Tidak sedikit manfaat yang penulis peroleh dalam membuat Makalah ini,
terutama mengenai Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan di perumahan
Komplek Bungur Indah ini serta wawasan dan masih banyak hal lain yang dapat
penulis petik manfaatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak akan berjalan
lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis
ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang diberikan kepada penulis, berupa
bimbingan, petunjuk, pengarahan, motivasi, dan hal positif lainnya yang diberikan
kepada penulis selama penulis menyelesaikan Makalah ini. Ucapan terimakasih
penulis tujukan kepada :
1. Ibu Frebhika Sri Puji Pangesti, ST.,M.Sc selaku Dosen mata kuliah Sistem
Penyaluran Air Buangan
2. Rekan-rekan kelompok 1
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat
limpahan rahmat dari Allah SWT.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Buangan.....................................................................3
2.2 Sumber Air Buangan.........................................................................3
2.3 Sistem Pengolahan Air Buangan.......................................................3
2.3.1 Sistem Sanitasi Setempat.........................................................4
2.3.2 Sistem Sanitasi Terpusat..........................................................7
2.3.2.1 Sistem Penyaluran Terpisah.......................................7
2.3.2.2 Sistem Penyaluran Tercampur...................................8
2.3.2.3 Sistem Kombinasi......................................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Eksisting..............................................................................12
3.2 Perhitungan Debit Air Limbah.........................................................15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................17
4.2 Saran.................................................................................................17
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
terkait kondisi eksisting pada perumahan Komplek Bungur Indah, juga
merencanakan sistem penyaluran air buangan untuk mengetahui sistem
apakah yang tepat dalam penyaluran air buangan yang berada di Komplek
Bungur Indah tersebut dengan memproyeksikan jumlah penduduk dalam 10
tahun ke depan, menghitung kebutuhan air bersih yang diperlukan di daerah
perencanaan, menghitung air buangan yang dihasilkan, serta menentukan
debit air limbah yang meliputi limbah domestik dan nondomestik.
1.2 Rumusan Masalah
Penyaluran air buangan dalam suatu wilayah perlu di terapkan dan
diperhatikan, karena dapat meningkatkan kualitas dari kesehatan serta
lingkungan masyarakat sekitar. Akan tetapi masih banyaknya suatu wilayah
yang belum menerapkan sistem pengolahan air limbah dan memperhatikan
terkait sistem penyaluran air buangan itu sendiri, sehingga menimbulkan
beberapa permasalahan yang cukup serius dengan dampak yang besar,
terutama pada permasalahan kesehatan dan lingkungan. Dari rumusan
masalah tersebut muncul beberapa pertanyaan yaitu:
1. Bagaimanakah kondisi eksisting di Komplek Bungur Indah?
2. Bagaimana kondisi dan permasalahan lingkungan di Komplek Bungur
Indah?
3. Apa saja solusi yang dapat diberikan pada permasalahan tersebut?
4. Berapa perkiraan kebutuhan air bersih dan buangan yang ada di
Komplek Bungur Indah selama 10 tahun ke depan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting di Komplek Bungur Indah.
2. Untuk mengetahui permasalahan lingkungan yang ada di Komplek
Bungur Indah.
3. Untuk memberi solusi permasalahan lingkungan di Komplek Bungur
Indah.
4. Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih dan buangan 10 tahun ke
depan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
buangan pada sistem onsite merupakan tanggung jawab pribadi, sedangkan
untuk sistem offsite merupakan pengelolaan air buangan yang dikumpulkan
melalui jaringan penyaluran air buangan ke unit pengolahan air buangan
dalam sebuah zona layanan.
2.3.1 Sistem Sanitasi Setempat
Sanitasi setempat (onsite sanitation) adalah sistem pengelolaan
air buangan dimana air buangan tersebut langsung diolah secara
individual. Sistem ini dipakai bila syarat-syarat teknis lokasi dapat
dipenuhi.
Pada penerapan sistem setempat ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi (DPU, 1989), antara lain :
Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha.
Kepadatan penduduk 200-500 jiwa/ha masih mungkin dengan
syarat penduduk tidak menggunakan air tanah.
