Anda di halaman 1dari 19

ALINYEMEN

HORIZONTAL

PERTEMUAN KE-3

AMAR MUFHIDIN, ST., MT.


CIVIL ENGINEER
MERCU BUANA OF UNIVERSITY
JARAK PANDANG
• Jarak Pandang (Sight Distance) adalah
jarak yang diperlukan pengemudi untuk
melakukan antisipasi terhadap objek
yang sedang berhenti maupun dalam
manuver penyiapan kendaraan.

• Jarak pandang dibedakan menjadi 2:


• Jarak pandang henti
• Jarak pandang menyiap
JARAK PANDANG HENTI
Jarak pandang henti adalah jarak yg diperlukan pengemudi
untuk mnghentikan kendaraannya.
Jarak pandang henti minimum adalah jarak yg ditempuh
pengemudi untuk menghentikan kendaraan setelah melihat
adanya rintangan pada lajur jalan.
Jarak pandang henti terdiri dari 2 elemen, yaitu:
Jarak tanggap adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak
pengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan harus
berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem
Jarak pengereman adalah jarak yang dibutuhkan untuk
menghentikan kendaraan sejak pengemudi menginjak rem
sampai kendaraan berhenti.
JARAK PANDANG HENTI
JARAK PANDANG MENDAHULUI
Jarak pandang medahului pada umumnya untuk 2 lajur 2
arah.
Jarak pandang mendahului adalah jarak yg dibutuhkan
pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan
menyiapdengan aman dan dapat melihat dari arah depn
dengan bebas.
Jarak pandang mendahului terdiri dari 2 tahap:
JARAK PANDANG MENDAHULUI

Jd = d1 + d2 + d3 + d4

. d2 = 0,278 V – t2
d1 = 0,278 t1 (V – m + )

t1 = 2,12 + 0,026V t2 = 6,56 + 0,048V


m = 15 km/jam m = 15 km/jam
V = Kecepatan Rencana (km/jam) d3 = 30 – 100 m
a = 2,052 + 0,036V

d4 = 2/3 d2
SOAL
1 = 30 km/jam
2 = 40 km/jam
3 = 60 km/jam
4 = 80 km/jam
5 = 100 km/jam

Hitunglah Jarak Pandang Henti dan Jarak Pandang


Menyiap ?
Alinyemen Horizontal
ALINYEMEN HORIZONTAL

Proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal, yang dikenal


dengan nama “situasi jalan” atau “trase jalan”

Alinyemen Horizontal terdiri dari garis lurus yang dihubungkan


dengan garis lengkung (busur lingkaran, busur peralihan)
GAYA SENTRIFUGAL
Untuk dapat mempertahankan kendaraan tetap pada
sumbu lajur jalan, maka perlu adanya gaya yang dapat
meneyeimbangkan.
Gaya sentrifugal terjadi pada kendaraan yang melintas
tikungan.
Gaya sentrifugal yang terjadi
F = m.a
Dimana:
m (massa) = G/g
G = Berat kendaraan
g = gaya gravitasi bumi
a = (percepatan sentrifugal) = V2/R
R = jari-jari lengkung lintasan
Gaya sentrifugal menjadi
GAYA GESEKAN MELINTANG (FS)

Besarnya gesekan yang timbul antara ban dan permukaan


jalan dalam arah melintang yang berfungsi untuk
mengimbangi gaya sentrifugal.
Besar koefisien gesekan melintang dipengaruhi oleh:
Jenis dan kondisi ban
Tekanan ban
Kekasaran permukaan perkerasan
Kecepatan kendaraan
Keadaan cuaca
KEMIRINGAN MELINTANG PERMUKAAN
(SUPERELEVASI)
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di
tikungan yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal
yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui
tikungan pada kecepatan Vr.
Semakin besar superelevasi semakin besar pula
komponen berat kendaraan yang diperoleh
Superelevasi maximum dibatasi oleh keadaan:
Keadaan cuaca (sering hujan, berkabut, dll)
Keadaan medan (Datar, Bukit, Gunung)
Superelevasi maksimum ditetapkan 10%. (Bina Marga)
Gaya yang bekerja pada Tikungan

Gaya-gaya yang bekerja pada lengkung


horizontal
Gesekan melintang (Fs)
Berat Kendaraan (G)
Superelevasi (e)
Gaya yang bekerja pada tikungan

Karena nilai ef kecil dapat diabaikan, maka:

V dinyatakan dalam km/jam, g = 9,81 m/det2 dan R dalam m,


maka:
Dimana :
e = nilai superelevasi
f = Koef. Gesekan
V = Kecepatan
R = Jari-jari Tikungan
Gaya yang bekerja pada tikungan
Jari-jari Tikungan Min. (Rmin) ditetapkan sebagai berikut :
SOAL
+

1 = 4x km/jam
2 = 5y km/jam
3 = 6x km/jam
4 = 8y km/jam
5 = 10x km/jam

X dan Y adalah 2 angka terakhir NIM

Superelevasi 10%

Hitunglah Jari-jari Tikungan Minimum ?


TIKUNGAN
Jenis – jenis Tikungan
Full Circle (FC)
Spiral Circle Spiral (SCS)
Spiral Spiral (SS)

Anda mungkin juga menyukai