Anda di halaman 1dari 38

TUGAS MAKALAH

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN LAYANG

Oleh:
Anggota Kelompok 5

Ferdinand Aldo Olando (12316789)


M. Taufik H Alizon (14316186)
Mutia Qoonitah ()
Subhan Simehate Pinosa (17316160)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVESITAS GUNADARMA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas bimbingan dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan

makalah mengenai salah metode konstruksi yang digunakan pada proyek-

proyek konstruksi yang diberi judul “Metode Pelaksanaan Konstruksi

Jalan Layang” dengan baik.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi persyaratan tugas

yang diberikan oleh Ibu Ratu Nurmalika, ST., MT sebagai dosen mata

kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi. Tidak lupa penulis berterima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

dibutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan

penulisan ke depan. Semoga makalah yang di buat ini dapat diterima dan

menambah wawasan para pembaca.

Jakarta, Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 5

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................... 6
1.2 TUJUAN ....................................................................................... 8
1.3 RUANG LINGKUP ....................................................................... 8
1.4 METODELOGI.............................................................................. 8
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN......................................................... 9

BAB 2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1 FLY OVER..................................................................................... 10
2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN .......................................................... 11
2.3 METODE PEMBERSIHAN LAHAN ............................................. 13
2.4 METODE PEKERJAAN PEMBONGKARAN LAHAN .................. 14
2.5 PELAKSAAN KONTRUKSI FLY OVER........................................ 15
2.6 PEKERJAAN TIANG PANCANG ................................................. 17
2.7 PEKERJAAN PILECAP ................................................................ 18
2.8 PEKERJAAN PIER ...................................................................... 22
2.9 PEKERJAAN PIER HEAD ........................................................... 27
2.10PEKERJAAN ERECTION PCCC-U GIRDER ............................. 30
2.11PEKERJAAN DIAFRAGMA ......................................................... 33
2.12PEKERJAAN DECK SLAB .......................................................... 34
2.13PEKERJAAN PLAT LANTAI ....................................................... 35

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3
6.1 KESIMPULAN .............................................................................. 37
6.2 SARAN ......................................................................................... 37

4
DAFTAR PUSTAKA

Suanda, B. 2019. Metode Pelaksanaan FlyOver Le Viaduc De

Millau. http://manajemenproyekindonesia.com/?p=618

Supriyadi, Bambang dan Agus Setyo Muntohar. 2000. FlyOver. FT

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Zarkasi dan Rosliansjah. 1995. Perkembangan Akhir FlyOver Cable-stayed.

Makalah pada Konferensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) IV, Padang.

Materi Kuliah Metode Konstruksi Jalan Layang. Jurusan Teknik Sipil,

Universitas Gunadarma, Jakarta.

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan layang (fly over) adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang
menghindari daerah/kawasan yang selalu mengahadapi permasalahan kemacetan
lalu lintas. Melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan lalu lintas dan
efisiensi.
Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk
mengatasi hambatan untuk mengatasi hambatan karena konflik dipersimpangan,
melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun melalui kawasan rawa-rawa.
Beberapa hal positif yang diperoleh dengan pembangunan jalan layang
adalah dapat memecahkan permasalahan mobilitas dan aksesibiltas guna
peningkatan kinerja lalu lintas, karena terjadi peningkatan kecepatan lalu lintas
pada jalan layang karena biasanya jumlah akses jalan layang terbatas, sehingga
konflik merging dan konflik diverging berkurang pada ramp masuk ataupun keluar
dan kelancaran mengakibatkan penurunan emisi gas buang, karena kendaraan yang
jalan pada kecepatan rendah akan lebih tinggi ketimbang berjalan pada kecepatan
yang lebih tinggi.
Hal negatif yang diperoleh dalam pembangunan jembatan jalan layang
adalah :

 Pembangunan jalan baru di wilayah perkotaan akan meningkatkan


mobilitas kendaraan pribadi yang akan menarik masyarakat untuk
menggunakan kendaraan pribadi, sehingga dalam waktu hanya beberapa
tahun jalan sudah terjadi kemacetan lalu lintas lagi,
 Mengganggu estetika kota, struktur baik jalan layangnya maupun tiang
penyangga (pier) jalan layang yang mengganggu pandangan, yang
mengakibatkan cahaya matahari terganggu untuk sampai kepermukaan
tanah.

