Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BESAR SEMESTER GENAP REKAYASA

PANTAI DAN PELABUHAN

Dikerjakan oleh :
Kelompok 11
-Said F mukhsalmina
(1704101010110)
-Hafizh Izzan Zaldi
(1704101010110)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
1. Apa beda antara pelabuhan alami dan buatan?

Jawaban :
Pelabuhan Alam merupakan daerah perairan yang terlindungi badai dan gelombang secara
alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah, atau terletak di Teluk, Estuari atau Muara Sungai,
dengan begitu pengaruh gelombang menjadi sangat kecil. Contoh Pelabuhan Alam adalah
Pelabuhan Palembang.
Pelabuhan Buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh gelombang
dengan membuat bangunan pemecah gelombang (Breakwater). Contoh Pelabuhan Buatan adalah
Pelabuhan Tanjung Mas.

2. Jelaskan beberapa kriteria dari penentuan pembangunan suatu pelabuhan? beri satu
contoh.
Jawaban :
Variabel-variabel yang digunakan sebagai kriteria penentuan prioritas pembangunan pelabuhan
adalah aspek kelautan, aspek perikanan, aspek transportasi, aspek tata ruang dan aspek lingkungan.
 Aspek Kelautan
Wilayah pesisir, pantai, muara, dan lautan memiliki dinamika perairan yang kompleks.
Beberapa proses utama yang terjadi di wilayah pesisir meliputi sirkulasi massa air,
percampuran, sedimentasi, erosi, dan upwelling (Dahuri, et.al., 2001). Perairan laut lepas
berhubungan langsung dengan pantai, dengan demikian fenomena yang terjadi di laut lepas
akan mempengaruhi proses–proses yang terjadi di wilayah pantai. Skema hubungan laut,
pantai dengan lingkungan sekitarnya disajikan Gambar 2.

Fenomena dan proses-proses yang terjadi di perairan laut sangat dinamis dan kompleks, untuk
kegiatan ini hanya meninjau pengaruh hidrodinamika perairan laut yaitu tinjauan kondisi
hidrooseanografinya. Data hidro-oseanografi sangat diperlukan dalam merencanakan
penanggulangan permasalahan di wilayah perairan. Parameter utama yang biasanya
diperhitungkan adalah arus, pasang surut, dan gelombang angin.
 Aspek Perikanan
arakteristik dan potensi sumberdaya ikan disuatu perairan berbeda antara satu wilayah dengan
wilayah lainnya yang dipengaruhi oleh kondisi hidrografi dan oceanografi. Ketersediaan
sumberdaya ikan di suatu perairan merupakan faktor penting bagi pengembangan kegiatan
perikanan tangkap di wilayah tersebut, karena tanpa adanya ketersediaan sumberdaya ikan
yang mencukupi atau terbatas maka tidak mungkin dapat mengembangkan kegiatan perikanan
tangkap. Oleh karena itu pengembangan perikanan tangkap haruslah memperhatikan
ketersediaan atau potensi sumberdaya ikan yang ada, sehingga pemanfaatannya tidak merusak
lingkungan dan sumberdaya ikan tetap lestari. Berdasarkan hal itu, pemanfaatan sumberdaya
ikan harus memperhatikan hasil tangkapan lestari (maximum sustainable yield) yaitu jumlah
tangkapan yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga kelestarian sumberdaya ikan yang ada.
Namun demikian, dalam rangka menerapkan prinsip kehatihatian (precautionary approach)
dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan, pemerintah telah menetapkan jumlah tangkapan
yang diperbolehkan (JTB) yang besarnya 80% dari potensi lestari. Daerah penangkapan
nelayan-nelayan di Kabupaten Muko-muko adalah di sepanjang perairan Pantai Kabupaten
Mukomuko. Kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Muko-muko sudah berkembang sejak
lama terutama dilakukan oleh nelayan-nelayan pendatang dari luar Kabupaten Mukomuko.
 Aspek Transportasi
Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, transportasi memiliki posisi yang penting dan
strategis dalam pembangunan bangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus
tercermin pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan
sarana untuk memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa, dalam rangka memantapkan perwujudan wawasan nusantara dan meningkatkan
ketahanan nasional, serta mempererat hubungan antar bangsa. Kondisi transportasi laut yang
menjadi andalan utama masyarakat Kabupaten Mukomuko cukup memprihatinkan. Kondisi
kapal tidak memadai dari sisi jumlah, daya angkut, keamanan, kenyamanan, dan kapasitas
dermaga. Hal itu menghambat mobilitas manusia sehingga pergerakan ekonomi masyarakat
menjadi lamban. Dari hasil pemantauan di sejumlah daerah di Kabupaten Mukomuko,
menunjukkan tidak efisiensinya perjalanan masyarakat di wilayah itu, dari sisi waktu dan
biaya.
Kawasan Perkotaan Mukomuko termasuk ke dalam Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) V
dengan arahan fungsi pengembangan meliputi; pertanian tanaman pangan, perkebunan,
perikanan, peternakan dan industri (termasuk agroindustri). SWP V ini mencakup sub-sub
wilayah pembangunan Kecamatan Mukomuko Utara, Lubuk Pinang, Teras Terunjam,
Mukomuko Selatan dan Kecamatan Pondok Suguh. Dalam RTRW Propinsi Bengkulu (Perda
Nomor 05 Tahun 1999 Tanggal 6 Desember 1999), program pembangunan perkotaan di
Propinsi Bengkulu, khususnya untuk internal kota-kota adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan pembangunan prasarana perkotaan (P3KT) khususnya kota-kota terpilih;
2. Peningkatan pembangunan prasarana perhubungan khususnya bagi kota-kota sebagai
berikut :
 Bengkulu, terutama prasarana perhubungan angkutan laut bagi kepentingan pelayanan
regional (ekspor/impor) dan menuju propinsi;
 Mukomuko, terutama prasarana perhubungan angkutan laut bagi kepentingan
pelayanan ekspor/impor lokal (Kawasan Utara Bengkulu);
 Bintuhan, terutama prasarana perhubungan angkutan laut bagi kepentingan pelayanan
ekspor/impor lokal (Kawasan Selatan Bengkulu);
 Curup, terutama prasarana terminal regional bagi kepentingan perhubungan dengan
luar wilayah melalui darat.
3. Peningkatan penataan ruang kota untuk lebih mengoptimasi pemanfaatan ruang kota;
 Aspek Lingkungan
Dengan adanya kegiatan atau aktivitas di lokasi dan sekitar lokasi pelabuhan akan timbul
tekanan atau pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh yang timbul berasal dari
aktivitas darat maupun aktivitas laut. Aktivitas darat diantaranya berasal dari kegiatan
bongkar muat di darat, sampah-sampah, air limbah yang berasal dari kegiatan di darat, dan
sebagainya. Aktivitas laut diantaranya berasal dari kegiatan bongkar muat di laut,
ceceran/tumpahan bahan bakar dan minyak pelumas (oli), sampahsampah maupun air limbah
dari sisa kegiatan di laut, dan sebagainya. Dari aspek teknis ini akan berdampak terhadap
lingkungan di lokasi pelabuhan dan lokasi sekitar pelabuhan ( laut maupun darat). Dampak
yang timbul adalah terjadi pencemaran, baik itu pencemaran air (air darat dan air laut),
pencemaran tanah, pencemaran udara, maupun pencemaran estetika. Dampak pencemaran ini
mengakibatkan terganggunya ekosistem makhuk hidup di lokasi sekitar. Dalam jangka
pendek, dari aspek teknis pengaruh terhadap lingkungan akibat pembangunan maupun
keberadaan pelabuhan belum terlalu signifikan. Namun untuk jangka menengah maupun
jangka panjang (5 tahun ke atas) seiring dengan peningkatan aktifitas pelabuhan, dampak
nyata terhadap lingkungan akan timbul.

Contoh Kriteria Pembangunan Pelabuhan :


Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan dipublikasikan
dalam bukunya yang berjudul The Analytical Herarchy Process pada tahun 1980. AHP dapat
digunakan bila pengambil keputusan mengalami kesulitan dalam penentuan bobot dari berbagai
faktor dan evaluasi secara akurat. Proses ini berkaitan dengan perbandingan berpasangan (pairwise
comparison). Pengambil keputusan dapat mulai dengan menentukan hirarki keputusan secara
keseluruhan. Hirarki menunjukkan faktorfaktor yang diperhitungkan dan juga berbagai alternative
keputusan. Alternatif dengan skor tertimbang total terbesar adalah alternatif yang dipilih (Muhajir,
2004). Tujuan atau goal dari studi ini adalah memilih prioritas jenis pelabuhan yang akan dibangun
terlebih dahulu diantara 4 (empat) pelabuhan yang akan dibangun yaitu pelabuhan penyeberangan,
pelabuhan laut, pelabuhan barang dan pelabuhan perikanan. Adapun kriteria kelayakan meliputi
aspek kelautan, aspek perikanan, aspek transportasi, aspek tata ruang dan aspek lingkungan.
Berikut ini adalah skema hirarki dari permasalahan yang akan dibahas.

Keterangan :
PS = Pelabuhan Penyeberangan
PL = Pelabuhan Laut
PB = Pelabuhan Barang
PI = Pelabuhan Perikanan

Berdasarkan hirarki di atas selanjutnya penentuan prioritas pembangunan pelabuhan akan


dianalisis dengan bantuan software Expert Choise. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
a. Menentukan Pairwise Comparison aspek kelayakan
Tahap ini adalah memberikan nilai perbandingan diantara kriteria kelayakan.
b. Menentukan Weight of Local Priority dari masing-masing aspek kelayakan
Tahap ini adalah memberikan bobot pada tiap alternatif jenis pelabuhan dalam masing-masing
kriteria aspek kelayakan.

c. Pemilihan jenis pelabuhan berdasarkan relative priority


Dengan menggunakan software Expert Choise didapat prioritas pembangunan pelabuhan
seperti pada gambar 5 dan 6 berikut.
Hasil sensitivity analysis menunjukkan ranking jenis pelabuhan berdasarkan kriteria aspek
kelayakan. Berdasarkan keseluruhan aspek kelayakan, terlihat bahwa urutan ranking pelabuhan
adalah :
1. Pelabuhan Laut
2. Pelabuhan Penyeberangan
3. Pelabuhan Perikanan
4. Pelabuhan Barang

Adapun nilai relative priority jenis pelabuhan ditinjau dari seluruh aspek kelayakan dapat dilihat
pada Tabel 3 berikut.

Dengan demikian berdasarkan hasil Analytical Hierarchy Process (AHP), pelabuhan laut
merupakan pelabuhan yang paling penting untuk segera dibangun. Adapun rencana lokasi
pelabuhan laut ini adalah di kawasan Mukomuko atau di kawasan Kumbang Badak.
3. Ada 3 penggolongan kapal yang masuk kolam pelabuhan untuk ukuran kapal
kecil, sedang dan besar. Berapa tinggi gelombang maksimal di kolam pelabuhan
yang diijinkan untuk masing-masing golongan?

Jawab :

Tinggi gelombang kritis di kolam Pelabuhan (H 1/3)

Kapal kecil : 0,3 m


Kapal sedang dan besar : 0,5 m
Kapal sangat besar : 0,7-1,5 m

Keterangan :

Kapal kecil :
Kapal kurang dari 500 GRT yang selalu menggunakan kolam untuk kapal kecil.

Kapal sedang dan besar:


Kapal selain kapal kecil dan sangat besar.

Kapal sangat besar:


Kapal lebih dari 500.000 GRT yang menggunakan dolphin besar dan tambatan di laut.
4. Sebutkan bagian-bagian utama kapal dan jelaskan apa yang dimaksud dengan
istilah draft, Displacement Tonnage, GRT, DWT, dan lebar pada kapal? Lengkapi
sket jika perlu

Jawab :

a. Cerobong
b. Buritan
c. Propeller
d. Kulit Kapal
e. Mesin
f. Lampu Sorot
g. Haluan
h. Geladak Utama
i. Bangunan atas, terdiri atas: anjungan kapal, dan kabin untuk awak

Draft
Draft atau sarat air kapal adalah jarak vertikal antara garis air sampai
dengan lunas  kapal, semakin banyak muatan kapal semakin dalam kapal masuk
kedalam air.

Displacement Tonnage
Displacement tonnage atau berat benaman kapal adalah jumlah ton air yang
dipindahkan oleh bagian kapal yang tenggelam dalam air. Berat benanam
tergantung kepada berat jenis air yang dipengaruhi suhu air dan perairan yang
dilewati laut atau air tawar.

GRT
GRT atau isi kotor merupakan isi dari sebuah kapal dikurangi dengan isi sejumlah
ruangan tertentu yang berfungsi sebagai ruangan untuk keamana kapal.
Ruangan- ruangan itu disebut sebagai ruangan yang dikecualikan (exempted
spaces) atau ruangan-ruangan yang dikurangi (deducted spaces).

DWT
DWT atau bobot mati ialah isi Tolok dikurangi dengan berat kapal kosong dan
inventaris tetap saja. Dengan demikian bobot mati dapat diartikan dengan
jumlah jumlah berat muatan, bahan bakar, air tawar, ballast, gudang dan
inventaris tidak tetap, sehingga kapal tenggelam sampai sarat maksimumnya.

Lebar
Lebar kapal Ialah lebar kulit kapal bagian dalam terbesar yang diukur dari bagian
sebelah dalam kulit kapal. Lebar ini juga merupakan lebar menurut ketentuan
biro klasifikasi di mana kapal tersebut dikelaskan.
5. Bagaimana cara mendapatkan kolam pelauhan yang reltif tenang pada pelabuhan yang
terbuka terhadap laut? Bagaimana perencanaanya sehubungan dengan arah angin
dominan dan arus sejajar pantai (longshore current)

Jawab :
Dengan menggunakan bangunan pemecah gelombang. Bangunan tersebut dapat digunakan
untuk melindungi daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Gelombang besar yang
dating dari laut lepas akan dihalangi oleh bangunan itu. Apabila daerah perairan sudah
terlindungi secara alamiah, maka tidak diperlukan pemecah gelombang
6. Apakah manfaat dari survey gelombang pasang-surut sebelum perencanaan
pelabuhan?

Jawab :

Manfaat dari survey gelombang pasang-surut sebelum perencanaan Pelabuhan adalah


untuk menentukan besar gaya yang ditimbulkan dari gelombang tersebut, yang mana
diperlukan untuk perhitungan konstruksi pemecahan gelombang, lebar dan letak dari
muara pelabuhan serta menentukan letak dari pemecahan gelombang dalam fungsiny
untuk melindungi daerah pelabuhan.

7. Sebuah pelabuhan digunakan kapal dengan ukuran maksimal maksimal bobot


50.000 DWT. Berapa ukuran kolam labuh. a. ukuran optimum sehingga kapal
dapat berputar dengan mudah, b. ukursn minimum kolam pelabuhan tersebut
Jawab :
. Untuk kapal dengan bobot 50.000 DWT
- Dimensi kolom pelabuhan
 Areal Tempat Sandar
A = 1,86 x 1,5 L
= 1,8 (280) x 1,5 (280) = 211680 m2 = 21,168 Hektar
 Areal kolom putar
Dengan Tunda (2L)
A = ¼ x N xπ x D2
= ¼ x 1 x 3,14 x (2(280))2
= 236176 m2
= 24,6176 Hektar (Minimal)
Tanpa Tunda
= ¼ x 1 x 3,14 x (3(280))2
= 55,39 Hektar (Optimal)
 Luas Kolam Pelabuhan
A = A kolom putar + A sandar kapal
= 24,6176 + 21,168 = 45,7856 Hektar Minimal
(a) 45,8 Hektar
= 55,39 + 21,168 = 76,558 Hektar Maksimal
(b) 76,6 Hektar

8. Sebuah kolam alur dilewati dengan kapal degan bobot maksimal 50.000 DWT,
hitung lebar alur pelayaran: a. satu jalur b. 2 (dua) jalur

Dik : DWT (tanker) = 50.000

: B (Lebar) = 35 m

Dit : a. satu jalur

: b. dua jalur

Jawab :

a. Satu jalur
Dari gambar 4.8.a.lebar alur satu jalur ialah memiliki 2 lebar keamanan di samping sisi jalur
dengan nilai 2x150%B dan 1 jalur gerak dengan nilai 180%B, jadi
1,5B+1,8B+1,5B=>1,5(35)+1,8(35)+1,5(35)=168 m

b. Dua jalur

Dari gambar 4.8.b.lebar alur dua jalur ialah memiliki 2 lebar keamanan di samping sisi jalur dengan
nilai 2x150%B dan 2 jalur gerak dengan nilai 2x180%B dan memiliki 1 lebar keamanan antar kapal
dengan nilai 100%, jadi 1,5B+1,8B+1,0B+1,8B+1,5B=>1,5(35)+1,8(35)+1,0(35)+1,8(35)+1,5(35) = 266
m

9. Sebuah dermaga tipe wharf akan digunakan bersandar kapal dengan bobot
maksimal 50.000 DWT. Hitung panjang dermaga, jika direncanakan dapat
bersandar 4 kapal dengan bobot tersebut secara bersamaan.

Jawab :
LOA = 210 (bobot 50.000 DWT)
Ldermaga = n. LOA + (n-1) 15 + 50 = 4. 210 + (4 – 1) 15 + 50 = 840 + 45 + 50 = 935 m

10. Soal nomer 9, jika tipe dermaga pier dengan 4 tambatan. Hitung panjang pier dan
lebar pier.

Jawab :

Panjangnya ialah 235 m

Lebarnya ialah 38

Anda mungkin juga menyukai