas dari batubara

itu sendiri. Kualitas batubara merupakan bagian yang penting dari suatu industri

pertambangan, karena berhubungan langsung dengan pemasaran dari batubara

yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang disepakati dengan konsumen

atau pembeli.

PT. Pelabuhan Universal Sumatera yang terletak di Kabupaten Muaro

Jambi, Provinsi Jambi merupakan salah satu perusahaan di bidang jasa

kepelabuhan yang menangani bongkar muat batubara. Aktivitas yang dilakukan

di PT. Pelabuhan Universal Sumatera dalam kegiatan bongkar muat batubara

yakni menggunakan tugboat dan tongkang sebagai sarana angkut yang efektif

dan efisien.

Kualitas batubara dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi

geologi suatu lokasi penambangan, dimana terdapat batubara kualitas tinggi

dan kualitas rendah. Selain itu kegiatan saat pembongkaran dan pengangkutan

batubara juga mempengaruhi dari kualitas batubara tersebut. Kondisi


penumpukan batubara dapat menyebabkan terjadinya perubahan nilai kualitas

batubara.

Pendistribusian batubara di PT. Pelabuhan Universal Sumatera tidak

berlangsung setiap hari, melainkan tergantung permintaan konsumen. Rata-rata

penjualan batubara di PT. Pelabuhan Universal Sumatera yakni 100.000 MT

perbulan, sementara stok batubara di stockpile PT. Pelabuhan Universal

Sumatera mencapai angka 150.000 MT perbulannya. Tentunya hal ini dapat

menyebabkan penumpukan batubara di stockpile dalam jangka waktu yang

lama. Sehingga terjadi perubahan kualitas batubara sebagai akibat dari

pengaruh lingkungan dan cuaca. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul Manajemen Pengendalian Kualitas Batubara di PT.

Pelabuhan Universal Sumatera Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi,

yang nantinya diharapkan dapat memberikan masukan terkait pengendalian

kualitas batubara bagi perusahaan.


C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut:

1. Terdapat penumpukan batubara di stockpile dalam jangka waktu yang lama

2. Terjadinya deviasi kualitas batubara saat di stockpile hingga sampai ke

tongkang

3. Belum dilakukan analisis terkait faktor-faktor apa saja yang dapat

menyebabkan perubahan kualitas batubara.

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada area PT. Pelabuhan Universal Sumatera

di stockpile 1 dan tongkang.

2. Kegiatan sampling pada lokasi stockpile hanya menggunakan metode

dengan mengambil sampel di area bawah, tengah, dan atas tumpukan

batubara.

3. Parameter kualitas batubara yang digunakan Analisa Proximate Total

Mositure, Inherent Moisture, zat terbang (Volatile matter), kadar abu, dan

kadar karbon tertambat (fixed carbon)), dan Calorific Value (CV).

4. Penelitian ini hanya difokuskan untuk mengetahui kualitas batubara dan

pengendaliannya.

5. Penelitian yang dilakukan tidak memperhatikan segi ekonomi dalam

penjualan berdasarkan kualitas batubara.


E. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka agar lebih terarah penelitian ini, penulis

merumuskan beberapa permasalahan yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:

1. Berapa lama batubara tertumpuk di stockpile hingga loading ke tongkang?

2. Bagaimana kualitas batubara di stockpile dan di tongkang?

3. Apa saja faktor-faktor penyebab penyimpangan kualitas batubara?

4. Bagaimana upaya pengendalian kualitas batubara untuk mencegah

terjadinya penyimpangan kualitas?

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menemukan lokasi di stockpile dan tongkang tempat terjadinya

penyimpangan kualitas batubara.

2. Memperoleh faktor-faktor penyebab tidak terpenuhinya kualitas batubara.

3. Memperoleh cara penanganan batubara di stockpile dan tongkang sebagai

upaya pengendalian kualitas batubara untuk mencegah terjadinya

penyimpangan kualitas.

G. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:
1. Bagi universitas

Diharapkan dapat dijadikan arsip di perpustakaan dan dijadikan

pedoman bagi mahasiswa dalam menambah ilmu dan wawasan bagi

mereka.

2. Bagi penulis

Penulis dapat menganalisis bagaimana manajemen pengendalian

kualitas batubara dengan baik sesuai dengan standar yang berlaku.

3. Bagi perusahaan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terkait manajemen pengendalian

kualitas batubara, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan

antara lain:

a. Sebagai sumbangan pemikiran untuk perusahaan dalam memberikan

evaluasi dan solusi terkait pengendalian kualitas batubara sehingga

nantinya kualitas batubara di perusahaan dapat terjaga dengan baik.

b. Pengendalian kualitas batubara dapat mendukung hasil penjualan

sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan mencapai angka

maksimal.

H. Kajian Teoritis

1. Pengertian batubara

Menurut The International Hand Book of Coal Petrography (1963),

batubara adalah benda padat organik yang mudah terbakar, terbentuk dari

sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikuti oleh proses


kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang

bervariasi, dari dangkal sampai dalam. Selain itu dari beberapa ahli yang

mendefiniskan batubara, maka dapat diambil suatu garis besar mengenai

pengertian batubara yaitu benda padat organik, terbentuk dari akumulasi

sisa-sisa macam tumbuhan yang merupakan material organik dan telah

mengalami dekomposisi atau penguraian oleh adanya proses biokimia dan

geokimia sehingga berubah baik sifat fisik maupun sifat kimianya. Tingkat

perubahan yang berbeda akan menyebabkan peringkat yang berbeda yaitu

dari batubara peringkat rendah sampai peringkat tinggi.

2. Jenis batubara

Batubara dapat digolongkan menjadi 5 jenis berdasarkan tingkat proses

pembentukannya, yaitu gambut, lignit, sub-bituminus, bituminus, dan

antrasit.

a. Gambut

Terjadi pada fase awal dari proses pembentukan batubara. Endapan

ini masih terdapat tumbuh-tumbuhan yang merupakan bahan dasar dari

pembentukan batubara.

b. Lignite / Brown Coal

Dihasilkan dari proses pertama dalam gambut yang terkubur.

Berwarna coklat tua, dan terdiri dari material tumbuhan yang telah

membusuk. Jenis ini telah memperlihatkan proses selanjutnya berupa

struktur kekar dan gejala pelapisan. Endapan ini dapat dimanfaatkan


secara terbatas untuk kebutuhan yang bersifat sederhana, karena panas

yang dihasilkan sangat rendah.

c. Sub-Bituminous

Peralihan perubahan dari lignit menuju bituminus. Warna yang

kehitamhitaman dan sudah mengandung lilin. Endapan ini dapat

dimanfaatkan untuk proses pembakaran yang tidak memerlukan

temperatur yang terlalu tinggi.

d. Bituminous

Warnanya hitam dan keras, disebut hard coal, dapat berupa steam

coal, dan cooking coal. Bituminus mudah retak atau rapuh (brittle)

dengan membentuk bongkah-bongkah prismatic. Endapan ini dapat

digunakan antara lain untuk kepentingan transportasi dan industri.

e. Antrhacite

Tahap akhir dalam proses pembatubaraan (coalification), berwarna

hitam, keras, kilap tinggi, dan pecahannya memperlihatkan pecahan

chocoidal. Pada proses pembakaran memperlihatkan warna biru dengan

derajat pemanasan yang tinggi. Digunakan untuk berbagai macam

industri besar yang memerlukan temperatur tinggi.

3. Kualitas batubara

Batubara adalah batuan sedimenn yang secara kimia dan fisika bersifat

heterogen yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen sebagi

unsur utama dan nitrogen serta sulfur sebagai unsur tambahan. Zat lainnya,
yaitu senyawa anorganik pembentuk ash tersebar sebagai partikel zat

mineral terpisah-pisah di seluruh senyawa batubara ( Elliot, 1981). Kualitas

batubara ditentukan oleh maseral, mineral matter penyusunnya, serta oleh

derajat coalification. Kualitas dari batubara sangat mempengaruhi

pemanfaatan sebagai bahan bakar. Dalam pemanfaatan batubara perlu

diketahui sifat-sifat yang akan ditunjukkan oleh batubara tersebut, baik

secara kimiawi, fisik, maupun mekanis. Sifat-sifat ini dapat diketahui dari

data kualitas batubara hasil pengujiannya.

Dalam pengujian kualitas batubara terdapat beberapa cara dalam

melakukan analisa kualitas batubara. Menurut Laverick (1987) spesifikasi

umum yang diperlukan dalam pengujian parameter kualitas untuk

menspesifikasikan batubara yaitu parameter total moisture, inherent

moisture, ash content, volatile matter, fixed carbon, dan calorific value.

Apabila dikaitkan dengan pemanfaatannya sebagai bahan bakar, parameter

kualitas batubara dapat ditambah dengan penyebaran ukuran batubara.

Hasil analisis dari pengujian parameter kualitas batubara akan

digunakan sebagai dasar dari pengendalian mutu (quality control).

Pengendalian mutu adalah teknik operasional dan kegiatan yang dilakukan

untuk memenuhi persyaratan kualitas. Dengan kata lain, pengendalian mutu

adalah suatu tahapan dalam prosedur yang dilakukan untuk mengevaluasi

suatu aspek teknis pengujian. (Muchjidin, 2006). Perusahaan dalam

menjalankan pengendalian mutu bertujuan untuk memonitor, mengelola,


dan mengevaluasi kualitas batubara yang diproduksi, dengan tujuan

mencapai spesifikasi batubara yang telah ditentukan.

4. Parameter kualitas batubara

Penilaian kualitas batubara berdasarkan parameter-parameter yang

didapatkan berdasarkan analisis proksimat dan pengujian calorific value.

a. Analisis proksimat

Analisis proksimat memberikan gambaran banyaknya senyawa

organik ringan (volatile matter) secara relatif, karbon dalam bentuk

padatan (fixed carbon), kadar moisture, dan zat anorganik (ash), hingga

mencakup keseluruhan komponen batubara, yakni batubara murni

ditambah bahan-bahan pengotornya (impurities) (Muchjidin, 2006).

1) Kandungan Air Total (Total Moisture)

Kandungan air total adalah banyaknya air yang terkandung

dalam batubara sesuai dengan kondisi dari lapangannya. Kandungan

air total sangat dipengaruhi oleh ukuran butir dan faktor iklim.

Kandungan air total terbagi menjadi dua, yaitu :

a) Kandungan Air Bebas (Free Moisture)

Kandungan air bebas merupakan kandungan air yang

terdapat pada permukaan dan retakan-retakan batubara. Jumlah

kandungan air bebas dipengaruhi oleh tingkat kelembaban,

transportasi, penimbunan dan distribusi ukuran butir batubara.

Oleh karena sebagian besar moisture ini terdapat pada


permukaan batubara, maka semakin luas permukaan suatu

batubara, semakin besar pula jumlah free moisture-nya.

Kandungan air bebas dapat dihilangkan dengan cara diangin-

anginkan atau i anaskan engan tem eratur ti ak lebi ari 40˚ .

b) Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture)

Kandungan air bawaan terdapat pada saat proses

pembentukan batubara. Kandungan air bawaan adalah

kandungan air yang terikat secara fisik dalam batubara, pada

struktur pori-pori bagian dalam. Inherent moisture juga disebut

moisture yang dianggap terdapat dalam rongga-rongga kapiler

dan pori-pori batubara yang relatif kecil. Secara teori dinyatakan

bahwa inherent moisture terdapat pada kondisi dengan tingkat

kelembaban 100% serta suhu 30º. Moisture yang terkandung

dalam batubara dan tidak menguap atau hilang dengan

pengeringan udara pada suhu lingkungan walaupun batubara

tersebut telah digerus sampai ukuran 200 mikron. Untuk

menghilangkannya dengan cara pemanasan dalam oven dengan

suhu 105º -110º. Banyaknya jumlah kandungan air bawaan pada

batubara berhubungan dalam penentuan peringkat batubara.

Seiring dengan naiknya peringkat batubara maka kandungan air

bawaan pada batubara akan semakin kecil.

2) Kandungan Abu (Ash Content)


Kandungan batubara terdiri dari 3 unsur yaitu air, zat organik

(coal matter), dan material anorganik (mineral matter). Mineral

matter terdiri atas 2 macam yaitu material anorganik bawaan

(inherent mineral matter), serta mineral dari luar batubara

(extraneous mineral matter). Inherent mineral matter (IMM)

berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan yang hidup di rawa-rawa

dam sulit dipisahkan dari batubara, biasanya berjumlah 0,5 – 1,0%.

Extraneous mineral matter (EMM) terjadi saat terambil waktu

penambangan, terbawa oleh air ke lapisan batubara pada waktu

pembetukannya. EMM dapat dipisahkan dari batubara dengan

proses pencucian.

3) Zat Terbang (Volatile Matter)

Definis volatile matter (VM) ialah banyaknya zat yang hilang

bila sampel batubara dipanaskan pada suhu dan waktu yang telah

ditentukan (setelah proses penghilangan kadar moisture). Zat

terbang terdiri dari combustible gases (gas-gas yang mudah

terbakar) seperti Hidrogen, CO, dan 𝐶𝐻4 serta gas-gas yang dapat

dikondensasikan seperti tar dengan sejumlah kecil gas-gas yang

tidak terbakar seperti 𝐶𝑂2 dan air yang terbentuk karena hasil

dehidrasi dan kalsinasi. Moisture berpengaruh pada hasil penentuan

VM sehingga sampel yang dikeringkan dengan oven akan


memberikan hasil yang berbeda dengan sampel yang dikering-

udarakan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil penentuan

VM adalah suhu, waktu, penyebaran butir, dan ukuran butir.

Volatile Matter sangat erat kaitannya dengan rank batubara,

makin tinggi kandungan VM makin rendah ranknya. Dalam

pembakaran batubara dengan VM tinggi akan mempercepat

pembakaran karbon tetap (Fixed Carbon/FC). Sebaliknya bila VM

rendah mempersulit proses pembakaran. Berdasarkan National Coal

Board (NCB) membagi 4 macam batubara berdasarkan parameter

VM, yaitu :

a) Volatile dibawah 9,1% dmmmf dengan coal rank 100 yaitu

Antrasit.

b) Volatile diantara 9,1-19,5% dmmmf dengan coal rank 200 yaitu

Low Volatile/ Steam Coal.

c) Volatile diantara 19,5-32% dmmmf dengan coal rank 300 yaitu

Medium Volatile Coal.

d) Volatile diantara 32% dmmmf dengan coal rank 400-900 yaitu

Haig Volatile Coal.

4) Fixed Carbon

Fixed Carbon (FC) menyatakan banyaknya karbon yang

terdapat dalam material sisa setelah volatile matter dihilangkan. FC

ini mempresentasikan hasil penguraian dari komponen organik


batubara ditambah senyawa nitrogen, belerang, hidrogen, dan

oksigen yang terserap atau bersatu secara kimiawi. Apabila ash dan

zat mineral telah dikoreksi, maka kandungan FC dapat dipakai

sebagai indeks rank batubara dan parameter untuk

mengklasifikasikan batubara.

Sebagai komponen dari analisis proksimat, Fixed Carbon

dihitung dari :

FC = 100 – ( A + VM + IM) %

Keterangan :

FC = Fixed Carbon (%)

A = kandungan abu (%)

VM = volatile matter (%)

IM = Inherent moisture (%)

Rasio FC dengan volatile matter (zat terbang) disebut dengan

FR (Fuel Ratio). FR juga dapat digunakan sebagai pegangan untuk

menentukan peringkat batubara dengan rumus :

FR = FC : VM

untuk anthracite = (10-60); semi anthracite = (6 -10); subituminus =

(3- 7); bituminous = (0,5-3). Semakin tinggi nilai fuel ratio, karbon

yang tidak terbakar semakin banyak.


5) Nilai kalor

Kalor (Calorific Value) atau nilai kalor yaitu jumlah panas yang

dihasilkan apabila sejumlah tertentu batubara dibakar. Panas ini

merupakan reaksi eksotermal yang melibatkan senyawaan

hidrokarbon dan oksigen. Nilai kalori ditentukan dari kenaikan suhu

pada saat sejumlah tertentu batubara dibakar. Nilai panas batubara

dihitung berdasarkan selisish suhu awal dan akhir pembakaran.

Nilai kalori yaitu besarnya panas yang dihasilkan dari pembakaran

batubara yang dinyatakan dalam Kcal/kg. Nilai kalori dibagi

menjadi dua, yaitu :

a) Gross Calorific Value (GCV) adalah nilai kalori kotor sebagai

nilai kalor hasil dari pembakaran batubara dengan semua air

dihitung dalam keadaan wujud.

b) Net Calorific Value (NCV) adalah nilai kalori bersih hasil

pembakaran batubara dimana kalori yang dihasilkan merupakan

nilai kalor. Harga nilai kalori bersih ini dapat dicari setelah nilai

kalori kotor batubara diketahui.

I. Review Jurnal

Judul: Analisis Perbandingan Kualitas Batubara Te-67 Di Front Penambangan


Dan Stockpile Di Tambang Air Laya Pt. Bukit Asam (Persero), Tbk. Tanjung
Enim Sumatera Selatan
Penulis: Tri Anriani1, Mukiat2, Harminuke Eko Handayani3
Latar belakang

Batubara merupakan bahan organik yang berasal dari tumbuh-


tumbuhan mati, dan terbentuk melalui proses yang sangat kompleks,
membutuhkan waktu yang sangat lama (puluhan hingga ratusan juta tahun),
serta dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi fisika, kimia, dan geologi [1].
PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. sebagai BUMN di bidang pertambangan
batubara, PTBA memiliki WIUP salah satunya Tambang Air Laya. Sistem
penambangan yang diterapkan ialah sistem penambangan dengan
menggunakan kombinasi alat shovel and truck. Metode penambangan yang
digunakan ialah tambang terbuka dengan metode penambangan open pit.

Kualitas batubara yang terdapat di daerah penelitian yaitu di Unit


Penambangan Tanjung Enim sangat bervariasi khususnya di Tambang Air Laya
(TAL). Permasalahan yang timbul dari kualitas batubara ini adanya komplain
dari pihak konsumen terhadap kualitas batubara yang menyimpang dari
kesepakatan standar kualitas batubara yang telah ditentukan. Oleh karena itu
perlu diadakannya penanganan kualitas batubara secara optimal agar sesuai
dengan persyaratan standar acuan.

Hasil penelitian

Batubara TE-67 mengalami penyimpangan kualitas yaitu, Calorivic


Value (% adb) mengalami penurunan sebesar 271 Kcal/kg, Total Sulfur (%
adb) mengalami penurunan sebesar 0,20%, Ash Content (% adb) mengalami
kenaikan sebesar 1,40%, Total Moisture (% ar) mengalami kenaikan sebesar
1,20%.

Faktor-fakor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Kualitas Batubara


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di front penambangan dan
stockpile penyimpangan kualitas batubara dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Pada sampling front sering di dapatkan bias (penyimpangan) dan sering
didapatkan sampel yang kurang baik.
2. Batas (boundry) kualitas yang kurang diperhatikan.
3. Proses penambangan,
4. Ukuran batubara yang tidak seragam.
5. Terbentuknya fine coal akibat proses penanganan (handling).
6. Proses penumpukan batubara,
Judul: Studi Penentuan Kualitas Batubara Berdasarkan Analisis Uji Proksimat
di Desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera
Selatan

Penulis: Feri Satriyadi, Budhi Setiawan

Latar belakang

Daerah penelitian terletak pada kecamatan Lawang Kidul, kabupaten


Muara Enim, Sumatera Selatan (Gbr. 1), secara astronomis terletak pada 103o
52’ 43.2” dan 03o 47’ 37.2” & 103o 50’ 03.4” dan 03o 50’ 19.2” merupakan
suatu daerah yang apabila dilihat dari sisi geologi regionalnya termasuk
kedalam formasi Muara Enim [1], diketahui bahwa formasi Muara Enim itu
sendiri merupakan formasi pembawa batubara (coal bearing formation)
terendapkan pada lingkungan laut dangkal, paludal, dataran delta dan non-
marine serta berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal [2]. Pada beberapa tempat di
Formasi Muara Enim ditemukan adanya sisipan batubara yang memiliki nilai
ekonomis. Berdasarkan data statistic dari Suhala 2013, menyatakan bahwa
sumber daya batubara merupakan salah satu sumber daya yang paling penting
dan dapat terus berkembang hingga 50 dikarenakan sumber dayanya sendiri
yang masih sangat melimpah. Sehingga menilik dari pernyataan tersebut dapat
menjadi acuan bahwa sumber daya batubara di Indonesia dapat menjadi sumber
energi nasional setidaknya untuk 50 tahun kedepan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui kualitas batubara dari analisis uji proksimat, uji
proksimat ini termasuk beberapa analisis seperti analisis moisture content, ash
content, volatile matter serta fixed carbon dengan berdasar standarisasi dari
ASTM (American Society for Testing & Material) sehingga setelah didapatkan
hasil dari uji proksimat ini diharapkan dapat diketahui kualitas batubara dari
daerah penelitian sehingga dapat diketahui salah satu parameter tingkat
keekonomisan batubara.
Hasil penelitian

batubara pada daerah penelitian terbentuk pada lingkungan


pengendapan yang sama dan mungkin pada waktu yang bersamaan atau paling
tidak, rentang waktu pengendapannya tidak terlalu jauh, dari keempat
parameter yang menjadi bagian dari uji proksimat menunjukkan nilai antara
sampel batuan yang relatif sama sehingga ketika dimasukkan kedalam
klasifikasi international of in-seam coal, 1998 [3]. Berdasarkan nilai kandungan
debunya, diketahui bahwa keempat sampel batubara pada daerah penelitian
termasuk kedalam kategori high-grade coal atau batubara dengan kualitas
tinggi, kemudian diketahui juga dari rendahnya kadar ash pada batubara daerah
penelitian menunjukkan lingkungan pengendapan pada saat proses
pengendapan berlangsung berada pada kondisi air relatif tawar.
Judul: Pengendalian Kualitas Batubara Seam 300 Berdasarkan Parameter
Kualitas Batubara Dari Front Sampai Ke Buyer Di Pt Kuansing Inti Makmur,
Job Site Tanjung Belit, Bungo, Jambi

Penulis: Hafiz Zakwan1* , Heri Prabowo1**

Volume: Jurnal Bina Tambang, Vol .6, No.5

Latar belakang

PT Kuansing Inti Makmur Jobsite Tanjung Belit merupakan anak perusahaan


Sinarmas Mining Group yang bergerak dibidang industri pertambangan
batubara. PT Kuansing Inti Makmur (PT KIM) memproduksi batubara yang
terdiri dari tiga seam, yaitu seam 100, seam 200, dan seam 300. Untuk seam
300 sendiri memiliki 2 layer (Upper dan Lower) yang dibatasi oleh Inter Burden
(IB), pada seam 300 Upper terdapat beberapa pembagian layer berdasarkan
kualitas yaitu 300 UHS, 300 ULS, dan 300 CR3.

Batubara di PT KIM umumnya mengalami perubahan nilai parameter kualitas


ketika diangkut dari front menuju stockpile dan stockpile menuju ke buyer,
seperti kandungan air total, kadar abu, dan nilai kalori batubara. Perubahan nilai
parameter kualitas batubara tersebut tidak dapat dihindari, sehingga batubara
harus dapat dijaga/dikendalikan agar batubara tetap sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan perusahaan bersama dengan konsumen/Buyer. Kaitan
antara perubahan parameter kualitas batubara yang lain terhadap nilai kalori
batubara menjadi dasar bagi penulis untuk mengangkat penelitian ini.

Hasil penelitian

a. Berdasarkan hasil analisis kualitas batubara terdapat perubahan ketika


batubara diangkut menuju stockpile dari front coal getting dengan perubahan
kualitas yang paling tinggi yaitu pada seam 300 CR3 (TM = - 4,06%, ASH = -
0,23%, GCV = 303 Kkal/Kg) dan seam 300 LOWER (TM = -1,70%, ASH = -
0,82%, GCV = 174 Kkal/Kg). Dan hasil analisis perubahan kualitas batubara
ketika di angkut dari stockpile menuju buyer terdapat perubahan ketika
batubara tersebut sampai di buyer dengan nilai perubahan sebesar TM = -
1,64%, ASH = -0,32%, GCV = 92 Kkal/Kg.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan kualitas batubara pada


masing-masing tempat tersebut adalah : Kondisi sampling basah atau kering
(banyak fine coal), Kegiatan penambangan, Ukuran batubara yang tidak
seragam, sistem drainage kurang baik, dan Penanganan di stockpile.
Judul: Penentuan Kualitas Batubara Pada Kabupaten Enrekang Berdasarkan
Analisis Proksimat Dan Ultimat.

Penulis: Agus Ardianto Budiman, Anshariah Hafram*

Volume: Jurnal Geomine, Vol. 5, No. 2: Agustus 2017

Latar belakang

Peranan batubara sebagai sumber energi subtitusi dari minyak dan gas bumi
semakin besar terutama untuk meningkatkan laju pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, produksi dan konsumsi batubara
Indonesia akan terus ditingkatkan terutama sebagai bahan bakar langsung pada
pembangkitpembangkit listrik, industri besar dan menengah, hingga industri
rumah tangga. Usaha-usaha untuk memanfaatkan batubara secara maksimal
perlu ditunjang oleh teknologi yang tinggi dan data yang memadai tentang
kualitas batubara Indonesia, karena endapan batubara di Indonesia mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan
oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Enrekang, batubara menjadi
salah satu dari potensi bahan galian di Kabupaten Enrekang. Untuk dapat
ditindaklanjuti sebagai potensi dalam pemanfaatan dan pengolahannya,
senantiasa diperlukan informasi tentang kualitas batubara yang terdapat di
daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi kualitas
batubara berdasarkan analisis proksimat dan ultimat untuk beberapa singkapan
batubara dan faktor yang mempengaruhi kualitas batubara daerah penelitian.
Analisis proksimat akan membahas tentang kandungan moisture, ash, volatile
matter, dan fixed carbon. Sedangkan analisis ultimat akan membahas
kandungan unsur sulfur, karbon, hydrogen, nitrogen, serta oksigen.
Hasil penelitian

1. Batubara yang diteliti di Kabupaten Enrekang termasuk dalam kualitas very


low grade coal untuk batubara Enre 1, sedangkan batubara Enre 2 termasuk
dalam kualitas high grade coal.

2. Perbedaan kualitas tersebut diinterpretasikan disebabkan oleh kondisi


gambut pembentuk kedua batubara tersebut berada pada kondisi lingkungan
pengendapan topogeneus mires dengan kondisi air payau atau laut pada
batubara Enre 1, sedangkan batubara Enre 2 dengan kondisi air tawar (flood
basin).
Judul: Pengendalian Kualitas Batubara Dengan Sistim Pencampuran Pada Pt.
Bukit Baiduri Energi Site Merandai Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan
Timur

Penulis: Usman

Latar belakang

Pengendalian kualitas dengan sistim Pencampuran batubara bertujuan untuk


mendapatkan nilai kualitas dan kuantitas batubara sesuai spesifikasi permintaan
konsumen yang telah di sepakati, karena kualitas batubara di PT. Bukit Baiduri
Energi terdiri dari tiga jenis berdasarkan kualitas kandungan belerang dan nilai
panas nya, sehingga perlu ada cara atau metoda yang di terapkan agar semua
batubara yang di produksi di PT. Bukit Baiduri Energi baik itu batubara dengan
kualitas tinggi, sedang ataupun rendah dapat terjual dengan catatan kuantitas
dan kualitas batubara yang di jual sesuai permintaan konsumen. Berdasarkan
uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang di atas, maka yang
menjadi pokok permbahasan dalam penulisan ini adalah:

1. Apakah pengendalian kualitas batubara dengan sisitim pencampuran pada


pengapalan di PT. Bukit Baiduri Energi dapat memberikan manfaat secara
ekonomis bagi perusahaan.

2. Seberapa besar nilai manfaat secara ekonomis di hasilkan dari pengendalian


kualitas dengan sistim pencampuran pada pengapalan di PT. Bukit Baiduri
Energi.

Hasil penelitian

1. Pengendalian kualitas batubara dengan sistim pencampuran pada pengapalan


bulan mei 2012 di PT. Bukit Baiduri Energi memberikan nilai ekonomis karena
adanya bonus penjualan dari parameter kandungan nilai panas kotor.
2. Pengendalian kualitas batubara dengan sistim pencampuran pada pengapalan
bisa tercapai dalam memenuhi spesifikasi sesuai yang tertuang dalam kontrak
apabila persediaan dari ketiga jenis batubara baik dari segi kuantitas ataupun
kualitas mencukupi.
Judul: Analisis Proksimat, Kandungan Sulfur dan Nilai Kalor dalam
Penentuan Kualitas Batubara

Penulis: Amirul Hilmi1, Andi Maria Ulfa2, Sulaimansyah3

Volume: Volume 1 Nomor 2 (Maret) 2021

Latar belakang

Kualitas batubara yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap perlu
dianalisis terlebih dahulu agar sesuai dengan standar batubara yang diperlukan
pada pembangkit listrik tenaga uap. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui
kualitas batubara meliputi analisis proksimat, analisis persentase sulfur dan
analisis nilai kalor. Dengan menggunakan batubara berkualitas tinggi maka
dapat meningkatkan efisiensi dari pembangkit listrik tenaga uap (Kaur et al.,
2015)

Analisis proksimat merupakan analisis yang meliputi moisture content, volatile


matter, ash content dan fixed carbon dari sampel batubara (Yadav & Yadav,
2017). Analisis proksimat merupakan cara yang paling sederhana dan paling
umum digunakan dalam menilai batubara, analisis ini juga sering digunakan
bagi konsumen dalam memilih kualitas batubara sesuai kebutuhan sebelum
membeli batubara (Sepfitrah, 2016), serta digunakan oleh operator dalam
memprediksi performanya (Zhu, 2014).

Dalam menentukan nilai kalor batubara, sulfur merupakan salah satu parameter
yang penting untuk dianalisis. Selain itu, analisis sulfur perlu dilakukan karena
sulfur sangat memberikan dampak terhadap lingkungan dalam bentuk emisi
SO2, sehingga perlu dipastikan jumlahnya dibawah ambang batas yang
ditetapkan (Zhu, 2014).
Hasil penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor pada S1,S2 dan S3 dipengaruhi
oleh parameter-parameter kandungan air, zat terbang, abu, karbon tertambat
dan persentase sulfur. Secara berurutan nilai kalor S1, S2 dan S3 yaitu 4259
Kkal/Kg, 4297 Kkal/Kg dan 4416 Kkal/Kg. kualitas batubara yang digunakan
pada PLTU 2x7 MW Sumbawa Barat yaitu medium. Parameter yang
berpengaruh terhadap nilai kalor pada sampel batubara yaitu kandungan
karbon, abu, sulfur dan rasio antara karbon tertambat dengan zat terbang. yang
paling terlihat yaitu besar kandungan karbon tertambat, semakin besar
kandungan karbon tertambat maka nilai kalornya semakin besar, secara
berurutan kandungan karbon tertambat dari S1, S2 dan S3 yaitu 45,7312%, 47,
8995% dan 49,6392%.
Judul: Analisa Pengendalian Kualitas Batubara Dengan Metode Seven Tools
Di Receiving Line Cpct (Coal Preparation And Coke Transportation) Pt
Krakatau Posco Cilegon

Penulis: Sri Mukti Wirawati

Volume: Volume 3 Nomor 1, Januari 2019

Latar belakang

CPCT (Coal Preparation and Coke Transportation) PT Krakatau Posco


merupakan bagian atau plant yang menangani, mengolah, dan
mentransportasikan batubara sebagai bahan baku pembuatan baja dimana
material utama bahan baku pembuatan baja adalah biji besi (iron ore) dan
batubara (coal). Pada penelitian ini terfokus pada kualitas batubara yang dikirim
dari Raw Material Handling ke unit CPCT (Coal Preparation and Coke
Transportation) di departemen Coke Plant dengan cara pengendalian kualitas
batubara. Seiring dengan berjalannya waktu, terdapat karakter atau kualitas
batubara yang memiliki kualitas kurang baik, Maka dari itu pening untuk kita
mengetahui kualitas batubara di receiving line CPCT PT Krakatau Posco agar
menjaga standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan.

Hasil penelitian

1. Berdasarkan data receiving coal di CPCT ada beberapa jenis defect yang
terjadi pada batubara, yaitu :

a) Batubara terbakar

b) Batubara berukuran besar

c) Batubara mengandung foreign material

2. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya defect pada batubara di


CPCT diantaranya sebagai berukut:
a) Batubara terbakar, disebabkan karena adanya proses oksidasi yang terjadi
pada batubara ketika berada ditempat penyimpanan (cell yard) dan terlalu lama
disimpan pada cell yard.

b) Batubara berukuran besar, disebabkan pada metode kerja terdapat kurang


maksimalnya proses screening dan sudah mencapai batas bawah pada
penyimpanan batubara.

c) Batubara mengandung foreign material, disebabkan karena beberapa faktor


eksternal dari proses operasional seperti kondisi batubara ketika supplier
melakukan proses penggalian (tambang batubara) dan pada proses
pengangkutan batubara menggunakan truk yang multioperational.

3. Alat untuk pengendalian kualitas menggunakan Diagram Pareto, Diagram


SIPOC dan Diagram Sebab-Akibat. Berguna untuk menunjukan data defect
secara kuantitas serta mengetahui proses-proses operasional dari awal sampai
akhir.
Judul: Management Pengendalian Kualitas Batubara Berdasarkan Parameter
Kualitas Batubara Mulai Dari Front Sampai Ke Stockpile Di PT. Budi Gema
Gempita, Merapi Timur, Lahat, Sumatera Selatan.

Penulis: Fitri Rahma Yenni1* , Heri Prabowo1**

Volume: Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 1

Latar belakang

PT. Budi GemaGempita, Merapi Timur,Lahat,Sumatera Selatan merupakan


salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara.
PT. Budi GemaGempita, Merapi Timur,Lahat,Sumatera Selatanmemproduksi
berbagai macam jenis batubara. Pembagian jenis batubara tersebut didasarkan
atas jumlah kalori yang terkandung di dalamnya. Semakin tinggi kandungan
kalori batubara maka akan semakin bagus kualitasnya. Selain kandungan nilai
kalori, terdapat beberapa parameter lain yang mempengaruhi kualitas dari
batubara yaitu total moisture, ash content, volatile matter, fixed karbon dan total
sulphur.

Kualitas batubara dipengaruhi oleh kondisi geologi suatu lokasi penambangan,


diantaranya ada batubara kualitas tinggi (higt quality), kualitas menengah
(medium quality), dan kualitas rendah (low quality). Keberadaan batubara pada
tiap seam memiliki kualitas dan kuantitas cadangan yang berbeda-beda. Untuk
mengetahui hal tersebut pihak perusahaan melakukanManagement
Pengendalian Kualitas Batubara Berdasarkan Parameter Kualitas Batubara
guna mengontrol kualitas batubara dari front penambangan sampe ke stockpile,
di PT. Budi Gema Gempita bervariasi maka dilakukan pengujian beberapa
metoda parameter batubara untuk memenuhi permintaan konsumen.

Hasil penelitian
a. Kualitas batubara pada front penambangan memiliki nilai (ARB) total
moisture sebesar 29,84%, nilai inherent moisture sebesar (-)%, nilai kandungan
abu (ash) sebesar 2,42%, nilai volatile matter sebesar 32,56%, nilai fixed carbon
sebesar 35,18%, nilai total sulfur sebesar 0,27% dan nilai kalori sebesar 4846
Kcal/kg, sedangkan kualitas batubara distockpile ARB memiliki nilai total
moisture sebesar 30,01%, nilai inherent moisture sebesar (-)%, nilai kandungan
abu (ash) 2,65%, nilai volatile matter 33,30%, nilai fixed carbon sebesar
32,16%, nilai total sulphur sebesar 0,30% dan nilai kalori sebesar 4866 Kcal/kg.
Semakin tinggi nilai fixed carbon, maka nilai kalori akan semakin tinggi.
Semakin rendah nilai fixed carbon, maka kandungan abu (ash), kandungan
moisture dan kandungan sulfur akan semakin tinggi.

b. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas batubara


dikarenakan genangan air, proses penambangan yang tidak tepat, proses
penumpukkan batubara yang lama di temporary stockpile.

c. Upaya yang dapat dilakukan untuk penanganan penyimpangan kualitas


batubara ialah memperhatikan cara penambangan dan jenis ketebalan parting
yang boleh dicacah dan disatuin pada batubara dan membuat drainase air yang
sesuai standart procedure di front dan stockpile agar tidak adanya genangan air
yang dapat merusak kualitas batubara dan pengoptimalan skill tenaga kerja,
baik dalam pemakaian dan penyedian alat yang tepat untuk digunakan dalam
proses penambangan batubara.
Judul: Analisis Kualitas Batubara Di Pit Dan Stockpile Dengan Metoda
Analisis Proksimat Di Pt. Surya Anugrah Sejahtera Kecamatan Rantau Pandan
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi

Penulis: Zahratun Nur *, Marisa Oktavia*, Desmawita*

Volume: volume 1, nomor 2, September 2020

Latar belakang

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh
maseral dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia pada
batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat.
Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat
terbang (volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash),
sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur
kimia pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
tambahan dan juga unsur jarang. Kualitas batubara ditentukan dengan analisis
batubara di laboratorium. Penilaian kualitas batubara ditentukan oleh beberapa
parameter yang terkandung dalam batubara yang ditentukan dari sejumlah
analisis di laboratorium, parameter kualitas batubara umumnya terdiri dari,
calorivic value, total sulfur, total moisture, ash content. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas batubara adalah umur, temperatur, dan tekanan (PT.
Geoservice, LTD).

Hasil penelitian

1. Dari hasil analisis proksimat didapatkan nilai kalor batubara pada pit sebesar
6.103 dan pada stockpile sebesar 6.017 Kcal/Kg. Batubara di PT. Surya
Anugrah Sejahtera termasuk batubara high calori.
2. Faktor yang mempengaruhi nilai kalori batubara di pit dan stockpile yaitu
kandungan air dan nilai fix carbon. Ketika kandungan air pada batubara tinggi
maka nilai fix carbon dan nilai kalori akan mengalami penurunan. Ketika
kandungan air pada batubara rendah maka nilai fix carbon dan nilai kalori akan
meningkat. Sampel yang kurang baik (terkontaminasi material lain) dan proses
penyimpanan batubara juga mempengaruhi nilai kalori.
Judul: Evaluasi Kualitas Batubara dari Front Penambangan Hingga Stockpile
di Pit 1 Banko Barat PT Bukit Asam Tbk Tanjung Enim

Penulis: Inda Pratama Putri1 , Janiar Pitulima1 , Mardiah1

Latar belakang

Tambang Pit 1 Banko Barat merupakan daerah penambangan yang menerapkan


sistem penambangan tambang terbuka dan dikelola langsung oleh Satuan kerja
Penambangan Banko Barat PT Bukit Asam Tbk dengan sistem kerja rental unit
alat berat PT Satria Bahana Sarana (SBS). Kualitas batubara berhubungan
langsung dengan pemasaran dari batubara yang dihasilkan dan juga terkontrol,
agar batubara yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang disepakati
dengan konsumen atau pembeli. Pada proses pengujian sampel batubara untuk
menentukan kualitas batubara menunjukkan bahwa kualitas pada front
penambangan dan stockpile mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu
sebesar 4903 kcal/kg. Penurunan kualitas batubara akan mempengaruhi nilai
Harga Batubara Acuan.

Hasil penelitian

1. Kualitas batubara pada front penambangan memiliki nilai total moisture sebesar
28,24%, nilai inherent moisture sebesar 13,8%, nilai kandungan abu (ash)
sebesar 2,11%, nilai volatile matter sebesar 33,81%, nilai fixed carbon sebesar
35,98%, nilai total sulfur sebesar 0,42% dan nilai kalori sebesar 4987,5
Kcal/kg, sedangkan kualitas batubara stockpile memiliki nilai total moisture
sebesar 28,35%, nilai inherent moisture sebesar 14,26%, nilai kandungan abu
(ash) 3,73%, nilai volatile matter 33,87%, nilai fixed carbon sebesar 34,09%,
nilai total sulfur sebesar 0,41% dan nilai kalori sebesar 4908,5 Kcal/kg.
Semakin tinggi nilai fixed carbon, maka nilai kalori akan semakin tinggi.
Semakin rendah nilai fixed carbon, maka kandungan abu (ash), kandungan
moisture dan kandungan sulfur akan semakin tinggi.
2. Faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas batubara
dikarenakan genangan air, proses penambangan, proses penumpukkan batubara
yang lama di temporary stockpile dan adanya swabakar.
Judul: Quality Control Batubara Dari Channel Pit Menuju Stockpile Pt.
Kuasing Inti Makmur

Penulis: Farisnayan Indragus Sugianto1, R. Andy Erwin Wijaya2,


Bayurohman Pangacella Putra3

Volume: MINING INSIGHT, Vol. 01, No. 01, Maret 2020

Latar belakang

PT. Kuansig Inti Makmur (KIM) adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pertambangan khususnya batubara yang Kuasa
Pertambangannya terletak di kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Luas IUP total
PT. Kuansing Inti Makmur (KIM) adalah 2.896 Ha, dimana IUP tersebut
disederhanakan lagi menjadi KIM Block Barat dan KIM Block Timur.

Dalam penambangan batubara di PT. Kuansing Inti Makmur (KIM)


banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, baik pada saat
penambangan maupun pada saat penumpukkan batubara di Stockpile. Namun
dalam pelaksanaan penambangan dan penumpukkan batuabara di stockpile
terdapat permasalahan yaitu berkurangnya kualitas batubara, permasalahan
tersebut beberapa diantaranya adalah kurang optimalnya pengawas yang
bekerja di pit penambangan, manajemen stockpile, kurang terjaganya
kebersihan alat dan kondisi area stockpile yang kurang baik serta cuaca alam
yang tidak bisa diperkirakan.

Manajemen stockpile yang kurang baik akan mengakibatkan lamanya


usia batubara pada stock yang memungkinkan terjadinya perubahan kualitas
batubara jika batubara terlalu lama tertimbun. Pada saat hujan menyebabkan
timbunan batubara terbentuknya air hujan yang kemudian menggenangi
beberapa spot pada area stockpile yang disebabkan lantai stockpile yang kurang
baik pada beberapa area sehingga mempengaruhi penurunan kualitas batubara.
Peralatan mekanis yang kurang terjaga kebersihannya juga berpengaruh buruk
terhadap kualitas batubara karna tanah yang melekat pada roda dapat menempel
pada batubara yang mengakibatkan kadar abu meningkat. Sehingga untuk
menjaga kualitas batubara harus diperhatikan dari faktor tersebut.

Hasil penelitian

1. Dari hasil analisis uji laboratorium dengan analisis proximate, kualitas batubara
di PT. Kuansing Inti Makmur sebagai berikut :
a. Channel-pit (TM = 24,17%, IM = 11,28%, ASH = 11,09%, VM = 43,87%,
FC = 32,69%, TS = 2,19%, GCV = 6053 Kcal/kg).
b. Stockpile (TM = 26,25%, IM = 11,59%, ASH = 10,18%, VM = 43,46%, FC
= 33,55%, TS = 2,16%, GCV = 5910 Kcal/kg).
2. Dari hasil perbandingan kualitas batubara dengan parameter-parameter analisis
proximate, terjadi perubahan kualitas batubara pada saat channel-pit menuju
stockpile, yaitu sebagai berikut : TM = 2,07 %, IM = 0,32 %, ASH = -0,91%,
VM = -0,41 %, FC = 0,87 %, TS = -0,03 %, GCV = -143 Kcal/kg
J. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian

nantinya penulis menggunakan data-data berupa angka. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menguji

dan menentukan hubungan antar variable dengan memilah permasalahan

menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam bentuk angka.

Penelitian kuantitatif menggunakan instrument atau alat pengumpul data

yang menghasilkan data numerical (angka).

2. Objek penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah kualitas batubara di

stockpile dan tongkang di PT. Pelabuhan Universal Sumatera dengan

melakukan pengambilan sampel batubara baik di stockpile maupun di

tongkang, maka kemudian dilakukan pengujian di laboratorium untuk

mengetahui kualitas batubara tersebut. Sehingga nantinya dapat dilakukan

analisis terkait manajemen pengendalian kualitas batubara.

3. Instrument penelitian

Adapun instrument (peralatan) yang dibutuhkan selama penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Laptop

b. Alat tulis

c. Plastik sampel

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Literatur

Tahapan studi literatur merupakan kegiatan awal sebelum

dilakukannya penelitian. Pada tahap ini dilakukan kajian-kajian Pustaka

atau literatur sebagai pendukung kegiatan penelitian yang bersifat

teoritis yaitu, mempelajari studi pustaka yaitu kegiatan mengutip dari

berbagai literatur baik berupa buku, penelitian terdahulu, data-data yang

telah dimiliki perusahaan dan sebagainya yang merujuk pada hal-hal

yang mendukung kegiatan penelitian.

b. Pengamatan Langsung di Lapangan


Penelitian langsung di lapangan meliputi orientasi lapangan

bersama karyawan perusahaan untuk langkah awal penelitian,

penentuan objek yang diteliti dan pengambilan data primer.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mempelajari literatur dan

orientasi lapangan. Data yang diambil berupa data primer dan data

sekunder. Untuk data primer didapat dari hasil pengukuran sendiri

dilapangan, sementara untuk data sekunder didapat dari literatur

perusahaan.

d. Pengolahan Data

Data mengenai hasil pengujian parameter kualitas batubara akan diolah

untuk mengetahui lokasi terjadinya penyimpangan kualitas batubara

serta mengidentifikasi factor- factor penyebabnya.

e. Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggabungkan antara teori dengan data-data lapangan,

sehingga dari keduanya di dapat pendekatan penyelesaian masalah.

Setelah mendapatkan

Dalam proses analisis data, hasil pengolahan data digunakan

untuk mengetahui, penyimpangan kualitas batubara, kemudian

mengidentifikasi factor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan

kualitas batubara.setelah diketahui penyebabnya, kegiatan selanjutnya


yaitu menentukan upaya-upaya pengelolaan yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan menjaga kualitas

batubara dengan berdasarkan hasil evaluasi analisis kualitas batubara

maupun operasi kegiatan bongkar muat batubara dan perbaikan-

perbaikan lainnya baik dari segi teknis, alat, manusia dan kondisi tempat

kerja.

K. Diagram Alir
Judul Penelitian
Manajemen Pengendalian Kualitas Batubara di PT. Pelabuhan Universal
Sumatera Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

Rumusan masalah

Studi literatur

Observasi lapangan

Data Sekunder:
Data Primer: - Peta lokasi penelitian
- Data pengujian moisture - Data iklim dan curah hujan
- Data pengujian ash content
- Data pengujian volatile matter
- Data pengujian fixed carbon
- Data pengujian calorific value
- Dokumentasi

Kegiatan Sampling:
- Stockpile SBP
- Tongkang

Preparasi sampel

Pengujian laboratorium

Analisis data kualitas batubara

Hasil:
- Menemukan lokasi tempat terjadinya
penyimpangan kualitas batubara
- Memperoleh faktor-faktor penyebab tidak
terpenuhinya kualitas batubara
- Memperoleh cara pengendalian kualitas
batubara

selesai
L. Hasil yang Diharapkan

Dari beberapa tahap penelitian ini, dimulai dari pengmbilan sampel

batubara dan pengujian di laboratorium diharapkan dapat memberikan masukan

bagi perusahaan mengenai faktor-faktor penyebab penyimpangan kualitas

batubara dan penanganannya sehingga dapat menjaga kualitas batubara di

stockpile hingga ke tongkang.

M. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Berikut rencana kegiatan selama penelitian di PT. Pelabuhan Universal

Sumatera dengan rincian sebagai berikut:

Minggu
1 2 3 4
No Kegiatan ke-
1 Studi Literatur
2 Orientasi Lapangan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Analisis Data
4
6 Pembuatan Laporan
*Waktu dan lama kegiatan dapat berubah sesuai instruksi perusahaan

N. Daftar Pustaka

Anriani, T. (2013). Analisis Perbandingan Kualitas Batubara Te-67 Di Front

Penambangan dan Stockpile di Tambang Air Laya PT. Bukit Asam

(Persero), Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan. Skripsi, Fakuktas

Teknik: Universitas Sriwijaya.


Yenni, F. R., & Prabowo, H. (2021). Management Pengendalian Kualitas

Batubara Berdasarkan Parameter Kualitas Batubara Mulai Dari Front

Sampai Ke Stockpile Di PT. Budi Gema Gempita, Merapi Timur,

Lahat, Sumatera Selatan. Bina Tambang, 6(1), 110-120.

Satriyadi, Feri, and Budhi Setiawan (2018). "Studi Penentuan Kualitas

Batubara Berdasarkan Analisis Uji Proksimat di Desa Darmo,

Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumatera

Selatan."

Nur, Z., Oktavia, M., & Desmawita, D. (2020). Analisis Kualitas Batubara Di

Pit Dan Stockpile Dengan Metoda Analisis Proksimat Di PT. Surya

Anugrah Sejahtera Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo

Provinsi Jambi. Jurnal Mine Magazine, 1(2)

Sugianto, F. I., Wijaya, R. A. E., & Putra, B. P. (2020). Quality Control

Batubara Dari Channel Pit Menuju Stockpile Pt. Kuasing Inti

Makmur. Mining Insight, 1(01), 43-52.

Putri, I. P., Pitulima, J., & Mardiah, M. (2019). Evaluasi Kualitas Batubara dari

Front Penambangan Hingga Stockpile di Pit 1 Banko Barat PT Bukit

Asam Tbk Tanjung Enim. MINERAL, 4(1), 1-7.

Wiliansyah, J. (2017). Analisis Kualitas Batubara dari Front Penambangan

Hingga Gerbong dan Upaya Pemenuhan Kualitas Batubara di

Stockpile pada Area Pit Suban Tambang Air Laya (TAL) PT. Bukit
Asam (Persero) Tbk, Unit Penambangan Tanjung Enim, Sumatera

Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Padang).

Anda mungkin juga menyukai