6
 Dapat menimbulkan kekumuhan kalau penghuni liar tidak bisa
dikendalikan.
 Digunakan sebagai tempat parkir oleh pengguna sepeda motor pada saat
hujan, yang sering-sering mengakibatkan kemacetan lalu lintas karena
lintasan dibawah jalan layang digunakan untuk parkir sepeda motor
menunggu hujan reda.

Berbagai metoda digunakan dalam pembangunana jalan layang, diantaranya


dengan box girder menggunakan beton prategang (Prestressed Concrete), yang lebih
elok karena bisa dibangun dengan bentang yang lebih panjang namun biaya
pembangunannya lebih besar, dibanding dengan metoda gelagar PCI Girder
prategang yang dibangun dengan bentang yang lebih pendek, namun biaya
pembangunannya jauh lebih murah.
Kemampuan dan kehandalan sebuah jembatan sangat dipengaruhi oleh jenis
dan kekuatan balok girder. Girder merupakan balok struktural yang langsung
menerima beban lalu lintas setelah slab, yang kemudian menyalurkan beban
tersebut ke kolom dan diteruskan ke pondasi.

Sumber : Google Search


Gambar 1.1 Jalan Layang di Kampung Melayu-Tanah Abang

7
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah memaparkan hal-hal yang bersifat
perlu diketahui dari box girder pada bangunan jembatan layang (fly over), antara
lain:
1. Definisi box girder.
2. Dasar pemilihan jenis konstruksi.
3. Jenis box girder.
4. Kelebihan dan Kekurangan pada box girder.
5. Contoh-contoh box girder di lapangan.
6. Permasalahan dan solusi pada box girder.

1.3 Ruang Lingkup


Dalam pembuatan makalah ini, kami hanya memaparkan hal-hal yang
menurut kami penting dalam ruang lingkup box girder pada jembatan layang (fly
over):
1 Definisi box girder.
2 Dasar pemilihan jenis konstruksi.
3 Jenis box girder.
4 Kelebihan dan Kekurangan pada box girder.
5 Contoh-contoh box girder di lapangan.
6 Permasalahan dan solusi pada box girder.

1.4 Metodologi
Adapun metoda yang dilakukan dalam studi ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pencarian data dari berbagai sumber.
2. Melakukan diskusi dengan anggota kelompok.
3. Mengadakan tanya jawab dengan rekan lain.
4. Mengamati dan mempelajari gambar-gambar yang terkait.

8
1.5 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pemahaman mengenai makalah Konstruksi Bangunan
Sipil ini, maka penulis menyajikan makalah ini dalam beberapa bab, yang terdiri
dari:

BAB I PENDAHULUAN
Membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup, metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II PEMBAHASAN
Membahas tentang definisi, dasar pemilihan jenis konstruksi, jenis-
jenis, kelebihan dan kekurangan, dan contoh-contoh pada box girder.

BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI


Membahas tentang hal – hal yang menjadi permasalahan pada
pekerjaan box girder selama sehingga dari permasalahan yang timbul
akan ditemukan solusi bagaimana cara menyelesaikan masalah
tersebut.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


Membahas tentang kesimpulan dari makalah secara keseluruhan, serta
saran-saran yang mengarah terhadap kesimpulan yang tersebut.

9
BAB II

PELAKSANAAN KERJA

2.1 Fly Over

Fly over adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang

menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan

kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api atau untuk

meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi.

Fly over merupakan suatu konstruksi yang berfungsi sebagi konstruksi

untuk meneruskan jalan yang melalui rintangan, maka Fly over itu di buat.

