Anda di halaman 1dari 45

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

KARAKTERISTIK PARKIR, PARK AND RIDE

Oleh:

KADEK SRI KARSI WULANDARI


NIM. 1981511048

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa karena atas Asung Kertha
Waranugraha-Nyalah makalah dengan judul “Karakteristik Parkir, Park and Ride” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun makalah ini ditulis untuk memperdalam ilmu serta
menjadi pembelajaran bagi kami mengenai mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Putu Alit Suthanaya, ST ,M.EngSc,
Ph.D selaku dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada kami dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberi dukungan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran maupun kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sebagai
bahan pertimbangan dan penyempurnaan makalah ini di masa mendatang. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat dan terealisasi bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca pada
umumnya.

Denpasar, 1 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI
TUGAS REKAYASA LALU LINTAS .................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI:............................................................................................................................... 1
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Parkir ........................................................................................................... 6
2.2 Jenis – Jenis Parkir ....................................................................................................... 7
2.3 Satuan Ruang Parkir ...................................................................................................... 9
2.4 Inventarisasi Fasilitas Parkir dan Pola Parkir.............................................................. 13
2.5 Karakteristik Parkir ..................................................................................................... 17
2.6 Park and Ride .............................................................................................................. 22
2.7 Contoh Studi Kasus ..................................................................................................... 25
2.7.1 Analisis Karakteristik dan Solusi Parkir di Badan Jalan (Studi Kasus : Jalan Sumatera,
Denpasar, Bali) ....................................................................................................................... 25
2.7.2 Analisis Kebutuhan Park and Ride BRT Trans Musi pada Kawasan Seberang Ulu
Palembang .............................................................................................................................. 39
BAB III ...................................................................................................................................... 44
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 44
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 44
3.2 Saran ............................................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 45

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem transportasi merupakan salah satu komponen atau aspek tak
terpisahakan dalam kebutuhan sistem transportasi, karena setiap perjalanan dengan
kendaraan pribadi umumnya selalu dimulai dan diakhiri di tempat parkir. Parkir
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menata kendaraan sesuai pada
tempatnya. Ruang parkir tersebar di tempat asal perjalanan bisa di garasi mobil,
halaman ataupun di tepi jalan dan di tujuan perjalanan, di pelataran parkir, gedung
parkir ataupun di tepi jalan. Karena konstentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi dari
pada di tempat asal perjalanan, maka biasanya menjadi permasalahan di tujuan
perjalanan.
Kebutuhan akan ruang parkir merupakan hal yang penting dalam pusat kegiatan
karena dapat menimbulkan masalah seperti antrian, tundaan atau kemacetan serta
akan mengganggu terhadap kelancaran lalu lintas jika ketersediaan kapasitas jalan
dan area parkir di tempat tersebut tidak mampu menampung kendaraan yang akan
parkir. Di Indonesia, kebutuhan ruang parkir cenderung meningkat dari tahun ke
tahun seiring dengan bertambahnya jumlah yang membawa kendaraan pribadi
terutama mobil, sehingga perlu diupayakan untuk mengatur layout ruang perkir
sedemikian rupa agar luasan parkir yang tersedia pada saat ini dapat dimanfaatkan
secara optimal namun tanpa mengabaikan kemudahan untuk melakukan manuver
parkir dan keleluasan dalam membuka pintu kendaraan.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan
kendaraannya parkir di tempat, dimana tempat tersebu mudah untuk dicapai.
Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya dalah parkir di badan jalan.
Akan tetapi tidadk selalu parkir di badan jalan diizinkan, karena kondisi arus lalu
lintas yang tidak memungkinkan. Dasar pengaturan mengenai parkir adalah
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 66 Tahun 1993 tentang Fasilitas
Parkir untuk Umum dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor Km 4 Tahun
1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan Bermotor di Jalan serta Keputusan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK/105/DRJD/96 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaran Fasilitas Parkir.
Berdasarkan uraian di atas begitu pentingnya suatu penataan parkir yang tepat,
4
maka disusunlah makalah ini yang akan membahas lebih dalam mengenai
Karakteristik Parkir, Park and Ride.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik parkir, park and ride?
2. Contoh studi kasus mengenai analisis karakteristik parkir, park and ride?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui karakteristik parkir, park and ride.
2. Untuk mengetahui contoh studi kasus mengenai analisis karakteristik parkir,
park and ride.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai karakteristik parkir, park and
ride.
2. Dosen
Membantu proses penilaian terhadap mahasiswa dalam membuat tugas mata
kuliah Rekayasa Lalu Lintas mengenai karakteristik parkir, park and ride.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Parkir


Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) ada dua pengertian tentang parkir
yaitu tempat pemberhentian kendaraan sementara dan kemudian dijelaskan juga
adalah tempat pemberhentian kendaraan untuk jangka waktu yang lama atau
sebentar sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1998), parkir merupakan
keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara sedangkan
berhenti adalah kendaraan tidak bergerak untuk sementara dengan pengemudi
tidak meninggalkan kendaraan. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik
kendaraan dan menginginkan kendaraannya parkir di tempat, dimana tempat
tersebut mudah untuk dicapai. Kemudahan tersebut salah satunya adalah parkir di
badan jalan.
Tempat-tempat pemberhentian (parkir) kendaraan yang bersifat sementara
dan dalam waktu relatif singkat seperti untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang atau untuk bongkar barang. Tetapi ada juga kendaraan yang berhenti
untuk waktu yang relatif lama, misalnya untuk kegiatan belanja, ke kantor, ke
sekolah dan kegiatan lainnya, sehingga dibutuhkan tempat parkir bagi kendaraan-
kendaraan yang akan berhenti tersebut.
Dalam membahas masalah perparkiran, perlu dipahami beberapa istilah-
istilah penting, diantaranya sebagai berikut:
1. Kapasitas Parkir: kapasitas parkir (nyata)/ kapasitas yang terpakai dalam
satu-satuan waktu atau kapasitas parkir yang disediakan (parkir kolektif)
oleh pihak pengelola.
2. Durasi Parkir: lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi.
3. Kawasan Parkir: kawasan pada suatu areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk.
4. Kebutuhan Parkir: jumlah ruang parkir yang dibutuhkan yang besarnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pemilikan kendaraan
pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang bersangkutan, ketersediaan
angkutan umum, dan tarif parkir.

6
5. Lama Parkir: jumlah rata-rata waktu parkir pada petak parkir yang tersedia
yang dinyatakan dalam ½ jam, 1 jam, 1 hari.
6. Puncak Parkir: akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan
kendaraan.
7. Jalur Sirkulasi: tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang
masuk dan keluar dari fasilitas parkir.
8. Jalur Gang: merupakan jalur dari dua deretan ruang parkir yang berdekatan.
9. Retribusi Parkir: pungutan yang dikenakan pada pemakai kendaraan yang
memarkir kendaraannya di ruang parkir.

2.2 Jenis – Jenis Parkir


Jenis – jenis parkir dapat dibedakan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
2.2.1 Menurut Penenempatannya
Menurut cara penempatannya, penataan parkir dibagi menjadi dua yaitu:
a. Parkir di Badan Jalan (On street Parking)
Menurut Ditjen Perhubungan Darat (1998) pengertian fasilitas parkir pada
badan jalan mempunyai kesamaan dengan pengertian kawasan parkir. Fasilitas
parkir badan jalan adalah fasilitas parkir yang menggunakan pinggir/tepi badan
jalan. Fasilitas parkir pada badan jalan areal yang memanfaatkan badan jalan
sebagai fasilitas parkir, hanya pada kawasan parkir terdapat pengendalian parkir
melalui pintu masuk.
Walaupun hanya beberapa kendaraan saja yang parkir di badan jalan tetapi
kendaraan tersebut secara efektif telah mengurangi badan jalan. Kendaraan yang
parkir di sisi jalan merupakan faktor utama dari 50% kecelakaan yang terjadi
ditengah ruas jalan didaerah pertokoan. Hal ini terutama disebabkan karena
berkurangnya kebebasan pandangan, kendaraan berhenti dan atau keluar dari
tempat parkir di depan kendaraan-kendaraan yang lewat secara mendadak (Ditjen
Perhubungan Darat, 1998).

7
Meskipun terdapat berbagai kerugian, namun parkir badan jalan masih sangat
diperlukan karena banyak tempat (pertokoan, sekolah, tempat ibadah, dll) yang
tidak mempunyai tempat parkir yang memadai. Parkir pada badan jalan sangat
dipengaruhi oleh sudut parkir, lokasi parkir dan panjang jalan yang digunakan untuk
parkir.
b. Parkir di luar Badan Jalan (Off Street Parking)
Fasilitas parkir di luar badan jalan menurut Ditjen Perhubungan Darat (1998),
adalah fasilitas parkir kendaraan yang tidak berada pada badan jalan atau langsung
menempati pada badan jalan, tetapi berada di luar badan jalan yang dibuat khusus.
Parkir jenis ini mengambil tempat di pelataran parkir umum, tempat parkir khusus
yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk
keperluan sendiri seperti: kantor, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.
Sistemnya dapat berupa pelataran/taman parkir dan bangunan bertingkat khusus
parkir. Secara ideal lokasi yang dibutuhkan untuk parkir di luar badan jalan (off
street parking) harus dibangun tidak terlalu jauh dari tempat yang dituju oleh
pemarkir. Jarak parkir terjauh ke tempat tujuan tidak lebih dari 300-400 meter. Bila
lebih dari itu pemarkir akan mencari tempat parkir lain sebab keberatan untuk
berjalan jauh (Warpani,1990). Dalam penempatan fasilitas parkir di luar badan
jalan dapat dikelompokkan atas dua bagian, yakni:
a. Fasilitas untuk umum yaitu tempat parkir berupa gedung parkir atau taman
parkir untuk umum yang diusahakan sebagai kegiatan sendiri.
b. Fasilitas parkir penunjang yaitu berupa gedung parkir atau taman parkir yang
disediakan untuk menunjang kegiatan pada bangunan utama.

a. Parkir di tepi jalan (on street parking) b. Parkir di luar jalan (off street parking)
Gambar 2.1 Model-model pola parkir
Sumber: Miro (1997)

8
2.2.2 Menurut Jenis Kendaraannya
Menurut jenis kendaraan parkir, terdapat beberapa golongan parkir yaitu:
a. Parkir untuk kendaraan roda dua tidak bermesin (sepeda)
b. Parkir untuk kendaraan beroda dua bermesin (sepeda motor)
c. Parkir untuk kendaraan beroda tiga, beroda empat atau lebih. (mobil, truk,
bemo, dan lain-lain)
Pemisahan tempat parkir menurut jenisnya mempunyai tujuan agar
pelayanan lebih mudah.
2.2.3 Menurut Tujuan Parkir
Menurut jenis tujuan parkir dapat digolongkan menjadi
a. Parkir penumpang yaitu parkir untuk menaikturunkan penumpang
b. Parkir barang yaitu parkir untuk bongkar muat barang
Keduanya sengaja dipisahkan agar satu sama lain kegiatan tidak saling
mengganggu.
2.2.4 Menurut Kepemilikan dan Pengoperasiannya
Menurut kepemilikan dan pengoperasiannya dapat digolongkan menjadi:
a. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah milik swasta
b. Parkir milik pemerintah daerah dan pengelolaanya adalah pihak swasta
c. Parkir milik dan pengoperasiannya adalah pihak pemerintah.

2.3 Satuan Ruang Parkir


Satuan Ruang Parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor) termasuk ruang bebas dan lebar
bukaan pintu. Ukuran satuan ruang parkir merupakan unit ukuran yang diperlukan
untuk memarkir kenderaan.
Untuk mengukur kebutuhan parkir digunakan Satuan Ruang Parkir (SRP).
Menurut pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, penentuan
besar SRP didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a) Dimensi kendaraan standar
Dimensi Kendaraan Standar, merupakan ruang batas arah lateral dan
memanjang yang diperlukan untuk memarkirkan suatu kendaraan. Dimensi

9
kendaraan standar adalah kendaraan penumpang, dimana menurut standar
menurut Dirjen Perhubungan Darat adalah dengan ukuran 1,70 m x 4,70 m,
dengan rincian perbandingan ukuran seperti tertera pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)
b) Ruang bebas kendaraan parkir
Berupa arah lateral dan arah longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral
ditetapkan pada posisi kendaraan dibuka dan diukur dari ujung paling luar
pintu ke badan kendaraan yang ada di sampingnya pada saat penumpang turun
dari kendaraan. Jarak bebas arah lateral sebesar 5 cm dan jarak bebas arah
longitudinal sebesar 30 cm, dengan rincian bagian depan 10 cm dan bagian
belakang sebesar 20 cm (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk mobil penumpang (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

10
Dimensi dari SRP untuk kendaraan ringan memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan jenis golongan kendaraan. Kendaraan penumpang dibagi
atas 3 (tiga) golongan yaitu golongan I, golongan II, dan golongan III. Dimana
ukuran tiap dimensi pada Gambar 2.2 dapat diperoleh dari Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Dimensi Gambar dalam Cm
B = 170 a1 = 10 Bp = 230 = B + O + R
Gol I O = 55 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 250 = B + O + R
Gol II O = 75 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
B = 170 a1 = 10 Bp = 300 = B + O + R
Gol III O = 80 L = 470 Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5 a2 = 20
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor dapat dilihat pada Gambar 2.4
berikut.

Gambar 2.4 Satuan Ruang Parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Penentuan satuan ruang parkir (SRP) untuk masing-masing jenis kendaraan


telah dianalisis sedemikian rupa dan dengan beberapa pendekatan. Penentuan SRP

11
dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan penentuan SRP untuk mobil
penumpang diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan seperti pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)
Pengguna dan/untuk Satuan Ruang
No Jenis Kendaraan
peruntukan fasilitas parkir Parkir (m2)

a. Mobil Penumpang Karyawan/pekerja kantor,


Untuk Golongan I tamu/pengunjung pusat
kegiatan perkantoran, 2,30 x 5,00
perdagangan, pemerintahan,
universitas.

1 b. Mobil Penumpang Pengunjung tempat olahraga,


Untuk Golongan II pusat hiburan rekreasi, hotel,
pusat perdagangan 2,50 x 5,00
eceran/swalayan, rumah sakit,
bioskop.

c. Mobil Penumpang Orang cacat. 3,00 x 5,00


Untuk Golongan III

2 Sepeda Motor 0,75 x 2,00

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998

Tabel 2.3 Lebar bukaan pintu kendaraan


Penggunaan dan/atau peruntukan
Jenis bukaan pintu Gol.
fasilitas parkir

Pintu depan/belakang terbuka • Karyawan/pekerja kantor


tahap awal 55 cm
• Tamu/pengunjung pusat
I
kegiatan perkantoran,
perdagangan, pemerintah,
universitas

Pintu depan/belakang terbuka • Pengunjung tempat olahraga,


penuh 75 cm pusat hiburan/rekreasi, hotel, II
pusat perdagangan, rumah
sakit, dan bioskop

Pintu depan terbuka penuh dan • Orang cacat


III
ditambah untuk pergerakan kursi

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

12
2.4 Inventarisasi Fasilitas Parkir dan Pola Parkir
Untuk keteraturan kendaraan yang di parkir biasanya kendaraan ditempatkan
pada kotak-kotak parkir (stall) yang sudah disediakan. Kotak-kotak parkir ini
digambarkan secara khusus pada lantai parkir kendaraan sehingga dapat dilihat
secara jelas dan mudah.
Inventarisasi fasilitas parkir dalam studi parkir selalu dimulai dari keadaan
yang ada sekarang. Inventarisasi fasilitas parkir berguna untuk mengetahui jumlah
petak parkir yang ada pada daerah studi, yang berkaitan dengan kapasitas parkir.
Pada pelataran parkir yang tidak terdapat marka dari petak parkir, maka untuk
menentukan ukuran petak parkir dipakai standar fasilitas parkir (Warpani, 1990).
Untuk melakukan suatu kebijakan yang berkaitan dengan parkir terlebih
dahulu dipikirkan pola parkir yang akan diinplementasikan. Pola parkir tersebut
akan baik apabila sesuai dengan kondisi yang ada.
Bila ditinjau posisi parkir dapat dibagi menjadi; parkir sejajar dengan sumbu

jalan atau yang bersudut 180o atau 0o (Gambar 2.5), parkir bersudut 30o (Gambar

2.6), parkir bersudut 45o (Gambar 2.7), parkir bersudut 60o (Gambar 2.8), serta

parkir tegak lurus terhadap sumbu jalan atau bersudut 90 o (Gambar 2.9). Parkir
dengan sudut tegak lurus mampu menampung kendaraan lebih banyak dari parkir

sejajar atau bersudut dibawah 90o, tetapi lebih banyak mengurangi lebar jalan.
Gambar dan ketentuan-ketentuan untuk berbagai sudut parkir ditunjukkan dalam
Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel 2.7, dan Tabel 2.8.
1. Parkir Paralel
Pola parkir pararel menampung kendaraan lebih sedikit dibandingkan dengan
pola parkir bersudut. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal dan akhir
persimpangan dengan stall sebesar 6 meter, dengan minimal kerb 0,2 meter.
Ukuran stall untuk pola parkir ini adalah 6m x 2,3 m (minimal).

13
Gambar 2.5 Parkir paralel pada daerah datar
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

2. Parkir Menyudut
Pola pakir meyudut akan menampung lebih banyak kendaraan dibandingkan
pola parkir pararel. Pola parkir ini memiliki jarak antara awal persimpangan
dengan stall sebesar 9 m, antara akhir persimpangan dengan stall adalah sebesar
12 m.
a. Membentuk Sudut 30°, 45°, 60°
Kemudahan dan kenyamanan pengemudi melakukan maneuver masuk dan
keluar ruangan parkir lebih besar jika dibandingkan dengan pola parkir
dengan sudut 90°.
b. Membentuk sudut 90°
Pola parkir ini mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan
dengan pola parkir pararel.
c. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berlaku untuk
jalan kolektor dan lokal.
d. Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif dan ruang manuver berbeda.
Pola parkir menyudut dengan sudut 30° dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Parkir menyudut dengan sudut 30°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

14
Pada Gambar 2.6 pola parkir menyudut 30° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 30° dapat diperoleh dari Tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 30°
Golongan A B C D E

I 2,30 4,60 3,45 4,70 7,60

II 2,50 5,00 4,30 4,85 7,75

III 3,00 6,00 5,35 5,00 7,90


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pola parkir menyudut dengan sudut 45° dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Parkir menyudut dengan sudut 45°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pada Gambar 2.7 pola parkir menyudut 45° memiliki ukuran yang berbeda-
beda berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP
dengan pola parkir menyudut 45° dapat diperoleh dari Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 45°
Golongan A B C D E

I 2,30 3,50 2,50 5,60 9,30

II 2,50 3,70 2,60 5,65 9,35

III 3,00 4,50 3,20 5,75 9,45


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pola parkir menyudut dengan sudut 60° dapat dilihat pada Gambar 2.8 berikut.

15
Gambar 2.8 Parkir menyudut dengan sudut 60°
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pada Gambar 2.8 pola parkir menyudut 60° memiliki ukuran yang berbeda- beda
berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP dengan
pola parkir menyudut 60° dapat diperoleh dari Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 60°
Golongan A B C D E

I 2,30 2,90 1,45 5,95 10,55

II 2,50 3,00 1,50 5,95 10,55

III 3,00 3,70 1,85 6,00 10,60

Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Pola parkir menyudut dengan sudut 90° dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut.

Gambar 2.9 Parkir menyudut dengan sudut 90°


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

16
Pada Gambar 2.9 pola parkir menyudut 90° memiliki ukuran yang berbeda- beda
berdasarkan golongan kendaraan penumpang. Ukuran dan dimensi SRP dengan
pola parkir menyudut 90° dapat diperoleh dari Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 Ketentuan parkir menyudut dengan sudut 90°
Golongan A B C D E

I 2,30 2,30 - 5,40 11,20

II 2,50 2,50 - 5,40 11,20

III 3,00 3,00 - 5,40 11,20


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

Keterangan:
A = lebar ruang parkir (m) B = lebar kaki ruang parkir (m)
C = selisih panjang ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m)
E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (m)

3. Pola Parkir Sepeda Motor


Tata cara dan pola parkir untuk sepeda motor dapat dilihat pada Gambar 2.10
berikut.

Gambar 2.10 Tata cara parkir sepeda motor


Sumber: Ditjen Perhubungan Darat (1998)

2.5 Karakteristik Parkir


Karakteristik parkir merupakan sifat dasar yang memberikan penilaian
terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi. Berdasarkan
karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi seperti
mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu parkir, pergantian parkir,
17
kapasitas parkir, indeks parkir, dan penyediaan parkir.

2.5.1 Volume Parkir


Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir
(yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari). Waktu yang
digunakan untuk parkir dihitung dalam menitan atau jam-jaman, menyatakan
lamanya parkir. Perhitungan volume parkir dapat digunakan sebagai petunjuk
apakah ruang parkir yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan parkir kendaraan atau
tidak. Berdasarkan volume tersebut maka dapat direncanakan besarnya ruang parkir
yang diperlukan apabila akan dibuat pembangunan ruang parkir baru (Hobbs, 1995).
Rumus yang digunakan:
(2.1)
Keterangan:
Ei : Jumlah kendaraan yang masuk (kend)
X : Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survei (kend)

2.5.2 Akumulasi Parkir


Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu
lahan parkir pada selang waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis
maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu
menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan
per periode waktu tertentu (Hobbs, 1995). Informasi ini dapat diperoleh dengan cara
menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan
kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Perhitungan
akumulasi parkir dapat menggunakan persamaan seperti di bawah ini.
(2.2)
dimana:
Ei : Entry (jumlah kendaraan yang masuk pada lokasi parkir) (kend)
Ex : Exit (kendaraan yang keluar pada lokasi parkir) (kend)
X : jumlah kendaraan yang ada sebelumnya (kend)

2.5.3 Durasi Parkir


Lama waktu parkir atau durasi adalah rata-rata lama waktu yang dihabiskan
oleh pemarkir pada ruang parkir. Menurut waktu yang digunakan, maka parkir
18
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Parkir Waktu Singkat (Short Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan ruang
parkir kurang dari 1 jam dan untuk keperluan berdagang (Busines Trip).
2. Parkir Waktu Sedang (Middle Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan
Antara 1 – 4 jam dan untuk keperluan berbelanja.
3. Parkir Waktu Lama (Long Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan ruang
parkir lebih dari 4 jam, biasanya untuk keperluan bekerja.
Untuk mengetahui rata-rata lamanya parkir dari seluruh kendaraan selama
waktu survei, dapat diketahui dengan rumus berikut (Hobbs, 1995):

(2.3)

Keterangan:
D : Rata-rata lama parkir/durasi (jam)
Nx : Jumlah kendaraan yang parkir selama interval waktu survei (kend)
x : Jumlah dari interval
I : Interval waktu survei (jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
Dari hasil perhitungan durasi dapat diketahui rata-rata lama penggunaan
ruang parkir oleh pemarkir. Durasi ini mengindikasikan apakah diperlukan suatu
pembatasan waktu parkir (dilihat dari rata-rata durasi waktu parkirnya), dapat
dilihat pada Tabel 2.8.
Menurut Hobbs (1995), lama waktu parkir sesuai dengan maksud perjalanan
terkait dengan jumlah penduduk suatu kota. Untuk kota dengan jumlah penduduk
50.000 – 250.000 jiwa, lama waktu parkir untuk belanja dan bisnis sekitar 0,9
jam,untuk bekerja sekitar 3,8 jam, untuk perjalanan sekitar 1,5 jam, sedangkan
untuk tujuan lain-lain sekitar 1,1 jam. Durasi tersebut akan meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk.
Tabel 2.8 Lama waktu parkir sesuai dengan maksud perjalanan

Jumlah Penduduk Lama Waktu Parkir (dalam jam) Tiap Maksud Perjalanan

(ribuan jiwa)
Belanja dan Bisnis Bekerja Lain-lain Perjalanan

50 < X < 250 0,9 3,8 1,1 1,5

250 ≥ X ≤ 500 1,2 4,8 1,4 1,9

19
X > 500 1,5 5,2 1,6 2,6
Sumber: Hobbs (1995)

2.5.4 Pergantian Parkir (Parking Turn Over)


Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang
parkir yang diperoleh dari pembagian antara jumlah kendaraan yang parkir selama
waktu pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menyatakan pergantian parkir
adalah sebagai berikut (Oppenlander, 1976):

(2.4)
Keterangan:
TR : Angka pergantian parkir (kend/SRP/jam)
Nt : Jumlah total kendaraan selama waktu survei (kend)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Lama periode analisis/waktu survei (jam)

2.5.5 Kapasitas Parkir


Kapasitas ruang parkir merupakan kemampuan maksimum ruang tersebut
dalam menampung kendaraan, dalam hal ini adalah volume kendaraan pemakai
fasilitas parkir tersebut. Kendaraan pemakai fasilitas parkir ditinjau dari prosesnya
yaitu datang, berdiam diri (parkir), dan pergi meninggalkan fasilitas parkir.
Tinjauan dari kejadian-kejadian diatas akan memberikan besaran kapasitas dari
fasilitas parkir. Hal ini disebabkan karena dari masing-masing proses mempunyai
karakteristik yang berbeda sehingga proses-proses tersebut tidak memberikan suatu
besaran kapasitas yang sama. Disamping itu bahwa proses yang satu sangat
berpengaruh terhadap proses yang lainya. Volume di ruang parkir akan sangat
tergantung dari volume kendaraan yang datang dan pergi.
Ada dua macam kapasitas parkir yaitu, kapasitas dinamis dan kapasitas statis.
Kapasitas dinamis yaitu kapasitas yang diperoleh dari jumlah petak dibagi oleh
durasi parkir, sedangkan kapasitas statis adalah kapasitas parkir dimana kapasitas
sama dengan jumlah petak. Akan tetapi rumus kapasitas yang biasa digunakan
dalam perhitungan parkir adalah kapasitas dinamis.
Rumus yang digunakan untuk menyatakan kapasitas dinamis adalah
Persamaan 2.5 dan rumus untuk kapasitas Statis adalah Persamaan 2.6 berikut:

(2.5)
20
KP = S (2.6)
Keterangan:
KP : Kapasitas parkir (SRP/jam)
S : Jumlah total stall (SRP)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)

2.5.6 Penyediaan Parkir


Penyediaan ruang parkir merupakan batas ukuran yang memberikan
gambaran mengenai banyaknya kendaraan yang dapat di parkir pada daerah studi
selama periode survei. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar daya
tampung dari ruang parkir yang tersedia atau seberapa banyak kendaraan yang
dapat parkir di daerah studi selama periode survei (parking supply). Fasilitas parkir
yang diatur dengan baik sangat diperlukan khususnya di daerah dimana jumlah
kendaraan sangat besar dengan diiringi keterbatasan lahan yang dapat digunakan
untuk parkir bagi penduduknya. Penggunaan badan jalan sebagai tempat parkir jelas
memperkecil kapasitas jalan karena sebagian besar lebar jalan digunakan sebagai
tempat parkir.
Pada saat tidak digunakan di jalan maka sebuah kendaraan berhenti di suatu
tempat untuk sementara. Oleh karena itu penyediaan fasilitas khusus dimana
kendaraan berhenti pada saat tidak digunakan merupakan satu bagian dari sistem
lalu lintas secara keseluruhan sama seperti penyediaan fasilitas jalan. Artinya
bahwa kendaraan yang berhenti tersebut haruslah cukup aman baik bagi lalu lintas
kendaraan lainya maupun dari segi keamanan terhadap tindakan kriminal serta
mudahnya akses oleh pengguna kendaraan tersebut saat diperlukan. Parking Supply
dapat dihitung dengan persamaan (Oppenlander, 1976):
(2.7)
Keterangan:
P : Penyediaan parkir (SRP)
S : Jumlah total stall (SRP)
Ts : Periode analisis/waktu selama survei (jam)
D : Waktu rata-rata lama parkir (jam)
F : Faktor pengurangan akibat pergantian parkir (Insufficiency factor = 0,85 –
0,95)

21
2.5.7 Indeks Parkir (IP)
Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi kendaraan yang parkir
dengan kapasitas parkir yang tersedia. Indeks parkir ini dipergunakan untuk
mengetahui apakah jumlah petak parkir tersedia di lokasi penelitian memenuhi atau
tidak untuk menampung kendaraan yang parkir dapat dirumuskan sebagai berikut:

(2.8)
Sebagai pedoman besaran nilai IP adalah:
Nilai IP > 1 artinya kebutuhan parkir melebihi daya tampung / jumlah petak parkir.
Nilai IP < 1 artinya kebutuhan parkir di bawah daya tampung / jumlah petak parkir.
Nilai IP = 1 artinya kebutuhan parkir seimbang dengan daya tampung / jumlah
petak parkir.

2.6 Park and Ride


Park and ride atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai parkir dan
menumpang adalah kegiatan parkir kendaraan pribadi di tempat parkir dan
kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus atau kereta api.
Park and ride didefinisikan sebagai area parkir kendaraan bertempat pada
lokasi yang jauh dan dihubungkan oleh pelayanan transportasi massal (bus, kereta
api, atau trem) menuju pusat kota atau pusat perekonomian. Ada keterkaitan yang
erat antara fasilitas park and ride dengan sarana transportasi masal. Pelayanan
transportasi massal yang dimaksud merupakan layanan transportasi dengan
frekuensi tinggi yang sengaja direncanakan untuk menghubungkan dengan pusat
kota. Pada umumnya bus yang tersedia di lokasi park and ride melayani 24 jam
dengan rute daerah pinggiran menuju pusat kota. Strategi perjalanan umum
digunakan oleh pekerja yang bertempat tinggal dipinggir kota yang bekerja di pusat
kota. Kendaraan diparkir pada terminal-terminal ujung jaringan angkutan umum
massal pada pagi hari, lalu digunakan kembali pada sore hari. Tujuan dari
penyediaan fasilitas ini adalah memudahkan pengguna kendaraan bermotor pribadi
yang ingin menggunakan angkutan umum massal sehingga mengurangi beban
kemacetan lalu lintas di pusat kota.
Manfaat pengembangan fasilitas park and ride antara lain adalah :
1. Membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat-pusat kegiatan;

22
2. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan angkutan umum;
3. Mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi gas rumah kaca karena angkutan
umum menghasilkan emisi gas rumah kaca per penumpang km yang lebih
rendang dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi;
4. Mengurangi kebutuhan ruang parkir di pusat kota.
Park and ride ini merupakan salah satu manajemen pembatasan lalu lintas di
pusat kota yang padat, untuk menarik masyarakat untuk parkir dengan tarif yang
murah atau gratis dan kemudian menaiki angkutan bus/busway ataupun kereta api
menuju ke pusat kota.
Beberapa indikator keberhasilan fasilitas park and ride yaitu :
1. Secara efektif meningkatkan pusat perparkiran tanpa meningkatkan perubahan
penggunaan lahan di pusat kota;
2. Mengurangi perjalanan menggunakan kendaraan pribadi dan tingkat kepadatan
lalu lintas terutama pada koridor/jalur utama;
3. Mengurangi tingkat kecelakaan;
4. Mengurangi polusi udara dan kebisingan;
5. Mengurangi permintaan pembangunan/konstruksi jalan baru di perkotaan;
6. Mengurangi parkir kendaraan dengan durasi yang lama di wilayah pusat kota;
7. Mengubah aksesibilitas kota dan pusat pemukiman;
8. Membebaskan wilayah pusat kota untuk aktivitas lain daripada dimanfaatkan
untuk area parkir.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
272/HK.105/DRJD/96 tentang pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir
maka kriteria dan ketentuan fasilitas parkir harus memenuhi beberapa persyaratan.
Penyelenggaraan fasilitas parkir meliputi pembangunan, pengoperasian serta
pemeliharaan.
a. Pembangunan
Pembangunan fasilitas parkir mempertimbangkan beberapa hal yaitu tujuan,
jenis fasilitas parkir, penempatan fasilitas parkir, penentuan kebutuhan parkir
(tetap atau sementara), ukuran kebutuhan ruang parkir, penentuan Satuan Ruang
Parkir (SRP), desain parkir di badan jalan, desain parkir di luar badan jalan. Jenis
fasilitas parkir terdiri dari parkir di badan jalan (on street parking) dan parkir di
luar badan jalan (off street parking). Fasilitas parkir di luar badan jalan dalam
pengembangannya perlu memperhatikan kriteria lokasi/penempatan,
23
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kemudahan bagi pengguna jasa,
tersedianya tata guna lahan, aksesibilitas, dan Rencana Umum Tata Ruang
Daerah (RUTRD).
b. Pengoperasian
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 1993 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Daerah Tingkat I dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II,
untuk menyelenggarakan fasilitas parkir dibentuk UPTD Perparkiran pada Dinas
LLAJ Daerah Tingkat II. Dalam struktur organisasi UPTD, perparkiran
mencakup aspek kegiatan administratif (personalia, keuangan, dan umum) dan
teknis operasional (perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan). Penetapan
tarif parkir sebagai salah satu cara pengendalian lalu lintas tidak didasarkan atas
perhitungan pengembalian biaya investasi dan operasional. Penetapan tarif
parkir dilakukan untuk mengendalikan lalu lintas melalui pengurangan
pemakaian kendaraan pribadi sehingga mengurangi kemacetan.
c. Pemeliharaan
Meliputi kebersihan dan perbaikan kerusakan pelataran parkir, marka dan rambu
jalan, serta fasilitas penunjang.
Untuk meningkatkan penggunaan fasilitas park and ride perlu beberapa
pertimbangan sebagai berikut ini :
1. Ketersediaan ruang parkir yang memadai, yang didesain sedemikan rupa
sehingga mudah untuk masuk dan keluar tempat parkir;
2. Tersedia fasilitas ruang tunggu angkutan umum yang nyaman;
3. Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dari terminal atau stasiun ataupun tempat
perhentian angkutan umum, sehingga dapat menghemat waktu berjalan kaki dari
ruang parkir ke terminal atau stasiun dan sebaliknya.
4. Tarif rendah dan bila memungkinkan gratis ataupun sudah terhitung dalam tarif
angkutan;
5. Keamanan terhadap pencurian kendaraan bermotor ataupun terhadap barang
yang ada di dalam kendaraan harus terjamin, untuk menghilangkan kekhawatiran
pengguna sistem akan keamanan kendaraannya.

24
2.7 Contoh Studi Kasus
2.7.1 Analisis Karakteristik dan Solusi Parkir di Badan Jalan (Studi Kasus :
Jalan Sumatera, Denpasar, Bali)
1. Tujuan penelitian :
a. Menganalisis karakteristik parkir di badan jalan di Jalan Sumatera.
b. Mencari solusi solusi untuk mengatasi permasalah parkir di badan jalan
di Jalan Sumatera, Kota Denpasar.
2. Karakteristik Parkir Eksisting di Jalan Sumatera
On street parking pada Jalan Sumatera terletak pada sisi timur jalan sepanjang
250 m dan terletak pada sisi barat jalan sepanjang 50 m. Dari analisis karakteristik
parkir akan dapat diketahui permasalahan parkir yang ada di daerah studi.
a. Inventarisasi Fasilitas Parkir
Ruang parkir yang ada pada daerah studi terdiri dari ruang parkir untuk
kendaraan ringan (roda empat) dan sepeda motor. Garis atau marka parkir pada
beberapa segmen di Jalan Sumatera hanya terdapat pada parkir untuk sepeda motor,
akan tetapi marka sudah pudar dan beralih digunakan untuk kendaraan ringan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa garis atau marka parkir pada Jalan Sumatera
sudah pudar atau tidak ada.
Tabel 3.1 Inventarisasi fasilitas parkir pada jalan sumatera
Segmen Jumlah Sudut Ukuran
No Jenis Kendaraan
Jalan Petak Parkir Petak
Jalan
1 Kendaraan Ringan 26 0° -
Sumatera
Jalan
2 Kendaraan Ringan 15 60° -
Sumatera
Jalan
3 Sepeda Motor 71 90° -
Sumatera
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Berdasarkan Tabel 3.1, jumlah petak parkir didapat dari jumlah kendaraan
kendaraan ringan pada saat ruang parkir khusus kendaraan ringan terisi penuh yaitu
sebanyak 41 SRP. Sudut petak parkir yang digunakan adalah 0 o dan 60o. Untuk
jumlah petak parkir didapat dari jumlah kendaraan sepeda motor pada saat ruang
parkir khusus sepeda motor terisi penuh, akan tetapi ruang parkir khusus sepeda
motor jika sesuai dengan dilapangan yaitu sebanyak 71 SRP. Sudut petak parkir
yang digunakan adalah 90°. Untuk lebih jelasnya lokasi lahan parkir dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
25
Gambar 4.1 Layout on street parking di Jalan Sumatera Denpasar
Sumber: Hasil Analisis (2017)

26
Setiap kendaraan yang parkir di sisi jalan Sumatera dikenakan biaya parkir
Rp. 1.000,00 untuk sepeda motor dan Rp. 2.000,00 untuk kendaraan ringan (mobil).
Dari hasil analisis inventarisasi parkir pada jalan Sumatera, tidak terdapat petak
parkir yang tersedia baik untuk kendaraan ringan maupun sepeda motor.
b. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir
yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu. Dari hasil pengolahan data
survei, diperoleh volume parkir kendaraan baik kendaraan ringan maupun sepeda
motor pada lokasi parkir selama 16 jam pengamatan yang terlihat pada Lampiran
C.1 dan Lampiran C.2. Berikut hasil volume parkir pada parkir di badan jalan di
Jalan Sumatera dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Volume kendaraan yang parkir

Jumlah Kendaraan Jumlah Kendaraan


No. Jenis Kendaraan
(16 Jam) Rata-rata per Jam

1. Kendaraan Ringan 312 19


2. Sepeda Motor 690 43
Sumber: Hasil Analisis (2017)
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan ringan yang parkir di
Jalan Sumatera Denpasar sebanyak 312 kendaraan dengan rata-rata kendaraan
parkir tiap jam adalah 19 kend/jam. Jumlah sepeda motor yang parkir di Jalan
Sumatera Denpasar sebanyak 690 kendaraan dengan rata-rata kendaraan parkir tiap
jam adalah 43 kend/jam. Berdasarkan Tabel 4.2 selanjutnya dapat dibuat grafik
jumlah kumulatif pada masing-masing lokasi parkir, seperti yang terlihat pada
Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 sebagai berikut.

Gambar 4.2 Jumlah kumulatif kendaraan ringan di Jalan Sumatera Denpasar


Sumber: Hasil Analisis (2017)
27
Jumlah kumulatif kendaraan ringan yang parkir pada Jalan Sumatera
Denpasar selama 16 jam survei sebanyak 300 kendaraan untuk kendaraan yang
masuk dan 278 kendaraan untuk kendaraan yang keluar dari lahan parkir, dapat
dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.3 Jumlah kumulatif sepeda motor di Jalan Sumatera Denpasar


Sumber: Hasil Analisis (2017)
Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah kumulatif kendaraan sepeda
motor yang parkir pada Jalan Sumatera selama 16 jam survei sebanyak 682 untuk
kendaraan yang masuk dan 653 untuk kendaraan yang keluar.
c. Akumulasi Parkir
Akumulasi parkir merupakan jumlah kendaraan yang melakukan parkir di
lokasi Jalan Sumatera pada interval waktu tertentu. Dari hasil survei akan diketahui
fluktuasi kendaraan yang melakukan parkir setiap interval waktu 15 menit , akan
tetapi dalam laporan tugas akhir ini interval waktu yang digunakan adalah setiap 1
jam. Dapat diketahui pula interval puncak per jam dengan melihat akumulasi parkir
tertinggi atau akumulasi parkir puncak, baik untuk kendaraan ringan maupun
sepeda motor. Untuk akumulasi parkir keseluruhan tiap interval waktu dapat dilihat
pada Lampiran C.1 dan Lampiran C.2. Sedangkan untuk akumulasi tertinggi atau
akumulasi puncak pada Jalan Sumatera Denpasar dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 3.3 Akumulasi parkir tertinggi kendaraan
Lokasi Parkir Jenis Kendaraan Waktu (Wita) Akumulasi

Jalan Sumatera Kendaraan Ringan 14.00 – 15.00 41


Denpasar
Sepeda Motor 14.00 – 15.00 66

Sumber: Hasil Analisis (2017)


28
Dari Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa akumulasi tertinggi di Jalan Sumatera
Denpasar untuk kendaraan ringan pada pukul 14.00 – 15.00 WITA yaitu sebesar 41
kendaraan. Akumulasi tertinggi untuk sepeda motor terjadi pada pukul yang sama
dengan kendaraan ringan yaitu 14.00 – 15.00 WITA sebesar 66 kendaraan.
Selanjutnya dari Tabel 3.3 dapat dibuat grafik akumulasi kendaraan di Jalan
Sumatera Denpasar, seperti pada Gambar 3.5 sampai dengan Gambar 3.6.

Gambar 3.4 Akumulasi parkir kendaraan ringan di Jalan Sumatera Denpasar


Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Gambar 3.4 di atas menunjukkan bahwa akumulasi parkir puncak di


Jalan Sumatera untuk kendaraan ringan terjadi pada pukul 14.00 – 15.00 Wita
sebesar 41 kendaraan/jam.

Gambar 3.5 Akumulasi parkir sepeda motor di Jalan Sumatera


Sumber: Hasil Analisis (2017)

29
Dari Gambar 3.5 di atas menunjukkan bahwa akumulasi parkir puncak di
Jalan Sumatera untuk sepeda motor terjadi pada pukul 14.00 – 15.00 Wita sebesar
66 kendaraan/jam.
d. Durasi Parkir
Durasi parkir adalah waktu yang digunakan oleh suatu kendaraan pada waktu
tertentu tanpa berpindah-pindah. Analisis rata-rata lama parkir keseluruhan tiap
interval waktu untuk kendaraan ringan dan sepeda motor dapat dilihat pada
Lampiran C.3 dan Lampiran C.4. Berikut durasi parkir di Jalan Sumatera dari hasil
pengolahan data-data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Durasi parkir di Jalan Sumatera Denpasar

Durasi Parkir
Lokasi Parkir Jenis Kendaraan (Jam)

Jalan Sumatera Kendaraan Ringan 1,357


Denpasar
Sepeda Motor 0,852

Sumber: Hasil Analisis (2017)


Dari Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa rata-rata lama parkir untuk kendaraan
ringan di Jalan Sumatera sebesar 1,357 jam. Sedangkan untuk rata-rata lama parkir
sepeda motor di Jalan Sumatera sebesar 0,852 jam.
e. Distribusi Waktu Parkir
Distribusi waktu parkir kendaraan selama waktu pengamatan dilihat pada
Lampiran C.5 – Lampiran C.6. Dari distribusi waktu parkir kendaraan ringan di
lahan Jalan Sumatera Denpasar ditentukan persentase terbesar untuk lama parkir 0
– 1 jam sebesar 48,21 % dan sepeda motor untuk lama waktu 0 – 1 jam yaitu sebesar
62,30 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.5.
f. Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turnover)
Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir
yang diperoleh dari pembagian antara jumlah kendaraan yang parkir selama waktu
pengamatan. Tingkat pergantian parkir diperoleh dengan membagi jumlah total
kendaraan yang parkir selama waktu survei dengan jumlah petak parkir yang
tersedia dikalikan lama waktu survei yaitu 16 jam.
Tabel 3.5 Distribusi waktu parkir di Jalan Sumatera Denpasar
Waktu Parkir % Jumlah Kendaraan Parkir di Jalan Sumatera Denpasar
(Jam) Kendaraan Ringan Sepeda Motor
0-1 48.21 62.30

30
1-2 5.61 6.32
2-3 3.14 2.69
3-4 1.35 2.11
4-5 0.67 1.76
5-6 0.45 0.70
6-7 0.22 0.12
7-8 0.22 0.23
8-9 0.22 0.12
9 - 10 0.22 0.12
10 - 11 0.22 0.00
11 - 12 0.00 0.00
12 - 13 0.00 0.00
13 - 14 0.00 0.00
14 - 15 0.45 0.00
15 - 16 1.35 0.00
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari data hasil survei dapat dicari tingkat pergantian parkir dengan
Persamaan 2.4. Berikut adalah hasil perhitungan tingkat pergantian parkir untuk
kendaraan ringan dan sepeda motor di Jalan Sumatera Denpasar dapat dilihat pada
Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tingkat pergantian parkir kendaraan di Jalan Sumatera Denpasar
Jumlah Jumlah Lama Tingkat
Kendaraan Petak Survei Pergantian
Jenis Kendaraan
(Nt) (S) (Ts) TR=Nt/(S.Ts)
Kendaraan SRP Jam Kend/SRP/Jam
Kendaraan Ringan 278 41 16 0,424
Sepeda Motor 653 71 16 0,575
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa tingkat pergantian parkir di Jalan
Sumatera untuk kendaraan ringan sebesar 0,424 Kend/SRP/Jam dan sepeda motor
sebesar 0,575 Kend/SRP/Jam yang berarti dalam setiap petak parkir, rata-rata waktu
parkir per kendaraan kurang dari 1 (satu) jam.
g. Kapasitas Parkir
Kapasitas parkir merupakan kemampuan maksimum ruang parkir dalam
menampung kendaraan. Rumus kapasitas parkir dapat dicari dengan menggunakan
Persamaan 2.5 dan Persamaan 2.6. Dari hasil survei serta analisis data, maka dapat
diketahui kapasitas parkir dinamis dan kapasitas parkir statis untuk kendaraan yang
parkir pada lokasi survei dapat dilihat pada Tabel 3.7.

31
Tabel 3.7 Kapasitas parkir di Jalan Sumatera Denpasar
Kapasitas Kapasitas
Parkir Parkir
Durasi Parkir
Jumlah Petak (Kapasitas (Kapasitas
Jenis Kendaraan (D)
(S) SRP Dinamis) Statis)
Jam/Kendaraan
KP=S/D KP = S
SRP/Jam SRP
Kendaraan Ringan 41 1,357 30 41
Sepeda Motor 71 0,852 83 71
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Tabel 3.7 dapat dilihat pada Jalan Sumatera pada kendaraan ringan
terdapat 41 petak parkir dengan durasi parkir 1,357 jam/kendaraan. Hasil
perhitungan diatas terdapat kapasitas dinamis parkir untuk kendaraan ringan
sebesar 30 SRP/jam, sedangkan kapasitas parkir statis untuk kendaraan ringan
sebesar 41 SRP. Untuk sepeda motor terdapat 71 petak parkir dengan durasi parkir
yaitu 0,852 jam/kendaraan. Hasil perhitungan kapasitasnya yaitu kapasitas parkir
dinamis untuk sepeda motor sebesar 83 SRP/jam, sedangkan untuk kapasitas parkir
statis untuk sepeda motor adalah sebesar 71 SRP.

Gambar 3.6 Akumulasi dan kapasitas parkir kendaraan ringan di Jalan Sumatera
Denpasar
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Gambar 3.6 dapat dilihat bahwa dari 41 petak kendaraan ringan yang
ada, kapasitas dinamis sebesar 30 SRP/jam. Kapasitas dinamis tersebut tidak dapat
menampung permintaan parkir pada pukul 09.00 – 10.00 Wita lalu pada pukul
11.00 – 17.00 Wita, lalu pada pukul 19.00 – 20.00 Wita. Untuk kapasitas statis
sebesar 31 SRP, kapasitas statis sama dengan jumlah petak parkir yang ada.
Sehingga kapasitas statis dapat menampung semua permintaan parkir yang ada
selama waktu survei.

32
Gambar 3.7 Akumulasi dan kapasitas parkir sepeda motor di Jalan Sumatera
Denpasar
Sumber: Hasil Analisis (2017)
Dari Gambar 3.7 dapat dilihat bahwa dari 71 petak sepeda motor yang ada,
kapasitas dinamis sebesar 83 SRP/jam. Kapasitas dinamis tersebut dapat
menampung semua permintaan parkir yang ada selama waktu survei. Untuk
kapasitas statisnya sebesar 71 SRP, kapasitas statis sama dengan jumlah petak
parkir yang ada. Kapasitas statis dapat menampung semua permintaan parkir
selama waktu survei.
h. Penyediaan Parkir
Penyediaan ruang parkir (Parking Supply) merupakan batas ukuran
banyaknya kendaraan yang dapat parkir pada lokasi survei selama 16 jam.
Perhitungan daya tamping menggunakan Persamaan 2.7. Dari hasil analisis data,
besarnya parking supply di lokasi studi dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Penyediaan ruang parkir di jalan sumatera
Insuffiency Parking
Lamanya Durasi Jumlah Factor Supply
Jenis Survei Parkir Petak Akibat
No. Ps=(S.T.f)/
Kendaraan (T) (D) (S) Pergantian D
Jam Jam SRP Parkir Kendaraan
(f)
1 Kendaraan Ringan 16 1,357 41 0,9 435
2 Sepeda Motor 16 0,852 71 0,9 1200
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa parking supply di Jalan Sumatera selama
waktu 16 jam survei untuk kendaraan ringan sebesar 435 kendaraan, dan sepeda
motor sebesar 1200 kendaraan.

33
i. Indeks Parkir
Indeks Parkir merupakan perbandingan antara akumulasi dengan kapasitas
parkir. Kapasitas yang digunakan ada 2 macam yaitu kapasitas dinamis dan
kapasitas statis. Indeks Parkir dapat dijadikan ukuran penilaian kebutuhan ruang
parkir apakah kapasitas ruang parkir yang ada masih bisa menampung permintaan
parkir. Nilai indeks parkir dapat dihitung dengan Persamaan 2.8. Perhitungan
Indeks Parkir berdasarkan akumulasi puncak dapat dilihat pada Lampiran C.7 dan
Lampiran C.8. Berikut adalah indeks parkir tertinggi kendaraan pada lokasi studi
berdasarkan akumulasi puncak.
1) Indeks Parkir dengan menggunakan Kapasitas Dinamis
Indeks parkir dengan kapasitas dinamis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Indeks parkir eksisting berdasarkan akumulasi puncak menggunakan
kapasitas dinamis
Indeks
Jenis Akumulasi Kapasitas
Lokasi Waktu Parkir
Kendaraan (Kend/Jam) (Kend/Jam)
(IP)
Jalan Kendaraan
14.00-15.00 41 30 1,367
Sumatera Ringan
Denpasar Sepeda Motor 14.00-15.00 66 83 0,795
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Tabel 3.9 diatas dapat dilihat bahwa kondisi parkir eksisting
berdasarkan akumulasi puncak pada lokasi Jalan Sumatera Denpasar untuk
kendaraan ringan memiliki indeks parkir lebih dari 1 (satu). Hal ini menunjukkan
kebutuhan tempat parkir pada kondisi puncak melebihi kapasitas parkir dinamis
yang tersedia. Sedangkan untuk sepeda motor memiliki indeks parkir kurang dari 1
(satu), hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan tempat parkir sepeda motor pada
kondisi puncak tidak melebihi kapasitas parkir dinamis yang ada.
2) Indeks Parkir dengan menggunakan Kapasitas Statis
Indeks parkir dengan kapasitas statis dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Indeks parkir eksisting berdasarkan akumulasi puncak menggunakan
kapasitas statis
Indeks
Akumulasi Kapasitas
Lokasi Jenis Kendaraan Waktu Parkir
(Kend/Jam) (Kend/Jam)
(IP)
Jalan Kendaraan
14.00-15.00 41 41 1,000
Sumatera Ringan
Denpasar Sepeda Motor 14.00-15.00 66 71 0,930
Sumber: Hasil Analisis (2017)

34
Dari Tabel 3.10 diatas dapat dilihat bahwa kondisi parkir eksisting
berdasarkan akumulasi puncak pada lokasi Jalan Sumatera Denpasar untuk
kendaraan ringan memiliki indeks parkir sama dengan 1 (satu). Hal ini
menunjukkan kebutuhan tempat parkir pada kondisi puncak tidak melebihi dan
tidak kurang kapasitas parkir statis yang tersedia. Sedangkan untuk sepeda motor
memiliki indeks parkir kurang dari 1 (satu), hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan
tempat parkir sepeda motor pada kondisi puncak tidak melebihi kapasitas parkir
statis yang ada.

3. Perancangan Ulang Petak Parkir


Survei inventarisasi menunjukkan bahwa Jalan Sumatera tidak memiliki
marka parkir, sehingga petak parkir harus dirancang kembali. Rancangan petak
parkir menyesuaikan dengan Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir. Pedoman parkir atau peraturan parkir menentukan sudut, pola, dan larangan
parkir pada parkir di badan jalan. Beberapa ketentuan yang digunakan untuk
perancangan ulang adalah memberi jarak pada akhir persimpangan sebelum
diletakkan SRP, memberi jarak sebelum dan sesudah zebra cross, dan memberi
jarak untuk sebelum dan sesudah akses gedung. Ketentuan tersebut akan
mempengaruhi jumlah petak eksisting yang berbeda dengan jumlah petak
berdasarkan pedoman yang dibuat oleh Ditjen Perhubungan Darat. Jumlah petak
parkir setelah dirancang kembali dan jumlah petak parkir eksisting dapat dilihat
pada Tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11 Perbandingan petak parkir eksisting dengan petak parkir setelah
dirancang kembali
Jumlah Petak Jumlah Petak
No Jenis Kendaraan Sudut Parkir
Eksisting Rancangan Baru
1 Kendaraan Ringan 0° 26 23
2 Kendaraan Ringan 60° 15 11
3 Sepeda Motor 90° 71 68
Sumber: Hasil Analisis (2017)

Dari Tabel 3.11 dapat dilihat perbedaan jumlah petak parkirnya adalah
jumlah petak parkir kendaraan ringan eksisting berjumlah 41 SRP berkurang
menjadi 34 SRP setelah dirancang baru. Untuk sepeda motor jumlah petak parkir
eksisting berjumlah 71 SRP berkurang menjadi 68 SRP. Untuk kendaraan ringan,
terdapat dua jenis petak parkir di Jalan Sumatera yaitu dengan derajat pola parkir

35
0° atau 180° dan dengan derajat pola parkir 60°. Petak parkir kendaraan ringan
menggunakan golongan I, hal ini dikarenakan Jalan Sumatera yang sebagian
besarnya merupakan pertokoan. Petak parkir dengan kendaraan ringan
menggunakan dua jenis pola parkir yaitu dengan derajat 0° atau 180° yang
berukuran 2,3 m x 6 m, untuk 60° berukuran sesuai dengan pedoman. Jarak yang
harus diberikan dengan pola parkir 0° atau 180° adalah 6 m setelah persimpangan
dan 6 m di akhir persimpangan, untuk pola parkir 60° jarak yang harus diberikan
adalah 9 m setelah persimpangan dan 12 m di akhir persimpangan. Petak parkir
untuk sepeda motor dengan derajat 90° berukuran 0,75 m x 2 m. Untuk sepeda
motor jarak yang harus diberikan diasumsikan sepanjang 6 m di akhir
persimpangan. Pemilihan pola parkir disesuaikan dengan lebar jalan, keadaan
eksisting, dan kemudahan manuver kendaraan untuk parkir. Derajat pola parkir 0°
dan 90° dipilih karena lebar jalan yang memadai hanya cukup untuk pola parkir
pararel, untuk derajat pola parkir 60° dipilih untuk mempermudah manuver
kendaraan yang parkir.
Jumlah petak yang berbeda menyebabkan beberapa unsur dari karakteristik
parkir eksisting yang berbeda. Sehingga dilakukan analisis karakteristik parkir
untuk mengetahui perubahan karakteristik parkir setelah dilakukan rancang ulang
petak parkir. Hasil analisis karakteristik parkir setelah dilakukan rancang ulang
petak parkir dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Tabel 3.12 Hasil analisis karakteristik parkir setelah dirancang ulang petak parkir
Karakteristik Kendaraan Ringan Sepeda Motor
No Satuan
Parkir Existing Baru Existing Baru
Tingkat (Kend/SRP/
1 0,424 0,511 0,575 0,600
Pergantian Parkir jam)
Kapasitas Parkir
2 (SRP/jam) 30 25 83 80
Dinamis
Kapasitas Parkir
3 (SRP) 41 34 71 68
Statis
4 Parking Supply (Kendaraan) 435 361 1200 1150
Indeks Parkir
dengan Kapasitas
5 - 1,367 1,640 0,795 0,825
Dinamis (saat jam
puncak tertinggi)
Indeks Parkir
dengan Kapasitas
6 - 1,000 1,206 0,930 0,971
Statis (saat jam
puncak tertinggi)
Sumber: Hasil Analisis (2017)

36
Dari Tabel 3.12 dapat dilihat karakteristik parkir setelah dirancang ulang
berbeda dengan karekteristik parkir eksisting. Akan tetapi untuk Indeks Parkir pada
kendaraan ringan tetap tidak memenuhi permintaan parkir dan nilai IP semakin
besar. Hal ini berlaku untuk sepeda motor, IP semakin besar akan tetapi nilai IP
tetap tidak melebihi kapasitas parkir yang ada.

Gambar 3.8 Rancangan petak parkir dan penempatan CCTV di Jalan Sumatera
Denpasar
Sumber: Hasil Analisis (2017)

37
4. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari proses penelitian yang meliputi pengumpulan data dan analisis data,
maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Karakteristik Parkir di Jalan Sumatera
1) Untuk Kendaraan Ringan
Volume parkir dalam 16 jam survei adalah 312 kendaraan, akumulasi tertinggi
adalah 41 kend/jam, durasi parkir sebesar 1,357 jam, distribusi parkir sebesar
48,21% dalam durasi waktu 0–1 jam, tingkat pergantian parkir sebesar 0,424
kend/SRP/jam, kapasitas parkir dinamis sebesar 30 SRP/jam, kapasitas parkir
statis 41 SRP, penyediaan parkir sebesar 435 kendaraan, indeks parkir dengan
kapasitas parkir dinamis sebesar 1,367, dan indeks dengan kapasitas parkir
statis sebesar 1,0. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas parkir dinamis pada
saat jam puncak tidak dapat menampung permintaan parkir, sedangkan
kapasitas parkir statis pada saat jam puncak dapat menampung permintaan
parkir.
2) Untuk Sepeda Motor
Volume parkir dalam 16 jam survei adalah 690 kendaraan, akumulasi tertinggi
adalah 66 kend/jam, durasi parkir sebesar 0,852 jam, distribusi parkir sebesar
62,30% dalam durasi waktu 0–1 jam, tingkat pergantian parkir sebesar 0,575
kend/SRP/jam, kapasitas parkir dinamis sebesar 83 SRP/jam, kapasitas parkir
statis 71 SRP, penyediaan parkir sebesar 1.200 kendaraan, indeks parkir
dengan kapasitas parkir dinamis sebesar 0,795, dan indeks dengan kapasitas
parkir statis sebesar 0,930. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas parkir pada
saat jam puncak dapat menampung permintaan parkir.
2. Solusi hasil analisis karakteristik parkir adalah:
1) Agar pekerja pada pertokoan sepanjang Jalan Sumatera dan masyarakat pembeli
yang akan parkir pada badan tidak mengganggu arus lalu lintas puncak pagi pada
Jalan Sumatera maka pembukaan took dilakukan pada Jam 8.30 wita pagi dan tutup
pada jam 21.00 wita
2) Dipasang marka sesuai dengan petak yang telah dirancang ulang

38
3) Pada Jam 6.00 wita sampai dengan jam 8.30 wita dipasang rambu tidak boleh parker.
4) Pada volume lalulintas pada jam puncak siang dan sore hari, jika ada pembeli atau
pengunjung pertokoan pada Jalan Sumatera yang tidak mendapat tempat parker
disediakan pelayanan Valet.
5) Untuk mengontrol itu diperlukan pemasangan CCTV sesuai dengan Gambar 3.8.
b. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penerapan pelayan Valet dan pemasangan CCTV yang terhubung ke ruang kontrol
terpusat, perlu dihitung kelayakan finansialnya.
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk penerapan pemasangan CCTV dan pelayanan
Valet dari kelancaran lalulintas dan kinerja jalannya.

2.7.2 Analisis Kebutuhan Park and Ride BRT Trans Musi pada Kawasan Seberang
Ulu Palembang
1. Tujuan
1. Menganalisis data karakteristik perjalanan responen, baik melalui data sosial
ekonomi maupun alasan pendapat responden yang sesuai parameter-parameter
yang ditentukan
2. Menganalisis data asal tujuan responden untuk mengetahui tingkat kebutuhan
sistem park and ride
2. Parameter-parameter kebutuhan park and ride
Parameter-parameter kebutuhan park and ride ditentukan berdasarkan faktor-faktor
yang mempengaruhi park and ride, parameter tersebut antara lain :
a. Mayoritas pengguna park and ride pada halte tersebut memiliki moda pribadi
sendiri.
b. Mayoritas pengguna park and ride pada halte tersebut memiliki jarak perjalanan
dengan BRT lebih jauh dari jarak koridor BRT awal yang digunakan.
c. Tidak tersedianya angkutan umum yang efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan dari perjalanan. Sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi untuk melakukan perjalanan mencapai tujuan perjalanan.
3. Metode Analisis
Analisis Crosstabs (Tabulasi Silang)
Analisis Crosstabs merupakan analisis yang menggunakan uji statistik untuk
39
mengidentifikasi dan mengetahui korelasi antara dua variabel. Prosedur analisis
crosstabs diaplikasikan untuk menghitung kombinasi nilai–nilai yang berbeda dari
dua variabel atau lebih, dengan menghitung harga-harga statistik beserta ujinya.
Data–data dari setiap variabel tersebut dikelompokkan dalam beberapa kategori dan
masing–masing kategori diberi skor untuk mempermudah perhitungannya.
Kemudian variabel– variabel yang akan diidentifikasikan hubungannya disusun
dalam baris dan kolom. Selanjutnya dilakukan perhitungan koefisien kontingensi
(Contingency coefficient) untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang sempurna
diantara dua variabel.
Tabel 1 : Tabulasi Silang (Crosstabs)

Sumber : Nasir, 1999


Menurut Nasir (1999:480–481) pengujian yang dilakukan bersifat pendekatan dan
frekuensi yang diharapkan terjadi akan dinyatakan dengan eij, dengan formula
berikut :
dimana :

ni = jumlah baris ke-i


nj = jumlah baris ke-j
Berdasarkan formulasi tersebut diperoleh :

dan seterusnya ……
maka :
n = (n1 + n2 + n3 + …+ nr)
= (n1 + n2 + n3 + …+ nk)
Dalam menganalisis Crosstabs dapat menggunakan Software Microsoft Office Exel.

40
4. Hasil dan Pembahasan
a. Analisis Data Karakteristik Perjalanan Responden
Ada 11 jenis pekerjaan yang dimasukkan ke dalam form survei wawancara yang
semua jenis pekerjaan itu yang ada di Kota Palembang. Hanya jenis pekerjaan
sebagai karyawan yang akan mau menggunakan park and ride tetapi jenis
pekerjaan karyawan tidak menjadi mayoritas jenis pekerjaan yang ada di wilayah
studi maka perlu dianalisis dengan indikator lain untuk mendasari kebutuhan park
and ride sesuai dengan parameter – parameter yang ada.
Jumlah moda pribadi diatas dimiliki oleh responden bisa lebih dari 1 (satu) jenis
moda pribadi dan karena setiap keluarga terdiri lebih dari satu orang dan setiap
keluarga memiliki prioritas pemakaian setiap anggota keluarga

b. Analisis data perjalanan asal tujuan


Sebelum menganalisis asal tujuan responden perlu diketahui alasan dan pendapat,
keinginan responden sebelum responden melakukan perjalanan

41
Setelah mendapat alasan baik yang menggunakan moda tersebut maupun yang
tidak menggunakan moda, maka analisis dilanjutkan untuk mengetahui apa yang
menjadi pendapat responden agar dalam pengembangan park and ride bisa
menjadi lebih efektif dan akan menjadi salah satu solusi yang sedang
dikembangkan untuk mengatasi kemacetan yang ada di Kota Palembang.
Tabel Tabulasi Silang Pelayanan transportasi yang ingin didapatkan dengan jenis
moda yang digunakan responden (orang)

Berdasarkan hasil analisis data yang berasal dari survei asal tujuan responden
dalam menentukan tingkat kebutuhan park and ride mengindikasi bahwa
responden yang berada di wilayah Seberang Ulu menganggap bahwa sistem park
and ride sangan dibutuhkan karena dilihat dari parameter-parameter mengenai
jarak perjalanan responden lebih jauh dari jarak koridor IV dan mayoritas
pengguna park and ride menggunakan moda pribadi dalam mencapai tujuan
perjalanannya karena tidak tersedianya angkutan umum yang efektif dan efesien

42
sehingga ketiga parameter kebutuhan park and ride yang dientukan berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi park and ride telah memnuhi untuk
pengembangan sistem park and ride sebagai salah satu solusi dalam mengatasi
kemacetan di Kota Palembang dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
5. Kesimpulan
a. Data karakteristik perjalanan (sosial ekonomi responden) adalah mayoritas
berdagang sebanyak 103 responden, berpenghasilan/gaji perbulan sebesar Rp.
1.000.000,- -Rp. 3.000.000,-, kepemilikan moda pribadi yang paling banyak
adalah moda motor dengan jumlah kendaraan sebanyak 658 kendaran atau
464.548 kendaraan.
b. Data perjalanan asal dan tujuan dan pendapat responden yang tidak menggunakan
moda karena tidak punya (80%) atau tidak prioritas (41%) untuk moda pribadi
sedangkan moda angkutan umum alasannya waktu perjalanan yang lama (42%)
kemudian alas an responden menggunakan moda adalah lebih aman (45%) dan
lebih hemat (73%) untuk moda pribadi lalu untuk moda angkutan umum karena
lebih mudah diakses (63%). Lalu pendapat responden tentang pelayanan
transportasi yang diinginkan oleh pengguna moda pribadi yang menginginkan
penyediaan BRT sebanyak 49.420 orang dan akan berubah akan menggunakan
moda bus/BRT jika park and ride disediakan (64%) dan dengan adanya
responden yang tertarik berubah moda lain (61%).
c. 3. Analisis data asal dan tujuan responden untuk menentukan parameter yang
telah dipenuhi melalui hasil analisis data asal tujuan responden terbanyak di
wilayah Seberang Ulu I adalah 65.658 orang dengan dan manyoritas
menggunakan moda pribadi yaitu moda motor (57%) atau sebanyak 165.204
orang penduduk.

43
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Karakteristik parkir merupakan sifat dasar yang memberikan penilaian
terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi. Karakteristik
parkir terdiri dari volume parkir, akumulasi parkir, tingkat pergantian parkir,
durasi parkir, kapasitas parkir, penyediaan parkir, serta indeks parkir.
Sedangkan Park and ride atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai parkir dan
menumpang adalah kegiatan parkir kendaraan pribadi di tempat parkir dan kemudian
melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus, kereta api ataupun transportasi
massal lainnya. Park and ride ini merupakan salah satu manajemen pembatasan lalu
lintas di pusat kota yang padat, untuk menarik masyarakat untuk parkir dengan tarif
yang murah atau gratis dan kemudian menaiki angkutan bus/busway ataupun kereta
api menuju ke pusat kota.
2. Contoh studi kasus yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Analisis Karakteristik dan Solusi Parkir di Badan Jalan (Studi Kasus : Jalan
Sumatera, Denpasar, Bali)
Studi ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik parkir dan
menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan parkir di badan jalan di
wilayah studi.
b. Analisis Kebutuhan Park and Ride BRT Trans Musi pada Kawasan
Seberang Ulu Palembang
Studi ini bertujuan untuk menganalisis data karakteristik perjalanan
responden baik melalui data sosial ekonomi maupun alasan pendapat
responden yang sesuai dengan parameter yang ditentukan dan
menganalisis data asal tujuan responden untuk mengetahui tingkat
kebutuhan sistem park and ride.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil pembahasan yang telah
dilakukan agar dilakukan studi lebih lanjut mengenai karakteristik parkir , park and
ride untuk meningkatkan tingkat pelayanan perparkiran di Indonesia yang akhirnya
akan berdampak terhadap permasalahan transportasi lainnya seperti kemacetan lalu
lintas.
44
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Perhubungan Darat. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian


Fasilitas Parkir. Jakarta: Departemen Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272/HK/105/DRJD/96 tentang Pedoman
Teknis Penyelenggaran Fasilitas Parkir. Jakarta: Departemen Perhubungan.
Encyclopedia. 2019. Park and Ride, https://id.wikipedia.org/wiki/Parkir_dan_menumpang
Diakses tanggal 10/10/2019
Gayatri, P. A. 2009. Analisis Karakteristik Dan Pengelolaan Parkir Di Pasar
Badung Yang Berdampak Terhadap Kondisi Jalan Disekitar (Studi Kasus
Gedung Parkir Di Pasar Payuk Jalan Gajah Mada Denpasar). Denpasar:
Universitas Udayana.
Hobbs, F. D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Yogyakarta:
Penerbit Gajah Mada University Press.
Limaryantamarico, Erika B., Joni A., 2015. Analisis Kebutuhan Park and Ride BRT
Trans Musi Pada Kawasan Seberang Ulu Palembang. Palembang :
Universitas Sriwijaya
Madona M., G. Y. 2013. Analisis Kinerja Ruas Jalan Hayam Wuruk Denpasar
Akibat Adanya Parkir Pinggir Jalan Di Depan English First. Denpasar:
Universitas Udayana.
Palupiningtyas, S.E.2011. Kriteria Fasilitas Park And Ride Sebagai Pendukung
Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan (Transjakarta). Jakarta Pusat
Safitri, B.2012. Pengelolaan Parkir On Street Oleh Unit Pengelola Perparkiran
DKI Jakarta (Studi Kawasan Parkir On Street Melawai, Jakarta Selatan).
Skripsi FISIP Universitas Indonesia.
Setijowarno, D. dan Frazila, R. B. 2001. Pengantar Sistim Transportasi. Semarang:
Universitas Katolik Soegijopranata.
Winaya, P.P. 2017. Analisis Karakteristik dan Solusi Parkir di Badan Jalan (Studi
Kasus : Jalan Sumatera, Denpasar, Bali). Denpasar: Universitas Udayana.
Subayu, I M. 2006. Studi Karakteristik Dan Kebutuhan Parkir Dengan Alternatif
Pengendalian Melalui Rencana Gedung Patkir Pasar Badung. Denpasar:
Universitas Udayana.
Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB.

45

Anda mungkin juga menyukai