Tersedia truk tinja untuk penyedotan.
Disamping itu, kekurangan sistem ini adalah :
Umumnya tidak disediakan untuk air bekas seperti dari dapur,
mandi dan cuci.
Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan
pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.
A. Cubluk
Pit privy atau cubluk merupakan sistem pembuangan tinja yang
paling sederhana. Terdiri atas lubang yang digali secara manual
dengan dilengkapi dinding rembes air yang dapat terbuat dari
4
pasangan batu bata berongga, anyaman bambu, dan lain-lain.
Cubluk biasanya berbentuk bulat atau kotak, dengan potongan
melintang sekitar 0,5-1 m2 dengan kedalaman 1-3 m. Hanya
sedikit air yang digunakan untuk menggelontorkan tinja ke
dalam cubluk. Cubluk ini biasanya didesain untuk waktu 5-10
tahun.
Cubluk terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Cubluk Tunggal
Cubluk tunggal merupakan jenis cubluk yang mempunyai
satu sumuran untuk menampung tinja. Persyaratan dari
cubluk tunggal dapat dilihat sebagai berikut:
Muka air tanah lebih dari 1 m di bawah dasar cubluk.
Penduduk mampu membangunnya.
Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 200 jiwa/ha.
Pemakaian dihentikan setelah terisi 75% dan menunggu
paling sedikit 1 tahun untuk digunakan kembali.
2. Cubluk Kembar
Cubluk kembar merupakan jenis cubluk yang memiliki dua
sumuran untuk menampung tinja, akan tetapi penggunaannya
hanya satu sumuran, dan satu lagi disediakan jika yang
satunya sudah mencapai 75%.
Muka air tanah lebih dari 2 m di bawah dasar cubluk.
Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 50 jiwa/Ha.
Lokasi pemukiman tidak dilengkapi jalan raya untuk
kendaraan roda 4.
Pemakaian lubang cubluk pertama dihentikan setelah terisi
75% dan selanjutnya lubang cubluk kedua dapat
difungsikan. Jika lubang cubluk kedua telah terisi 75%,
maka lumpur tinja yang ada di lubang pertama dapat
dikosongkan secara manual dan dapat digunakan untuk
5
pupuk tanaman. Setelah itu lubang cubluk dapat
difungsikan kembali.
B. Beerput
Sistem ini merupakan gabungan antara bak septik dan peresapan.
Oleh karena itu bentuknya hampir sama seperti sumur peresapan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem beerput antara lain :
Tinggi air pada sumur beerput pada musim kemarau tidak
kurang dari 1,2 m dari dasar.
Jarak dengan sumur minimal 8 m.
Volume air dalam sumuran harus lebih besar dari 1m3.
Apabila sumur tersebut dibuat bulat, maka diameternya tidak
boleh kurang dari 1 m dan apabila dibuat segi empat maka
sisinya harus lebih besar dari 0,9 m.
C. Septic Tank
Septic tank merupakan suatu bak tertutup yang berfungsi sebagai
bangunan pengendap untuk menampung kotoran padat agar
mengalami pengolahan biologis oleh bakteri anaerob dalam
jangka waktu tertentu. Untuk menjaga operasi yang baik, sebuah
septic tank harus hampir terpenuhi dengan cairan, oleh karena itu
septic tank harus kedap air.
Prinsip operasi septic tank dilengkapi sarana pengolahan efluen
berupa bidang resapan atau sumur resapan. Septic tank dengan
peresapan merupakan jenis fasilitas pengolahan air buangan
rumah tangga yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pada
umumnya diterapkan di daerah perumahan yang berpenghasilan
menengah ke atas, perkantoran, perdagangan serta pelayanan
umum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan septic tank
adalah :
6
Diterapkan di daerah dengan kepadatan penduduk <500
jiwa/ha.
Kecepatan daya resap tanah >0,0146 cm/menit dan <1,25
cm/menit.
Dapat dijangkau oleh truk penyedot tinja.
Tersedia lahan untuk bidang peresapan.
2.3.2 Sistem Sanitasi Terpusat
Sistem sanitasi terpusat (offsite sanitation) merupakan sistem
yang pembuangan air rumah tangga (mandi, cuci, dapur dan limbah
kotoran) disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing
rumah ke saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan
secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum di
buang ke badan air penerima. Sistem penyaluran air buangan dapat
dilakukan secara terpisah, tercampur, maupun kombinasi antara
saluran air buangan dengan saluran air hujan (Masduki, 2000).
2.3.2.1 Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem ini dikenal dengan full sewerage, dimana air
buangan domestik dan air hujan dialirkan secara terpisah
melalui saluran yang berbeda. Sistem ini digunakan dengan
pertimbangan antara lain:
- Periode musim hujan dan kemarau lama.
- Kuantitas aliran yang jauh berbeda antara air hujan dan
air buangan domestik.
- Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih
dahulu, sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang ke
badan air penerima.
- Fluktuasi debit (air buangan domestik dan limpasan air
hujan) pada musim kemarau dan musim hujan relatif
besar.
7
- Saluran air buangan dalam jaringan riol tertutup,
sedangkan air hujan dapat berupa polongan (conduit)
atau berupa parit terbuka (ditch).
8
lahan yang cukup luas untuk menempatkan instalasi
pengolahan air buangan.
9
Debit Air Limbah
10
Debit Air Limbah Rata-Rata Harian
Debit Air Limbah Fasilitas
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
menghadap ke Teluk Banten. Luas wilayah Kota Serang sendiri sebesar
±266,71 km².
Jumlah penduduk Kota Serang pada tahun 2021 sebanyak 687.881
jiwa, dengan kepadatan 2.579 jiwa/km2. Kota Serang terdiri dari 6
kecamatan dan 66 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 630.320 jiwa dan luas wilayah 266,71 km2 dengan
kepadatan 2.363 jiwa/km2.
13
Gambar 3.3 Peta Komplek Bungur Indah Serang
No Type Unit
1 Mushola 2
2 TK 1
3 SD 1
4 SMP 1
Dilihat dari aera berisiko sanitasi, Perumahan Bungur Indah
dikategorikan sebagai area berisiko sanitasi sangat rendah. Sebagian besar
masyarakat Perumahan Bungur Indah telah memiliki jamban, dan sisa air
buangan (black water) yang mengandung urine dan tinja akan ditampung ke
dalam tangki septic. Sementara air buangan sisa limbah rumah tangga (grey
water) seperti pada aktivitas mandi, mencuci dan lain-lain akan dialirkan
melalui saluran kecil lalu menuju saluran drainase. Dan disalurkan ke kali
kecil yang ada di belakang STIA Serang.
14
Gambar 3.4 kondisi lingkungan Komplek Bungur Indah
15
Untuk debit perhitungan air limbah yg didapatkan di Perumahan
Bungur Indah terbagi menjadi 2 yaitu limbah domestik dan nondomestik.
Perhitungan debit air limbah ini berdasarkan pada konsumsi air
bersih/org/hari. Besarnya air bersih yg akan menjadi air limbah sebesar 70-
80% dari penggunaan air bersih.
Adapun perhitungan dari estimasi debit limbah tersebut dapat dilihat
dari rumus berikut :
Qave air bersih = kebutuhan air bersih/org/hari x jumlah penduduk
Qave air limbah = (70-80%) x Q ave air bersih
1
Q min = x¿
5
Q ave total limbah = Q total domestik + Q nondomestik
Qpeak = Qave x f peak
3
m
Luas area ( Ha ) x f inf ( /hari)
Qave inf = Ha
86400
Q peak
Jumlah Jumlah Q ave F Q infiltrasi Q md Q min
total
KK Penduduk (m3/detik) peak (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
(L/detik)
0,0000011
210 1500 0,0024 3,34 0,008216 0,0021 0,008
7
Q peak
Jumlah Jumlah Q ave F Q infiltrasi Q md Q min
total
KK Penduduk (m3/detik) peak (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
(L/detik)
0,0000011
210 5.826,33 0,0027 2,3 0,2060 0,9165 0,0061
7
16
Berdasarkan rumus estimasi perhitungan debit limbah tersebut didapatkan
hasil Q peak total pada tahun 2021 sebesar 0,008 L/detik. Sedangkan untuk hasil
Q peak pada tahun 2031 yaitu sebesar 0,0061 L/detik. Adapun rincian hasil
perhitungan estimasi tersebut bisa dilihat dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah debit air limbah yang dihasilkan
dari Perumahan Bungur Indah sebanyak 0,99%.
17
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut, diantaranya ;
1. Kondisi Eksisting di Perumahan Bungur Indah memiliki luas lahan
sebesar 22,128 ha dalam jumlah luas keseluruhan, tapi jika hanya 3 gang
menjadi 13.2768 ha dan jumlah populasi penduduknya sebesar 1500
jiwa dari 210 KK. Dengan fasilitas lingkungan yang ada di Perumahan
Bungur Indah meliputi Mushola dan sekolah.
2. Permasalahan yang ada di Perumahan Bungur Indah adalah rentan
terhadap pencemaran tanah.
3. Solusi yang dapat diberikan pada permasalahan tersebut adalah
dibuatkannya Instalasi Pengolahan Air Limbah secara terpusat agar
sistem pengolahan air buangan yang dikeluarkan dari Perumahan
Bungur Indah sendiri dapat diolah dengan baik dan benar sehingga tidak
menyebabkan pencemaran pada tanah
4. Perkiraan kebutuhan air bersih dan buangan yang ada di Perumahan
Bungur Indah sebagai berikut ;
a. Jumlah kebutuhan air bersih untuk penduduk di Perumahan Bungur
Indah ini membutuhkan air sebanyak 1,3332 m3 m3/detik
b. Jumlah air buangan yang dihasilkan di Perumahan Bungur Indah
sebanyak 0,00246 m3/detik
18
5. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, masa dapat disimpulkan bahwa
untuk perencanaan pembuatan IPAL yang ada di Perumahan Bungur
Indah ini dapat menggunakan IPAL sistem terpusat, karena dilihat dari
jumlah penduduk yang kurang dari 250 orang/Ha. Opsi terpusat akan
paling tepat jika kepadatan rumah tinggi (>250 orang per hektar), ada
pasokan air yang handal di dekat lahan rumah dan apalagi jika curah
hujan cukup untuk mengalirkan padatan melalui saluran tanpa
pemompaan.
5.2 Saran
1. Saran buat penulis selanjutnya yang kami berikan di harapkan untuk
penulis selanjutnya untuk lebih melengkapi data data terkait
perencanaan sistem penyauran air buangan ini. Serta masih kurangnya
dalam penulisan makalah ini penulis penyarankan penulis selanjutnya
mencari lebih banyak referensi
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah mutlak
dan harus dimiliki oleh setiap perumahan atau badan pengolah yang
ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk
dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak
merusak lingkungan serta menyebabkan gangguan pada lingkungan
seperti pencemaran
19
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Website :
https://www.academia.edu/20284511/Pengelolaan_air_buangan
https://id.wikipedia.org/kota serang
20
LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN AIR LIMBAH TAHUN 2021
Penyelesaian :
Q Non Domestik
21
Q ave total = Qdom + Qnon dom
= 0,002 + 0,00046
= 0,00246 m3/detik
22
Q.Inf 3
Luas Area ( ha ) × F . inf m /ha/hari
=
86400
3
13.2768ha × 0,0046 m /ha/hari
=
86400
3
0,0610 m /hari
=
86400
= 0,000000706m3/detik
n
Pn=Po+(1+ r)
¿ 1500+( 1+1,31)10
¿ 1500+( 2,31)10
= 1500 + 4326,33
= 5.826,33 jiwa
Jadi untuk proyeksi penduduk 10 tahun kedepan di Perumahan Komplek
Bungur Indah yaitu sebesar 5.826,33 jiwa
23
Q Non Domestik
24
2,3
= 0,2060 m3/detik
Q.Inf 3
Luas Area ( ha ) × F . inf m /ha/hari
=
86400
3
13.2768ha × 0,0046 m /ha/hari
=
86400
25
3
0,0610 m /hari
=
86400
= 0,000000706 m3/detik
26
27