Fly over bukan hanya konstruksi yang berfungsi untuk

menghubungkan suatu tempat ke tempat lain akibat terhalang suatu

rintangan, namun jembatan merupakan suatu sistem transportasi, jika Fly

Over runtuh maka sistem akan lumpuh.

Tipe Fly over mengalami perkembangan seiring dengan sejalannya

dengan peradaban manusia itu sendiri, karena kebutuhan akan transportasi

yang semakin besar namun lahan yang terbatas sehingga banyak

menimbulkan masalah, unuk dapat memecahkan masalah tersebut Fly Over

merupakan suatu alternatif yang dapat di pilih agar tidak menambahnya

kemacetan pada suatu titik tertentu. Fly Over hingga saat ini memiliki

berbagi tipe dari tipe sederhana hingga tipe yang lebih rumit.

Dalam membangun sebuah Fly Over perencana harus dapat

menentukan tipe jembatan yang tepat untuk di pasang pada lokasi, dan harus
10
dapat memilih metoda kerja apa yang dapat di pakai dalam pembangunan

jembatan yang di pilih tersebut. Dalam memilih metoda kerja perencana

harus dapat mencapai 3T yaitu tepat mutu atau kualitas, tepat biaya atau

kuantitas dan tepat waktu dengan apa yang telah di tetapkan.

Dalam perencanaan sebuah Fly Over memiliki tahapan-tahapan dalam

melakukannya yaitu :

2.2 Pekerjaan Persiapan

Pada pekerjaan persiapan ini di bagi dalam 3 jenis pekerjaan yaitu di

mulai dari survey & stocking out, Mobilisasi serta Fasilitas Pekerjaan

sementara

2.2.1 Survey & Stocking Out

Proses yang harus di lakukan pada tahap persiapan adalah mengajukan

jadwal dan metode pelaksanaan proyek kepada konsultan pengawas

(Enginering), melakukan survey bersama antar tim proyek dengan konsultan

pengawas serta membuat dan mengajukan desain shop drawing sesuai

dengan hasil yang di keluarkan oleh tim pengukuran.

2.2.2. Mobilisasi

Mobilisasi peralatan, tenaga kerja harus sesuai dengan jadwal

kebutuhan lapangan agar dapat menghasilkan kualitas yang lebih baik dan

efisiensi baik itu dari segi tenaga waktu maupun keuangan.

Peralatan-perlatan tersebut akan dimobilisasi ke setiap lokasi pekerjaan

yang memerlukannya sesuai jadwal yang telah di tentukan.

11
Mobilisasi untuk tenaga kerja juga dilaksanakan dengan keahlian personil

lapangan, tenaga proyek dengan keahlian sesuai dengan bidangnya dan jenis

pekerjaan.

2.2.2 Fasilitas Lapangan

A. Pembuatan direksi keet

Gambar 5. 1 Lokasi Direksi Keet

Pekerjaan ini adalah pembangunan kantor lapangan dan direksi yang

dilengkapi dengan meubel dan alat alat kantor termasuk telepon,AC dan

sampi ke fasilitas kamar mandi

B. Gudang untuk penyedian jasa

Pekerjaan ini adalah untuk kegiatan pembangunan / pembuatan

gudang, yang bertujuan agar kondisi material yang akan digunakan untuk

pelaksanaan terjaga mutu kwalitasnya sesuai dengan spesifikasi yang telah

di tentukan sebelumnya.
C. Papan informasi proyek dan pagar kerja

Gambar 5. 2 Papan informasi proyek dan pagar kerja

Pekerjaan ini adalah kegiatan pembangunan / pembuatan pagar

disekeliling lokasi kerja ddari ganguan terhadap pencurian material proyek,

masuknya warga sipil atau para pekerja proyek untuk sembarang memasuki

area lokasi.

2.3 Metode Pembersihan Lahan

2.3.1 Lingkup Pekerjaan

Mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah

permukaan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan serta puing-puing di

daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah di tentukan harus tetap di

tempatnya atau yang harus di pindahkan sesuai ketentuan

Perlindungan tumbuhan dan benda-benda yang di tentukan harus tetap

berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.


2.3.2 Item Kritis

2.3.2.1 Utilitas dilakukan identifikasi awal dengan test pit dan koordinasi

dengan otoritas utilitas tersebut untuk di lakukan relokasi atau di

lakukannya proteksi.

2.3.2.2 Drainase sementara yang baik untuk mengalirkan air jika terjadi

hujan selama pelaksanaan dalam pekerjaan.

2.4 Metode Pekerjaan Pembongkaran Lahan

2.4.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini mencakup pembongkaran pan pembangunan, seluruh

atau sebagian dari beton atau pasangan batu (seperti pasangan batu kali

atau setruktur beton, pembongkaran kerb, pembongkaran pekerasan jalan

aspal atau beton, pembongkaran rambu lalu lintas, pembongkaran pagar

guardial), semua gedung, bangunan dan rintangan lain yang harus di

singkirkan, kecuai yang harus di pindahkan menurut ketentuan lai yang

ada pada dokumen kontrak.

2.4.2 Alat yang Digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam pekerjaan pembongkaran yaitu :

2.4.2.1 Excavator

2.4.2.2 Jack Hammer

2.4.2.3 Concrete cutter

2.4.2.4 Dump truck


2.4.3 Peralatan Pelindung Diri

Adapun alat yang digunakan untuk melindungi diri dalam pekerjaan

pembongkaran yaitu :

2.4.3.1 Helm proyek

2.4.3.2 Sapatu safety

2.4.3.3 Rompi

2.4.3.4 Sarung tangan

2.4.3.5 Masker

2.4.3.6 Kaca mata

2.5 Pelaksanaan Konstruksi Flyover

Dalam pelaksanaan konstruksi fly over yang berada pada lokasi

bandar soekarno-hatta, memiliki beberapa tahapan yaitu :

1. Pekerjaan tiang pancang

2. Pekerjaan pile cap

3. Pekerjaan pier

4. Pekerjaan pier head

5. Pekerjaan erection PC-U girder

6. Pekerjaan slab

7. Pekerjaan AC-WC

8. Pekerjaan Finishing

Adapun gambar yang menunjukkan tahapan-tahapan pekerjaan fly over di

proyek Aksesibilitas dan Ducting Utility Bandara Soekarno-Hatta


Gambar 5. 3 Tahapan Pekerjaan Flyover
2.6 Pekerjaan Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksipondasi yang mampu

menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap

lenturan.Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit

dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah

konstruksi dengan tumpuan pondasi.

Adapun gambar yang menunjukan tahapan dari pekerjaan tiang pancang

adalah sebagai berikut :

Gambar 5. 4 Tahapan Pekerjaan Tiang Pancang


2.6.1 Alat yang di gunakan

Berikut alat – alat yang digunakan dalam pekerjaan pemancangan tiang

pancang :

1. Hydraulic jacking pile

2. Service crane

3. Total station

4. Waterpass

5. Mesin las

2.6.2 Test Pengujian Tiang Pancang

1. PDA TEST (Akan di Bahas Pada Bab Khusus)

2. Loading test

2.7 Pekerjaan Pile Cap

Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum

didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja

yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm atau lebih dan

lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang

kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing

pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang

diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang

bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton).

Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik

pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat


menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya

kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari

pembebanan yang ada.

Gambar 5. 5 Pile Cap Tertanam

Bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan

persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda

tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap

dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang

diikat menjadi satu. Adapun tahapan pelaksanaan dalam pembuatan pile

cap dapat di lihat dari gambar di bawah ini :


Gambar 5. 6 Tahapan Pile Cap

2.7.1 Kebutuhan Alat Pekerjaan Pile Cap

Tabel 5. 1 Kebutuhan Alat Pile Cap

Jenis Pekerjaan Satuan Jumlah Alat


Pekerjaan Plie cap m3
Excavator 0.8 m3 Unit 4
Dump Truck Unit 12
Bekisting Pile Cap Set 8
Jumlah Pile Cap Set 53
Siklus penggunaan Bekisting
Hari 10
Per set
2.7.2 Tahapan-tahapan pengerjaan Pile Cap, yaitu :

1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile

sesuai elevasi pile cap yang diinginkan.

