1.Akbar Satria
2.Arya Sumadinata
3.Lisnawati
4.Misellia Nazirah
6.Senni Fatriani
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak
bersinyal.
Makalah Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak bersinyal disusun guna memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah RekayasaLalu Lintas di Universitas Indo Global Mandiri
Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak Bersinyal.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Transportasi...........................................................................................6
2.2 Transportasi Jalan Raya & Prasarana Jalan.............................................................7
2.4 Persimpangan Jalan.................................................................................................8
2.5 Jenis Jenis Pergerakan Kendaraan Pada Persimpangan..........................................8
2.6 Sarana atau Moda....................................................................................................9
2.7 Pelengkap Jalan.....................................................................................................10
BAB 3 ANALISA DATA........................................................................................................11
3.1 Survey Volume Lalu Lintas..................................................................................11
3.2 Spot Speed.............................................................................................................13
3.3 Volume..................................................................................................................13
3.4 Simpang Bersinyal................................................................................................14
3.5 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal.........................................................15
3.6 Simpang Tak Bersinyal.........................................................................................15
3.7 Pengendalian Persimpangan Tak Bersinyal..........................................................16
3.8 Data Survey Persimpangan...................................................................................17
BAB 4 PENUTUPAN..............................................................................................................18
4.1. Kesimpulan............................................................................................................18
4.2. Saran......................................................................................................................18
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
BAB I PENDAHULUAN
Simpangan serupa sebuah titik temu dari dua atau lebih jaringan lalu lintas yang
terdiri atas dua macam yaitu persimpangan bersinyal dan tidak bersinyal. Simpang dapat
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan alat pemberi isyarat lalu lintas simpang
bersinyal dan simpang tidak bersinyal Persimpang adalah lokasi kejadian adanya konflik
pada suatu lalu lintas yaitu kemacetan. Bobot besarnya jumlah lalu lintas bergantung pada
kapasitas simpang yang ada pada jaringan jalan tersebut. Disetiap daerah persimpangan
pasti memiliki masalahnya tersendiri entah itu dari penurunan kecepatan dikarenakan
jalanan yang rusak, peningkatan tundaan dan antrian kendaraan yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar simpang
Sebagai salah satu penyokong sarana dan prasarana transportasi, simpang yang
memiliki misi mendasar yakni seharusnya meninggikan atau menaikan jumlah mobilitas
beserta mengurangi kemacetan tetapi kebenarannya malah menjelma menjadi pembawa
kemacetan karena tidak diimbangi bersama laju kinerja suatu ruas jalan dan simpang.
Merendahnya kemampuan sebuah simpang bakal mencetuskan kerugian untuk pengguna
jalan lantaran terjadinya pengurangan kecepatan, kenaikan tundaan dan antrian kendaraan
yang menyebabkan tingginya dana operasional. Kemacetan atau tundaan pada suatu
simpang semakin dirasakan lantaran terjadi tundaan panjang serta antrian yang lama
hingga terjadi pada setiap simpang yang kejadian pada waktu padat di jadwal pagi serta
sore hari.
1. Waktu tunggu bertambah banyak dikarenakan jumlah arus yang melintas juga semakin
bertambah.
2. Kurang tertibnya pengguna kendaraan yang melewati simpang tersebut.
3. Kurangnya fasilitas jalan seperti garis marka jalan dan zebra cross.
4. Kondisi jalan yang berlubang menjadi salah satu faktor terjadinya penumpukan
kendaraan di simpang tiga bersinyal
A. Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan analisis spot speed
lalulintas dan tingkat kepadatan volume lalulintas berdasarkan perhitungan
manual pada Jalan Parameswara, Palembang.
B. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah Menentukan kinerja persimpangan
saat ini (existing) pada persimpangan yang ditinjau
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Oglesby dan Hick (1982) beberapa kontrol yang berlaku pada kapasitas
persimpangan yang ditinjau pada saat kondisi lalu lintas dan kondisi geometrik jalan
berpengaruh pada jumlah arus maksimum kendaraan yang dapat melewati persimpangan
tersebut. Faktor yang sangat mempengaruhi kapasitas dan pelayanan persimpangan seperti
kondisi dari fisik jalan persimpangan itu sendiri dan operasi, kondisi pada lingkungan sekitar
persimpangan, karakteristik dari gerakan lalu lintas yang ada pada persimpangan tersebut,
dan banyaknya kendaraan berat yang melalui persimpangan tersebut.
1. Persimpangan Sebidang
Yang dimaksud dengan persimpangan sebidang ialah suatu persimpangan yang mengarahkan
arus kendaraan yang masuk dari berbagai jalur yang berlawanan dengan arus kendaraan yang
lain, seperti berbagai persimpangan yang sering kita temui di jalan-jalan perkotaan.
Persimpangan juga memiliki dua jenis persimpangan untuk mengontrol pengendara lalu
lintas, sebagai berikut:
b. Simpang Bersinyal
Simpang belrsinyal merupakan suatu persimpangan yang terdapat lampu pengatur sinyal
lalu lintas .Hal ini sangat membantu terhadap ketertiban lalu lintas pengguna jalan. Biasanya
persimpangan ini banyak ditemui di kota-kota yang memiliki angka mobalitas yang tinggi.
Persimpangan tidak sebidang merupakan suatu simpang yang memisahkan jalur kendaraan
yang berbeda dengan jenis persimpangan lainnya, sehingga keadaan ini dapat terjadi pada
saat kendaraan berada pada lajur berbeda ataupun pada saat akan bergabung kembali pada
satu jalur arus yang sama.
Dimana :
antar hijau untuk perhitungan analisa operasional simpang tersaji seperti pada Tabel 2.2.
Waktu yang dipakai untuk mengosongkan akhir dari suatu fase dan harus memberikan jalan
kepada pengendara terakhir yang melewati garis henti pada akhir waktu sinyal kuning ialah
waktu merah, sebelum kedatangan kendaraan yang pertama berasal dari fase setelahnya yang
telah melalui garis henti pada awal waktu sinyal hijau di titik yang sama yang berangkat dari
tempat konflik. Fungsi dari sinyal merah adalah kecepatan dan jarak kendaraan tersebut, yang
berasal dari tempat konflik dan datang dari garis henti sampai ke titik konflik, dan termasuk
dari panjangnya kendaraan yang berangkat.
a. Marka Jalan
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) Marka Jalan (road marking) adalah
suatu tanda di atas permukaan dan bahu jalan yang terdiri dari garis berbentuk
memanjang (membujur) dan melintang termasuk symbol, huruf, angka atau tanda-
tanda lainnya, kecuali rambu dan lampu lalulintas. Marka jalan berfungsi mengatur,
mengarahkan, dan menyalurkan lalulintas kendaraan ataupun untuk memperingat
kan atau menuntun pemakai jalan.
o Marka membujur atau memanjang yaitu marka yang terdiri dari garis
memanjang kearah gerak lalulintas yang berupa garis penuh (uth) dan garis
putus-putus
o Marka melintang yang terdiri dari garis melintang atau memotong satu atau
beberapa jalur lalulintas yang dapat berupa garis penuh dan atau putus-putus.
o Marka bentuk lain seperti panah, garis sejajar atau seorang, atau tulisan yang
boleh digunakan untuk mengulangi petunjuk yang diberikan oleh rambu atau
untuk menyampaikan pemberitahuan kepada pemakai jalan yang dapat
dijelaskan dengansempurna oleh rambu.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
BAB 3
DATA DAN SURVEY
a) Pelaksanaan
Survey ini berlokasi di jalan Tanjung api api (di Simpang Bandara) yang
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 mei 2023 , mulai dari pukul 07:00 – 09:00
WIB dan 15:00-17:00 WIB . Pengambilan data survey inimenggunakan durasi per 15
menit selama 2 jam .
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
b) PeralatanSurvey
1) Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan
2) AlatTulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data hasil survey dilapangan.,
seperti pulpen, kertas tulis, dan papan ujian.
3)Stopwatch
Jam yang digunakan ialah stopwatch jam pada hand phone. Jam ini
digunakan untuk menentukan batas waktu survey lalu lintas per 15
menit .
Studi yang dibicarakan pada bab ini berhubungan dengan volume, kecepatan, waktu
tunda dan faktor-faktor alam lainnya serta berkaitan dengan karakteristik lalu lintas. Study
lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas, hasil pengumpulan data
digunakan dalam perencanaan lalu lintas, menejemen lalu lintas, dan pengendalian
lingkungan lalu lintas Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi
dan kendaraan antara du atitik dan interaksi mereka membuat satu sama lain. Sayangnya,
mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah sesuatu yang tidak dapat
diprediksi dengan pasti. Karakteristik lalu lintas
A. Flow : Volume Lalu Lintas
B. Speed :KecepatanLalu Lintas
C. Density :KepadatanLalu Lintas
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
3.3 Volume
Volume adalah sebuah peubah (variable) yang paling penting dalam teknik lalu
lintas dan pada dasar nya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan
jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Volume (Q) adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan jalan dalam priode tertentu
atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume dapat dinyatakan dalam
kendaraan/jam, kend/menit dan lain-lain.
Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu persatuan waktu
tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
selama interval waktu kurang dari satu jam tetapi dinyatakan dalam jam. Volume arus
lalu lintas yaitu menghitung banyaknya kendaraan yang lewat pada garis pengamatan
selama waktu pengamatan.PengamatanVolume Lalu lintas
Simpang tak bersinyal adalah jenis simpang jalan di mana tidak ada sinyal lalu
lintas seperti lampu lalu lintas atau tanda stop yang mengatur aliran kendaraan. Pada
simpang tak bersinyal, pengendara kendaraan harus bergantung pada peraturan lalu
lintas dasar, seperti hak prioritas dan kepatuhan terhadap aturan antrian, untuk
melakukan pergerakan yang aman.
Simpang tak bersinyal dapat menjadi titik rawan dan memerlukan kewaspadaan
ekstra dari pengendara kendaraan. Pengendara harus melihat ke kiri dan kanan secara
cermat untuk memastikan tidak ada kendaraan yang datang dari arah yang berpotensi
bertabrakan. Pengguna jalan juga harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
datang dari kanan atau kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.
1) Simpang T-junction: Simpang ini terbentuk ketika satu jalan memotong jalan
lainnya membentuk sudut tajam, seperti huruf "T". Kendaraan yang datang
dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
berada di jalan yang dilintasi.
2) Simpang Y-junction: Simpang ini terbentuk ketika dua jalan bergabung
membentuk sudut, mirip dengan huruf "Y". Pada simpang ini, kendaraan yang
datang dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada
kendaraan yang berada di jalan utama.
3) Simpang empat tak bersinyal: Simpang ini terdiri dari empat jalan yang
bertemu tanpa adanya sinyal lalu lintas. Kendaraan harus memperhatikan dan
memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari kanan atau
kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.
Simpang belok kiri (left-turn junction): Simpang ini terjadi ketika kendaraan ingin belok
kiri dari satu jalan ke jalan lainnya tanpa adanya sinyal lalu lintas.
1) Pengendara harus menunggu kesempatan yang aman untuk melakukan belok
kiri dan memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari arah
berlawanan.
2) Simpang tak bersinyal kompleks: Beberapa simpang tak bersinyal dapat
menjadi kompleks, melibatkan beberapa jalan yang bertemu dalam konfigurasi
yang lebih rumit. Simpang ini dapat mencakup kombinasi T-junction, Y-
junction, atau empat tak bersinyal, dan memerlukan kewaspadaan ekstra dari
pengendara.
Ketentuan dari aturan lalu lintas pada persimpangan tanpa sinyal lalu lintas
sangat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lintas yang saling berpotongan
terutama pada persimpangan yang merupakan perpotongan dari ruas-ruas jalan yang
mempunyai kelas jalan yang sama ataupun berbeda. Beberapa pengendalian
persimpangan tanpa sinyal, seperti :
persimpangan seperti ini dapat bekerja dengan baik untuk lalu lintas dengan 8
volume rendah, tetapi dapat menimbulkan hambatan yang panjang bagi lalu
lintas yang bergerak pada jalan kecil apabila arus lalu lintas pada jalan utama
sangat tinggi. Apabila hal ini terjadi, maka para pengemudi kendaraan mulai
dihadapkan kepada resiko dan kecelakaan. Meskipun demikian pengendalian
persimpangan dengan prioritas merupakan bentuk pengendalian yang paling
sederhana dan murah. Pengendalian persimpangan seperti ini juga dilengkapi
dengan ramburambu lalu lintas, seperti Yield Sign dan Stop Sign.
b) Pengendalian persimpangan dengan bundaran. Bundaran merupakan salah satu
alternatif lain dari pengendalian persimpangan tanpa sinyal, dimana hal ini
mengendalikan lalu lintas dengan cara membelokkan kendaraan-kendaraan
dari suatu lintasan yang lurus sehingga akan memperlambat kecepatannya.
Dapat juga dengan cara membatasi alih gerak (manouver) kendaraan menjadi
pergerakan berpencar (diverging), bergabung (merging), serta bersilangan
(weaving). Bundaran dapat memperlambat kecepatan kendaraankendaraan
tetapi tidak akan menghambat kendaraan-kendaraan tersebut seperti halnya
ketika berhenti disaaat lampu menyala merah. Teknik ini khususnya akan
sangat berguna jika digunakan pada ujung jalan yang berkecepatan tinggi dan
merupakan titik pertemuan lebih dari empat ruas jalan.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
BAB 4
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsurpembentuk aliran lalu lintas mempunyai pola
hubungan yangdapat diuraikan sebagai berikut;
Hubungan antara kecepatan dan kerapatan menunjukanbahwa kecepatan akan menurun apabi
la kerapatan bertambah,kecepatan arus bebas akan terjadi apabila kerapatan sama
dengannol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol maka terjadikemacetan
(jam density)
Hubungan mendasar antara arus dan kecepatannya adalahdengan bertambahnya volume lalu
lintas maka kecepatan rata-
rataruangannya tercapai. Setelah tercapai arus maksimum makakecepatan rata-rata ruang dan
arus akan berkurang. Jadi kurva inimenggambarkan dua kondisi
yang berbeda dimana lengan atasuntuk
kondisi stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisiarus
padat.Hubungan antara arus dan kerapatan memperlihatkanbahwa kerapatan akan bertambah
apabila volumenya jugabertambah. Volume maksimum terjadi pada saat kerapatanmencapai
titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai).
Setelahmencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatanbertambah sampai terjadi
kemacetan di titi Dj.
Hubungan antara volume dan kapasitas yaitu ketikakapasitas semakin besar maka volume
yang dapat ditampungakan semakin besar pula. Ketika volume terlalu besar
dankapasitas jalan tidak sanggup untuk menampung jumlahkendaraan maka akan terjadi over
load pada jalan dan bisamengakibatkan terjadinya kemacetan
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS
4.1 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk pembenahan terhadap
sistem manajemen lalu lintas, baik manajemen di simpang maupun
ruas jalan sekitar simpang, misalnya :
Larangan masuk menuju lengan timur dan barat untuk
kendaraan yang tergolong heavy vehicle.
Perlu adanya ketegasan dari polantas setempat mengenai
perilaku pengendara yang berhenti di pulau lalu lintas.
2. Perlunya penerapan disiplin berlalu lalu lintas khususnya kepatuhan
terhadap rambu-rambu lalu lintas agar dipertegas untuk mengurangi
hambatan samping yang terjadi