Anda di halaman 1dari 91

SURVEY LALU LINTAS

PERTEMUAN KE - 5
CIVIL ENGINEER
MERCU BUANA OF UNIVERSITY
AMAR MUFHIDIN, ST., MT
Kegunaan Data Lalu Lintas
 Monitoring: pengumpulan informasi kondisi lalu lintas pada
suatu waktu.

 Forecasting: data lalu lintas pada kondisi sekarang dibutuhkan


sebagai input bagi peramalan kondisi lalu lintas pada masa
mendatang.

 Calibration: data lalu lintas dibutuhkan untuk mengestimasi nilai


parameter-parameter dari suatu model teoritis atau simulasi.

 Validation: data lalu lintas dibutuhkan untuk verfikasi suatu


model teoritis atau simulasi.
Jenis Survey Lalu Lintas
Jenis Informasi Metoda Keluaran
Inventaris Jalan Karakteristik Observasi 1. Geometri
jaringan jalan 2. Tata guna lahan
3. Fasilitas jalan
Inventaris Penyediaan Observasi 1. Ruang parkir yang tersedia
Parkir parkir 2. Jenis parkir
Pemanfaatan Kebutuhan Survey tempat 1. Durasi parkir
Parkir ruang parkir parkir 2. Tingkat penggunaan ruang parkir
Asal-Tujuan Peramalan Pencatatan 1. Pemilihan rute
demand pelat nomor 2. Arus menerus
3. Waktu tempuh
Volume Lalu Demand 1. Pencatatan 1. Arus pada ruas
Lintas manual 2. Pergerakan pada simpang
2. Pencatatan 3. Arus penumpang
otomatis 4. Variasi arus
5. Faktor jam puncak
6. LHR
Jenis Survey Lalu Lintas
Jenis Informasi Metoda Keluaran
Kecepatan Kinerja 1. Pengukuran pada 1. Kecepatan pada ruas
Setempat kendaraan pada ruas pendek 2. Pengukuran arus – kecepatan
ruas 2. Observasi radar
Kecepatan Kinerja jaringan Floating car 1. Kecepatan pada jaringan
pada Jaringan rute 2. Kecepatan pada ruas
dan Tundaan 3. Tundaan
4. Titik kemacetan
Tundaan Kinerja simpang 1. Pencatatan 1. Tundaan total
Simpang kendaraan 2. Tundaan lengan
berhenti 3. Distribusi tundaan
2. Pengamatan dari 4. Penyebab tundaan
ketinggian
Arus Jenuh Kapasitas 1. Profil arus 1. Arus jenuh
simpang 2. Pencatatan 2. Kapasitas simpang
perioda jenuh
Perencanaan Survey
Tahapan Perencanaan Survey

Sumber: Taylor, Young and Bonsall , 1996


1. Tetapkan Tujuan

 Definisikan permasalahan
 Pertanyaan apa saja yang harus dijawab oleh
survey?
 Untuk apa survey tersebut?
 Hipotesa yang akan diuji?
 Level kedetailan data yang diperlukan?
2. Periksa Data yang Tersedia

 Apakah sebagian/seluruh data telah tersedia?


 Dapat mengurangi data yang harus
dikumpulkan
 Dapat digunakan untuk mengestimasi ukuran
sampel
 Dapat berguna untuk cross-check
 Dapat memberikan informasi mengenai
bagaimana data yang ada didefinisikan dan
dikumpulkan
3. Tentukan Spesifikasi Kebutuhan
Data
 Tergantung pada tujuan dan data yang telah
tersedia
 Tetapkan dengan teliti:
 Parameter yang akan diukur
 Seberapa sering akan diukur
 Lokasi pengukuran
 Waktu dan durasi pengukuran
 Putuskan mana yang penting dan berguna
untuk dikumpulkan
4. Estimasi Kebutuhan Sumberdaya

 Kebutuhan Sumberdaya:
 Waktu
 Dana
 Tenaga kerja
 Peralatan
 Keuntungan dan kerugian
 Kemungkinan penghematan
5. Pemilihan Peralatan Survey dan
Desain Sampel
 Pemilihan peralatan survey:
 Trade-off antara kualitas dan kuantitas data
 Survey yang lebih teliti dengan kualitas yang lebih baik akan
berimplikasi pada sumberdaya yang besar
 Ukuran sampel yang besar berimplikasi pada sumberdaya
yang besar
 Desain sampel:
 Kebanyakan survey lalu lintas adalah survey sampel
 Tidak ekonomis dan tidak mungkin untuk mengamati
seluruh individu dalam sistem lalu lintas
 Melibatkan pertimbangan statistik
6. Perencanaan Metoda Survey

 Pemilihan metoda survey tergantung pada:


 Tujuan dan keperluan analisis
 Ketersediaan dan kemampuan tenaga kerja
 Dana
 Spesifikasi data
 Metoda survey yang digunakan mungkin perlu
disesuaikan dengan kondisi setempat:
 Perilaku pengemudi, jenis kendaraan, peraturan lalu
lintas, karakteristik jalan, ketersediaan peralatan dan
kemampuan teknis, cuaca
Trade-off Pemilihan Metoda Survey
7. Perencanaan Survey

 Didasarkan pada peralatan survey yang


digunakan dan kebutuhan sampel
 Mencakup:
 Rekrutmen dan pelatihan surveyor
 Penyediaan peralatan
 Pembuatan jadwal kerja
Jadwal Survey Tipikal
8. Pilot Survey

 Untuk memeriksa peralatan yang digunakan


dan prosedur survey
 Penting untuk dilakukan jika prosedur survey
tidak standar
 Harus tersedia cukup waktu untuk perbaikan
atau desain ulang prosedur
9. Pelaksanaan Survey Utama

 Pengawasan yang cukup


 Supervisor harus datang lebih awal untuk
memeriksa akan adanya masalah2 yang tidak
diharapkan
 Pastikan tersedia tenaga pengganti/cadangan
 Formulir survey disiapkan dan didistribusikan
sebelum survey dilaksanakan
 Sediakan waktu untuk istirahat
Peralatan Survey yang Baik?
 Adalah peralatan survey yang dapat menghasilkan data
yang dibutuhkan dengan:
 Minimum but known expense
 Maximum but known reliability
 Maximum but known accuracy
 Minimum but known requirement for highly specialist staff
 Minimum but known hazard to survey staff
 Minimum but known interference with phenomenon being
measured
 Minimum but known disruption to third parties
 Minimum but known requirement for post processing
Administrasi Survey yang Baik
 Siapkan jadwal yang realistis
 Lakukan pilot survey, modifikasi prosedur jika diperlukan
 Siapkan dan arsipkan instruksi bagi surveyor dan tenaga
pengolah data
 Siapkan ekstra formulir survey, peralatan cadangan,
tenaga cadangan
 Rencanakan rotasi kerja yang realistis
 Rencanakan untuk membayar sejumlah yang cukup
 Berikan pelatihan yang layak dan supervisi
 Catat kondisi lokasi waktu pelaksanaan survey
 Buat back-up data mentah
Prosedur Pengukuran
Jenis Data Lalu Lintas

 Arus, tingkat arus (kendaraan per satuan waktu)


 Kecepatan (jarak per satuan waktu)
 Kecepatan perjalan sepanjang jarak tertentu
 Okupansi (persentasi waktu detektor ditempati
oleh kendaraan)
 Kerapatan (kendaraan per satuan jarak)
 Waktu antara kendaraan (waktu per kendaraan)
 Jarak antara kendaraan (jarak per kendaraan)
Prosedur Pengukuran

 Pengukuran pada suatu titik


 Pengukuran pada suatu ruas pendek ( < 10 m)
 Pengukuran sepanjang ruas tertentu (paling
tidak 0,5 km)
 Menggunakan pengamat yang bergerak
dalam arus (moving observer)
 Sampel dari area yang luas, data diperoleh
secara simultan dari beberapa kendaraan,
sebagai bagian dari ITS
Ilustrasi Prosedur Pengukuran
1. Pengukuran pada suatu Titik

 Data yang dapat diperoleh:


 Volume
 Tingkat arus
 Kecepatan setempat (spot speed/time mean
speed)
 Waktu antara
 Jarak antara
2. Pengukuran pada Suatu Ruas
Pendek
 Kecepatan:
 Menggunakan detektor berpasangan yang
dipasang pada jarak berdekatan (1 – 6 m)
 Memberikan indikasi kecepatan setempat (spot
speed)
 Okupansi:
 Tergantung dari ukuran (panjang) daerah deteksi
 Digunakan untuk menghitung nilai kerapatan
3. Pengukuran Sepanjang Ruas Jalan
Tertentu
 Diperoleh melalui:
 Foto udara
 Kamera yang dipasang pada tempat yang tinggi
(gedung tinggi atau tiang utilitas)
 Single frame (snapshot):
 Untuk mengukur kerapatan pada suatu waktu
tertentu
 Several frame:
 Dapat mengukur kecepatan (space mean speed)
4. Metoda Pengamat Bergerak

