1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI .........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR .............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 2.1 Hirarki Susunan Saluran .............................................................................. 14
Gambar 2.2 Jaringan drainase siku .................................................................................. 14
Gambar 2.3Jaringan drainase paralel ............................................................................... 15
Gambar 2.4 Jaringan drainase grid iron ........................................................................... 15
Gambar 2.5 Jaringan drainase alamiah ............................................................................. 15
Gambar 2.6 Jaringan drainase radial ................................................................................ 16
Gambar 2.7 Pola drainase jaring-jaring ............................................................................ 17
Gamar 3.1Peta guna lahan Jl. Parangtritis ........................................................................ 18
Gambar 3.2 Peta topografi Jl. Parangtritis ........................................................................ 19
Gambar 3.3 Kondisi jalan ................................................................................................ 20
Gambar 3.4 Kondisi drainase Jl. Parangtritis .................................................................. 22
Gambar 3.5 Jenis drainase Jl. Parangtritis ........................................................................ 23
Gambar 3.6 Volume air drainase ..................................................................................... 25
Gambar 3.7 Peta jaringan drainase ................................................................................... 29
BAB I ................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 6
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 6
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ...................................Error! Bookmark not defined.
1.5 Sistematika Laporan ............................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................. 8
TINJAUAN TEORI DAN STANDAR NASIONAL .......................................................... 8
2.1 Standar Nasional Indonesia 02-2406-1991Tentang Tata Cara Perencanaan
Umum Drainase Perkotaan ................................................................................................ 8
Standar Nasional Indonesia 03-3424-1994 Tentang Tata Tata cara perencanaan
drainase permukaan jalan .................................................................................................. 9
2.2 Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 Tentang Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan................................................................................. 9
3
2.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
12/PRT/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan ........................... 10
2.4 Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya 2012 ............................... 10
2.5 Peratuan Menteri Dalam Negeri No. 32 tahun 2006 .............................................. 11
BAB III .............................................................................................................................. 17
GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN ................................................... 18
3.1 Aspek Fisik Dasar dan Tata Guna Lahan ................................................................... 18
3.2 Aspek Drainase ......................................................................................................... 22
BAB IV .............................................................................................................................. 29
EVALUASI PENYEDIAAN AIR BERSIH ..................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 31
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
dapat menanmpung air yang terjadi sehingga kawasan yang di maksud
tidak mengalami genangan atau banjir.
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengerti dan
memahami sistem drainase. Terutama engetahui keadaan saluran drainase
(pembuangan) pada koridor Jl.Parangtritis kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember dan memetakannya.
6
1.5 Sistematika Laporan
Penulisan laporan ini di dalamnya terdapat sistematika penulisan yang terdiri
dari 4 bab. Sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar belakang, tujuan, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Teori
Bab ini mencakup Teori dan Standar Nasional
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN
Bab ini mencakup aspek fisik dasar tata guna lahan, aspek jaringan jalan, dan
aspek bangunan.
BAB IV Evaluasi Penyediaan Air Bersih
Bab ini mencakup evaluasi tentang
7
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN STANDAR NASIONAL
8
2. 2 Standar Nasional Indonesia 03-3424-1994 Tentang Tata Tata cara
perencanaan drainase permukaan jalan
9
dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus
dapat disambung pada sistem pembuangan air limbah kota atau dengan
cara pengolahan lain. Apabila tidak memungkinkan untuk membuat
bidang resapan pada setiap rumah, maka harus dibuat bidang resapan
bersama yang dapat melayani beberapa rumah.
a. Drainase Pengatusan
Pada setiap proyek drainase, dilakukan upaya untuk
membuat alur-alur saluran pembuang dari titik genangan ke arah
sungai dengan kemiringan yang cukup untuk membuang sesegera
10
mungkin air genangan tersebut. Drainase pengatusan semacam ini
adalah drainase yang lahir sebelum pola pikir komprehensif
berkembang, dimana masalah genangan, banjir, kekeringan dan
kerusakan lingkungan masih dipandang sebagai masalah lokal dan
sektoral yang bisa diselesaikan secara lokal dan sektoral pula tanpa
melihat kondisi sumber daya air dan lingkungan di hulu, tengah
dan hilir secara komprehensif.
11
b. Bahan saluran terbuat dari tanah liat, beton, pasangan
batu bata dan atau bahan lain;
c. Kemiringan saluran minimum 2 %;
d. Tidak boleh melebihi peil banjir di daerah tersebut;
e. Kedalaman saluran minimum 30 cm;
f. Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap
perubahan arah harus dilengkapi dengan lubang
kontrol dan pada bagian saluran yang lurus lubang
kontrol harus ditempatkan pada jarak maksimum 50
(lima puluh) meter;
g. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah
liat dan bahan-bahan lain; h. untuk mengatasi
terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah
pada drainase terbuka dan tertutup perlu bak kontrol
dengan jarak kurang lebih 50 M dengan dimensi
(0,40x 0,40x 0,40) M3;
i. Setiap Kasiba perlu melestarikan dan menyediakan
kolam-kolam retensi dan sumur resapan pada titik-
titik terendah;
j. Penggunaan pompa drainase merupakan upaya
tambahan apabila ditemui kesulitan untuk mengalirkan
air secara gravitasi dan dapat juga digunakan untuk
membantu agar pengaliran air dalam saluran mengalir
lebih cepat.
12
Sistem drainase permukaan berfungsi untuk mengendalikan
limpasan air hujan di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar
tidak merusak konstruksi yang diakibatkan oleh volume air yang berlebih
dan menyebabkan erosi. Suatu sistem drainase jalan terdiri dari
kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan, saluran samping jalan,
drainase lereng, dan gorong-gorong.
13
a. Drainase Alamiah (Natural Drainage) Terbentuk secara alami,
tidak ada unsur campur tangan manusia serta tidak terdapat
bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-
gorong dan lain-lain.
b. Drainase Buatan (Artificial Drainage) Dibentuk berdasarkan
analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit akibat hujan,
kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran serta
memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
14
3. Saluran Tersier Saluran untuk mengalirkan limbah
rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran,
pipa dan tanah.
4. Saluran Kwarter Saluran kolektor jaringan drainase
lokal.
15
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang.Dengan saluran
cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila
terjadi perkembangan kot, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan
diri. (Sidharta Karmawan, 1997)
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terleteak di pinggir kota, sehingga
saluransaluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul.
(Sidharta Karmawan, 1997)
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
(Sidharta Karmawan, 1997)
16
5. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
(Sidharta Karmawan, 1997)
6. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan
cocok untuk daerah dengan topografi datar. (Sidharta Karmawan, 1997)
17
BAB III
18
Gambar 3.1: Peta Guna Lahan Jl. Parangtritis
Sumber: Survey Primer
19
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Jember skala 1:100.000
(Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung Tahun
1992) kondisi geologi jenis tanah di Kecamatan Balung adalah tuf/
vulkanis. Jenis tanah ini mudah meresap air, tetapi daya
menahan air sangat kurang sehingga mudah tererosi. Dengan
kondisi dataran yang rendah (kemiringan rata-rata muka tanah (0o –
2o) dengan ketinggian rata-rata 23 meter di atas permukaan laut
(mdpl).
Menurut Wekipedia Tuf atau batu putih, adalah jenis
batuan piroklastik yang mengandung debu vulkanik yang
dikeluarkan selama letusan gunung berapi. Dapat diartikan tanah
yang mengandung tanah vulkanik yang berasal dari muntahan
gunung adalah tanah yang sangat subur, sehingga cocok dijadikan
sebagai tempat perkebunan maupun pertanian, batuannya dapat
digunakan sebagai fondasi sebuah bangunan. Dengan begitu
masyarakat di desa balung banyak bermata pencarian sebagai
petani. (Berdasarkan Peta Geologi Kabupaten Jember).
Sedangkan ketinggian di daerah deliniasi yang berada di
kecamatan Sumbersari, berkisar antara 100-200 meter diatas
permukaan laut.
20
3.1.3 Kondisi Jalan
21
3.2 Aspek Drainase
22
Gambar 3.5 : Kondisi Drainase JL.Parangtritis
23
Dimensi Drainase Sisi Kanan
Jenis Drainase Panjang Lebar Tinggi Kedalaman Air
Terbuka 108,6 m 70cm 20 cm X
Terbuka 9,8 m 70 cm 20 cm X
Terbuka 9,4 m 55cm 55 cm X
Tertutup 3,6 m - - X
Tertutup 2,3 m - - X
Tertutup 1,6 m - - X
24
rumah warga sehingga jenis drainase tertutup disana digunakan sebagai area
masuk ke perumahan yang berada di belakang drainase .
25
3.2.4 Debit Drainase (volume)
Ketika survey di lakukan, tidak terlihat adanya volume air yang cukup
untuk dapat menghitung debit ait, hal ini dikarenakan kurangnya curah hujan.
Selain itu, banyak terdapat drainase yang tidak berfungsi sebagai penampung
air, melainkan penampung sampah. Mayoritas drainase yang diteliti sedang
dalam kondisi kering, tidak terdapat air sama sekali. Sekalipun ada, air yang
ditampung drainase memiliki kedalaman sekitar 1-2 cm.
26
3.2.5 Masalah / Saran dan Kritik
Selain itu, sungai yang melewati Jl. Parangtritis sering digunakan oleh
masyarakat sekitar untuk kegiatan MCK (Mandi, cuci, kakus). Hal ini dapat
menyebabkan penyakit bagi masyarakat karena kondisi sungai yang dipenuhi
dengan sampah. Masyarakat terpaksa melakukan kegiatan tersebut di sungai
karena sulitnya air bersih. Dengan adanya sistem drainase yang mengusung
konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan, tentu akhan mengurangi dampak
air yang berlebih saat musim hujan dan menyebabkan banjir.
27
Saat musim hujan tiba, masyarakat dapat menampung air hujan dan di
simpan untuk digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini tentu akan
membantu irigasi sawah yang berlokasi di sekitar Jl. Parangtritis.
28
Sumber: Survey Primer
Jaringan drainase di koridor Jl. Parangtriris memiliki pola siku. Dimana pola ini
digunakan pada daerah dengan topografi yang lebih tinggi daripada sungai.
Drainase di Jl. Parangtritis dilewati oleh dua sungai kecil.
29
BAB IV
Sarana Prasarana
Badan Penerima Air Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan tanah (air tanah
akifer)
Bangunan Pelengkap Gorong – gorong
Perteman saluran
Bangunan Terjunan
Jembatan
Steet inlet
Pompa
Pintu Air
Tabel 4.1: Bagian drainase
Drainase di kawasan jalan parangtritis kecamatan sumbersari kurang memenuhi
SNI 02-2406-1991, tata cara perencanaan umum drainase perkotaan. Disana
bangunan pelengkap untuk drainase hanya terdapat gorong – gorong, street inlet,
pertemuan saluran akan tetapi untuk bangunan terjunan, jembatan, pompa, dan
pintu air tidak tersedia di kawasan jalan parangtritis karena drainasenya tergolong
drainase yang kecil dan kondisinya sangat kotor bahkan ada salah satu drainase
yang tergenang dan juga kondisi air pada drainase warnanya hitam dan sedikit bau
serta voleme airnya kecil. Dijalan parangtritis badan penerima airnya yaitu sumber
air permukaan tanah berupa sungai.
30
DAFAR PUSTAKA
http://distarum.jambikota.go.id/wp-content/uploads/2013/12/SNI-03-1733-2004-
Tata-cara-perencanaan-lingkungan.pdf
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/buku_jilid_1_tata_cara_perencana
an_drainase.pdf
31