Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

NAMA : MARIA NAOMI CITRA RESMI MOLAN


NIM : 1761121128
KELAS : C.3
JURUSAN : TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Hidrodinamika

Hidrodinamika adalah ilmu yang mempelajari fluida yang mengalir. Fluida


adalah zat yang dapat mengalir, yang terdiri dari zat cair dan gas. Hidrodinamika
juga dapat didefinisikan sebagai penelitian mengenai zat cair yang mengalir
meliputi tekanan, kecepatan aliran, lapisan-lapisan zat yang melakukan gesekan.

Bernoulli telah berhasil merumuskan rumus dengan persyaratan-persyaratan


atau pendekatan khusus yaitu:
1. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskos)
2. Zat cair mengalir secara stasioner (tidak berubah) dalam hal kecepatan, arah
maupun besarnya (selalu Konstan)
3. Zat cair mengalir secara steady yaitu mengalir melalui lintasan tertentu
4. Zat cair tidak termampatkan (incompresible) melalui sebuah pembuluh dan
mengalir sejumlah cairan yang sama besarnya (continuitas)

Hidrodinamika terdiri dari kata hidros = air dan dinamica = gerakan,


berarti pengertian hidrodinamika dalam arti sempit adalah gerakan/pergerakan air.
Dalam hidrodinamika laut gaya-gaya yang terpenting adalah gaya gravitasi, gaya
gesekan, dan gaya.

Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan


dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala atau lingkup
analisis ilmu ini adalah pada gerak partikelir air atau dapat disebut dalam skala
makroskopik. Skala makroskopik disini memiliki maksud air tersusun dari
partikel-partikel fluida. Karena berhubungan dengan perlakuan fisis dari
persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu berbasis hukum-hukum newton. Jadi,
objek yang dijadikan bahan analisa merupakan fluida newton. Studi
Hidrodinamika dibagi menjadi dua, yaitu:
1.) perumusan dari persamaan diferensial untuk menentukan kecepatan fluida; dan
2.) aneka metode matematika yang digunakan untuk dasar-dasar persamaan
diferensial.).

1.1 Maksud dan Tujuan


memahami permasalahan hidrodinamika/kinematika zat cair.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Macam Aliran


Aliran pada zat cair bisa dibedakan berdasarkan cara bergerak zat cair dan
juga berdasarkan cara pengalirannya, antara lain:
1. Macam Aliran Berdasarkan Cara Bergerak Zat Cair
a.) Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran yang seakan-akan pada setiap pertikel
dari zat cair yang mengalir bergerak secara sejajar. Biasanya terjadi
pada suatu aliran dengan kecepatan yang sangat kecil.
b.) Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran yang seakan-akan pada setiap partikel
dari zat cair yang mengalir saling bertumbukan.
2. Macam Aliran Berdasarkan Cara Pengalirannya.
a.) Aliran Tetap ( Steady Flow )
Aliran tetap ( Stedy Flow ) terjadi jika variable dari aliran (seperti
kecepatan,tekanan,rapat massa,luas penampang aliran,debit dsb.) di
sembarang titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu. Keadaan
ini dapat dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

=0; = 0; =0; =0; =0

b.) Aliran Tidak Tetap ( Unsteady Flow )


Pada aliran tidak tetap ( Unsteady Flow ) besarnya tekanan dan
kecepatan selalu berubah terhadap t ( waktu ). Keadaan ini dapat
dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai berikut :

≠0; ≠ 0; ≠0; ≠0; ≠0

2.2 Debit Aliran


Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu
satuan waktu disebut debit aliran dan diberi notasi Q. Debit aliran biasanya
diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga satuannya adalah
meter kubik per detik ( m3/d ) atau satuan yang lain ( liter/detik,liter/menit,
dsb) sehingga dapat kita rumuskan:
Q = V. A
Dimana :
Q = Debit ( m3/d )
V = Kecepatan aliran (m/s)
A = Luas tampang aliran ( m2 )

2.3 Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds adalah bilangan yangmenyatakan batas batas arus
dalam fluida bersifat laminer atau turbulen. Bilangan Reynolds, NR
didapatkan dari eksperimen yaitu:

Dimana :
ρ = kerapatan fluida
v = kecepatan arus
D = diameter tabung
η = koefisien viskositas.

NR < 2000 artinya arus bersifat laminer, NR > 3000 arus bersifat turbulen
dan 2000 < NR < 3000 arus tak stabil.

2.4 Hukum Kontinuitas


Apabila zat cair tak mampu mampat (uncompressible) mengalir secara
kontinyu melalui pipa atau saluran, dengan tampang aliran tetap ataupun
tidak tetap, maka volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama
di semua tampang. Keadaan ini disebut dengan persamaan kontinuitas
aliran zat cair. Dipandang tabung aliran seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.3, untuk aliran satu dimensi dan mantap, kecepatan rerata dan
tampang lintang pada titik 1 dan 2 adalah V1, A1 dan V2, A2.

Gambar 2.3
Volume zat cair yang masuk melalui tampang 1 tiap satuan waktu adalah
V1.A1, dan volume zat cair yang keluar dari tampang 2 tiap satuan waktu
adalah V2.A2. Oleh karena tidak ada zat cair yang hilang di dalam tabung
aliran, maka:
Q1= Q2 ( m3/d )
A1.V1= A2.V2
Dimana :
A = Luas penampang aliran ( m2 )
V = Kecepatan aliran ( m/d )
Pada pipa bercabang ( Gambar 2.4 ), maka debit aliran yang menuju titik
cabang harus sama dengan debit aliran yang meninggalkan titik tersebut.
Gambar 2.4
Maka berlaku :
Q1 = Q2 + Q3
atau
A1.V1= A2.V2 + A3.V3
Biasanya debit aliran menuju titik cabang diberi tanda positif dan yang
meninggalkan diberi tanda negatif, sehingga jumlah aliran pada
percabangan adalah nol.
∑Q=0

2.5 Persamaan Bernoulli


Persamaan energy yang menggambarkan gerak partikel diturunkan dari
persamaan gerak. Persamaan energy ini merupakan salah satu persamaan
dasar untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam hidraulika. Persamaan
energy dapat ditunjukkan oleh persamaan Euler dan persamaan Bernoulli.
Karena dalam bab ini hanya dipelajari aliran satu dimensi, maka hanya
akan ditinjau pemakaian dari persamaan yang telah diintegralkan yaitu
persamaan Bernoulli sebagai berikut :

Z+ + =C

Dimana :
Z = elevasi ( tinggi tempat )

= tinggi tekanan

= tinggi kecepatan

Konstanta integrasi C adalah tinggi energy total, yang merupakan jumlah


dari tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan, yang berbeda dari
garis arus yang satu ke garis arus yang lain. Persamaan ini untuk aliran
tetap satu dimensi, zat cair ideal dan tak kompresibel.
Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan garis tekanan
dan tenaga ( gambar 2.5 ). Garis tenaga dapat ditunjukkan oleh elevasi
muka air pada tabung pitot yang besarnya sama dengan tinggi total dari
konstanta Bernoulli. Sedang garis tekanan dapat ditunjukkan oleh elevasi
muka air dalam tabung vertical yang disambung pada pipa.

H=Z+ +

Gambar 2.5. Garis tenaga dan tekanan pada zat cair ideal
Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang
menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan. Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan
tinggi tekanan yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung
pada luas tampang aliran. Aplikasi persamaan Bernoulli untuk kedua titik
didalam medan aliran akan memberikan :

ZA + + = ZB + +

Yang menunjukkan bahwa jumlah tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan di kedua titik adalah sama. Dengan demikian garis tenaga pada
aliran zat cair ideal adalah konstan.
BAB III
ANALISA PERHITUNGAN

1. Air mengalir melalui pipa 1,2,3 seperti tergambar. Air mengalir


melalui pipa 1 dengan diameter 50 mm dan kecepatan alirannya 4 m/d.
Ujung pipa bercabang menjadi pipa 2 dan 3. Kecepatan aliran pipa 2
adalah 2 m/d. Diameter pipa 3 adalah 40 mm dan debit aliran pada
pipa 3 adalah setengah dari debit pipa 2. Hitung debit pada pipa 1 dan
pipa 2, hitung diameter pipa 2 dan hitung kecepatan aliran pada pipa
3?

Jawaban :
Diketahui :
D1 = 3 inch = 0.0762 m
V1 = 5 m/d
V2 = 3 m/d
D3 = 1 inch = 0.0254 m
Q3 = ½ Q2
Ditanyakan:
Q1, Q2, D2, V3 ?
Penyelesaian :
a.) Q1 = A1.V1
= ¼ x 3.14 x (0.0762)2 x 5( m2.m/d)
= 0.0228 m3/d

b.) Persamaan Kontinuitas dititik cabang antara pipa 1 dengan pipa 2 & 3
Q1 = Q2 + Q3
0.0228 = Q2 + ½ Q2
0.0228 = 5/2 Q2
Q2 = 0.00912 m3/d
c.) Diameter pipa 2 dapat dihitung dengan :
Q2 = A2.V2
0.00912 = ¼ x 3.14 x (D)2 x 3
D = √0,00387
D = 0.062 m = 62.2 mm
d.) Kecepatan aliran di pipa 3 dapat dihitung dengan rumus :
Q3 = A3.V3
½ Q2 = 1/4 x 3.14 x D2. V3
½ x 0.00912 = ¼ x 3.14 x ( 0.0254 )2xV3
V3 = 9 m/d

2. . Air keluar dari ujung pipa dengan diameter 0,8 cm tentukan debit air
jika kecepatan air pada suatu titik didalam pipa 6 cm/s.

Diket :
d = 0,8 cm r = 0,4 cm
V= 6 cm
Dit :
Q = ……………
jawab :
Q = A.v
= Πr2 v
= Π (0,4)2 6
= Π 0,16 . 6
= 0,96Π m3/s
3. Sebuah pipa diletakkan mendatar
diameter A1 = 4 cm dan A2 = 2 cm, air
mengalir dari pipa besar ke pipa kecil
dengan kecepatan 3 m/s dan tekanannya
10 N/m2 jika massa jenis air 1000kg/m3
g = 10 m/s2 tentukan tekanan air pada
pipa kecil
Penyelesaian :
Diket : jawab :
d1 = 4 cm, d2 = 2 cm A1. v1 = A2. v2
P = 10 N/m2 ΠR2 3 = ΠR2 V2
g = 10 m/s2 v2 = (2 x 10-2)2 .3
ρ = 1000 kg/m3+ (10-2)2

V1 = 3 m/s V2 = 12 m/s
Dit :
P =……. P1 ½ρv12 = P2 ½ρv22
P1 = 3,25 x 104
BAB IV
KESIMPULAN

Pada aliran zat cair ideal, garis tenaga mempunyai tinggi tetap yang
menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan. Garis tekanan menunjukkan jumlah dari tinggi elevasi dan
tinggi tekanan yang bisa naik atau turun pada arah aliran dan tergantung
pada luas tampang aliran.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Triatmodjo, ”Hidraulika II”, BETA OFFSET, Yogyakarta 1996

Anda mungkin juga menyukai