BAB 1
PENDAHULUAN
fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu
infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan
rasio tingkat penggunaan atau biaya pelaksanaan.Ruang, bentuk dan ukuran jalan
dikatakan baik jika memberikan rasa aman dan kenyamanan yang cukup kepada
pengguna jalan.
karakteristik dari arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan
jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat keamanan dan
1. Klasifikasi Medan.
Pada bagian ini akan diketahui jenis dari medan jalan yang akan
dalam Bab 3.
3. Alinemen Vertikal
4. Potongan Melintang
Bab 5.
BAB 2
KLASIFIKASI MEDAN
2.1. TEORI
jalan tidak sesuai dengan kondisi medan dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan
tingginya volume pekerjaan tanah. Keseimbangan antara fungsi jalan dan keadaan
per 50 meter trase jalan. Namun dalam pekerjaan yang kami lakukan, klasifikasi
medan dilakukan per 100 meter trase jalan dikarenakan skala peta kontur daerah
kemiringan melintang rata-rata dari potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.
Spesifikasi standar untuk perencanaan geometrik jalan antar kota dari Bina
Tabel 2.1.
Spesifikasi Standar Klasifikasi Medan
2.2. PERENCANAAN
𝑦2− 𝑦1
% =| |x 100 % ……………………………………………….…(1)
60
Dimana:
sebagai berikut :
Tabel 2.2
Klasifikasi Medan
Tabel 2.3
Klasifikasi Medan
Frekuensi Persentase
Jenis Medan
(unit) (%)
Datar 47 51,09
Perbukitan 43 46,74
Pegunungan 2 2,17
TOTAL 92 100,00
Karena dari jumlah tersebut ada yang memenuhi 50% dari jumlah titik.
Kecepatan rencana pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca cerah, lalu-
lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tak berarti. Untuk
mendapatkan nilai kecepatan rencana, kita dapat melihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 2.4
Kecepatan Rencana (VR)
Menurut data yang diperoleh, medan jalan termasuk datar serta fungsi
jalan yang direncanakan adalah jalan arteri, maka kecepatan rencana yang diambil
sebesar 90 km/jam.
BAB 3
ALINEMEN HORIZONTAL
3.1 TEORI
Alinemen horizontal terdiri dari bagian lurus dan bagian lengkung (disebut
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada
kecepatan (VR).
dari segi kelelahan pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan lurus harus
ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit sesuai VR.
Tabel 3.1
Panjang Bagian Lurus Maksimum
Panjang Bagian Lurus Maximum (m)
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 3000 2500 2000
Kolektor 2000 1750 1500
Lokal 1500 1200 750
Sumber:Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Departemen PU, 1997
Menurut data yang diperoleh, medan jalan termasuk datar serta fungsi
jalan yang direncanakan adalah jalan arteri, maka panjang bagian lurus maksimum
sebesar 3000 m. Perencanaan kali ini, panjang lurus jalan sama dengan panjang
lurus maksimum yang disyaratkan dengan ketentuan yang diberikan oleh dosen
3.1.2 Tikungan
a. Spiral-Circle-Spiral (SCS)
c. Spiral-Spiral (SS)
3.1.3 Superelevasi
ditetapkan 10%.
Tabel 3.2
101° D
3 km
3 km 3 km
A
75°
Jarak A - B = 3 km
Jarak B - C= 3 km
Jarak C- D= 3 km
menentukan terlebih dahulu nilai R (m), yang bisa dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 3.3
Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yangDibutuhkan
(emaks = 10 %, metode Bina Marga)
Ls.90 45.90
s 2,251
.R 3,14 573
c 105,498
Lc 2Rc 2(3,14)(573) 1054,523m
360 360
Ls 2
P Rc (1 cos s)
6 Rc
45 2
P 573(1 cos 2,251)
6 573
P 0,147
Ls 2 45 2
Yc 1,646
6 R 6.205
Ls 3 453
Xc Ls 45 44,946
40.R 2 40.205 2
Es
R p R 205 0,411 205 20,736m
1 1
cos cos 49
2 2
1 1
Ts ( R p) tan k (205 0,411) tan 49 22,479 116,09m
2 2
Keterangan:
Xc = absis titik Sc pada garis tangen, jarak dari titik TS ke Sc (jarak lurus
lengkung peralihan)
Yc = ordinat titik Sc pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke
Rc = jari-jari lingkaran
perhitungan diatas.
Ls=45 Ls=45
Lc=130,228
Ls.90 45.90
s 3,153
.R 3,14 409
c 37,694
Lc 2Rc 2(3,14)( 409) 268,938m
360 360
Ls 2
P Rc (1 cos s)
6 Rc
45 2
P 409(1 cos 3,153)
6 409
P 0,206
bila e < 0.04, maka tikungan yang didapat adalah tikunganFull Circle.
2
2
Tc Rc.tg 1 409.tg 1 .44 165,247m
Ec Tc.tg 1 165,247.tg 1 .44 32,121m
4 4
44
Lc .2 .R .2.3,14,409 313,93m
360 360
Keterangan :
β = sudut tikungan
Rc = jari-jari lingkaran
diatas.
karena tidak terdapat khusus lengkung peralihan, hanya merupakan panjang yang
+ 6,2 %
+ 2,125
%
POT Tc
3 Ls '
4
x 2
Ls ' 3,5 2
x 2,125%
superelevasi.
Ls’= 45 Ls’ = 45
e= +3,5% e= +3,5%
e= -3,5% e= -3,5%
Lc = 313,93
+ 2,125 %
- 2,125 %
+ 2,125 %
BAB 4
ALINEMEN VERTIKAL
4.1. TEORI
permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau
pembangunan yang tersedia. Alinemen vertikal yang mengikuti muka tanah asli
akan mengurangi pekerjaan tanah, tetapi mungkin saja akan mengakibatkan jalan
itu terlalu banyak mempunyai tikungan. Tentu saja hal ini belum tentu sesuai
jalan sebaiknya diletakkan sedikit di atas muka tanah asli sehingga memudahkan
dalam pembuatan drainase jalannya, terutama di daerah yang datar. Pada daerah
Jalan yang terletak di atas lapisan tanah lunak harus pula diperhatikan akan
seperti:
2. Keadaan medan
3. Fungsi jalan
Alinemen vertikal disebut juga penampang memanjang jalan yang terdiri dari
garis-garis lurus dan garis-garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar,
mendaki atau menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan
persen. Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan,
maka landai jalan diberi tanda positif untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan
landai negatif untuk penurunan dari kiri. Pendakian dan penurunan memberi efek
lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian lurus (tangen)
adalah:
kedua tangen berada di bawah permukaan jalan. Tidak ada dasar yang dapat
tetapi ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan, yaitu:
2. Kenyamanan pengemudi
3. Ketentuan drainase
Dengan bantuan Gambar 4.1 dan 4.2 di atas, yaitu tinggi lampu besar
kendaraan = 0.60 m (21) dan sudut bias = 10, maka diperoleh hubungan praktis,
sebagai berikut:
A J h2
Jh<L, maka: L ……………………………………………………… (a)
120 3,5 J h
120 3,5 J h
Jh> L, maka: L 2 J h …………………………………………… (b)
A
Henti (Jh)
a. Panjang L, berdasarkan Jh
A Jh
Jh< L, maka : L ………………………………………………………… (c)
399
399
Jh>L , maka : L 2 J h ……………………………………………… (d)
A
b. Panjang L, berdasarkan Jd
A Jd 2
Jd< L, maka : L ……………………………………………………… (e)
840
840
Jd> L, maka : L 2 J d ……………………………………………… (f)
A
Panjang lengkung vertikal cembung (L), yang diperoleh dari rumus (e) dan
(f), pada umumnya akan menghasilkan L lebih panjang dari pada digunakan
rumus (c) dan (d). Untuk penghematan biaya L dapat ditentukan dengan rumus (c)
dan (d) dengan konsekuensi kendaraan pada daerah lengkung cembung tidak
Tabel 4.1
h1 (m) h2 (m)
Untuk Jarak Pandang
tinggi mata tinggi obyek
biasa diberi simbol PLV (Peralihan Lengkung Vertikal). Titik B, titik peralihan
dari bagian lengkung vertikal ke bagian tangen, biasa diberi simbol PTV
(Peralihan Tangen Vertikal). Titik V, titik pertemuan antara g1 dan g2, biasa diberi
simbol PPV.
AL A
e dan y = X2
800 200 L
Tabel 4.2
Tabel 4.3
VR (km/jam) 100 90 80 70 60 50 40 30
Tabel 4.4
Tabel 4.5.
VR (km/jam) 100 90 80 70 60 50 40 30
Jh minimum (m) 185 160 130 105 75 65 50 35
Sumber:RSNI T-14-2004
Tabel 4.6
4.2. PERENCANAAN
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
2) Mencari panjang L
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) → L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 2502
Dari rumus (e) → L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 J d (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 0+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 0+200 →Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 0+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 0+300 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 0+350 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 0+400 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
elevasi sumbu jalannya = +28 - 26, 425m
100000
Sta 0+450 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5– 28,7m
100000
Sta 0+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
Elevasi sumbu jalan pada sta 0+550 adalah elevasi bagian tangennya
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 – 32,2m
100000
Sta 0+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 0+600 = +35+ (0% (100)) = +35
7.150
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 – 33,425m
100000
Sta 0+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 0+650 = +35+ (0% (150)) = +35
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 – 34,3m
100000
Sta 0+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 0+700 = +35+ (0% .(200)) = +35
7.50
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 – 34,825m
100000
Sta 0+750 →Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
Sta 0+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
4) Mencari panjang L
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 1+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 0+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai +0%. Berada sejauh 300 m
Sta 0+750 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +0%. Berada
Sta 0+800 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,175m
100000
Sta 0+850 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 0+900 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 36,575m
100000
Sta 0+950 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 1+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.200
2
41,3m
100000
Sta 1+100 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7(150)2
43,575m
100000
Sta 1+150 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.100
2
46,2m
100000
Sta 1+200 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(200) = +49 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 1+200 adalah elevasi
7(50)2
49,175m
100000
Sta 1+250 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 1+300 → Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
6) Mencari panjang L
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) → L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 2502
Dari rumus (e) → L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 J d (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 1+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 1+200 → Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 1+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 1+300 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 1+350 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 1+400 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +28 - 26, 425m
100000
Sta 1+450 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 1+500 →Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian+35m.
30.625m
Sta 1+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
Elevasi sumbu jalan pada sta 1+550 adalah elevasi bagian tangennya
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 1+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 1+600 = +35+ (0% (100)) = +35
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 1+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 1+650 = +35+ (0% (150)) = +35
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 1+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 1+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian 0%. Berada
+35 m
Sta 1+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai 0%. Berada sejauh 300m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
8) Mencari panjang L
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 2+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 1+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai +0%. Berada sejauh 300 m
Sta 1+750 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +0%. Berada
Sta 1+800 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,175m
100000
Sta 1 + 850 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 1+900 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
36,575m
100000
Sta 1+950 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 2+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.50
2
38,675m
100000
Sta 2+100 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(100) = +42 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 2+100 adalah elevasi
7(150)2
43,575m
100000
Sta 2+150 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.150
2
47,075m
100000
Sta 2+200 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(200) = +49 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 2+200 adalah elevasi
7(50)2
49,175m
100000
Sta 2+250 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 2+300 → Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 2+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 2+200 → Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 2+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 2+300 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 2+350 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 2+400 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +28 - 26, 425m
100000
Sta 2+450 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 2+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 2+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 2+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 2+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 2+750 →Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
Sta 2+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 3+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 2+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai + 0%. Berada sejauh 300
Sta 2+750 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +0%. Berada
Sta 2+800 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya =+35 + 35,175m
100000
Sta 2+850 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 2+900 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
36,575m
100000
Sta 2+950 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 3+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.50
2
38,675m
100000
Sta 3+100 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7(150)2
43,575m
100000
Sta 3+150 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.150
2
47,075m
100000
Sta 3+200 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(200) = +49 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 3+200 adalah elevasi
7(50)2
49,175m
100000
Sta 3+250 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 3+300 → Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 3+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 3+200 → Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 3+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 3+300 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 3+350 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 3+400 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +28 - 26, 425m
100000
Sta 3+450 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 3+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 3+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 3+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 3+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 3+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
Sta 3+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 4+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 3+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai + 0%. Berada sejauh 300
Sta 3+750 → Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian +0%.
= +35 m
Sta 3+800 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,175m
100000
Sta 3+850 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 3+900 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 36,575m
100000
Sta 3+950 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 4+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.50
2
38,675m
100000
Sta 4+100 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(100) = +42 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 4+100 adalah elevasi
7(150)2
43,575m
100000
Sta 4+150 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.150
2
47,075m
100000
Sta 4+200 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
(200) = +49 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 4+200 adalah elevasi
7(50)2
49,175m
100000
Sta 4+250 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 4+300 → Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 4+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 4+200 →Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 4+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 4+300 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 4+350 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 4+400 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +28 - 26, 425m
100000
Sta 4+450 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 4+500 →Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian+35m.
30.625m
Sta 4+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 4+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 4+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 4+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 4+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
+35 m
Sta 4+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 5+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 4+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai + 0%. Berada sejauh 300
Sta 4+750 → Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian +0%. Berada
Sta 4+800 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,175m
100000
Sta 4+850 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 4+900 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 36,575m
100000
Sta 4+950 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Sta 5+000 →Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian+35
4,375 = + 39,375m
Sta 5+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.50
2
38,675m
100000
Sta 5+100 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +42 + 43,575m
100000
Sta 5+150 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7.150
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +45,5 + 47,075m
100000
Sta 5+200 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +49 + 49,175m
100000
Sta 5+250 →Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 5+300 →Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300 m
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) → L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 5+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 5+200 →Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 5+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 5+300 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 5+350 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 5+400 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
26, 425m
100000
Sta 5+450 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 5+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 5+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 5+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 5+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 5+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
Sta 5+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
(35 35)
g1 100% 0%
500
(0 35)
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% -(-7%)
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) → L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 6+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
(35 35)
g1 100% 0%
500
(0 35)
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= 0% -(-7%)
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 5+700 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
= +35m
Sta 5+750 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 0%. Berada
Sta 5+800 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.(50) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 5+850 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 5+900 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.(150)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 5+950 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 6+50 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 6+50 = +35- (7% (50)) = +31,5 m. Elevasi sumbu jalan pada sta
7.200
2
+31,5 - 28,7m
100000
Sta 6+100 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 6+100 = +35-(7% (100)) = +28 m. Elevasi sumbu jalan pada sta
7.(150) 2
+28 - 26, 425m
100000
Sta 6+150 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 6+150 = +35- (7% (150)) = +24,5 m. Elevasi sumbu jalan pada
7.100
2
jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 6+200 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7.(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 6+250 →Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -7%. Berada
Sta 6+300 →Terletak pada lengkung vertikal berlandai -7%. Berada sejauh 300m
0 35
g1 100% 7%
500
35 35
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= -7% -0%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) → L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
PPV diketahui berada pada sta 6+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari -7% ke kelandaian sebesar +0% (menurun dari kiri).
0 35
g1 100% 7%
500
35 35
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= -7%- 0%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 14 x 2 14 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 6+200 → Terletak pada bagian lengkung vertikal yang berlandai -7%.
Sta 6+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian -7%. Berada
Sta 6+300 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+300 =+35+ (7% (200)) = +49
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya =+49 + 49,175m
100000
Sta 6+350 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
+45,5 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 6+350 adalah elevasi bagian
7.100
2
46,2m
100000
Sta 6+400 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+400 =+35+ (7% (100)) = +42
7.(150) 2
43,575m
100000
Sta 6+450 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
41,3m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 6+550 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+550 = +35+ (0% (50)) = +35
0.200
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 6+600 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+600 = +35+ (0% (100)) = +35
0.(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 6+650 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+650 = +35+ (0% (150)) = +35
0.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 6+700 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 6+700 = +35+ (0% (200)) = +35
0.(50) 2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 6+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian 0%. Berada
Sta 6+800 → Terletak pada lurus berlandai 0%. Berada sejauh 300 m di
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% - 7%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375 m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 7+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
0
g1 100% 0%
500
35 0
g2 100% 7%
100
maka A g1 g 2
= +0% -7%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 7 x 2 7 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 6+700 →Terletak pada bagian lurus berlandai + 0%. Berada sejauh 300
Sta 6+750 → Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian +0%. Berada
Sta 6+800 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,175m
100000
Sta 6+850 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35,7 m
100000
Sta 6+900 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
PLV.Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 36,575m
100000
Sta 6+950 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
dari PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 37,8m
100000
Sta 7+000 →Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian+35
4,375 = + 39,375m
Sta 7+50 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV
7.50
2
38,675m
100000
Sta 7+100 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +42 + 43,575m
100000
Sta 7+150 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7.150
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +45,5 + 47,075m
100000
Sta 7+200 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +49 + 49,175m
100000
Sta 7+250 →Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 7+300 →Terletak pada bagian lurus berlandai +7%. Berada sejauh 300 m
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 Jh (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 7+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari +7% (mendaki dari kiri) ke kelandaian sebesar +0%
(mendaki dari kiri). Panjang lengkung vertikal yang direncanakan sepanjang 500
m.
(35 0)
g1 100% 7%
500
(35 35)
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= +7% - 0%
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 7+200 →Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai +7%. Berada
Sta 7+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian +7%. Berada
Sta 7+300 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 7+350 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 7+400 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.(150) 2
26, 425m
100000
Sta 7+450 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +31,5 - 28,7m
100000
Sta 7+550 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.200
2
elevasi sumbu jalannya = +35 - 32,2m
100000
Sta 7+600 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 33, 425m
100000
Sta 7+650 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,3m
100000
Sta 7+700 →Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
7(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 34,825m
100000
Sta 7+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -0%. Berada
Sta 7+800 →Terletak pada bagian lurus berlandai -0%. Berada sejauh 300m di
(35 35)
g1 100% 0%
500
(0 35)
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= +0% -(-7%)
= +7%
A J h 2 7 (652 )
Dari rumus (a) →L 74,123m
399 399
399 399
Dari rumus (d) → L 2 J h (2 65) 73m
A 7
A J d 2 7 (2502 )
Dari rumus (e) →L 520,833m
840 840
840 840
Dari rumus (f) → L 2 Jd (2 250) 380m
A 7
Jadi panjang L:
L=500 m.
A L 7 500
Dari rumus Ev 4,375m
800 800
PPV diketahui berada pada sta 8+000 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
(35 35)
g1 100% 0%
500
(0 35)
g2 100% 7%
500
maka A g1 g 2
= 0% -(-7%)
= +7%
L = 500 m
Ax 2 7 x2 7 x2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda positif, berarti ke bawah dari garis tangen (lengkung vertikal cembung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 7+700 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
= +35 m
Sta 7+750 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 0%. Berada
Sta 7+800 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.(50) 2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 7+850 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.100
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 7+900 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.(150)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 7+950 → Terletak pada bagian lurus sebelah kiri titik PPV dengan
0.200
2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 - 35m
100000
Sta 8+50 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 8+50 = +35- (7% (50)) = +31,5 m. Elevasi sumbu jalan pada sta
7.200
2
+31,5 - 28,7m
100000
Sta 8+100 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 8+100 = +35- (7% (100)) = +28 m. Elevasi sumbu jalan pada sta
7.(150) 2
+28 - 26, 425m
100000
Sta 8+150 →Terletak pada lengkung vertikal dengan kelandaian -7%. Berada
sta 8+150 = +35- (7% (150)) = +24,5 m. Elevasi sumbu jalan pada
7.100
2
jalannya = +24,5 - 23,8m
100000
Sta 8+200 →Terletak pada lengkung vertikal sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+200 = +35– (7% .(200)) = +21
7.(50)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +21 - 20,825m
100000
Sta 8+250 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -7%. Berada
Sta 8+300 →Terletak pada lengkung vertikal berlandai -7%. Berada sejauh 300m
0 35
g1 100% 7%
500
35 35
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= -7% -0%
= -7%
A J h2 7 652
Dari rumus (a) →L 85,108 m
120 3,5 J h 120 3.5 65
PPV diketahui berada pada sta 8+500 dan mempunyai elevasi +35 m. Perubahan
kelandaian terjadi dari -7% ke kelandaian sebesar +0% (menurun dari kiri).
0 35
g1 100% 7%
500
35 35
g2 100% 0%
500
maka A g1 g 2
= -7%- 0%
= -7%
L = 500 m
Ax 2 14 x 2 14 x 2
Persamaan lengkung vertikal : y =
200 L 200(500) 100000
Bertanda negatif, berarti ke atas dari garis tangen (lengkung vertikal cekung).
Untuk persamaan lengkung di kiri PPV, x dihitung dari PLV. Untuk persamaan
lengkung di kanan PPV, x tidak boleh dihitung dari PLV. Hal ini disebabkan
kelandaian tidak menerus, tetapi berubah di titik PPV. Jadi x dihitung dari titik
Sta 8+200 → Terletak pada bagian lengkung vertikal yang berlandai -7%.
Sta 8+250 → Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian -7%. Berada
Sta 8+300 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+300 =+35+ (7% (200)) = +49
7.(50)2
PLV. Jadi elevasi sumbu jalannya =+49 + 49,175m
100000
Sta 8+350 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
+45,5 m. Elevasi sumbu jalan pada sta 8+350 adalah elevasi bagian
7.100
2
46,2m
100000
Sta 8+400 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+400 =+35+ (7% (100)) = +42
7.(150) 2
43,575m
100000
Sta 8+450 → Terletak pada lengkung vertikal sebelah kiri titik PPV dengan
7.200
2
41,3m
100000
Ev = + 35 + 4,375 = + 39,375m
Sta 8+550 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+550 = +35+ (0% (50)) = +35
0.200
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 8+600 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+600 = +35+ (0% (100)) = +35
0.(150)2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 8+650 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+650 = +35+ (0% (150)) = +35
0.100
2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 8+700 → Terletak pada bagian lurus sebelah kanan titik PPV dengan
elevasi bagian tangennya pada sta 8+700 = +35+ (0% (200)) = +35
0.(50) 2
PTV. Jadi elevasi sumbu jalannya = +35 + 35m
100000
Sta 8+750 → Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian 0%. Berada
Sta 8+800 → Terletak pada lurus berlandai 0%. Berada sejauh 300 m di