Anda di halaman 1dari 16

SIMULASI BLENDING BATUBARA DI BAWAH STANDAR KONTRAK

DALAM BLENDING DUA JENIS GRADE BEDA KUALITAS


PADA PT AMANAH ANUGERAH ADI MULIA SITE KINTAP

Dimas Saputra1, Agus Triantoro2, Riswan2

Abstrak: PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap (PT A3M Kintap) Kalimantan
Selatan dihadapkan dengan permasalahan pencampuran batubara (coal blending) agar
batubara hasil penambangannya dapat sesuai dengan kualitas permintaan konsumen.
Kualitas batubara hasil penambangan PT A3M Kintap sebelum diblending dikelompokan
dalam beberapa grade. Masing-masing grade memiliki karakteristik yang berbeda
ditinjau dari nilai masing-masing parameter kualitas. Diketahui bahwa beberapa grade
batubara tersebut memiliki nilai parameter kualitas yang ditolak dari kontrak penjualan
yang ada. Upaya yang dilakukan adalah dengan menganalisa parameter kualitas setiap
grade dengan kreteria demand. Selanjutnya melakukan simulasi blending terhadap
grade batubara yang nilai parameter kualitasnya tidak berada dalam rank kontrak agar
dapat diterima sesuai kontrak. Perhitungan dibantu dengan bantuan Add-Ins Solver
pada MS. Excel dimana penyelesaiannya menggunakan metode perhitungan Program
Linier Metode Simpleks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan blending yang tidak dapat memenuhi
kriteria demand pada bulan Oktober 2013 adalah grade A–C New untuk PT JA
Nusantara, grade C–D untuk PT Lintas Bara Resource, serta grade D–A, D–B, D–C, D–
B New, dan E–C untuk CV Mitra Bumi Sejahtera. Sedangkan pasangan blending yang
tidak dapat memenuhi kriteria demand pada bulan November 2013 adalah grade C–D
dan C–E untuk PT Asia Pasific Mining Resource serta grade D–A dan E–A untuk CV
Mitra Bumi Sejahtera.

Kata Kunci: Batubara, Blending, Demand, Grade, Parameter Kualitas, Metode


Simpleks (Solver)

PENDAHULUAN menyebabkan terjadinya perbedaan


Perbedaan kualitas batubara kualitas tersebut.
dalam satu seam yang sama adalah Pengawasan terhadap kualitas
mungkin terjadi, baik secara lateral batubara dari hasil penambangan
maupun vertikal. Keadaan ini dapat berserta proses pengolahannya sangat
disebabkan oleh perbedaan proses penting mengingat dalam setiap kontrak
pengendapan, komposisi penyusun, perdangangan batubara tercantum
serta akumulasi pengotor yang terikut kriteria kualitas batubara yang
saat proses pembatubaraan. Selain itu diinginkan oleh pihak konsumen.
proses pengambilan serta penanganan Perusahaan dituntut untuk memenuhi
batubara saat kegiatan penambangan kebutuhan pihak konsumen baik secara
berlangsung juga ikut berpotensi kuantitas maupun kualitas yang telah

1
Mahasiswa Staff Pengajar Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat
40
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............41

disepakati pada kontrak, jika terjadi hal utama, yaitu karbon, hidrogen, dan
yang tidak sesuai kontrak maka pihak oksigen; serta unsur-unsur tambahan
konsumen berhak membatalkan seperti belerang dan nitrogen. Batubara
kontrak tersebut. Dengan demikian banyak dimanfaatkan sebagai bahan
dalam kegiatan penambangan kontrol bakar pembangkit uap di PLTU dan
kualitas sangat penting agar juga bentuknya bisa diubah menjadi zat
keberlangsungan kontrak dapat dijaga. cair dan gas (Muchjidin, 2006).
Adanya perbedaan kualitas 1. Terbentuknya Batubara
batubara yang ditambang serta Teori yang menjelaskan
tanggung jawab memenuhi kriteria terbentuknya batubara berdasarkan
kontrak menjadi sebuah tantangan proses pembentukannya, yaitu:
untuk setiap perusahaan tambang. a. Teori Insitu, teori ini mengatakan
Strategi untuk menyelesaikan masalah bahwa bahan-bahan pembentuk
tersebut adalah dengan melakukan batubara merupakan tumbuh-
pencampuran batubara (coal blending), tumbuhan yang tumbuh di tempat
dimana perlu dilakukan perhitungan batubara tersebut terbentuk.
atau simulasi untuk mengetahui Setelah tumbuh-tumbuhan tersebut
komposisi yang tepat dari berbagai tumbang atau roboh, tumbuh-
jenis kelompok batubara yang tersedia tumbuhan tersebut tidak mengalami
agar dapat menghasilkan campuran proses transportasi dan segera
dengan kuantitas dan kualitas yang tertimbun oleh lapisan sedimen,
sesuai dengan kriteria kontrak. untuk selanjutnya mengalami
proses pembatubaraan
TINJAUAN PUSTAKA (coalification).
Batubara b. Teori Insitu, teori ini menyatakan
Batubara merupakan salah satu bahwa bahan-bahan pembentuk
bahan bakar fosil berupa batuan batubara berasal dari tempat yang
sedimen organik (non-klastik) yang berbeda dengan tempat
dibentuk oleh sisa-sisa bagian pembentukan batubara. Dengan
tumbuhan dari vegetasi prasejarah demikian tumbuhan yang telah mati
yang terakumulasi pada suatu area mengalami proses transportasi oleh
pengendapan, kemudian mengalami media air dan terakumulasi di suatu
proses pembatubaraan (coalification). tempat dan selanjutnya tertutup
Batubara terdiri atas unsur-unsur oleh sedimen-sedimen dan
42 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

