IRENE S. A. SIHOMBING
1903042
TPM B 2019
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Permasalahan
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah,tidak tercapainya
kualitas blending batubara termasuk dalam pengoptimalisasian pencampuran
batubara dalam memenuhi spesifikasi standart konsumen.
3. Tujuan
1. Melakukan blending batubara agar didapatkan produk yang sesuai
dengan keinginan konsumen.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya penurunan kualitas batubara.
4. Manfaat
1. Sebagai bahan referensi untuk menentukan kebijakan mengenai proporsi
pencampuran batubara (blending) agar dapat diterima atau sesuai dengan
permintaan dari konsumen.
2. Sebagai referensi untuk memanfaatkan batubara kualitas rendah secara
maksimal untuk menambah nilai ekonomis dengan cara pencampuran
batubara.
B. KAJIAN PUSTAKA
A. Batubara
Batubara adalah batuan yang mudah terbakar berwarna coklat tua yang
dihasilkan ketika tanaman darat dan air menumpuk dan terkubur selama usia
geografis yang ditransmisikan oleh panas dan tekanan. Butuh waktu lama
untuk membentuk lapisan endapan batu bara yang tebal dan lebar tempat
tanahnya tenggelam perlahan. Seharusnya, mereka dikubur di bawah tanah
perlahan-lahan sementara tanah ditenggelamkan, pasir menutupinya, dan
tanaman tumbuh subur di atasnya (Arif 2014)
Mengenai usia generasi, lebih dari 1/3 dari batubara dunia seharusnya
terbentuk selama era Paleozoikum (sekitar 5 hingga 2 juta tahun yang lalu) di
mana batubara Eropa, Amerika Utara, dan Asia berada di bawahnya. sisanya
kemungkinan terbentuk pada era Mesozoikum dan Cainozoikum. Sebagian
besar batubara diperkirakan terbentuk pada Zaman Karbon pada zaman
paleozolik (pada akhir era Paleozoikum). Bracken, Sphenophyta,
Lepidendrales, dan Codeite adalah tanaman utama yang memiliki tinggi
sekitar 20 ~ 30m.
B. Batubara Bitumen
Batubara bitumen adalah sejenis batubara menyala dengan warna
hitam atau hitam pekat. Juga disebut batu bara hitam karena memiliki
kilau mengkilap atau resin. Batu bara ini menghasilkan api yang panjang
dan asap berbau ketika terbakar. jenis ini mengandung 80-90%. karbon
dan 5-6% hidrogen. Hidrogen berkurang dan karbon meningkat ketika
tingkat karbonisasi naik dengan nilai kalorinya di atas 8100Kcal / kg.
digunakan sebagai kokas untuk pembuatan besi atau gas kota. Baru-baru
ini, jenis ini telah menjadi salah satu sumber daya terpenting dalam
industri kimia batubara berkat banyak penelitian tentang penambahan dan
gasifikasi hidrogen. Dinamakan demikian karena menghasilkan zat yang
mirip dengan bitumen.
C. Batubara Coklat/Lignit
Lignit, sering kali disebut sebagai batubara coklat, adalah sebuah
batuan sedimenter coklat dan halus yang terbentuk dari gambut yang
terkompres secara alami. Lignit dianggap sebagai tingkatan terrendah
dari batubara karena suhu panasnya yang relatif rendah. Lignit memiliki
kandungan karbon sekitar 60–70 persen.
D. Batubara Antrasit
Antrasit adalah batu bara yang terbakar tanpa asap, karena paling
baik dikarbonisasi. Nyala api sangat pendek dan asap tidak dihasilkan
saat dibakar, karena bahan yang mudah menguap sangat sedikit, dengan
tingkat volatilisasi 3~7%, dan kandungan karbon tetap yang sangat tinggi,
dengan laju 85~95%.Meskipun hampir tidak tersulut, dengan titik
penyalaannya 490 ℃,ia memiliki daya pemanas yang sangat kuat, dan
menjaga suhu konstan saat terbakar.Batubara sebagian besar diproduksi
di strata lama era Paleozoikum,sedangkan sebagian batubara era
Kenozoikum ditransformasikan menjadi antrasit karena metamorfisme
dinamis atau termal yang masing-masing disebabkan oleh diastrofisme
atau batuan vulkanik.
B .Blending Batubara
Jenis atau kualitas batubara ditentunta berbeda disetiap
pertambangan, maka diperlukan sistem pencampuran batubara di tempat
penimbunan batubara (coal stockyard) untuk memperoleh kualitas batubara
campuran yang seragam, konsisten dan siap untuk disalurkan ke
PLTU-B atau Industri Semen.
C . METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif, dimana pada penelitian ini hal
ini merupakan suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan
data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui.
(Abdullah,2017)
2. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan September tahun 2017. Lokasi
penelitian di Desa Talawi, Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.
(Abdullah,2017)
Keterangan :
VD = Variabel Dasar
Z = Fungsi Tujuan
X1 = Pengamatan pada Batubara Produk A
X2 = Pengamatan pada Batubara Produk B
Sn+m = Variabel tambahan
NK = Nilai Kanan (nilai pembatas)
3. Memilih Kolom kunci
Kolom kunci adalah kolom yang digunakan untuk merubah tabel
dimana mempunyai nilai pada baris kunci tujuan terdapat lebih dari
satu kolom yang mempunyai nilai negatif terbesar yang angkanya
sama, maka dapat dipilih salah satu diantaranya menjadi kolom
kunci. Kalau suatu tabel tidak mempunyai nilai negatif berarti tabel
tersebut sudah mencapai optimal.
4 Memilih baris kunci
Baris kunci adalah baris yang digunakan untuk merubah tabel. Untuk
itu lebih dahulu dihitung indek tiap-tiap baris dengan cara membagi
nilai-nilai kolom bn atau nilai kanan dengan nilai yang sebaris pada
kolom kunci.
nilai kolom bn
Indeks indek
nilai kolom kunci
Bais kunci adalah baris yang mempunyai nilai indek dengan angka
positif terkecil. Apabila terdapat lebih dari satu baris yang
mempunyai nilai indek positif terkecil yang angkanya sama,
maka dapat dipilih salah satu diantaranya menjadi baris kunci. Nilai
yang masuk dalam kolom kunci dan juga termasuk dalam baris kunci
disebut angka kunci.
5. Menentukan fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala
Misalkan:
X1 = Batubara A
X2 = Batubara B
Fungsi tujuan : Z = X1 + X2
Fungsi – fungi kendala:
X1 + X2 ≤ Z
6. Mengubah fungsi dan fungsi kendala ke dalam bentuk standar
Bentuk standar simplek:
Z – X1 – X2 = 0
X1+ X2+S1 = Z
Dengan S1 adalah variabel slack.
Membuat tabel simplek awal
7. Menentukan kolom kunci dan baris kunci sebagai dasar literasi
Kolom kunci ditentukan oleh nilai Z yang paling kecil (negatif).
Baris kunci ditentukan berdasarkan nilai indeks terkecil. Mentukan
nilai elemen cell yaitu perpotongn antara kolom kunci dengan baris
kunci. Melakukan iterasi Dengan menetukan baris kunci baru dan
baris-baris lainnya termasuk Z. Membuat baris kunci baru
Baris kunci baru Membuat kunci Z baru
Baris Z baru = baris Z lama – (nilai kolom kunci baris yang sesuai ×
baris kunci baru) Membuat baris variabel baru
Baris S2 Baru = baris S2 lama – (nilai kolom kunci baris yang
sesuai × baris kunci baru)
8. Pencapaian hasil Lakukan iterasi kembali sampai tidak ada nilai baris
Z yang negatif. Karena nilai-nilai pada baris Z sudah tidak ada yang
negatif, berarti iterasi selesai.
(Abdullah,2017)