Anda di halaman 1dari 29

6.

1 Gerak Fluida
Fluida diam
(Hidrostatika)

Fluida bergerak
(Hidrodinamika)

Penyebab:
1.Kekentalan (viskositas).
2.Turbulensi.

Macam-macam Aliran
1. Aliran Laminer
Pada aliran laminer, setiap partikel fluida
mengikuti lintasan yang mulus dan lintasanlintasan tersebut tidak saling bersilangan.
Contoh: aliran bawah tanah, aliran darah pada
arteri tubuh manusia, aliran air pada tanaman
melalui akar, aliran minyak pada suatu kondisi,
dll.

2. Aliran Turbulen
Pada aliran turbulen, setiap partikel fluida
bergerak tidak beraturan, ditandai dengan
lingkaran-lingkaran tak menentu, kecil, dan
menyerupai pusaran.

6.2 Persamaan Kontinuitas


Berdasarkan prinsip dasar:
1. Hukum kekekalan massa
2. Hukum kekekalan momentum
3. Hukum kekekalan energi
Hukum-hukum tersebut tergabung dalam
HUKUM KONTINUITAS

Penerapan persamaan kontinuitas dapat


diilustrasikan pada percabangan situasi T.

A3

A2
V2

V3

A1

V1

Secara skematis situasi yang dipersoalkan dapat


digambar sebagai berikut:
Batas ruang control volume

V3

A2

A3

A1

V1

V2

Persamaan Kontinuitas
D
d 0

Dt SYS


D
d
d
d V n dA

Dt SYS
dt CV
ACV


d
dCV V n dACV 0

dt CV
ACV

Perhatikan bahwa bentuk ruang control volume


tidak perlu harus ketat mengikuti bentuk benda
yang ditinjau. Disini dipilih bentuk yang
sederhana saja yaitu bentuk persegiempat.
Perlu ditekankan bahwa integrasi hanya pada
perbatasan ruang control volume yang ditembus
oleh V saja, sehingga:

d
d V n dA

dt CV
ACV
V1 dA V2 dA V3 dA
A1

A2

A3

Bila V adalah uniform di masing-masing A dan


masa jenis adalah konstan menurut ruang dan
waktu, maka suku disebelah kanan tanda sama
dengan menjadi:
V1 dA V2 dA V3 dA V1 A1 V2 A2 V3 A3
A1

A2

A3

V1 A1 V2 A2 V3 A3

dan suku disebelah kiri tanda sama dengan


menjadi:
dCV
d
d

dt CV
dt

Substitusi kedua persamaan tersebut kembali ke


persamaan sebelumnya.

d CV

V1 A1 V2 A2 V3 A3
dt
d CV
V1 A1 V2 A2 V3 A3
dt

Mengingat bahwa CV adalah volume air di


dalam ruang control volume (dan bukan volume
dari ruang itu sendiri) yang dalam kasus ini
adalah tetap menurut waktu (percabangan T
selalu penuh terisi air), maka d/dt=0 sehingga
persamaan dapat disederhanakan menjadi:

V1 A1 V2 A2 V3 A3
V = kecepatan (m/s)
A = luas penampang (m2)

6.3 Persamaan Bernoulli


(Daniel Bernoulli, 1700-1782)
Jika kecepatan fluida tinggi, tekanan rendah dan
sebaliknya.
P1+1 v12+ gy1= P2+1 v22+ gy2
2

Contoh:
Air mengalir di sebuah rumah pada suatu sistem
pemanas air. Jika air dipompa dengan laju
0,50m/s melalui pipa berdiameter 4,0cm di ruang
bawah tanah dengan tekanan 3,0atm. Hitung laju
aliran dan tekanan pada pipa berdiameter 2,6cm di
tingkaat dus dengan tinggi 5,0m di atasnya.

A1v1 = A2v2
v2 = A1v1
A2
= x0,0202x0,5
x0,0132
= 1,2m/s
P2=P1+g(y1-y2)+1 (v12-v22)
2
=300.000+1.000x9,81x(-5)+1 1.000x(0,52-1,22)
2
=2,5. 105N/m2

Latihan
1. Air mengalir pada pipa. Pada bagian pertama
(atas) pipa memiliki data sbb: elevasi setinggi
10m dari datum, berdiameter 0,3m, tekanan
260.000 N/m2 dan kecepatannya 3m/s. Pada
bagian kedua (bawah) pipa memiliki data sbb:
elevasi 0m, berdiameter 0,15m. Hitung tekanan
pada bagian kedua!

2. Air mengalir melalui pipa yang berdiameter


300mm dan 150mm pada bagian 1 dan 2.
Debit yang lewat sebesar 40liter/det. Tinggi
elevasi bagian 1 adalah 10m dari datum dan
tinggi elevasi bagian 2 adalah 6m dari datum.
Hitung tekanan pada bagian 2 jika diketahui
tekanan pada bagian 1 sebesar 400kN/m2!

6.4 Penerapan Prinsip Bernoulli


1. Persamaan Bernoulli berubah menjadi:
P1-P2=g(y2-y1)
bila v1 dan v2 adalah nol.
2. Teorema Torricelli
A1A2
v12 v22
diabaikan

v2=e2g(y1-y2)

3. Tabung venturi adalah sebuah pipa dengan


penyempitan kecil.
contoh: karburator pada mobil.
Tabung venturi merupakan dasar dari
venturimeter, yang digunakan untuk mengukur
laju aliran fluida.

6.5 Viskositas
Viskositas (kekentalan) adalah gesekan di bagian
dalam suatu fluida.
Pada zat cair, viskositas disebabkan oleh gaya
kohesi antar molekul.
Pada gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antar molekul.
Viskositas dinyatakan secara kuantitatif oleh
koefisien viskositas, (dibaca: eta).

F=Av
l

F= gaya (N)
= koefisien viskositas (Ns/m2)
A= luas fluida (m2)
v= laju fluida (m/s)
l= jarak antar lempeng (m)
Satuan lain untuk = dyne s/cm2 (poise)

6.6 Aliran Pada Tabung


Fluida tidak mempunyai viskositas, maka fluida
dapat mengalir melalui tabung atau pipa tanpa
gaya yang harus diberikan.

Fluida mempunyai viskositas, maka fluida


memerlukan gaya untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida di atas lapisan lainnya.

Laju aliran fluida dalam tabung bergantung pada


viskositas fluida, perbedaan tekanan, dan dimensi
tabung (J.L. Poiseuille, 1799-1869).

Q=r4(P1-P2)
8L

J.L. Poiseuille

Contoh:
Oli mesin melalui tabung yang berdiameter 1,8mm
dalam sebuah mesin prototipe. Panjang tabung
5,5cm. Koefisien viskositas oli 0,055Ns/m2. Hitung
perbedaan tekanan yang dibutuhkan untuk
mempertahankan laju aliran sebesar 5,6ml/menit!
Q=5,6ml/menit=9,3x10-8m3/s
P1-P2= 8 L Q
r4
=4.000N/m2

6.7 Gaya Stokes (Sir George Stokes)


Pada fluida sempurna (viskositas = 0),
berlaku:
F= 6 rv

6.8 Bilangan Reynold


Aliran fluida (laminer/turbulen) ditentukan oleh 4
faktor, yaitu:
1.Viskositas fluida.
2.Diameter pipa.
3.Laju aliran fluida.
4.Massa jenis fluida.

Pada tahun 1883, Osborne Reynolds melakukan


eksperimen untuk mengetahui jenis aliran yang
melewati pipa.

Re= vD

Osborne Reynolds

Bilangan Reynold
adalah besaran yang tidak
berdimensi dan besar angkanya adalah sama
dalam setiap sistem satuan tertentu.
Re 2.000
2.000 Re 3.000

Re 3.000

Aliran laminer
Aliran tidak stabil dan
dapat
berubah
dari
laminer menjadi turbulen
atau sebaliknya
Aliran turbulen

Anda mungkin juga menyukai