 Floating car technique


 Untuk mengukur kecepatan dan waktu perjalanan
sebagai fungsi dari waktu dan lokasi sepanjang
jalan
5. Pengukuran Area Luas
 Mencakup komunikasi antara kendaraan yang dilengkapi
peralatan khusus (kendaraan survey) dengan sistem utama
 Informasi yang dapat diperoleh:
 Kecepatan sesaat dari kendaraan saat melalui titik tertentu
 Waktu perjalanan antara satu lokasi receiver dengan lokasi
lainnya
 Data kecepatan dan lokasi kendaraan pada suatu lokasi dan saat
tertentu
 Informasi yang diperoleh hanya terbatas kecepatan, tidak
mungkin untuk mendapatkan data tingkat arus atau
kerapatan
Survey Volume dan Klasifikasi
Lalu Lintas
Kegunaan

 Untuk menentukan kondisi sistem lalu lintas


(demand, beban)
 Untuk memberikan informasi tingkat
kepentingan relatif dari ruas yang berbeda
pada jaringan jalan
 Untuk mengevaluasi kinerja jalan (dalam
hubungannya dengan kapasitas)
 Untuk menghitung dampak lingkungan
 Untuk menghitung dampak lalu lintas
Klasifikasi Volume Lalu Lintas

 Berdasarkan jenis kendaraan


 Berdasarkan arah pergerakan
 Berdasarkan selang kecepatan
 Berdasarkan okupansi kendaraan

 Klasifikasi berdasarkan jenis kendaran diperlukan


jika akan mempertimbangkan:
 Karakterstik ruang dan bermanuver dari berbagai
macam kendaraan
 Derajat kerusakan terhadap jalan
Klasifikasi Kendaran menurut Pd T-19-
2004-B
Metoda
 Perhitungan manual:
 Formulir dan pensil
 Formulir dan tally counter
 Handheld data logger
 Video survey
 Perhitungan otomatis:
 Pneumatic tube (axles)
 Piezo-electric cable (axles)
 Inductive loop (presence)
 Image processing (presence)
 Combined detectors (axles, presence)
 Weigh-in-motion (axles, presence, load)
Perhitungan Manual
 Baik untuk survey untuk jangka waktu yang relatif
singkat
 Formulir :
 Pencatatan menggunakan sistem “pagar” untuk memudahkan
penjumlahan
 Tally counter:
 Dapat mencatat volume yang besar
 Dapat mencatat kumulatif kendaran selama perioda survey
 Handheld data loggers:
 Automatic time base
 Dapat terhubung ke komputer
Perhitungan Manual
Perhitungan Manual

 Keunggulan:
 Biaya awal rendah
 Manusia dapat melakukan berbagai tugas secara
bersamaan (tipe kendaraan, manuver)
 Kelemahan:
 Membutuhkan tenaga kerja yang banyak, dapat
menjadi mahal
 Rentan terhadap kesalahan manusia
 Tidak efektif digunakan untuk jangka waktu survey
yang lama
Contoh Formulir untuk Ruas
Contoh Formulir untuk Persimpangan
Video Survey
 Keunggulan:
 Tenaga survey yang dibutuhkan tidak banyak
 Situasi lokasi survey terekam secara permanen, dapat
diputar ulang
 Mampu mengekstrak informasi detil dari kejadian yang
simultan maupun saling berinteraksi (misal trayektori
kendaraan, konflik lalu lintas, penerimaan gap)
 Kerugian:
 Pemilihan lokasi terbatas
 Survey yang lama membutuhkan tersedianya listrik
 Dapat mengandung ‘perception error’
Pneumatic Tube
Pneumatic Tube
Pneumatic Tube
 Keunggulan:
 Biaya rendah
 Bagus untuk survey sementara (1 hari hingga 1 bulan) pada jalan
bervolume rendah
 Kelemahan:
 Membutuhkan penutupan lajur sementara pada waktu pemasangan
 Dapat rusak karena beban roda yang keras, binatang, sinar
matahari, maupun dirusak orang
 Perlu pemeriksaan regular untuk menjamin tube tidak kempes atau
bocor
 Perlu penggantian setelah dilalui sekitar 250.000 kendaraan pada
permukaan jalan yang baik
 Keberadaan tube terlihat dengan jelas, sehingga mungkin dapat
mempengaruhi perilaku pengemudi
Piezo-electric Cable
 Konduktor ko-axial yang dipisahkan oleh polarised ceramic powder
 Ditanam pada permukaan jalan
 Gaya yang mengenai material piezo-electric akan membangkitkan
tegangan yang sebanding dengan gaya yang mengenainya
 Disamping untuk menghitung kendaraan dan klasifikasi kendaraan,
digunakan juga untuk mengukur beban
Piezo-electric Cable
 Keunggulan:
 Tahan lama, bagus untuk pemantauan yang kontinyu
 Dapat menghasilkan data yang baik jika dikalibrasi dengan
baik
 Kelemahan:
 Membutuhkan penutupan lajur pada saat pemasangan
 Dipengaruhi oleh perbaikan jalan atau pelapisan ulang
perkerasan
 Sensitif terhadap tekanan dari segala arah, karena itu untuk
meningkatkan ketelitian digunakan sensor quartz yang
hanya sensitif terhadap gaya vertikal.
Inductive Loop
Inductive Loop

