Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TUGAS 1 KEBERADAAN DAN OPTIMASI RUANG TERBUKA HIJAU


UNTUK MENURUNKAN SUHU UDARA DIPERKOTAAN (STUDI
KASUS KABUPATEN KENDAL)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen
Lingkungan Kota (MLK)

DOSEN :
Dra. RHENNY RATNAWATI, S.T., M.T.

NAMA :
KRISTIANTI DANI Y [183800024]
ANNISA’ FAUZIAH RACHMAWATI [183800030]
MEI PUTRI LANGIT [183800055]

KELAS 18 B
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, sebagai
pemberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan memberi peringatan
bagi orang-orang kafir. Semoga juga terlimpah kepada keluarganya, sahabat-
sahabatnya, dan orang-orang yang menempuh jalannya serta mengikuti
petunjuknya hingga hari kiamat.

Berkat rahmat, kekuatan, kesehatan jasmani dan rohani yang diberikan


Oleh Allah SWT, akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul
“TUGAS 1 KEBERADAAN DAN OPTIMASI RUANG TERBUKA HIJAU
UNTUK MENURUNKAN SUHU UDARA DIPERKOTAAN (STUDI
KASUS KABUPATEN KENDAL)”. Sekaligus kami juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada Yang Terhormat Ibu Dra. Rhenny Rahmawati, S.T., M.T.,
selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan motivasi kepada
penulis dalam pembuatan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kelemahan dan kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Demikianlah makalah ini penulis buat, semoga
dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 4 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………........................... i

DAFTAR KATA PENGANTAR………………………………………….ii


iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………

I. PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………............... 1
1.2 Tujuan………………………………………............................................. 2
1.3 Ruang Lingkup………………………………………………………………2

II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………............. 3


3
2.1 Limbah B3(Bahan Berbahaya dan Beracun)…………………………………..
2.2 Laboratorium……………………………………………......................... 3
2.3 Limbah Laboratorium…………………………………………………….....4

III.PEMBAHASAN…………………………………………………………….. 5
3.1 Lokasi, Kondisi dan Aktivitas……………………...................................... 5
3.2 Sumber dan Krakteristik Limbah B3 …………………………………….. 6
3.3 Pengelolaan Eksisting Limbah B3 di Laboratorium Lingkungan……… 6
6
3.4 Usulan Pengelolaan Limbah B3 Menurut PP No. 101 Tahun 2014……………….

IV. KESIMPULAN…………………………………………………………….13
4.1 Kesimpulan ………………………………………..................................... 13
4.2 Saran…………………………………………............................................
13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1:Tempat penyimpanan yang tidak sesuai dengan PP…………………… 7

Gambar 2:pengelolaan limbah b3 PT. Wilson Lautan Karet Banjarmasin....…….. 8

Gambar 3:Gambar 3: Jerigen yang diberi tutup dan tidak ada tutup……..............
8
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Perkembangan industry saat ini semakin pesat adanya. Industry berlomba-lomba
memperluas usaha dan jaringan kerjasamannya. Pembangunan instalasi-instalasi sebagai
penunjang suatu industry untuk mempercepat proses produksinya. Seringkali pihak
industry hanya mengutamakan keuntungan produksi semata dan kurang atau bahkan tidak
peduli terhadap kerusakan lingkungan yang telah ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan
yang sering terjadi diakibatkan adanya buangan limbah tanpa di olah terlebih dahulu,
serta penggunaan air tanah yang tidak bijaksana sehingga menyebabkan kerusakan
lingkungan dan berkurangnya jumlah air tanah (Saraswati, 2008).
Perkembangan kawasan industry di Kabupaten Kendal membuat adanya mobilitas
yang berniat untuk menetap dan mendapatkan pekerjaaan. Sehingga perlu direncanakan
pembangunan fasilitas umum, kesehatan, pendidikan, sumber daya air dan hiburan.
Perpindahan penduduk dari luar wilayah Kendal menuju wilayah Kendal membuat
perubahan lahan dari lahan tebuka atau lahan kering beubah menjadi lahan terbangun.
Perubahan penggunaan lahan tersebut disinyalir membuat berkurangnya Ruang Terbuka
Hijau (RTH). Sesuai data yang diperoleh tahun 2010 Kabupaten Kendal baru berhasil
melakukan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 121.914,53 m2 dari total luas
wilayah, yaitu 1.002,23 km2. Menurut data tersebut Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
Kabupaten Kendal masih dikatakan kurang (Ratri, 2012).
Pemerintah Kabupaten Kendal menerbitkan peraturan-peraturan mengenai
ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan. Peraturan yang
dimaksudkan natara lain (1) Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung di
Kabupaten Kendal yang diantaranya memuat keterangan rencana kota untuk lokasi
rencana pembangunan gedung yang seurang-kurangnya berisi persyaratan pemenuhan
Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum yang diwajibkan. (2) Perda Nomor 9 Tahun
2011 tentang Retribusi Perizinan Tertentu di Kabupaten Kendal yang diantaranya
memuat mengenai pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dalam kegiatan
peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya berpedoman pada
rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang. (3) Peraturan Daerah (Perda) Nomor 20
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031
dimana mengatur pada kawasan permukiman perkotaan ditetepkan luas RTH sebesr 30%
dari luas kawasan perkotaan dengan prosentase 20% RTH public dan 10% RTH privat
serta terdapat pasal mengenai ketentuan kewajiban memperoleh izin pemanfaatan uang
bagi segala bentuk kegiatan dan pembangunan sarana dan prasarana sesuai dengan
RTRW (Wiwik,2017).
Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam lingkungan pembangunan secara global
diperlukan demi menjaga keseimbangan kualitas lingkungan hidup suatu daerah
khususnya di daerah perkotaan yang memiliki berbagai permasalahan berkaitan dengan
masalah ruang yang sedemikian kompleks. Ruang Terbuka Hijau pada wilayah perkotaan
memiliki fungsi yang penting diantaranya terkait aspek ekologi, sosial budaya, dan
estetika. Berkaitan dengan fungsi secara ekolgi, ruang terbuka hijau berfungsi sebagai
pengendali iklim yakni sebagai produsen oksigen, peredam kebisingan dan berfungsi
sebagai visual control yaitu dengan menahan silau matahari atau pantulan sinar yang
ditimbulkan. Adapun dalam aspek sosial budaya, berfungsi sebagai ruang komunikasi
dan interaksi sosial bagi masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan melalui RTH yang
bersifat public. Selain sebagai ruang interaksi masyarakat, RTH dapat berfungsi sebagai
sarana rekreasi, olahraga, sarana pendidikan. Ruang terbuka hijau dapat juga befungsi
secara estetik diantaranya meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota,
serta menstimulsi kretivitas dan produktivitas warga kota (Nadia, 2015)
Menurut Dwi (2020) Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada suatu daerah
memiliki fungsi ekologis dalam mengatur suhu permukaan, sehingga setiap kebijakan
mengubah Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan merubah suhu permukaan di perkotaan.

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang di atas kami memiliki beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana permasalahan pembangunan RTH di Kabupaten Kendal?
2. Apa saja fungsi RTH bagi Kabupaten Kendal?
3. Bagaimana permasalahan dan penyelesaian pembangunan RTH dalam Aspek
Hukum?
4. Bagaimana permasalahan dan penyelesaian pembangunan RTH dalam Aspek
Kelembagaan?
5. Bagaimana permasalahan dan penyelesaian pembangunan RTH dalam Aspek Teknis?
6. Bagaimana permasalahan dan penyelesaian pembangunan RTH dalam Aspek Peran
serta masyarakat?
7. Bagaimana permasalahan dan penyelesaian pembangunan RTH dalam Aspek
Keuangan?

1.3 Tujuan
Dengan adanya rumusan makalah diatas kami memiliki beberapa tujuan atas terbuatnya
makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan permasalahan yang dialami Kabupaten Kendal dalam melakukan
pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2. Menjelaskan apa saja fungsi dari Ruang Terbuka Hijau (RTH)
3. Menerangkan serta menyimpulkan permasalahan yang dialami Kabupaten Kendal
dalam 5 aspek yaitu, Aspek Hukum, Aspek Klembagaan, Aspek Teknis, Aspek Peran
Serta Masyarakat dan Aspek Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai