Anda di halaman 1dari 20

Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

BAB 1

PENDAHULUAN

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan

yang dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi

fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu

lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah penduduk. Dalam lingkup perencanaan

geometrik tidak meliputi perencanaan perkerasan jalan, walaupun dimensi dari

perkerasan merupakan bagian dari perencanaan geometrik sebagai bagian dari

perencanaan jalan secara keseluruhan. Demikian pula dengan drainase jalan.Jadi

tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah dalam rangka menghasilkan

infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan

rasio tingkat penggunaan atau biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan

dikatakan baik jika memberikan rasa aman dan kenyamanan yang cukup kepada

pengguna jalan.

Perencanaan geometrik jalan didasarkan atas sifat gerakan dan ukuran

kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, serta

karakteristik dari arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan

designer

jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat keamanan dan

kenyamanan yang diharapkan.

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 1


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Adapun dalam perencanaan geometrik jalan yang kami lakukan dibatasi

dalam ruang lingkup sebagai berikut:

1. Klasifikasi Medan.

Pada bagian ini akan diketahui jenis dari medan jalan yang akan

direncanakan. Apakah itu berupa medan datar, perbukitan ataupun

pegunungan. Pentingnya menentukan klasifikasi terhadap medan yang

ada adalah untuk mendapatkan kecepatan rencana yang mana

merupakan parameter utama dalam perencanaan geometrik jalan.

Klasifikasi medanini akan dipaparkan dalam Bab 2.

2. Alinemen Horizontal (Trase Jalan)

Pada perencanaan alinemen horizontal akan terlihat apakah jalan

tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke kiri atau ke kanan.

Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung berbentuk

lingkaran dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus ke bentuk

busur lingkaran. Perencanaan geometrik jalan memfokuskan pada

pemilihan letak dan panjang dari bagian-bagian ini, sesuai dengan

medan sehingga terpenuhi kebutuhan akan pengoperasian lalu lintas

dan keamanannya. Perencanaan alinemen horizontal akan dipaparkan

dalam Bab 3.

3. Alinemen Vertikal

Pada perencanaan alinemen vertikal akan terlihat apakah jalan tersebut

datar (tanpa kelandaian), mendaki atau menurun. Pada perencanaan

alinemen vertikal ini akan dipertimbangkan bagaimana meletakkan

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 2


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi

kendaraan, keamanan, jarak pandangan dan fungsi jalan.

Koordinasi yang baik antara bentuk alinemen horizontal dan vertikal

akan memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan.

Demikian juga sistem penomoran (stationing) yang diperlukan sebagai

alat untuk mengenal lokasi jalan dengan mudah. Perencanaan alinemen

vertikal akan dipaparkan dalam Bab 4.

4. Potongan Melintang

Potongan melintang jalan beserta alinemen horizontal serta alinemen

vertikal digunakan untuk menghitung volume galian, timbunan dan

pemindahan material galian dan timbunan. Gambar rencana potongan

melintang dibuat untuk setiap stationing. Kriteria-kriteria untuk

membuat gambar rencana potongan melintang akan dipaparkan dalam

Bab 5.

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 3


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

BAB II

KLASIFIKASI MEDAN

2.1. TEORI

Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat beberapa parameter

perencanaan seperti kendaraan rencana, kecepatan rencana, volume dan kapasitas

jalan serta tingkat pelayanan yang diberikan oleh jalan tersebut. Parameter-

parameter ini merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang

dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan.

Untuk mendapatkan parameter kecepatan rencana, terlebih dahulu perlu

dilakukan klasifikasi terhadap medanyang akan direncanakan geometrik jalannya.

Perencanaan jalan perlu disesuaikan dengan keadaan medan guna mengoptimasi

biaya perencanaan. Sebaliknya, fungsi jalan seringkali menuntut perencanaan

jalan tidak sesuai dengan kondisi medan dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan

tingginya volume pekerjaan tanah. Keseimbangan antara fungsi jalan dan keadaan

medan akan menentukan biaya pembangunan jalan tersebut.

Sesuai dengan spesifikasi standar yang ada, klasifikasi medan dilakukan

per 50 meter trase jalan. Namun dalam pekerjaan yang kami lakukan, klasifikasi

medan dilakukan per 100 meter trase jalan dikarenakan skala peta kontur daerah

yang akan direncanakan geometri jalannya sangat kecil. Sehingga untuk

mempermudah perencanaan, klasifikasi medan dilakukan per 100 meter trase

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 4


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

jalan. Medan datar, perbukitan dan pegunungan dibedakan berdasarkan

kemiringan melintang rata-rata dari potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.

Spesifikasi standar untuk perencanaan geometrik jalan antar kota dari Bina

Marga memberikan rekomendasi sebagai berikut:

Tabel 2.1.

Spesifikasi Standar Klasifikasi Medan

Jenis Medan Kemiringan Melintang Rata-Rata


Datar 0 3%
Perbukitan 3 25 %
Pegunungan > 25 %

2.2. PERENCANAAN

2.2.1 Klasifikasi medan

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

klasifikasi medan yang ada dilakukan berdasarkan kemiringan melintang

rata-rata dari potongan melintang tegak lurus sumbu jalan.

Adapun, untuk menghitung kemiringan melintang digunakan rumus sbb.

%=

Dimana:

Y2 = ketinggian pada jarak + 30 m ( sebelah kanan ) sumbu jalan

Y1 = ketimggiam pada jarak 30 ( sebelah kiri ) sumbu jalan

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 5


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Berdasarkan jalan yang direncanakan, maka medan yang ada diklasifikasikan

sebagai berikut :

Tabel 2.2

Klasifikasi Medan

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

66,2044 67,5163 68,8282 60 4,3729 Bukit

75,0000 75,0000 75,0000 60 0,0000 Datar

79,1670 78,6081 78,0492 60 1,8630 Datar

74,4725 71,8123 69,1521 60 8,8673 Bukit

74,7444 72,3071 69,8698 60 8,1244 Bukit

84,9449 80,4262 75,9074 60 15,0624 Bukit

75,0000 75,0000 75,0000 60 0,0000 Datar

86,2421 85,1500 84,0579 60 3,6404 Bukit

87,5000 87,5000 87,5000 60 0,0000 Datar

77,4555 79,3393 81,2232 60 6,2795 Bukit

69,2642 67,7826 66,3009 60 4,9389 Bukit

55,7881 54,0866 52,3852 60 5,6715 Bukit

53,3664 51,7098 50,0531 60 5,5223 Bukit

52,2231 50,5365 48,8499 60 5,6219 Bukit

52,5934 51,0288 49,4642 60 5,2153 Bukit

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 6


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

47,8166 46,1524 44,4882 60 5,5475 Bukit

53,0583 48,5710 44,0837 60 14,9576 Bukit

43,4784 42,1017 40,7251 60 4,5889 Bukit

42,1963 41,0019 39,8075 60 3,9813 Bukit

40,0810 38,9091 37,7373 60 3,9061 Bukit

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

73,4999 74,0158 74,5318 60 1,7200 Datar

68,2302 74,7921 81,3540 60 21,8730 Bukit

71,8131 81,4737 91,1342 60 32,2018 Gunung

81,5498 90,9600 100,3702 60 31,3672 Gunung

98,5948 106,4587 114,3225 60 26,2127 Gunung

137,4654 149,5163 161,5671 60 40,1695 Gunung

138,1201 157,5426 176,9652 60 64,7417 Gunung

187,5000 187,5000 187,5000 60 0,0000 Datar

137,5000 137,5000 137,5000 60 0,0000 Datar

97,9999 103,4539 108,9079 60 18,1801 Bukit

71,3788 73,1121 74,8454 60 5,7776 Bukit

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

37,5000 37,5000 37,5000 60 0,0000 Datar

56,1087 49,3784 42,6481 60 22,4343 Bukit

33,1056 30,7287 28,3518 60 7,9230 Bukit

29,5429 27,8800 26,2171 60 5,5429 Bukit

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 7


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

44,3316 49,7377 55,1439 60 18,0205 Bukit

37,5000 37,5000 37,5000 60 0,0000 Datar

23,6732 22,9518 22,2305 60 2,4046 Datar

23,6282 23,1291 22,6301 60 1,6635 Datar

33,7173 31,1082 28,4992 60 8,6968 Bukit

76,2391 72,4864 68,7336 60 12,5092 Bukit

75,0000 75,0000 75,0000 60 0,0000 Datar

50,0373 47,5938 45,1502 60 8,1452 Bukit

62,5000 62,5000 62,5000 60 0,0000 Datar

76,6824 80,8352 84,9881 60 13,8429 Bukit

137,5000 137,5000 137,5000 60 0,0000 Datar

212,5000 212,5000 212,5000 60 0,0000 Datar

170,9285 167,4059 163,8832 60 11,7421 Bukit

121,2238 117,2376 113,2513 60 13,2877 Bukit

86,5987 85,8392 85,0798 60 2,5314 Datar

78,7128 77,2401 75,7673 60 4,9090 Bukit

99,0417 96,3855 93,7292 60 8,8541 Bukit

106,5379 100,3314 94,1248 60 20,6886 Bukit

123,1425 128,0807 133,0189 60 16,4607 Bukit

162,5000 162,5000 162,5000 60 0,0000 Datar

183,0574 193,1080 203,1585 60 33,5019 Gunung

190,9131 199,5324 208,1516 60 28,7307 Gunung

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 8


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

199,0144 194,9585 190,9027 60 13,5195 Bukit

229,2919 223,0758 216,8598 60 20,3805 Bukit

225,0000 225,0000 225,0000 60 0,0000 Datar

190,3640 199,8431 209,3221 60 31,5967 Gunung

141,4149 161,7893 182,1638 60 67,9147 Gunung

119,6072 124,2576 128,9080 60 15,5013 Bukit

76,6081 79,4946 82,3810 60 9,6216 Bukit

26,0687 29,9044 33,7401 60 12,7856 Bukit

21,1329 33,6802 46,2274 60 41,8241 Gunung

13,7616 17,0390 20,3163 60 10,9246 Bukit

25,0000 25,0000 25,0000 60 0,0000 Datar

33,5040 34,9856 36,4672 60 4,9387 Bukit

25,0000 25,0000 25,0000 60 0,0000 Datar

25,0000 25,0000 25,0000 60 0,0000 Datar

25,0000 25,0000 25,0000 60 0,0000 Datar

12,5000 12,5000 12,5000 60 0,0000 Datar

12,5000 12,5000 12,5000 60 0,0000 Datar

12,5000 12,5000 12,5000 60 0,0000 Datar

78,1628 50,7256 23,2883 60 91,4575 Gunung

88,0021 55,4072 22,8123 60 108,6497 Gunung

49,1971 34,2161 19,2351 60 49,9366 Gunung

17,3830 16,1278 14,8726 60 4,1839 Bukit

66,8698 74,9958 83,1219 60 27,0868 Gunung

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 9


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

119,3005 68,5788 17,8572 60 169,0723 Gunung

8,6477 13,4126 18,1775 60 15,8830 Bukit

15,7043 16,0992 16,4941 60 1,3163 Datar

Penentuan Medan

Maka didapat kriteria medan seperti di bawah ini:

Tabel 2.3.

Klasifikasi Medan

Karena dari jumlah tersebut, ada yang memenuhi 47,19% dari jumlah titik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa jalan tersebut termasuk jalan bukit kolektor.

2.2.2 Kecepatan Rencana (VR)

Kecepatan rencana pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang

dipilih sebagai dasar perencanaan geometric jalan yang memungkinkan

kendaraan-kendaraan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 10


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

cuaca cerah, lalu-lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tak

berarti. Untuk mendapatkan nilai Kecepatan Rencana, kita dapat melihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 2.3

Kecepatan Rencana

Kecepatan Rencana, VR, Km/j


Fungsi
Datar Perbukitan Pegunungan

Arteri 70-120 60-80 40-70

Kolektor 60-90 50-60 30-50

Lokal 40-70 30-50 20-30

Sumber: Konsep Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota

Menurut data yang diperoleh, medan jalan termasuk perbukitan serta fungsi jalan

yang direncanakan adalah jalan kolektor, maka kecepatan rencana yang diambil

sebesar 50 Km/j.

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 11


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

BAB 3

ALINYEMEN HORIZONTAL

3.1 TEORI

Alinyemen horizontal terdiri dari bagian lurus dan bagian lengkung( disebut

tikungan). Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan untuk

mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan

pada kecepatan (VR).

3.1.1 Panjang Bagian Lurus

Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakaian jalan, ditinjau

dari segi kelelahan pengemudi, maka panjang maksimum bagian jalan lurus

harus ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5 menit sesuai VR.

Tabel 3.1

Panjang Bagian Lurus Maksimum

Panjang Bagian Lurus Maximum

Fungsi (m)

Datar Bukit Pegunungan

Arteri 3000 2500 2000

Kolektor 2000 1750 1500

Lokal 1500 1200 750

Sumber:Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Departemen PU, 1997

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 12


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Menurut data yang diperoleh, medan jalan termasuk bukit serta

fungsi jalan yang direncanakan adalah jalan kolektor, maka panjang

bagian lurus maksimum sebesar 1750 m.

3.1.2 Tikungan

Bentuk bagian lengkung dapat berupa :

a. Spiral-Circle-Spiral (SCS)

b. Full Cirle (FC)

c. Spiral-Spiral (SS)

3.1.3 Superelevasi

Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang

berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada

saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan VR. Nilai superelevasi

maksimum ditetapkan 10%.

3.1.4 Jari-Jari Tikungan

Tabel 3.2

Panjang Jari-Jari Minimum (dibulatkan)

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Jari-jari minimum (Rmin) m 600 370 210 110 80 50 30 15


Sumber:Konsep Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Departemen PU, 1997

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 13


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Jalan yang telah dibentuk dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Sumbu Jalan Rencana

Jarak A1 B1 = 3 km

Jarak B1 C1 = 3 km

Jarak C1 D1 = 3 km

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 14


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Untuk mengetahui jenis tikungannya, kita dapat memulai dengan menentukan

terlebih dahulu nilai R (m), yang bisa dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 3.3
Panjang Lengkung Peralihan Minimum dan Superelevasi yang Dibutuhkan
(emaks = 10 %, metode Bina Marga)

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 15


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Gambar 3.2Flowchart Perencanaan Tikungan Menurut Bina Marga

Berdasarkan rumus-rumus maka dapat dihitung nilai variabel-variabel pada

perencanaan, yaitu sebagai berikut :

1. Tikungan Pertama (sudut 700)

Dimisalkan R(m) = 819 m, maka Ls = 45 km/j dan e = 0.02

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 16


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Karena nilai Lc > 25 m, maka diperiksa nilai P

Karena nilai P > 0.10, maka diperiksa nilai e.

Telah diketahui terlebih dahulu bahwa nilai e = 0.02,

bila e < 0.04, maka tikungan yang didapat adalah tikungan Full Circle.

= 573,469

= 180,814

= 1000,09

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 17


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Gambar 3.4 Tikungan full circle

Keterangan :

= sudut tikungan

O = titik pusat lingkaran

Tc = panjang tangen jarak dari Tc ke PI ke CT

Rc = jari-jari lingkaran

Lc = panjang busur lingkaran

Ec = jarak luar dari PI ke busur lingkaran

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 18


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

gambar tikungan Full Circle berdasarkan hasil perhitungan diatas.

tidak terdapat khusus lengkung peralihan, hanya merupakan panjang yang

dibutuhkan untuk pencapaian kemiringan sebesar superelevasi, dan dilaksanakan

sepanjang daerah lurus dan lengkung lingkaran sendiri.

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 19


Responsi Perencanaan Geometrik Jalan

Pada Gambar superelevasi terlihat potongan Tc sudah mempunyai

superelevasi. Sehingga mempunyai kemiringan superelevasi berikut:

Gambar 3.6Perhitungan Bentuk Penampang Melintang di Tc

Dari gambar diatas, diperoleh :

= X=1%

Endang Lesmana (16309828) dan Wike Wedya Lastin (16309873) 20

Anda mungkin juga menyukai