 Butuh kalibrasi:
 Jika terlalu sensitif maka loop akan dipengaruhi
kendaraan di lajur yang berdekatan
 Jika terlalu tidak sensitif maka loop tidak dapat
mendeteksi sepeda motor
 Keunggulan:
 Tahan lama, bagus untuk pemantauan yang kontinyu
 Dipengaruhi oleh perbaikan jalan atau pelapisan ulang
perkerasan
 Dipengaruhi disiplin lajur
Image Processing
Image Processing

 Metoda Tripwire:
 Menggunakan “virtual sensor” untuk menghitung
kendaraan
 Obyek tang bergerak melintasi “virtual sensor”
dicatat melalui 2 frame yang saling berturutan
 Metoda Tracking Kendaraan:
 Prosesor mengidentifikasi kendaraan pada suatu
frame dengan cara mencari area pixel yang
terlihat bergerak melalui frame yang berbeda
Image Processing

 Keunggulan:
 Data dikumpulkan secara otomatis
 Tidak merusak, tidak perlu instalasi fisik di jalan
 Kendaran dapat dideteksi selama masih berada dalam
jangkauan kamera
 Kelemahan:
 Biaya awal tinggi
 Virtual sensor harus diletakkan secara teliti
 Sistem dapat dipengaruhi kondisi cuaca dan posisi
penempatan kamera
Detektor Kombinasi

 Inductive loop:
 Mampu membedakan 6 jenis kendaraan dengan
ketelitian yang cukup
 Tingkat ketelitian perhitungan volume untuk masing-
masing jenis kendaraan tidak sebaik volume total
 Kombinasi loop dan tube/piezo:
 Dapat meningkatkan kemampuan mengklasifikasi
kendaran melalui informasi konfigurasi sumbu
kendaran
 Mampu membedakan hingga 13 jenis kendaraan
Weigh-in-Motion (WIM)

 Pengukuran beban dinamis yang diterima


perkerasan jalan:
 Beban kendaraan kotor
 Proporsi beban yang ditanggung setiap roda
 Berguna pada saat kerusakan jalan menjadi
isu penting
 Sistem yang tersedia:
 WIM kecepatan rendah
 WIM kecepatan tinggi
WIM Kecepatan Rendah

 Dipasang pada lokasi penimbangan khusus,


dimana kendaraan harus beralih dari arus
 Ditimbang pada kecepatan lebih rendah dari
15 km/jam
 Akurat untuk penegakan hukum dan
pembiayaan jalan
 Sama dengan penimbangan statis
 Dapat dipasang secara tetap atau portabel
WIM Kecepatan Rendah
WIM Kecepatan Tinggi
 Dipasang pada lajur lalu lintas, secara terus menerus
mengambil data pada kecepatan normal
 Data digunakan untu keperluan statistik
 Semua truk dapat diambil datanya dengan minimal atau
tanpa gangguan terhadap arus
 Tidak seteliti WIM kecepatan rendah
 Jenis:
 Untuk perkerasan:
▪ Pelat Tekuk (Bending plate): lebarnya cukup untuk menampung sepasang
roda pada sumbunya
▪ Sensor Garis (Strip sensor): hanya mencakup sebagian roda
 Untuk jembatan
WIM Kecepatan Tinggi : Pelat Tekuk