2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang

telahdirencanakan.

3. Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga

tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek

pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya

sampai elevasi dasar pile cap saja.

4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile.

Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk

menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada

akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.

5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan

ketebalan 10 cm.

6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi

tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi,

pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap

sebagai penghubung menuju kolom.

7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun

kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi

tanah seperti semula.


8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan

pengecoran pada pile cap.

2.8 Pekerjaan Pier

Pekerjaan kolom pier dimulai setelah pekerjaan pile cap telah

selesai. Kolom pier termasuk struktur utama jembatan yang berfungsi

untuk meneruskan beban-beban yang berada diatasnya, seperti beban

hidup dan beban mati bangunan menuju pile cap jembatan. Metode kerja

pembesian, bekisting dan cor kolom pier dengan ketinggian < 6 meter

dapat dikerjakan dengan satu tahap. Namun untuk kolom pier dengan

ketinggian > 6 meter harus dikerjakan dengan dua tahap atau lebih.

Gambar 5. 7 Kolom Pier Tinggi > 6 Meter Dilaksanakan dengan Dua Tahap

2.8.1 Metode Kerja

1. Tim survei melakukan stake out dan marking untuk pengambilan

koordinat kolom pier.


2. Pemasangan besi tulangan kolom pier sesuai gambar shop drawing.

Gambar 5. 8 Pemasangan Besi Tulangan Kolom Pier Tahap 1 & 2

3. Sebelum dilanjutkan pemasangan formwork, besi tulangan harus di

lakukan check list oleh QC dan Konsultan Pengawas untuk

memastikan pemasangan tulangan sudah sesuai dengan gambar

rencana.

4. Menyiapkan marking formwork Pier oleh tim survei agar saat

pemasangan tidak terjadi pergeseran atau sesuai dengan selimut

beton yang telah direncanakan.

5. Setelah selesai di-marking pada sisi tiap pier, dilakukan pekerjaan

pemasangan formwork.

6. Pemasangan formwork pier harus diikuti oleh tim survei untuk

mengecek vertikalitas formwork kolom pier.


Gambar 5. 9 Pemasangan Formwork Kolom Pier Tahap 1

Gambar 5. 10 Pemasangan Formwork Kolom Pier Tahap 2

7. Bila formwork pier sudah siap, baik vertikalitasnya maupun support-

nya, maka dilakukan pengecekan oleh QC dan Konsultan Pengawas.

8. Setelah pengecekan formwork telah selesai dilakukan, maka

pengecoran dapat dilakukan atas ijin Konsultan Pengawas.

9. Pengecoran pier dibantu concrete pump, diikuti dengan penggetaran

campuran beton menggunakan concrete vibrator agar beton yang


dihasilkan menjadi rata, padat dan mengurangi rongga udara

(monolit). Sehingga didapatkan kualitas beton yang baik dan

menghindari keropos pada beton.

Gambar 5. 11 Pengecoran Kolom Pier dengan Concrete Pump Tahap 1

Gambar 5. 12 Pengecoran Kolom Pier dengan Concrete Pump Tahap 2

10. Pembongkaran formwork pier bisa dilakukan 2 x 24 jam sejak

selesainya pengecoran atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.

11. Perawatan beton dilakukan dengan penyemprotan air (curing

compound) atau dengan menggunakan kain basah atau sesuai


persetujuan Konsultan Pengawas dan dalam waktu yang telah

disepakati.

Adapun urutan pekerjaan kolom pier dapat di lihat pada gambar di bawah

ini :

Gambar 5. 13 Tahapan Pier

2.8.2 Kebutuhan Alat Pekerjaan Pier

Tabel 5. 2 Kebutuhan Alat Pier

Jumlah
Jenis Pekerjaan Satuan
Alat
Pekerjaan Kolom Pier m3
Services Crane Unit 3
Bekisting Pier Set (@4.8m) 9
Jumlah Pier Set 53
Siklus Durasi Per Set Set 7
2.8.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pier :

1. Setelah pengecoran pile cap selesai maka mulai persiapan untuk

penyetelan tulangan kolom

2. Setelah penyetelan tulangan selesai dan beton decking terpasang

seluruh pemasangan bekisting ini harus di check semua ikatan

terpasang kuat. Shoring prop harus terpasang untup mensupport

bekisting terhadap gaya lateral dan guling selama pengecoran

dilaksanakan. Akhirnya pengechekan akhir harus dilaksanakan oleh

tim survey untuk elevasi, horizontal data dan vertikal kolom, setelah

pengecekan akhir ini semua ikatan dimatikan agar bekisting benar-

benar tidak bergerak pada saat pengecoran

3. Pengecoran dapat dilaksanakan jika kebenaran tulangan, kebersihan

telah mendapatkan approval dari enginnering. Pada sast pengecoran

pier ini akan dipakai concrete pump sebagai alat bantu pengecoran.

2.9 Pekerjaan Pier Head

Pelaksanaan pembuatan pier head dilakukan dalam tiga tahap, yaitu

pembuatan bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan

dalam dua tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier.
Gambar 5. 14 Pemasangan Bekisting Bagian Bawah dan Bagian atas Pier

Setelah bekisting selesai dikerjakan, dilakukan pekerjaan pembesian

yang meliputi pemasangan/ pengelasan besi WF pengikat tiang

pancang,pembesian tulangan pilar bagian bawah, pilar samping, dan pilar

bagian atas. Setelah semua tulangan terpasang, tahap berikutnya adalah

pekerjaan pengecoran.

Beton dengan K-350 dibuat berdasarkan hasil test pencampuran/ trial

mix. Untuk setiap truk mixer beton yang berasal dari batching plant,

dilakukan uji slump beton. Slump yang dipersyaratkan adalah t ± 8-12 cm.

Truk mixer kemudian membawa beton ke lokasi proyek untuk

dituangkan ke concrete pump. Sebelum dituang, dilakukan pengambilan

benda uji sebanyak 48 buah untuk tiap pile cap serta pengujian slump ulang.

Dengan bantuan concrete pump, beton tersebut dituangkan ke dalam pile


cap lapis demi lapis sambil dipadatkan. Tebal tiap lapisan ± 30 cm. Setelah

itu dilaksanakan pekerjaan finishing pada permukaan beton

Hal penting yang perlu diperhatikan selama pelaksanaan pengecoran

beton dengan massa besar (mass concrete)adalah perbedaan suhu. Agar


didapat suhu beton merata tanpa terjadi perbedaan yang besar dilakukan

perawatan atau curing beton dengan karung basah selama 14 hari. Adapun

tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan Pier Head dapat di lihat pada gambar

di bawah ini.

Gambar 5. 15 Pemasangan Bekisting Bagian Bawah dan Bagian atas Pier


2.9.1 Kebutuhan Alat Pekerjaan Pier Head

Tabel 5. 3 Kebutuhan Alat Pier Head

Jumlah
Jenis Pekerjaan Satuan Volume
Alat
Pekerjaan Pier Head m3 4813.91
Services Crane Unit 3
Bekisting Pier Head Set 9
Jumlah Pier Head Unit 32
Siklus Durasi Per-Set Hari 21

2.10 Pekerjaan Erection PC-U Girder

PCU Girder merupakan bagian struktur atas jembatan. Rencana dan

metode kerja ini mencakup kegiatan produksi PCU Girder, transportasi

material ke site, dan pelaksanaan di site. Pekerjaan girder dimulai setelah

perletakan elastomer terpasang.

Gambar 5. 16 Pc-u girder


2.10.1 Metode Kerja

PCU Girder akan diproduksi di pabrik. Tipe Girder yang diproduksi

adalah Girder pre-tension monolith dengan panjang sesuai dengan

kebutuhan proyek. Mutu dari PCU Girder harus memenuhi spesifikasi

yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis. Berikut ini adalah metode kerja

produksi PCU Girder :

1. Persiapan dan mobilisasi alat serta bahan yg dibutuhkan untuk

proses produksi PCU Girder;

2. Pengecekan kesiapan alat produksi dan test uji bahan atau material;

3. Diawali dengan produksi pembesian atau baja tulangan sesuai

dengan gambar kerja/ shop drawing yang sudah disetujui;

4. Produksi bekisting PCU Girder sesuai dengan desain PCU yang akan

diproduksi

5. Pemasangan baja tulangan sesuai dengan gambar kerja atau shop

drawing

6. Jika pekerjaan pembesian selesai maka dilanjutkan dengan

pekerjaan pemindahan kerangka jadi tersebut ke dalam bekisting

sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan proses pengecoran

dengan mudah;

7. Sebelum pengecoran dilaksanakan, pengecekan pembesian agar

dilakukan terlebih dahulu;

8. Apabila pengecekan sudah selesai dan telah disetujui maka dapat

dilanjutkan dengan proses pengecoran;


9. Pengecoran dilakukan sesuai dengan spesifikasi mutu beton yang

disyaratkan

10. Pekerjaan curing dilakukan setelah pengecoran selesai

dilaksanakan, pekerjaan curing ini berfungsi untuk mencegah

penguapan beton yang berlebihan sehingga meminimalisir

terjadinya retak.

2.10.2 Peralatan K-3 Yang Dipergunakan

1. Helm Proyek

2. Safety Shoes

3. Rompi K-3

4. Sarung Tangan

5. Safety Sling

6. Rambu-rambu Peringatan

7. Tenda / terpal penutup

Adapun tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan PC-U Girder dapat di lihat

pada gambar di bawah ini.


Gambar 5. 17 Tahapan Pc-u girder

2.11 Pekerjaan Diafragma

Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan

ikatan antara PC-U Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada

masing PC-U Girder dalam arah horisontal. Pengikatan tersebut dilakukan

dalam bentuk pemberian stressing pada Diafragma dan PC-U Girder

sehingga dapat bekerja sebagai satu kesatuan. Deck slab merupakan

elemen non-struktural yang berfungsi sebagai lantai kerja dan bekisting

bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut dibuat dari beton dengan

mutu K-350.
Gambar 5. 18 Diafragma

2.11.1 Metode Kerja Diafragma

Untuk pekerjaan diafragma ini metode pekerjaannya bisa dilihat pada

tahapan dibawah ini :

1. Pemasangan stager sementara untuk bekerja

2. Pemasangan besi tulangan

3. Pemasangan bekisting

4. Pengecoran diafragma dengan concreat pump

5. Curing

6. Pembongkaran bekisting

2.12 Pekerjaan Deck Slab

Deck slab merupakan elemen non-struktural yang berfungsi sebagai

lantai kerja dan bekisting bagi plat lantai jembatan. Deck slab tersebut

dibuat dari beton.


Gambar 5. 19 Deck Slab

Untuk tahap pelaksanaan pekerjaan Deck Slab dapat di lihat pada gambar

di bawah ini :

Gambar 5. 20 Tahapan Deck Slab

2.13 Pekerjaan Plat Lantai

Pelat lantai adalah bagian dari eleman jembatan yang merupakan

komponen utama jembatan yang berkontak langsung dari beban kendaraan

pada jembatan. Perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya

dengan perencanaan balok, kolom, dan pondasi. Pelat lantai yang tidak
direncanakan dengan baik bisa menyebabkan lendutan dan getaran

saat ada beban yang bekerja pada pelat tersebut.

Gambar 5. 21 Pelat Lantai

Adapun Tahapan pekerjaan lantai dapat di lihat pada Flow Chart di bawah ini

Gambar 5. 22 Tahapan Pelat Lantai

37
BAB III

KESIMPULAN DAAN SARAN

38

Anda mungkin juga menyukai