mengalami coalification. oleh karena itu para ahli


2. Waktu Terbentuknya Batubara menyederhanakan atau membuat
Waktu yang dibutuhkan dalam batasan periode waktu ke dalam
proses batubara sangat panjang, beberapa periode (Tabel 1)

Tabel 1. Klasifikasi Satuan Morfologi


Periode Durasi
Quaternary Dari sekarang sampai 2 juta tahun yang lalu
Tertiary 2 juta sampai 65 juta tahun yang lalu
Creataceous 65 juta sampai 135 tahun yang lalu
Jurassic 135 juta sampai 180 tahun yang lalu
Triassic 180 juta sampai 225 tahun yang lalu
Permian 225 juta sampai 275 tahun yang lalu
Carboniferous 275 juta sampai 350 tahun yang lalu
Devonians 350 juta sampai 410 tahun yang lalu

Parameter Kualitas Batubara mineral matter free, as received,


Parameter-parameter kualitas dan lain-lain.
batubara dalam melakukan blending b. Kandungan abu, analisa ini untuk
adalah: mengetahui akumulasi jumlah abu
yang dihasilkan dari proses
1. Analisa proximate, merupakan
pembakaran batubara. Kadar abu
analisa pendahuluan untuk
dalam batubara dapat menurunkan
mengetahui kualitas batubara
nilai kalori hasil pembakaran
secara pasar maupun
batubara. Nilai kandungan abu
perdangangan. Analisa proximate
mempengaruhi tingkat pengotoran
terdiri dari 4 (empat) nilai analisa
(fouling), keausan dan korosi alat
yang jika dijumlahkan akan bernilai
yang dilalui.
100%, yaitu:
c. Kandungan zat terbang, volatile
a. Kandungan air merupakan analisa
matter merupakan zat organik
untuk menentukan kadar air yang
(organic volatile matter) maupun
terkandung pada batubara. Nilai
anorganik (inorganic volatile matter)
moisture dapat digunakan untuk
pada batubara yang menguap atau
menghitung hasil-hasil analisa ke
berubah menjadi gas saat batubara
dalam basis (kondisi) yang berbeda
dibakar. Adapun volatile matter dari
misalnya dry basis, dry ash free,
hasil pembakaran batubara terdiri
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............43

dari gas-gas yang mudah terbakar lebih material (batubara beda kualitas),
seperti hidrogen, karbon yang dianggap mempunyai komposisi
monoksida, metan, dan gas yang yang konstan (parameter kualitas
tidak terbakar seperti karbon konstan) dan terkontrol proporsinya.
dioksida. Pencampuran dilakukan pada
d. Fixed carbon atau karbon tertambat batubara yang berbeda nilai kalori,
adalah karbon yang terdapat dalam kandungan sulfur dan kandungan abu,
batubara dimana bagian yang sehingga kualitas batubara hasil
menghasilkan energi saat batubara campuran merupakan perpaduan dari
dibakar. Jumlahnya ditentukan oleh parameter kualitas batubara yang
kandungan air, kandungan abu, dicampur. Pencampuran batubara
dan kandungan zat terbang. dilakukan untuk mendapatkan hasil
2. Analisa Ultimate didefinisikan yang sesuai dengan yang diinginkan,
sebagai analisis batubara yang dengan komposisi yang homogen,
dinyatakan dalam kandungan unsur secara teoritis parameter kualitas
karbon, hidrogen, nitrogen, sulfur campurannya dapat didekati dengan
dan oksigen. Analisa ini persamaan berikut:
menjelaskan bahwa batubara terdiri  KB1 ×PB1  +  KB2 ×PB2  +…+(KBn ×PBn ) (1)
KBc =
PBc
dari semua unsur tersebut dengan
total komposisi masing-masing Dimana:

unsur tersebut sebesar 100% KB1 : Parameter kualitas batubara 1

dalam suatu massa batubara. KB2 : Parameter kualitas batubara 2

3. Analisa Ultimate, merupakan KBn : Parameter kualitas batubara ke-n

metode untuk menentukan nilai KBc : Parameter kualitas batubara

kalori. Nilai kalori adalah jumlah hasil campuran

panas (kalor) yang dihasilkan oleh PB1 : Persentase batubara 1 (MT)

pembakaran sempurna. PB2 : Persentase batubara 2 (MT)


PBn : Persentase batubara ke-n (MT)

Coal Blending PBc : Persentase batubara hasil

Coal Blending atau campuran (TB1+TB2+…+TBn)

pencampuran batubara adalah


Metode Blending
penggabungan atau penimbunan
Dalam pelaksanaan proses
secara bersamaan dan terus-menerus
blending di stockpile harus mengikuti
dalam waktu tertentu dari dua atau
44 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

hasil perhitungan secara teoritis yang Setelah dua apron feeder penuh
telah didukung dengan analisa data maka AF 1 dibuka dengan aliran
laboratorium, agar didapat kualitas tertentu, setelah batubara sampai di
yang diharapkan. Prinsip kerja blending AF 2, AF 2 dibuka sesuai dengan
di stockpile adalah mencampur dua proporsi yang ditentukan seperti
jenis atau lebih kualitas batubara Gambar 1.
dengan proporsi perbandingan yang 2. Metode Dua Conveyor
telah ditentukan. Hasil yang diperoleh Cara kerja dari metode ini adalah
harus benar-benar homogen sehingga dua alat penumpah batubara
dapat memenuhi kualitas permintaan masing-masing menumpahkan
konsumen. batubara ke apron feeder yang
1. Metode Curah Langsung berlainan. Setelah dua apron feeder
Metode ini menggunakan dua alat penuh maka AF 1 dan AF 2 dibuka
penumpah batubara masing- bersamaan dengan aliran tertentu
masing menumpahkan batubara ke berdasarkan perhitungan komposisi
apron feeder yang berlainan. blending (Gambar 2).

Gambar 1. Metode Curah Langsung Gambar 2. Metode Dua Conveyor

Metode Simpleks penentuan solusi optimal dengan


Metode simpleks merupakan metode simpleks dilakukan tahap demi
salah satu teknik penentuan solusi tahap yang disebut dengan iterasi.
optimal yang digunakan dalam Metode simpleks digunakan untuk
pemprograman linier. Penentuan solusi menyelesaikan permasalahan pada
optimal dilakukan dengan memeriksa pemprograman linier yang kombinasi
semua variabel yang memungkinkan variabelnya terdiri dari tiga atau lebih
satu per satu dengan cara perhitungan variabel. Sebelum melakukan
iteratif dimana didasarkan pada teknik perhitungan iteratif solusi optimal,
eliminasi Gauss Jordan. Sehingga pertama sekali bentuk umum
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............45

pemprograman linier dirubah ke dalam dari suatu spreadsheet. Nilai yang


bentuk baku terlebih dahulu. Bentuk diharapkan dapat berupa nilai paling
baku dalam metode simpleks tidak maksimum, nilai paling minimum atau
hanya mengubah persamaan kendala nilai tertentu yang diharapkan. Pada
ke dalam bentuk sama dengan, tetapi dasarnya Solver terdiri dari tiga bagian,
setiap fungsi kendala harus diwakili yakni sel target (target cell), sel
oleh satu variabel basis awal. Variabel pengatur (adjusted cell), dan sel
basis awal menunjukkan status sumber pembatas (constrained cell). (Anonim,
daya pada kondisi sebelum ada 2013).
aktivitas yang dilakukan. Dengan kata
lain, variabel keputusan semuanya HASIL PENELITIAN
masih bernilai nol. Dengan demikian,
Data proses pencampuran
meskipun fungsi kendala pada bentuk
batubara (coal blending) dan proses
umum pemprograman linier sudah
penentuan komposisi blending (coal
dalam bentuk persamaan, fungsi
blending calculation) diambil langsung
kendala tersebut masih harus tetap
dari lokasi pelabuhan (port) milik PT
berubah.
Amanah Anugerah Adi Mulia Site
Kintap. Coal blending calculation
Aplikasi Solver pada Microsoft Excel
merupakan proses perhitungan
Solver merupakan salah satu
komposisi batubara beda kualitas yang
fasiltas tambahan (Add-Ins) yang
akan dicampur untuk mendapatkan
terdapat pada program Microsoft Excel.
suatu kualitas tertentu dari hasil
Fasilitas ini terdapat pada MS. Excel
pencampuran tersebut dengan
versi 2013 maupun versi sebelumnya.
memperhatikan parameter kualitas
Solver disediakan oleh MS Excel
batubara product setiap periode
berfungsi sebagai tool untuk mencari
transshipment (Tabel 2 dan 3) dan Coal
nilai optimal pada suatu formula pada
Demand (Tabel 4 dan 5).
sel lembar kerja Excel (atau disebut sel
target). Pemakai (user) secara leluasa
PENGOLAHAN DATA
dapat memasukkan nilai decision
Bulan Oktober 2013
variable (variabel keputusan), constraint
a. PT JA Nusantara
variable (variabel pembatas) dan
Permintaan PT JA Nusantara di
objective variable (variabel tujuan)
bulan Oktober 2013 terdapat lima grade
untuk melakukan optimasi kedalam cell
46 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

batubara product yang tidak sesuai keseluruhan simulasi menghasilkan


dengan kriteria demand dimana grade batubara blending yang memiliki
tersebut meliputi grade A, grade C, parameter kualitas yang sesuai kriteria
grade D, grade E dan grade C New dan demand, hanya terdapat satu
dari kelima grade tersebut kemungkinan pasangan blending yang menghasilkan
jumlah pasangan grade dalam batubara blending yang parameter
pencampuran ada sembilan belas kualitasnya tidak sesuai dengan
kemungkinan, yaitu lima untuk grade A demand yaitu pasangan blending
dan grade C dan tiga untuk grade D, grade A dengan grade C New. Hasil
grade E dan grade C New (Lampiran 1). blending kedua grade tersebut tidak
Berdasarkan hasil simulasi dapat memenuhi demand dikarenakan
terhadap grade batubara product yang nilai parameter kualitas HGI hasil
tidak sesuai kriteria demand dalam blending memiliki nilai diluar batas
upaya blending, diketahui hampir rejection.

Tabel 2. Hasil Analisa Batubara PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap,
Bulan Oktober 2013
TM (%) IM (%) ASH (%) VM (%) FC (%) TS (%) GCV (Kcal/Kg)
GRADE HGI
AR ADB ADB ADB ADB ADB AR
A 11.60 5.85 7.48 45.20 41.47 0.53 6,470.15 35.00
B 10.45 6.95 13.05 42.10 37.90 0.43 5,981.23 39.00
C 10.46 4.82 13.63 44.60 36.95 0.47 6,106.26 36.50
D 11.30 4.40 18.25 42.00 35.35 0.35 5,569.73 40.60
E 13.80 5.39 19.93 40.80 33.88 0.55 5,247.08 47.00
A New 11.53 6.05 5.34 43.87 44.74 0.47 6,647.01 39.00
B New 12.40 5.64 11.81 40.36 42.19 0.37 5,985.26 38.00
C New 12.80 4.92 19.79 41.35 33.94 0.46 5,378.01 38.00

Tabel 3. Hasil Analisa Batubara PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap,
Bulan November 2013
TM (%) IM (%) ASH (%) VM (%) FC (%) TS (%) GCV (Kcal/Kg)
GRADE HGI
AR ADB ADB ADB ADB ADB AR
A 12.27 6.01 8.96 44.96 40.07 0.53 6,417.11 34.60
B 11.31 7.13 14.37 42.43 36.07 0.43 5,941.00 39.00
C 11.53 5.00 15.49 44.32 35.19 0.47 6,046.69 36.60
D 12.42 4.50 20.31 41.87 33.32 0.35 5,497.82 41.00
E 14.79 5.37 19.84 41.07 33.72 0.55 5,193.82 47.00
A New 12.38 6.27 6.64 44.07 43.02 0.47 6,595.10 39.00
B New 13.34 5.60 13.84 40.69 39.87 0.37 5,928.50 39.00
C New 13.73 5.07 22.18 41.82 30.93 0.46 5,324.51 37.00
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............47

Tabel 4. Coal Demand PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan Oktober
2013
SPESIFIKASI
NO. PEMBELI KRITERIA TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
(AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)

TYPICAL 13.00 6.00 14.00 42.00 by difference 0.60 6,000.00 37 min


1 PT JA Nusantara
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5800 NA

TYPICAL 14.00 5.00 13.00 42.00 by difference 0.50 5,900.00 38 min


2 PT Asia Pasific Mining Resource
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5700 NA
TYPICAL 13.00 6.00 12.00 41.00 by difference 0.50 5,900.00 38 min
3 PT Lintas Bara Resource
REJECTION > 15 NA > 15 > 44 NA >1 < 5700 NA
TYPICAL 13.00 6.00 14.00 41.00 by difference 0.50 5,750.00 40 min
4 CV Mitra Bumi Sejahtera
REJECTION > 15 NA > 16 > 43 NA >1 < 5550 NA

Tabel 5. Coal Demand PT Amanah Anugerah Adi Mulia Site Kintap, Bulan November
2013
SPESIFIKASI
NO. PEMBELI KRITERIA TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
(AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)

TYPICAL 14.00 5.00 13.00 42.00 by difference 0.50 5,900.00 38 min


1 PT Asia Pasific Mining Resource
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5700 NA
TYPICAL 13.00 6.00 14.00 42.00 by difference 0.60 6,000.00 37 min
2 PT JA Nusantara
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5800 NA

TYPICAL 12.00 6.00 12.00 44.00 by difference 0.50 6,100.00 40 min


3 CV Mitra Bumi Sejahtera
REJECTION > 15 NA > 14 > 46 NA >1 < 5900 NA

b. PT Asia Pasific Mining Resource perusahaan ini diketahui keseluruhan


PT Asia Pasific Mining Resource simulasi menghasilkan batubara
meminta pengujian dalam lima grade blending yang memiliki parameter
batubara product yang tidak sesuai kualitas yang sesuai kriteria demand.
dengan kriteria demand yaitu grade A,
grade C, grade D, grade E dan grade C c. PT Lintas Bara Resource
New. Kelima grade tersebut memiliki PT Lintas Bara Resource
jumlah pasangan grade dalam meminta pengujian lima grade batubara
pencampuran sebanyak lima belas product yang tidak sesuai dengan
kemungkinan, yang masing-masing kriteria demand yaitu grade A, grade C,
meliputi tiga pasang untuk setiap grade grade D, grade E dan grade C New.
(Lampiran 2). Hasil simulasi terhadap Kelima grade tersebut kemungkinan
grade batubara product yang tidak memiliki pasangan grade pencampuran
sesuai kriteria demand dalam upaya sebanyak lima belas kemungkinan yang
blending untuk memenuhi permintaan masing-masing meliputi tiga pasang
48 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

untuk setiap grade (Lampiran 3). Hasil hasil pensimulasian terhadap grade
simulasi terhadap grade batubara batubara product yang tidak sesuai
product yang tidak sesuai kriteria kriteria demand dalam upaya blending
demand dalam upaya blending untuk untuk memenuhi permintaan, diketahui
memenuhi permintaan PT dan diketahui hanya ada lima pasang grade yang
hampir keseluruhan simulasi mungkin dan bisa diblending untuk
menghasilkan batubara blending yang memenuhi kriteria demand CV Mitra
memiliki parameter kualitas yang sesuai Bumi Sejahtera. Ke lima pasang grade
kriteria demand, hanya terdapat satu campuran yang bermasalah adalah D-
pasangan blending yang menghasilkan A, D-B, D-C, D-B New dan E-C, dimana
batubara blending yang parameter ke lima grade tersebut tidak dapat
kualitasnya tidak sesuai dengan memenuhi demand dikarenakan nilai
demand yaitu pasangan blending grade parameter kualitas HGI hasil blending
C dengan grade D. Hasil blending memiliki nilai diluar batas rejection.
kedua grade tersebut tidak dapat Selain itu khusus pada pasangan grade
memenuhi demand dikarenakan nilai D dan grade C nilai Ash dan Volatile
parameter kualitas HGI hasil blending Matter hasil simulasi blending memiliki
memiliki nilai diluar batas rejection. nilai diluar batas rejection, pada
pasangan grade E dan grade C nilai
d. CV Mitra Bumi Sejahtera Ash juga memiliki nilai yang diluar batas
CV Mitra Bumi Sejahtera rejection.
memiliki dua grade batubara product
yang tidak sesuai dengan kriteria Penentuan Pasangan Grade dalam
Coal Blending
demand yang memiliki kemungkinan
untuk dilakukan blending dan menjadi Berdasarkan hasil pengolahan

grade batubara product utama dalam data dapat dibuat sebuah acuan atau

campuran dimana grade tersebut ketentuan dalam penentuan pasangan

meliputi grade D dan grade E. Dari grade batubara dalam coal blending

kedua grade tersebut diketahui agar parameter kualitas hasil blending

keseluruhan kemungkinan jumlah sesuai dengan kriteria demand. Adapun

pasangan grade dalam pencampuran ketentuan tersebut adalah sebagai

terdapat sepuluh kemungkinan, yang berikut:

masing-masing meliputi lima pasang 1. Pencampuran suatu grade yang

untuk setiap grade (Lampiran 4). Dari memiliki parameter yang


Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............49

bermasalah karena memiliki nilai batubara hasil campuran sebelumnya


yang lebih rendah hanya dapat agar dapat pasangkan dengan
dipasangkan dengan grade lain batubara hasil campuran dengan grade
dengan parameter serupa yang utama yang sama yang memiliki nilai
lebih tinggi nilai parameternya, parameter serupa dengan nilai yang
begitu juga sebaliknya. lebih baik. Sebagai contoh adalah hasil
2. Grade dengan nilai parameter yang simulasi bulan Oktober 2013 untuk
berada pada batas rejection permintaan PT JA Nusantara, dimana
minimum hanya dapat dipasangkan diketahui dari hasil simulasi pasangan
dengan grade yang memiliki grade A-C New memiliki nilai HGI yang
parameter serupa dengan nilai bermasalah karena memiliki nilai
yang lebih tinggi, begitu juga dibawah kriteria. Keadaan ini dapat
sebaliknya. disikapi dengan melakukan blending
kembali dengan memasangkannya
Berdasarkan data dan hasil dengan pasangan hasil blending grade
pengolahan data, diketahui bahwa A-E, karena pasangan grade A-E
masih terdapat hasil simulasi blending memilki nilai HGI yang lebih besar dan
yang memiliki nilai parameter yang nilai parameter yang lain masuk dalam
tidak sesuai dengan kriteria demand rank demand serta relatif sama dengan
terutama pada nilai parameter kualitas pasangan grade A-C New sehingga
HGI. Keadaan ini bukan hal yang baik perubahan nilai parameter lain dari
karena batubara hasil blending tersebut hasil secondary blending relatif aman.
memiliki potensi direject oleh pihak Selain itu disatu sisi pemanfaatan grade
pembeli. Menyikapi hal ini maka A lebih besar persentasenya untuk
perusahaan direkomendasikan untuk memenuhi kriteria demand tersebut.
memikirkan kemungkinan untuk
melakukan blending kedua (secondary Faktor Pengaruh Terjadinya
blending). Secondary blending yang Kesalahan Hasil Blending

dilakukan nantinya dapat mengikuti Adapun faktor yang berpotensi


cara atau prosedur pengolahan data menyebabkan kesalahan dalam hasil
pada penelitian ini untuk simulasi simulasi blending yang teramati adalah
penentuan komposisinya. proses pengambilan sampel.
Direkomendasikan dalam Pengambilan sampel pre shipment
melakukan secondary blending, diketahui bahwa hasil analisa sampel
50 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

tersebut belum dapat menggambarkan dilakukan pengambilan sampel pre


keadaan kualitas tumpukan batubara shipment setiap bulannya dan nilai
yang hendak diketahui kualitasnya, hal parameter kualitas batubara akan lebih
ini dikarenakan pengambilan sampel update karena pada setiap pengiriman
hanya dilakukan pada permukaan batubara kualitas setiap grade selalu
tumpukan batubara sedangkan bagian terkontrol.
tumpukan batubara yang berada
dibagian dalam tidak terambil. Bagian KESIMPULAN
luar tumpukan tentunya akan relatif Kesimpulan yang dapat ditarik
lebih kering dibandingkan dengan dari penelitian ini, adalah:
bagian dalam, karena bagian luar selalu 1. Grade batubara yang nilai
terpapar udara bebas. Keadaan ini parameter kualitasnya tidak berada
akan menyebabkan adanya perbedaan dalam rank kontrak pada bulan
nilai TM sehingga dapat menyebabkan Oktober 2013, yaitu untuk
kesalahan hasil simulasi blending. permintaan PT JA Nusantara, PT
Keadaan ini dapat diselesaikan Asia Pasific Mining Resource dan
dengan mensiasati proses pengambilan PT Lintas Bara Resource grade
sampel pada belt conveyor untuk batubara yang bermasalah adalah
analisa parameter kualitas general grade A, grade C, grade D, grade E
(General Analysis) setiap barge. dan grade C New. Sedangkan
Dengan cara pengisian berlapis (areal permintaan CV Mitra Bumi
stockpiling) pada setiap barge dan Sejahtera grade batubara yang
setiap lapisan mewakili satu grade. bermasalah adalah grade D dan
Selanjutnya jumlah lot (kumpulan grade E. Solusi agar grade
sampel) yang akan diambil dari belt batubara yang nilai parameter
conveyor disesuaikan dengan jumlah kualitasnya tidak berada dalam
grade yang dimasukan ke dalam barge, rank kontrak dapat dimanfaatkan
dengan demikian hasil analisa general adalah dengan melakukan
dari setiap lot akan menggambarkan pencampuran batubara (coal
nilai parameter kualitas setiap grade blending) dimana kontrol terhadap
batubara dan rata-rata keseluruhan lot parameter kualitas hasil blending
akan menggambarkan nilai parameter harus dijadikan fokus utama. Bila
kualitas batubara disetiap barge. Cara nantinya hasil blending masih
ini lebih efisien karena tidak lagi perlu memiliki parmeter kualitas yang
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............51

bermasalah maka dapat dilakukan DAFTAR PUSTAKA


secondary blending.
Anonim, 2005. Training Kualitas
2. Acuan atau ketentuan yang perlu Batubara dan Stockpile
Management, PT Geoservice,
diperhatikan dalam proses coal
Yogyakarta, 2005.
blending meliputi:
a. Pencampuran suatu grade yang Anonim, 2008. Draft Diktat Kuliah
Batubara, Universitas Lambung
memiliki parameter yang Mangkurat, 23 Juli 2008,
bermasalah. Grade yang memiliki Banjarbaru.
nilai parameter yang lebih rendah
Anonim, 2013. Riset Operasi.
hanya dapat dipasangkan dengan
grade lain dengan parameter Muchjidin, 2006. Pengendalian Mutu
serupa yang lebih tinggi nilai dalam Industri Batubara, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
parameternya, begitu juga
sebaliknya. Sitohang, D.J., 2013. Evaluasi
Pencapaian Target Barging
b. Grade dengan nilai parameter yang
Batubara di PT. Kadya
berada pada batas rejection Carakamulia, Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten
minimum hanya dapat dipasangkan
Banjar, Provinsi Kalimantan
dengan grade yang memiliki Selatan, Laporan Tugas Akhir,
Universitas Lambung Mangkurat,
parameter serupa dengan nilai
Banjarbaru.
yang lebih tinggi, begitu juga
sebaliknya. Sukandarrumidi, 1995. Batubara dan
Gambut, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
52 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

Lampiran 1

Data Simulasi Coal Blending PT JA Nusantara, Bulan Oktober 2013

CAMPURAN KUALITAS HASIL BLENDING


BLENDING PERSENTASE
DUA BLENDING TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
PRODUCT (AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
TYPICAL 13 6 14 42 by difference 0.6 6000 37 min
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5800 NA
A 3.84%
10.49 6.91 12.84 42.22 38.04 0.43 6,000.00 38.85
B 96.16%
A 47.79%
11.44 5.09 13.10 43.53 38.27 0.44 6,000.00 37.92
D 52.21%
A 61.56%
12.45 5.67 12.27 43.51 38.55 0.54 6,000.00 39.61
E 38.44%
A 3.04%
12.38 5.65 11.67 40.51 42.17 0.37 6,000.00 37.91
B New 96.96%
A 56.95%
12.12 5.45 12.78 43.54 38.23 0.50 6,000.00 36.29
C New 43.05%
C 15.01%
10.45 6.63 13.14 42.48 37.76 0.44 6,000.00 38.62
B 84.99%
C 80.19%
10.63 4.74 14.55 44.09 36.63 0.45 6,000.00 37.31
D 19.81%
C 87.63%
10.87 4.89 14.41 44.13 36.57 0.48 6,000.00 37.80
E 12.37%
C 12.18%
12.16 5.54 12.03 40.88 41.55 0.38 6,000.00 37.82
B New 87.82%
C 66.66%
11.24 4.85 15.68 43.52 35.95 0.46 5,863.46 37.00
C New 33.34%
D 19.74%
10.62 6.45 14.08 42.08 37.40 0.41 5,900.00 39.32
B 80.26%
D 60.06%
11.39 5.06 13.09 42.75 39.10 0.40 6,000.00 39.96
A New 39.94%
D 20.52%
12.17 5.39 13.13 40.70 40.79 0.37 5,900.00 38.53
B New 79.48%
E 11.06%
10.82 6.78 13.81 41.96 37.46 0.44 5,900.00 39.89
B 88.94%
E 46.22%
12.58 5.74 12.08 42.45 39.72 0.51 6,000.00 42.70
A New 53.78%
E 11.55%
12.56 5.61 12.74 40.41 41.23 0.39 5,900.00 39.04
B New 88.45%
C New 13.47%
10.77 6.68 13.96 42.00 37.37 0.43 5,900.00 38.87
B 86.53%
C New 50.99%
12.18 5.47 12.71 42.58 39.24 0.46 6,000.00 38.49
A New 49.01%
C New 14.04%
12.46 5.54 12.93 40.50 41.03 0.38 5,900.00 38.00
B New 85.96%
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............53

Lampiran 2

Data Simulasi Coal Blending PT Asia Pasific Mining Resource, Bulan Oktober 2013

CAMPURAN KUALITAS HASIL BLENDING


BLENDING PERSENTASE
DUA BLENDING TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
PRODUCT (AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
TYPICAL 14 5 13 42 by difference 0.5 5900 38 min
REJECTION > 16 NA > 16 > 45 NA >1 < 5700 NA
A 0.90%
10.46 6.94 13.00 42.13 37.93 0.43 5,985.62 38.96
B 99.10%
A 36.68%
11.41 4.93 14.30 43.17 37.59 0.42 5,900.00 38.55
D 63.32%
A 53.38%
12.63 5.64 13.28 43.15 37.93 0.54 5,900.00 40.59
E 46.62%
C 14.75%
10.45 6.64 13.14 42.47 37.76 0.44 5,999.66 38.63
B 85.25%
C 61.56%
10.78 4.66 15.41 43.60 36.33 0.42 5,900.00 38.08
D 38.44%
C 75.99%
11.26 4.96 15.14 43.69 36.21 0.49 5,900.00 39.02
E 24.01%
D 19.74%
10.62 6.45 14.08 42.08 37.40 0.41 5,900.00 39.32
B 80.26%
D 69.34%
11.37 4.91 14.29 42.57 38.23 0.39 5,900.00 40.11
A New 30.66%
D 20.52%
12.17 5.39 13.13 40.70 40.79 0.37 5,900.00 38.53
B New 79.48%
E 11.06%
10.82 6.78 13.81 41.96 37.46 0.44 5,900.00 39.89
B 88.94%
E 53.36%
12.74 5.70 13.13 42.23 38.95 0.51 5,900.00 43.27
A New 46.64%
E 11.55%
12.56 5.61 12.74 40.41 41.23 0.39 5,900.00 39.04
B New 88.45%
C New 13.47%
10.77 6.68 13.96 42.00 37.37 0.43 5,900.00 38.87
B 86.53%
C New 58.87%
12.28 5.38 13.85 42.39 38.38 0.46 5,900.00 38.41
A New 41.13%
C New 14.04%
12.46 5.54 12.93 40.50 41.03 0.38 5,900.00 38.00
B New 85.96%
54 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (40 – 55)

Lampiran 3

Data Simulasi Coal Blending PT Lintas Bara Resource, Bulan Oktober 2013

CAMPURAN KUALITAS HASIL BLENDING


BLENDING PERSENTASE
DUA BLENDING TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
PRODUCT (AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
TYPICAL 13 6 12 41 by difference 0.5 5900 38 min
REJECTION > 15 NA > 15 > 44 NA >1 < 5700 NA
A 0.90%
10.46 6.94 13.00 42.13 37.93 0.43 5,985.62 38.96
B 99.10%
A 36.68%
11.41 4.93 14.30 43.17 37.59 0.42 5,900.00 38.55
D 63.32%
A 53.38%
12.63 5.64 13.28 43.15 37.93 0.54 5,900.00 40.59
E 46.62%
C 14.75%
10.45 6.64 13.14 42.47 37.76 0.44 5,999.66 38.63
B 85.25%
C 70.35%
10.71 4.70 15.00 43.83 36.48 0.43 5,947.16 37.72
D 29.65%
C 80.95%
11.10 4.93 14.83 43.88 36.37 0.49 5,942.61 38.50
E 19.05%
D 19.74%
10.62 6.45 14.08 42.08 37.40 0.41 5,900.00 39.32
B 80.26%
D 69.34%
11.37 4.91 14.29 42.57 38.23 0.39 5,900.00 40.11
A New 30.66%
D 20.52%
12.17 5.39 13.13 40.70 40.79 0.37 5,900.00 38.53
B New 79.48%
E 11.06%
10.82 6.78 13.81 41.96 37.46 0.44 5,900.00 39.89
B 88.94%
E 53.36%
12.74 5.70 13.13 42.23 38.95 0.51 5,900.00 43.27
A New 46.64%
E 11.55%
12.56 5.61 12.74 40.41 41.23 0.39 5,900.00 39.04
B New 88.45%
C New 13.47%
10.77 6.68 13.96 42.00 37.37 0.43 5,900.00 38.87
B 86.53%
C New 58.87%
12.28 5.38 13.85 42.39 38.38 0.46 5,900.00 38.41
A New 41.13%
C New 14.04%
12.46 5.54 12.93 40.50 41.03 0.38 5,900.00 38.00
B New 85.96%
Saputra, D., dkk, Simulasi Blending Batubara .............55

Lampiran 4

Data Simulasi Coal Blending CV Mitra Bumi Sejahtera, Bulan Oktober 2013

CAMPURAN KUALITAS HASIL BLENDING


BLENDING PERSENTASE
DUA BLENDING TM IM Ash VM FC TS GCV
HGI
PRODUCT (AR-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (ADB-%) (AR-Kcal/Kg)
TYPICAL 13 6 14 41 by difference 0.5 5750 40 min
REJECTION > 15 NA > 16 > 43 NA >1 < 5550 NA
D 79.11%
11.36 4.70 16.00 42.67 36.63 0.39 5,757.84 39.43
A 20.89%
D 56.19%
10.93 5.52 15.97 42.04 36.47 0.39 5,750.00 39.90
B 43.81%
D 52.80%
10.85 4.57 16.00 43.00 35.92 0.40 5,791.86 38.48
C 46.69%
D 73.98%
11.36 4.83 14.89 42.49 37.79 0.38 5,850.00 40.18
A New 26.02%
D 56.62%
11.78 4.94 15.45 41.29 38.32 0.36 5,750.00 39.47
B New 43.38%
E 58.88%
12.90 5.58 14.81 42.61 37.00 0.54 5,750.00 42.07
A 41.12%
E 31.50%
11.51 6.46 15.22 41.69 36.63 0.47 5,750.00 41.52
B 68.50%
E 38.32%
11.71 5.02 16.00 43.00 35.65 0.50 5,757.34 40.41
C 61.36%
E 64.08%
12.99 5.63 14.69 41.90 37.78 0.52 5,750.00 44.13
A New 35.92%
E 31.87%
12.85 5.56 14.40 40.50 39.54 0.43 5,750.00 40.87
B New 68.13%

Anda mungkin juga menyukai