 Terbuat dari pelat baja


atau alumunium dengan
pembaca regangan
 Dapat memiliki satu atau
dua timbangan yang
ditempatkan tegak lurus
dengan arah lalu lintas
 Sistem mencatat
regangan yang terukur
dan menghitung beban
dinamisnya
WIM Kecepatan Tinggi: Sensor Garis

 Lebih ekonomis daripada pelat bending, namun kurang


akurat
 Sensor biasanya digunakan bersamaan dengan loop
atau piezo untuk menghasilkan data keberadaan
kendaraan, panjang, dan kecepatan kendaraan,
disamping beratnya
 Jenis:
 Piezo-electric
 Quartz sensor
 Capacitive mat
 Fibre optic sim
Survey Kecepatan dan Waktu
Perjalanan
Survey Kecepatan dan Waktu
Perjalanan
 Survey kecepatan dan waktu perjalanan
merupakan: survey sampel
 Dengan demikian, perlu yakin bahwa sampel
yang diteliti mewakili populasi dan tidak bias:
 Pengemudi yang disurvey harus tidak mengetahui
bahwa sedang diamati
 Jumlah kendaraan yang diamati harus cukup secara
statistik
 Sampel ditarik dengan mengikuti kriteria sampling
tertentu
Perhitungan Ukuran Sampel

 Jika standar deviasi dari populasi tidak


diketahui dan ukuran sampel kecil (N ≤ 30):
2
ts
N  
  

 t = nilai dari distribusi Student’s t pada tingkat


kepercayaan tertentu
 s = standar deviasi dari sampel
 ε = tingkat kesalahan maksimum yang diijinkan
Perhitungan Ukuran Sampel

 Jika ukuran sampel besar (N > 30), distribusi


normal dapat digunakan menggantikan
distribusi Student’s t.
2
 zs
N  
  

 z = nilai parameter distribusi normal untuk tingkat


kepercayaan tertentu
Metoda Pengukuran Spot Speed
 Metoda Manual:
 Pengukuran waktu manual
 Enoscope
 Video Survey
 Metoda yang menggunakan efek Doppler:
 Pengukuran menggunakan laser
 Metoda Otomatis:
 Pneumatic tube
 Piezo-electric cable
 Inductive loop
 Image processing
Pengukuran Waktu Manual
 Mengukur waktu yang diperlukan untuk melewati suatu jarak
pendek tertentu (hingga 30 m) dengan menggunakan stopwatch.
 Keuntungan:
 Biaya awal murah
 Kerugian:
 Waktu reaksi observer lambat/bevariasi (error akan lebih besar jika
kecepatan kendaraan semakin tinggi); dapat dikurangi dengan
memperpanjang jarak pengamatan
 Jika jarak pengamatan terlalu panjang, maka hasil yang didapat bukan
lagi spot speed
 Parallax error, dapat dikurangi dengan pengamatan dari tempat yang
tinggi, menggunakan enoscope
 Sampling bias: adanya kecenderungan alami untuk hanya mengambil
sedikit sampel saat arus tinggi, dan mengambil sampel mudah yang lebih
banyak (misal kendaraan yang lambat)
Enoscope
 Menggunakan cermin sedemikian rupa sehingga kedua titik
pengamatan dapat terlihat jelas.
Enoscope
 Menggunakan cermin sedemikian rupa sehingga kedua titik
pengamatan dapat terlihat jelas.
 Pengamat di suatu titik, dan enoscope diletakkan di titik yang
lainnya
 Waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk menempuh jarak
antara 2 titik tersebut diukur dengan menggunakan stopwatch
(ketelitian 0,1 detik).
 Karena sulitnya mengamati bayangan kendaraan dalam enoscope,
maka metoda ini hanya bisa dipakai pada volume yang rendah.
 Makin tinggi kecepatan arus lalu lintas makin panjang potongan
jalan yang dipergunakan untuk pengukuran. Untuk jarak yang
panjang dapat digunakan dua buah enoscope, dan pengamat
berada diantaranya.
Video Survey
Radar Meter (Speed Gun)
 Menggunakan prinsip Doppler: perubahan panjang
gelombang micro yang dipantulkan dari kendaraan yang
bergerak sebanding dengan kecepatan kendaraan tersebut
bergerak.
 Keuntungan:
 Alat portabel
 Berguna untuk survey dalam jangka waktu singkat
 Kerugian:
 Mempengaruhi perilaku pengemudi
 Susah membidik kendaraan dengan kecepatan tinggi
 Pengukuran untuk kecepatan rendah (< 15 km/jam) kurang akurat
 Beberapa kendaraan punya alat deteksi/pemacet radar
 Dipengaruhi kesalahan sudut pada saat pengambilan (angle error)
Angle Error
 Akibat dari kegagalan memposisikan alat secara benar
terhadap kendaraan yang mendekat/menjauh
 Besarnya error tergantung oleh sudut insiden A
 Kecepatan yang diukur = V cos A, dengan error = 100(1- cos A)%
 Hasil kecepatan selalu lebih rendah dari yang sesungguhnya
Laser Speed Meter
 Yang diukur: waktu yang ditempuh pulsa sinar laser menuju
target pada dua posisi kendaraan yang berbeda (kecepatan
pulsa sinar laser konstan)
 Keuntungan:
 Lebih akurat dari radar meter
 Mengukur kecepatan kendaraan berdasarkan perubahan posisi
kendaraan
 Dapat pula mengukur jarak, selain kecepatan
 Kelemahan:
 Mempengaruhi perilaku pengemudi
 Dipengaruhi angle error
 Dipengaruhi daya pantul target
Metoda Otomatis
 Menggunakan sepasang detektor yang dipasang pada jarak
berdekatan
 Waktu yang ditempuh kendaran untuk melewati dua detektor
tersebut dicatat
Metoda Pengukuran Running Speed
dan Journey Speed
 Pengukuran dilakukan di sepanjang rute:
 Remote Tracking
Mengamati dari tempat yang tinggi, dengan
pandangan sepanjang rute. Yang dicatat adalah
waktu yang dibutuhkan kendaraan sampel
menempuh rute tersebut.
 Metoda Floating Car
 Metoda Moving Car Observer
Metoda Floating Car
 Prosedur:
 Pengemudi kendaraan survey berusaha menyiap kendaraan
sejumlah kendaraan yang menyiapnya (mengambang dalam
arus lalu lintas)
 Penumpang kendaraan survey mencatat waktu berhenti dan
bergerak
 Keuntungan:
 Mengurangi bias akibat gaya mengemudi
 Kerugian:
 Mungkin akan susah untuk dapat mengambang dalam arus pada
saat lalu lintas padat
 Kesalahan manusia waktu pencatatan
Metoda Moving Car Observer

 Survey dilakukan dari dalam kendaraan yang


ikut bergerak dengan arus ( 6 sampai 16 kali
putaran) melalui suatu rute, atau digunakan
lebih dari satu kendaraan pada rute tersebut
 Rutenya dibagi dalam beberapa seksi,
sehingga keadaan pada suatu seksi konsiten;
biasanya batasnya berupa persimpangan
Metoda Moving Car Observer

 Satu regu survey terdiri dari:


 Pengamat: mencatat waktu berhenti, waktu bergerak
kembali, waktu melewati batas seksi.
 Opposing counter: menghitung jumlah kendaraan
yang berlawanan arah , nilai ini disebut x
 Tally counter: menghitung secara terpisah kendaraan
yang menyiap kendaraan survey dan kendaraan yang
disiap kendaraan survey. Jumlah yang menyiap
dikurangi jumlah yang disiap disebut nilai y
 Pengemudi
Metoda Moving Car Observer
 Perhitungan:

q
 x  y t  tw 
y
 ta  t w  q
 q = estimasi arus pada arah yang diamati
 x = jumlah kendaraan yang berjalan pada arah yang diamati, yang
ditemui oleh kendaraan uji waktu berjalan pada arah yang
berlawanan
 y = jumlah kendaraan yang menyiap – jumlah kendaraan yang
disiap)
 ta = waktu tempuh pada arah yang berlawanan
 tw = waktu tempuh pada arah yang diamati
 t = estimasi waktu perjalanan rata-rata pada arah yang diamati
Survey Asal Tujuan
(OD Survey)
Pembatasan Daerah Studi
 Cakupan daerah studi ditentukan oleh maksud dan
sasaran survey: lokal, perkotaan, antar kota, regional,
nasional, dll
 Pembagian daerah studi:
 Daerah studi internal
 Daerah diluar cakupan studi (eksternal)
▪ Terutama dilakukan jika hubungan pola perjalanan antara daerah
studi dengan daerah2 lainnya perlu dianalisis
▪ Pembagian daerah eksternal umumnya tidak perlu seperti pada
daerah internal, mengingat lokasi2 yang letaknya lebih jauh dari
pusat daerah studi cenderung memberikan pengaruh yang
berkurang
Pemilahan Daerah Studi
 Daerah studi yang disurvey dibagi-bagi dalam daerah-daerah yang
lebih kecil yang disebut zona
 Jumlah zona dan luas zona tergantung dari tujuan survey, biasanya satu
zona mencakup suatu daerah dengan pola penggunaan tanah yang
sama
 Dengan diadakannya zoning ini maka dianggap bahwa semua
perjalanan berasal dan berakhir pada pusat-pusat zona (disebut
centroid), dan karakteristik perjalanan di suatu zona dianggap
homogen
 Batas-batas zona yang biasa digunakan:
 Sistem grid
 Menurut wilayah administrasi
 Menurut penggunaan lahan
 Menurut jalur prasarana transportasi: jalan rel, jalan raya, dll
 Menurut batas geografis: sungai, topografi, dll
 Kombinasi dari cara-cara diatas
Karakteristik Lalu Lintas
 Pembagian daerah studi menurut zona-zona merupakan suatu
langkah untuk menyajikan karakteristik lalu lintas menurut asal
dan tujuan perjalanan
 Disamping itu, seringkali pengelompokan lebih lanjut perlu
dilakukan untuk memahami karakteristik lainnya:
 Banyaknya melakukan perjalanan per satuan waktu
 Maksud perjalanan
 Moda yang digunakan
 Waktu melakukan perjalanan
 Jarak perjalanan
 Jenis komoditi (untuk angkutan barang)
 Latar belakang sosio-ekonomi pembuat perjalanan, tingkat pendapatan,
pemilikan kendaraan, ukuran keluarga, dsb
Cordon Survey
 Batas dari daerah survey adalah suatu garis tertutup yang
disebut cordon line.
 Batas ini benar-benar merupakan batas, dan hanya beberapa jalur
transportasi saja yang melintasinya.
 Adakalanya dikenalkan lagi cordon line yang lain di dalam daerah
survey, sehingga ada inner cordon line dan outer cordon line
 Dalam analisis suatu kota, inner cordon line bisa dibuat sekeliling pusat
kota, dan outer cordon line dihimpitkan dengan batas administratif kota
 Jumlah lalu lintas yang masuk ke atau meninggalkan suatu
daerah tertentu bisa diamati pada titik2 cordon, misal
persimpangan, terminal, airport, stasiun KA, jalan masuk/keluar
dari suatu jembatan atau terowongan, dsb
 Pengamatan dapat mencakup jumlah, maksud, asal tujuan,
moda, dsb
Screenline Survey
 Daerah survey bisa juga dibagi dalam dua atau lebih bagian oleh
suatu screen line yang memotong sejumlah rute perjalanan. Batas
ini sebaiknya membelah daerah survey menjadi bagian yang sama.
 Hasil pengamatan pada screenline ini dipakai antara lain sebagai
kontrol terhadap data pola perjalanan
 Screenline harus dipilih sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
jalur transportasi yang melintasinya, juga tidak boleh menembus
suatu terminal transportasi, biasanya dipilih batas alam seperti
sungai atau jalan rel.
 Dengan cara ini dapat diperoleh arus lalu lintas antara:
 Dua ruas bersebelahan dari suatu rute
 Dua kota bersebelahan
 Dua komunitas
Survey Asal Tujuan

 Mencatat jumlah perjalanan antara zona asal


tertentu dengan zona tujuan tertentu, dapat
berupa volume kendaraan, volume
penumpang, atau volume barang
 Ditampilkan dalam bentuk Matriks
Perjalanan
 Matriks Perjalanan dapat disusun menurut
klasifikasi tertentu: moda, maksud
perjalanan, kombinasi, dsb.
Metoda Survey

 Pengamatan Nomor Polisi


 Menempelkan Data pada Kendaraan
 Penyebaran Kartu Pos
 Wawancara di Tepi jalan
 Wawancara di Rumah
1. Pengamatan Nomor Polisi
 Tidak perlu petugas
 Tidak mengganggu lalu lintas
 Peralatan sederhana
 Dapat mengamati pergerakan kendaraan, tetapi asal dan
tujuan akhir perjalanan tidak dapat diketahui secara pasti
 Kesulitan:
 Jumlah pengamat yang diperlukan cukup banyak
 Pada malam hari nomor kendaraan sulit dibaca
 Pengamat harus berada pada tempat yang strategis dimana
kendaraan harus terlihat dengan jelas
 Kesalahan pencatatan nomor kendaraan di suatu pos akan
mengakibatkan adanya data tambahan dan suatu kendaraan
“baru”
1. Pengamatan Nomor Polisi
 Kalau pencatatan dilengkapi dengan keterangan
waktu, maka waktu perjalanan juga dapat diketahui
 Untuk mempermudah pengamatan, maka kode kota
pada nomor tidak usah dibaca, kemungkinannya
kecil sekali dimana nomor yang sama dari kota
berbeda akan mengacaukan analisis data
 Sampling: kalau hanya dicatat nomor kendaraan
yang berakhir dengan suatu angka tertentu, maka
samplingnya adalah sebesar 10%. Bila dicatat nomor
ganjil saja, maka samplingnya adalah sebesar 50%.
2. Menempelkan Tanda pada
Kendaraan
 Penempelan tanda pada kendaraan dengan berbagai bentuk
dan warna di pos-pos tertentu
 Pos-pos pengamat yang tersebar menurut suatu pola tertentu
akan mencatat jumlah masing-masing tanda yang diamatinya
 Tidak dapat diketahui asal dan tujuan pasti dari kendaraan
yang diamati, dan ada kontak langsung dengan lalu lintas pada
waktu menempelkan tandanya
 Tanda bisa hilang atau bisa ada gangguan lain keisengan
pemakai jalan. Ada juga pemilik kendaraan yang keberatan
kendaraannya diberi tempelan
 Variasi dari metoda ini: memberikan kartu sebagai pengganti
tempelan, kartu ini dikumpulkan lagi pada pos-pos pengumpul
 Kalau waktu saat memberi dan mengumpulkan kartu dicatat
pada kartu, maka waktu perjalan bisa diketahui pula.
3. Penyebaran Kartu Pos
 Kartu pos dibagikan di pos-pos survey di sekitar lampu lalu
lintas, dan pemakai jalan diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan pada kartu pos tersebut dan
memposkannya kembali
 Biasanya perangko sudah ditempel atau menggunakan
perangko berlangganan. Untuk sebuah kendaraan dengan
lebih dari satu penumpang dapat diberi kartu pos tambahan
 Keterangan yang bisa diperoleh adalah pola perjalanan dari
individu atau keluarga
 Metoda ini cocok untuk penelitian kebiasaan bepergian dari
bus atau angkutan umum lainnya
 Persentase pengembalian kartu pos masih cukup kecil. Di LN
berkisar 25-50%. Di Indonesia pernah dicoba hanya sekitar 1%.
4. Wawancara di Tepi Jalan
 Umumnya dilakukan pada jalan luar kota dan pada
batas kota. Di dalam kota metoda ini dapat
mengakibatkan kemacetan lalu lintas sehingga pola
perjalanan bisa berubah.
 Kendaran dihentikan dan penumpangnya
diwawancarai. Biasanya dibutuhkan bantuan polisi lalu
lintas untuk menghentikan kendaraan.
 Untuk efisiensi, bisa dilakukan sampling berdasarkan:
 Time cluster sampling
 Volume cluster sampling
 Variable rate sampling
Time Cluster Sampling

 Cara:
 Pada jangka waktu t semua kendaraan
dihentikan, pada waktu T berikutnya semua
kendaraan tidak ada yang dihentikan, dst.

 Besar sampling= t
t T
Volume Cluster Sampling

 Cara:
 Sejumlah x kendaraan yang berurutan
dihentikan,d an y kendaraan berikutnya tida
dihentikan.

x
 Besar sampel = x y
Variable Rate Sampling
 Pada cara ini petugas wawancara selalu sibuk.
 Jumlah kendaran yang dihentikan = jumlah petugas.
 Begitu para petugas selesai, kelompok kendaraan
berikutnya dihentikan, dan seterusnya.
 Besar sampel tidak konstan, makin kecil arus lalu
lintasnya maka makin besar sampelnya.
 Jadi, volume lalu lintas harus diketahui, dan besar
sampel dihitung, misalnya untuk tiap interval
setengah jam.
5. Wawancara di Rumah

 Terutama untuk mengetahui kebiasaan


perjalanan dari masyarakat.
 Mendatangi rumah-rumah dan melakukan
wawancara di rumah.
 Formulir pertanyaan bisa ditinggalkan dulu,
dan beberapa hari kemudian diambil kembali.
 Pengumpulan data lambat, dan cara
pengambilan sampel sulit apabila pola tata
guna lahan tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai