Anda di halaman 1dari 21

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

TAHUN 2023 / TUGAS BESAR


REKAYASA LALU LINTAS
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

MAKALAH REKAYASA LALU LINTAS

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL DAN TIDAK BERSINYAL

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 7

1.Akbar Satria

2.Arya Sumadinata

3.Lisnawati

4.Misellia Nazirah

5.Muhammad Alif Rizky Anggarda

6.Senni Fatriani

7.Ahmad Heru Kurniawan

DOSEN PENGAMPUH : KHODIJAH AL QUBRO , S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG
2023/2024
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak
bersinyal.
Makalah Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak bersinyal disusun guna memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah RekayasaLalu Lintas di Universitas Indo Global Mandiri
Palembang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Analisis Simpang Bersinyal dan Simpang tak Bersinyal.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen matakuliah.


Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Transportasi...........................................................................................6
2.2 Transportasi Jalan Raya & Prasarana Jalan.............................................................7
2.4 Persimpangan Jalan.................................................................................................8
2.5 Jenis Jenis Pergerakan Kendaraan Pada Persimpangan..........................................8
2.6 Sarana atau Moda....................................................................................................9
2.7 Pelengkap Jalan.....................................................................................................10
BAB 3 ANALISA DATA........................................................................................................11
3.1 Survey Volume Lalu Lintas..................................................................................11
3.2 Spot Speed.............................................................................................................13
3.3 Volume..................................................................................................................13
3.4 Simpang Bersinyal................................................................................................14
3.5 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal.........................................................15
3.6 Simpang Tak Bersinyal.........................................................................................15
3.7 Pengendalian Persimpangan Tak Bersinyal..........................................................16
3.8 Data Survey Persimpangan...................................................................................17
BAB 4 PENUTUPAN..............................................................................................................18
4.1. Kesimpulan............................................................................................................18
4.2. Saran......................................................................................................................18
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Simpangan serupa sebuah titik temu dari dua atau lebih jaringan lalu lintas yang
terdiri atas dua macam yaitu persimpangan bersinyal dan tidak bersinyal. Simpang dapat
diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan alat pemberi isyarat lalu lintas simpang
bersinyal dan simpang tidak bersinyal Persimpang adalah lokasi kejadian adanya konflik
pada suatu lalu lintas yaitu kemacetan. Bobot besarnya jumlah lalu lintas bergantung pada
kapasitas simpang yang ada pada jaringan jalan tersebut. Disetiap daerah persimpangan
pasti memiliki masalahnya tersendiri entah itu dari penurunan kecepatan dikarenakan
jalanan yang rusak, peningkatan tundaan dan antrian kendaraan yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar simpang

Sebagai salah satu penyokong sarana dan prasarana transportasi, simpang yang
memiliki misi mendasar yakni seharusnya meninggikan atau menaikan jumlah mobilitas
beserta mengurangi kemacetan tetapi kebenarannya malah menjelma menjadi pembawa
kemacetan karena tidak diimbangi bersama laju kinerja suatu ruas jalan dan simpang.
Merendahnya kemampuan sebuah simpang bakal mencetuskan kerugian untuk pengguna
jalan lantaran terjadinya pengurangan kecepatan, kenaikan tundaan dan antrian kendaraan
yang menyebabkan tingginya dana operasional. Kemacetan atau tundaan pada suatu
simpang semakin dirasakan lantaran terjadi tundaan panjang serta antrian yang lama
hingga terjadi pada setiap simpang yang kejadian pada waktu padat di jadwal pagi serta
sore hari.

Masalah kemacetan pada sebuah simpang nampaknya telah menjadi suatu


permasalahan yang serius, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kemacetan lalu lintas akibat tidak dapat berfungsi
dengan baik, tersendat, terhenti dan tidak lancar. Salah satu daerah ibu kota yang
mengalami masalah kemacetan yaitu di daerah Jayapura ibu kota Papua. Secara umum
salah satu faktor terbesar kemacetan yang terjadi adalah bertambahnya kepemilikan suatu
kendaraan baik kendaraan motor maupun mobil pribadi, kemudian belum maksimalnya
pengoperasian fasilitas kendaraan angkutan 2 umum, mobilitas yang terus menjadi besar
dari segi ruang serta waktu dan juga terbatasnya lahan untuk pelebaran serta
pengembangan jalan raya dan juga transportasi lainnya
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

1.2 Identifikasi Masalah

1. Waktu tunggu bertambah banyak dikarenakan jumlah arus yang melintas juga semakin
bertambah.
2. Kurang tertibnya pengguna kendaraan yang melewati simpang tersebut.
3. Kurangnya fasilitas jalan seperti garis marka jalan dan zebra cross.
4. Kondisi jalan yang berlubang menjadi salah satu faktor terjadinya penumpukan
kendaraan di simpang tiga bersinyal

1.1 Maksud Dan Tujuan

A. Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan analisis spot speed
lalulintas dan tingkat kepadatan volume lalulintas berdasarkan perhitungan
manual pada Jalan Parameswara, Palembang.
B. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah Menentukan kinerja persimpangan
saat ini (existing) pada persimpangan yang ditinjau
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Simpang


Persimpangan ialah pertemuan antara dua sudut jalan atau lebih, biasanya terjadi
pertemuan kendaraan dengan kendaraan lainnya. Dimana keadaan inimengakibatkan
kepadatan jalan sehingga terjadi tundaan kendaraan pada persimpangan. Kepadatan ini juga
diakibatkan beberapa faktor seperti kurang baiknya manajemen lalu lintas pada persimpangan
tersebut (Tamin 2000). Persimpangan juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan
dari bagian jalan khususnya persimpangan yang berada di perkotaan. Hal itu disebabkan
karena tingginya angka kemacetan yang terjadi pada persimpangan, kemacetan terjadi
dikarenakan jumlah kendaraan yang melewati persimpangan melebihi kapasitas
persimpangan tersebut.

2.1.1 Kapasitas Simpang

Menurut Oglesby dan Hick (1982) beberapa kontrol yang berlaku pada kapasitas
persimpangan yang ditinjau pada saat kondisi lalu lintas dan kondisi geometrik jalan
berpengaruh pada jumlah arus maksimum kendaraan yang dapat melewati persimpangan
tersebut. Faktor yang sangat mempengaruhi kapasitas dan pelayanan persimpangan seperti
kondisi dari fisik jalan persimpangan itu sendiri dan operasi, kondisi pada lingkungan sekitar
persimpangan, karakteristik dari gerakan lalu lintas yang ada pada persimpangan tersebut,
dan banyaknya kendaraan berat yang melalui persimpangan tersebut.

2.1.2 Jenis-jenis Simpang

Dalam jaringan transportasi pengguna jalan dibebaskan untuk menggunakan jalur


pilihannya sendiri, hal ini merupakan suatu karakteristik utama dari transportasi jalan. Oleh
karena itu, demi keamanan dan efisiensi arus lalu lintas yang ingin berpindah dari satu ruas
ke ruas jalan yang lain diperlukan adanya suatu persimpangan
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

1. Persimpangan Sebidang

Yang dimaksud dengan persimpangan sebidang ialah suatu persimpangan yang mengarahkan
arus kendaraan yang masuk dari berbagai jalur yang berlawanan dengan arus kendaraan yang
lain, seperti berbagai persimpangan yang sering kita temui di jalan-jalan perkotaan.
Persimpangan juga memiliki dua jenis persimpangan untuk mengontrol pengendara lalu
lintas, sebagai berikut:

a. Simpang Tak Bersinyal


Simpang tak bersinyal adalah suatu persimpangan yang tidak memiliki lampu pengatur
sinyal lalu lintas (Traffic Light). Sehingga jenis persimpangan ini tidak cocok untuk di
letakkan pada jalan yang mengalami tingkat kepadatan yang sangat tinggi.

b. Simpang Bersinyal
Simpang belrsinyal merupakan suatu persimpangan yang terdapat lampu pengatur sinyal
lalu lintas .Hal ini sangat membantu terhadap ketertiban lalu lintas pengguna jalan. Biasanya
persimpangan ini banyak ditemui di kota-kota yang memiliki angka mobalitas yang tinggi.

2. Persimpangan Tidak Sebidang

Persimpangan tidak sebidang merupakan suatu simpang yang memisahkan jalur kendaraan
yang berbeda dengan jenis persimpangan lainnya, sehingga keadaan ini dapat terjadi pada
saat kendaraan berada pada lajur berbeda ataupun pada saat akan bergabung kembali pada
satu jalur arus yang sama.

Kinerja Simpang Bersinyal


Berdasarkan dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), dimana umumnya tujuan
penggunaan sinyal lalu lintas (Traffic Light) pada persimpangan ialah:
1. Banyaknya konflik lalu lintas yang terjadi sehingga menyebabkan kemacetan pada daerah
persimpangan maka diperlukan adanya perencanaan 8 penggunaan sinyal lalu lintas untuk
menjamin kapasitas pergerakan kendaraan pada saat jam puncak.
2. Agar jalan lebih lancar disarankan untuk memberikan ruang bagi kendaraan dan atau
pejalan kaki yang berasal dari simpang yang kecil ketika ingin masuk ataupun memotong
jalur utama.
3. Agar meminimalisir jumlah angka kecelakaan yang diakibatkan dari konflik antar
pengguna jalan dari berbagai arah.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

2.3 Data Masukan


Beberapa langkah untuk mengevaluasi simpang bersinyal menurut Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997) dapat dengan metode di bawah ini.

2.3.1 Kondisi Geometrik dan Kondisi Lingkungan


Untuk menggambarkan informasi tentang kondisi lebar jalan, lebar bahu, dan lebar median
jalan serta suatu petunjuk arah jalan dari berbagai lengan simpang. Dapat dilihat dari keadaan
geometrik yang diolah menjadi gambar sketsa. Pada gambar sketsa terdapat ukuran dari suatu
kota, hambatan samping, dan dari berbagai jenis lingkungan jalan tersebut. Untuk jenis
lingkungan jalan dapat terbagi menjadi beberapa macam tipe meliputi komersial,
permukiman, dan akses terbatas.

2.3.2 Kondisi Arus Lalu Lintas


Sepeda motor (MC), Kendaraan ringan (LV), dan kendaraan berat (HV) merupakan jenis-
jenis kendaraan berdasarkan kelasnya. Untuk mengetahui kondisi arus lalu lintas dapat
digunakan data yang diambil berdasarkan hitungan per satuan jam untuk satu periode atau
lebih, hal ini didasari oleh perolehan pada saat kondisi arus lalu lintas maksimum misalnya
jam puncak rencana. Arus lalu lintas (Q) untuk setiap gerakan harus dikonversi terlebih
dahulu dari kendaraan per jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) per jam. Konversi
dilakukan dengan menggunakan nilai ekivalen kendaraan penumpang (emp), nilai ekivalen
kendaraan dapat dilihat dalam Tabel 2.1. (MKJI 1997 : 2-10)

Tabel 2. 1 Nilai Ekivalen Pada Tiap Pendekat Untuk Simpang Bersinyal.

JENIS KENDARAAN TERLINDUNG TERLAWAN


KENDARAAN RINGAN (LV) 1,0 1,0
KENDARAAN BERAT (HV) 1,3 1,3
SEPEDA MOTOR (MC) 0,2 0,4

Sumber : Manual Kapasitas Jalan (MKJI, 1997).


UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

Adapun contoh persamaan yang digunakan adalah :

Q = QLV + (QHV x empHV) + (QMC x empMC) ................................... (2.1)

Dimana :

Q = Arus kendaraan bermotor total

QLV, QHV, QMC = Arus lalu lintas tiap tipe kendaraan

empHV, empMC = Nilai emp untuk tiap kendaraan

2.4 Penggunaan Sinyal

2.4.1 Fase Sinyal


Siklus sinyal yang memiliki lampu untuk mengatur kombinasi sesuatu dari pergerakan arus
lalu lintas biasa disebut dengan fase sinyal. Yang dimana memiliki dampak terhadap kondisi
kinerja serta berpengaruh terhadap keselamatan pengguna lalu lintas pada daerah yang
bersimpang. Fase sinyal dapat dikatakan berjalan dengan efisien ketika mampu menampung
kendaraan dengan jumlah besar dan antrian tundaan saat kondisi rendah.

2.4.2 Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang


Periode sinyal dalam satu fase tunggu dari hijau ke hijau lagi disebut dengan waktu antar
hijau (inteergreen), nilai inteergreen ini didapat dari hasil perhitungan waktu merah. Nilai
normal waktu

antar hijau untuk perhitungan analisa operasional simpang tersaji seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2. 2 Nilai Normal Waktu Antar Hijau

RATA RATA LEBAR JALAN NILAI NORMAL WAKTU ANTAR


UKURAN SIMPANG HIJAU

KECIL 6-9m 4 detik / fase


SEDANG 10-14m 5 detik / fase
BESAR >15m >6 detik / fase
Sumber : Manual Kapasitas Jalan (MKJI, 1997)
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

Waktu yang dipakai untuk mengosongkan akhir dari suatu fase dan harus memberikan jalan
kepada pengendara terakhir yang melewati garis henti pada akhir waktu sinyal kuning ialah
waktu merah, sebelum kedatangan kendaraan yang pertama berasal dari fase setelahnya yang
telah melalui garis henti pada awal waktu sinyal hijau di titik yang sama yang berangkat dari
tempat konflik. Fungsi dari sinyal merah adalah kecepatan dan jarak kendaraan tersebut, yang
berasal dari tempat konflik dan datang dari garis henti sampai ke titik konflik, dan termasuk
dari panjangnya kendaraan yang berangkat.

a. Marka Jalan

Menurut Setijowarno dan Frazila (2001) Marka Jalan (road marking) adalah
suatu tanda di atas permukaan dan bahu jalan yang terdiri dari garis berbentuk
memanjang (membujur) dan melintang termasuk symbol, huruf, angka atau tanda-
tanda lainnya, kecuali rambu dan lampu lalulintas. Marka jalan berfungsi mengatur,
mengarahkan, dan menyalurkan lalulintas kendaraan ataupun untuk memperingat
kan atau menuntun pemakai jalan.

Bentuk marka jalan sebagaimana dimaksud dalam pengertian marka jalan


adalahsebagai berikut:

o Marka membujur atau memanjang yaitu marka yang terdiri dari garis
memanjang kearah gerak lalulintas yang berupa garis penuh (uth) dan garis
putus-putus
o Marka melintang yang terdiri dari garis melintang atau memotong satu atau
beberapa jalur lalulintas yang dapat berupa garis penuh dan atau putus-putus.
o Marka bentuk lain seperti panah, garis sejajar atau seorang, atau tulisan yang
boleh digunakan untuk mengulangi petunjuk yang diberikan oleh rambu atau
untuk menyampaikan pemberitahuan kepada pemakai jalan yang dapat
dijelaskan dengansempurna oleh rambu.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

b. Fungsi utama dari adanya marka jalan adalah :


 Meningkatkan keselamatan lalulintas,
 Menghindarkan atau mengurangi kemacetan,
 Menunjukkan arah,
 Mendukung pola kebijaksanaan pengendalian (sirkulasi) arus lalulintas.

c. Marka jalan menurut bentuknya:


 Garis putus-putus.
 Garis penuh.
 Tempat penyeberangan jalan (zebra cross) pada lokasi.
 Chevron yang dipasang di daerah sebelum dan atau sesudah adanya
penghalang yang berfungsi sebagai pengaruh lalulintas.
 Marka pada pulau pada persimpangan dipasang sebagai pengarah
kendaraan yang berbelok sehingga tidak mengganggu arus lalulintas.
 Garis larangan berhenti.
 Marka pengarah jalur.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

BAB 3
DATA DAN SURVEY

3.1 Survey Volume Lalulintas

Survey lalu lintas merupakan bagian terpenting karena sebagian besar


permasalahan desain dan pengendalian lalu lintas memerlukan pengetahuan mengenai
karakteristik lalulintas yang terkait. Survey ini dilakukan untuk mengumpulkan data/
informasi di lapangan.
Survey untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas di
kelompokkan ke dalam survey inventarisasi dan survey untuk kerja. Pada studi ini,
jenis survey yang dilaksanakan adalah survey untuk kerja karena data yang diambil
pada lokasi survey ialah data volume lalu lintas. Dalam pengambilan data jumlah
kendaraan dilakukan tiap 1 jam. Untuk pengambilan data jumlah kendaraan di golong
kan ke dalam kendaraan menurut MKJI 1997, yaitu kendaraan ringan, kendaraan
berat, dan sepeda motor.

a) Pelaksanaan

Survey ini berlokasi di jalan Tanjung api api (di Simpang Bandara) yang
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 mei 2023 , mulai dari pukul 07:00 – 09:00
WIB dan 15:00-17:00 WIB . Pengambilan data survey inimenggunakan durasi per 15
menit selama 2 jam .
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

b) PeralatanSurvey

Dalam pengambilan data dilapangan , kami menggunakan beberapa alat


bantuan antara lain :

1) Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar jalan
2) AlatTulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat data-data hasil survey dilapangan.,
seperti pulpen, kertas tulis, dan papan ujian.
3)Stopwatch
Jam yang digunakan ialah stopwatch jam pada hand phone. Jam ini
digunakan untuk menentukan batas waktu survey lalu lintas per 15
menit .

3.2 Spot Speed

Studi yang dibicarakan pada bab ini berhubungan dengan volume, kecepatan, waktu
tunda dan faktor-faktor alam lainnya serta berkaitan dengan karakteristik lalu lintas. Study
lalu lintas merupakan bagian utama pekerjaan ahli teknik lalu lintas, hasil pengumpulan data
digunakan dalam perencanaan lalu lintas, menejemen lalu lintas, dan pengendalian
lingkungan lalu lintas Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi
dan kendaraan antara du atitik dan interaksi mereka membuat satu sama lain. Sayangnya,
mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah sesuatu yang tidak dapat
diprediksi dengan pasti. Karakteristik lalu lintas
A. Flow : Volume Lalu Lintas
B. Speed :KecepatanLalu Lintas
C. Density :KepadatanLalu Lintas
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

3.3 Volume
Volume adalah sebuah peubah (variable) yang paling penting dalam teknik lalu
lintas dan pada dasar nya merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan
jumlah gerakan per satuan waktu pada lokasi tertentu. Volume (Q) adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu penampang/potongan jalan dalam priode tertentu
atau jumlah kendaraan persatuan waktu. Volume dapat dinyatakan dalam
kendaraan/jam, kend/menit dan lain-lain.

Perbedaan antara volume dan besar arus yaitu, volume adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu persatuan waktu
tertentu, sedangkan besar arus mewakili jumlah kendaraan yang melewati suatu titik
selama interval waktu kurang dari satu jam tetapi dinyatakan dalam jam. Volume arus
lalu lintas yaitu menghitung banyaknya kendaraan yang lewat pada garis pengamatan
selama waktu pengamatan.PengamatanVolume Lalu lintas

q :jumlah kendaraan (permenit) dari arus yang ditinjau


x :jumlah kendaraan dari arus yang berlawanan
y :jumlah kendaraan yang menyiap – disiap
t a : waktu tempuh berlawanan arus ditinjau
t w : waktu tempuh searah arus yang ditinjau
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

3.1 Simpangan Bersinyal


Simpangan bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa
lengan dan dilengkapi dengan pengaturan sinyal lampu lalu lintas (traffic light).
Berikut jenis simpangan bersinyal :
1) Simpang empat bersinyal: Simpang empat ini memiliki lampu lalu lintas yang
mengatur aliran kendaraan dari keempat arah. Setiap arah akan memiliki
lampu merah, kuning, dan hijau yang mengindikasikan kapan kendaraan harus
berhenti, bersiap untuk berhenti, atau melanjutkan perjalanan.
2) Simpang tiga bersinyal: Simpang tiga ini memiliki lampu lalu lintas yang
mengatur aliran kendaraan dari tiga arah. Satu arah mungkin tidak memiliki
lampu lalu lintas karena merupakan jalan kecil atau tidak ada lalu lintas yang
signifikan dari arah tersebut.
3) Simpang dengan sistem timing (Sinkronisasi): Beberapa simpang bersinyal
diatur dengan sistem timing yang terkoordinasi. Ini berarti lampu lalu lintas
pada beberapa simpang akan diprogram agar sinkron dengan tujuan
mengoptimalkan aliran lalu lintas. Hal ini dapat mengurangi kemacetan dan
waktu tunggu kendaraan.
4) Simpang dengan peralatan tambahan: Beberapa simpang bersinyal dapat
dilengkapi dengan peralatan tambahan, seperti sensor kendaraan atau pejalan
kaki. Sensor kendaraan dapat mendeteksi keberadaan kendaraan pada titik
tertentu dan mengatur lampu lalu lintas sesuai dengan kebutuhan. Sementara
itu, lampu dan tanda tambahan mungkin ada untuk memberikan prioritas
kepada pejalan kaki atau pengendara sepeda.
5) Simpang dengan perintah khusus: Dalam beberapa kasus, ada simpang
bersinyal dengan perintah khusus untuk mengatur situasi tertentu, seperti
simpang dengan jalur bus prioritas, jalur berbagi untuk kendaraan dengan
penumpang lebih banyak, atau perintah khusus untuk saat keadaan darurat.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

3.4 Pengendalian Persimpangan Dengan Sinyal


Persimpangan ini diatur sesuai sistem dengan tiga aspek lampu yaitu merah, kuning,
dan hijau. Persimpangan bersinyal umumnya dipergunakan dengan beberapa alasan
antara lain :
1. Menghindari kemacetan simpang serta mengurangi jumlah kecelakaan akibat
adanya konflik arus lalu lintas yang saling berlawanan sehingga terjamin
bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama kondisi
lalu lintas jam puncak.
2. Untuk memberi kesempatan kepada para pejalan kaki untuk dengan aman
dapat menyeberang

3.5 Simpangan tak bersinyal

Simpang tak bersinyal adalah jenis simpang jalan di mana tidak ada sinyal lalu
lintas seperti lampu lalu lintas atau tanda stop yang mengatur aliran kendaraan. Pada
simpang tak bersinyal, pengendara kendaraan harus bergantung pada peraturan lalu
lintas dasar, seperti hak prioritas dan kepatuhan terhadap aturan antrian, untuk
melakukan pergerakan yang aman.

Simpang tak bersinyal dapat menjadi titik rawan dan memerlukan kewaspadaan
ekstra dari pengendara kendaraan. Pengendara harus melihat ke kiri dan kanan secara
cermat untuk memastikan tidak ada kendaraan yang datang dari arah yang berpotensi
bertabrakan. Pengguna jalan juga harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
datang dari kanan atau kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.

Ketika melintasi simpang tak bersinyal, penting untuk memperhatikan


kecepatan kendaraan, memberikan isyarat yang jelas, dan berkomunikasi dengan
pengendara lain untuk memastikan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

Berikut adalah beberapa jenis umum dari simpang tak bersinyal:

1) Simpang T-junction: Simpang ini terbentuk ketika satu jalan memotong jalan
lainnya membentuk sudut tajam, seperti huruf "T". Kendaraan yang datang
dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada kendaraan yang
berada di jalan yang dilintasi.
2) Simpang Y-junction: Simpang ini terbentuk ketika dua jalan bergabung
membentuk sudut, mirip dengan huruf "Y". Pada simpang ini, kendaraan yang
datang dari jalan yang memotong harus memberikan prioritas kepada
kendaraan yang berada di jalan utama.
3) Simpang empat tak bersinyal: Simpang ini terdiri dari empat jalan yang
bertemu tanpa adanya sinyal lalu lintas. Kendaraan harus memperhatikan dan
memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari kanan atau
kendaraan yang sudah berada di simpang terlebih dahulu.
Simpang belok kiri (left-turn junction): Simpang ini terjadi ketika kendaraan ingin belok
kiri dari satu jalan ke jalan lainnya tanpa adanya sinyal lalu lintas.
1) Pengendara harus menunggu kesempatan yang aman untuk melakukan belok
kiri dan memberikan prioritas kepada kendaraan yang datang dari arah
berlawanan.
2) Simpang tak bersinyal kompleks: Beberapa simpang tak bersinyal dapat
menjadi kompleks, melibatkan beberapa jalan yang bertemu dalam konfigurasi
yang lebih rumit. Simpang ini dapat mencakup kombinasi T-junction, Y-
junction, atau empat tak bersinyal, dan memerlukan kewaspadaan ekstra dari
pengendara.

3.6 Pengendalian Persimpangan Tak berSinyal

Ketentuan dari aturan lalu lintas pada persimpangan tanpa sinyal lalu lintas
sangat mempengaruhi kelancaran pergerakan arus lalu lintas yang saling berpotongan
terutama pada persimpangan yang merupakan perpotongan dari ruas-ruas jalan yang
mempunyai kelas jalan yang sama ataupun berbeda. Beberapa pengendalian
persimpangan tanpa sinyal, seperti :

a) Pengendalian persimpangan dengan aturan prioritas. Pada persimpangan


dengan aturan prioritas, kendaraan pada jalan utama (mayor) selalu
mempunyai prioritas yang lebih tinggi daripada semua kendaraankendaraan
yang bergerak pada jalan-jalan kecil (minor). Jenis pengendalian
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

persimpangan seperti ini dapat bekerja dengan baik untuk lalu lintas dengan 8
volume rendah, tetapi dapat menimbulkan hambatan yang panjang bagi lalu
lintas yang bergerak pada jalan kecil apabila arus lalu lintas pada jalan utama
sangat tinggi. Apabila hal ini terjadi, maka para pengemudi kendaraan mulai
dihadapkan kepada resiko dan kecelakaan. Meskipun demikian pengendalian
persimpangan dengan prioritas merupakan bentuk pengendalian yang paling
sederhana dan murah. Pengendalian persimpangan seperti ini juga dilengkapi
dengan ramburambu lalu lintas, seperti Yield Sign dan Stop Sign.
b) Pengendalian persimpangan dengan bundaran. Bundaran merupakan salah satu
alternatif lain dari pengendalian persimpangan tanpa sinyal, dimana hal ini
mengendalikan lalu lintas dengan cara membelokkan kendaraan-kendaraan
dari suatu lintasan yang lurus sehingga akan memperlambat kecepatannya.
Dapat juga dengan cara membatasi alih gerak (manouver) kendaraan menjadi
pergerakan berpencar (diverging), bergabung (merging), serta bersilangan
(weaving). Bundaran dapat memperlambat kecepatan kendaraankendaraan
tetapi tidak akan menghambat kendaraan-kendaraan tersebut seperti halnya
ketika berhenti disaaat lampu menyala merah. Teknik ini khususnya akan
sangat berguna jika digunakan pada ujung jalan yang berkecepatan tinggi dan
merupakan titik pertemuan lebih dari empat ruas jalan.
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

BAB 4

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsurpembentuk aliran lalu lintas mempunyai pola
hubungan yangdapat diuraikan sebagai berikut;

Hubungan antara kecepatan dan kerapatan menunjukanbahwa kecepatan akan menurun apabi
la kerapatan bertambah,kecepatan arus bebas akan terjadi apabila kerapatan sama
dengannol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol maka terjadikemacetan

(jam density)

Hubungan mendasar antara arus dan kecepatannya adalahdengan bertambahnya volume lalu
lintas maka kecepatan rata-
rataruangannya tercapai. Setelah tercapai arus maksimum makakecepatan rata-rata ruang dan
arus akan berkurang. Jadi kurva inimenggambarkan dua kondisi
yang berbeda dimana lengan atasuntuk
kondisi stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisiarus
padat.Hubungan antara arus dan kerapatan memperlihatkanbahwa kerapatan akan bertambah
apabila volumenya jugabertambah. Volume maksimum terjadi pada saat kerapatanmencapai
titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai).
Setelahmencapai titik ini volume akan menurun walaupun kerapatanbertambah sampai terjadi
kemacetan di titi Dj.

Hubungan antara volume dan kapasitas yaitu ketikakapasitas semakin besar maka volume
yang dapat ditampungakan semakin besar pula. Ketika volume terlalu besar
dankapasitas jalan tidak sanggup untuk menampung jumlahkendaraan maka akan terjadi over
load pada jalan dan bisamengakibatkan terjadinya kemacetan
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
TAHUN 2023 / TUGAS BESAR
REKAYASA LALU LINTAS

4.1 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Perlu adanya penelitian selanjutnya untuk pembenahan terhadap
sistem manajemen lalu lintas, baik manajemen di simpang maupun
ruas jalan sekitar simpang, misalnya :
 Larangan masuk menuju lengan timur dan barat untuk
 kendaraan yang tergolong heavy vehicle.
 Perlu adanya ketegasan dari polantas setempat mengenai
 perilaku pengendara yang berhenti di pulau lalu lintas.
2. Perlunya penerapan disiplin berlalu lalu lintas khususnya kepatuhan
terhadap rambu-rambu lalu lintas agar dipertegas untuk mengurangi
hambatan samping yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai