Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN

PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN DI

KOMPLEK BUNGUR INDAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Penyaluran Air Buangan
Oleh:
Kelompok 1

1. Gina Maslahat (2202191007)


2. Ilham Wahyu Illahi (2201161015)
3. Muhamad Robani (2201191920)
4. Nurul Hidayah (2201191010)
5. Ridwan (2201191019)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan


limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Sistem
Penyaluran Air Buangan yang berjudul Perencanaan Sistem Penyaluran Air
Buangan di Komplek Bungur Indah

Tidak sedikit manfaat yang penulis peroleh dalam membuat Makalah ini,
terutama mengenai Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan di perumahan
Komplek Bungur Indah ini serta wawasan dan masih banyak hal lain yang dapat
penulis petik manfaatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini tidak akan berjalan
lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk ini penulis
ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang diberikan kepada penulis, berupa
bimbingan, petunjuk, pengarahan, motivasi, dan hal positif lainnya yang diberikan
kepada penulis selama penulis menyelesaikan Makalah ini. Ucapan terimakasih
penulis tujukan kepada :

1. Ibu Frebhika Sri Puji Pangesti, ST.,M.Sc selaku Dosen mata kuliah Sistem
Penyaluran Air Buangan
2. Rekan-rekan kelompok 1
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat
limpahan rahmat dari Allah SWT.

Penulis berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi


semua pihak yang berkepentingan selain bagi diri penulis sendiri.Akhir kata
penulis ucapkan terimakasih.

Serang, 26 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

DAFTAR TABEL..............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Buangan.....................................................................3
2.2 Sumber Air Buangan.........................................................................3
2.3 Sistem Pengolahan Air Buangan.......................................................3
2.3.1 Sistem Sanitasi Setempat.........................................................4
2.3.2 Sistem Sanitasi Terpusat..........................................................7
2.3.2.1 Sistem Penyaluran Terpisah.......................................7
2.3.2.2 Sistem Penyaluran Tercampur...................................8
2.3.2.3 Sistem Kombinasi......................................................8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kondisi Eksisting..............................................................................12
3.2 Perhitungan Debit Air Limbah.........................................................15

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................17
4.2 Saran.................................................................................................17

BAB V DAFTAR PUSTAKA


LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Fasilitas Lingkungan di Perumahan Komplek Bungur Indah...............14

Tabel 3.2 Tabulasi Estimasi Perhitungan Air Limbah Tahun 2021......................15

Tabel 3.3 Tabulasi Estimasi Perhitungan Air Limbah Tahun 2031......................16

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kota Serang...............................................................................

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Serang.....................................................................

Gambar 3.3 Site Plant Komplek Bungur Indah....................................................

Gambar 3.4. Kondisi Umum Komplek Bungur Indah..........................................

Gambar 3.5 Saluran Drainase Limbah Komplek Bungur Indah..........................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sekarang ini pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi dapat
berdampak serius terhadap daya dukung lingkungan. Dampak ini harus
ditangani dengan baik agar daya dukung lingkungan tidak menurun. Oleh
karena kenaikan jumlah penduduk, pemakaian air bersih juga mengalami
peningkatan yang berakibat pada peningkatan jumlah air limbah pula.
Pembuangan air limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat mencemari
lingkungan. Khususnya sumber-sumber air baku yang berada di permukaan
ataupun di dalam tanah.
Kota Serang dalam perkembangannya mengalami peningkatan jumlah
penduduk yang berarti juga akan meningkatkan produksi air limbah,
termasuk produksi limbah tinja (black water) rumah tangga yang merupakan
bagian dari air limbah. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dari
berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta dan
masyarakat agar secara bersama dapat mengelola limbah dengan baik untuk
melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan kota.
Pada kasus penelitian yang dilakukan penulis di Komplek Bungur
Indah yang terletak di Komplek Bungur Indah, Sumur Pecung, Kecamatan
Serang, Kota Serang. Penulis melakukan penelitian terkait perencanaan
sistem penyaluran air buangan yang di lakukan di perumahan tersebut.
Dengan luas lahan pada perumahan Komplek Bungur Indah sebesar 221.276
m2 dan jarak antar rumah penduduk dekat, dikhawatirkan tangki septik dan
juga air buangan yang keluar dari setiap rumah dapat menimbulkan
pencemaran pada air tanah. Untuk mengatasi potensi permasalahan tersebut,
penulis menganalisis terkait penyaluran air limbah domestik guna mencegah
pencemaran air tanah terjadi. Dalam analisis tersebut penulis memaparkan

1
terkait kondisi eksisting pada perumahan Komplek Bungur Indah, juga
merencanakan sistem penyaluran air buangan untuk mengetahui sistem
apakah yang tepat dalam penyaluran air buangan yang berada di Komplek
Bungur Indah tersebut dengan memproyeksikan jumlah penduduk dalam 10
tahun ke depan, menghitung kebutuhan air bersih yang diperlukan di daerah
perencanaan, menghitung air buangan yang dihasilkan, serta menentukan
debit air limbah yang meliputi limbah domestik dan nondomestik.
1.2 Rumusan Masalah
Penyaluran air buangan dalam suatu wilayah perlu di terapkan dan
diperhatikan, karena dapat meningkatkan kualitas dari kesehatan serta
lingkungan masyarakat sekitar. Akan tetapi masih banyaknya suatu wilayah
yang belum menerapkan sistem pengolahan air limbah dan memperhatikan
terkait sistem penyaluran air buangan itu sendiri, sehingga menimbulkan
beberapa permasalahan yang cukup serius dengan dampak yang besar,
terutama pada permasalahan kesehatan dan lingkungan. Dari rumusan
masalah tersebut muncul beberapa pertanyaan yaitu:
1. Bagaimanakah kondisi eksisting di Komplek Bungur Indah?
2. Bagaimana kondisi dan permasalahan lingkungan di Komplek Bungur
Indah?
3. Apa saja solusi yang dapat diberikan pada permasalahan tersebut?
4. Berapa perkiraan kebutuhan air bersih dan buangan yang ada di
Komplek Bungur Indah selama 10 tahun ke depan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi eksisting di Komplek Bungur Indah.
2. Untuk mengetahui permasalahan lingkungan yang ada di Komplek
Bungur Indah.
3. Untuk memberi solusi permasalahan lingkungan di Komplek Bungur
Indah.
4. Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih dan buangan 10 tahun ke
depan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Buangan


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang
berwujud cair. Air buangan domestik adalah air buangan yang berasal dari
usaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan
(restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama (KepMenLH
Nomor 112 Tahun 2003).
2.2 Sumber Air Buangan
Sumber air buangan dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu
(Metcalf and Eddy, 2003):
1. Domestik
Sumber domestik berasal dari rumah tangga, pusat perdagangan,
perkantoran dan fasilitas lainnya.
2. Industri
Sumber industri berasal dari limbah industri dengan karakteristik khusus
tergantung jenis industrinya.
3. Infiltrasi
Sumber infiltrasi berasal dari air hujan yang melimpas di atas
permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya
hujan di sekitar daerah pelayanan dan sepanjang perpipaan.
4. Limpasan air
Sumber limpasan air merupakan hasil dari runoff yang berasal dari hujan
dan salju.
2.3 Sistem Pengolahan Air Buangan
Sistem pengelolaan air buangan terbagi dua yaitu sistem sanitasi
setempat (onsite) dan sistem sanitasi terpusat (offsite). Pengelolaan air

3
buangan pada sistem onsite merupakan tanggung jawab pribadi, sedangkan
untuk sistem offsite merupakan pengelolaan air buangan yang dikumpulkan
melalui jaringan penyaluran air buangan ke unit pengolahan air buangan
dalam sebuah zona layanan.
2.3.1 Sistem Sanitasi Setempat
Sanitasi setempat (onsite sanitation) adalah sistem pengelolaan
air buangan dimana air buangan tersebut langsung diolah secara
individual. Sistem ini dipakai bila syarat-syarat teknis lokasi dapat
dipenuhi.
Pada penerapan sistem setempat ada beberapa kriteria yang
harus dipenuhi (DPU, 1989), antara lain :
 Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha.
 Kepadatan penduduk 200-500 jiwa/ha masih mungkin dengan
syarat penduduk tidak menggunakan air tanah.
 Tersedia truk tinja untuk penyedotan.

Kelebihan sistem ini adalah :


 Biaya pembuatan relatif murah.
 Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi
 Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
 Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.

Disamping itu, kekurangan sistem ini adalah :
 Umumnya tidak disediakan untuk air bekas seperti dari dapur,
mandi dan cuci.
 Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan
pemeliharaan tidak dilakukan sesuai aturannya.

Beberapa contoh fasilitas setempat antara lain :

A. Cubluk
Pit privy atau cubluk merupakan sistem pembuangan tinja yang
paling sederhana. Terdiri atas lubang yang digali secara manual
dengan dilengkapi dinding rembes air yang dapat terbuat dari

4
pasangan batu bata berongga, anyaman bambu, dan lain-lain.
Cubluk biasanya berbentuk bulat atau kotak, dengan potongan
melintang sekitar 0,5-1 m2 dengan kedalaman 1-3 m. Hanya
sedikit air yang digunakan untuk menggelontorkan tinja ke
dalam cubluk. Cubluk ini biasanya didesain untuk waktu 5-10
tahun.
Cubluk terbagi atas beberapa jenis, yaitu :
1. Cubluk Tunggal
Cubluk tunggal merupakan jenis cubluk yang mempunyai
satu sumuran untuk menampung tinja. Persyaratan dari
cubluk tunggal dapat dilihat sebagai berikut:
 Muka air tanah lebih dari 1 m di bawah dasar cubluk.
 Penduduk mampu membangunnya.
 Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 200 jiwa/ha.
 Pemakaian dihentikan setelah terisi 75% dan menunggu
paling sedikit 1 tahun untuk digunakan kembali.

2. Cubluk Kembar
Cubluk kembar merupakan jenis cubluk yang memiliki dua
sumuran untuk menampung tinja, akan tetapi penggunaannya
hanya satu sumuran, dan satu lagi disediakan jika yang
satunya sudah mencapai 75%.
 Muka air tanah lebih dari 2 m di bawah dasar cubluk.
 Cocok untuk daerah dengan kepadatan < 50 jiwa/Ha.
 Lokasi pemukiman tidak dilengkapi jalan raya untuk
kendaraan roda 4.
 Pemakaian lubang cubluk pertama dihentikan setelah terisi
75% dan selanjutnya lubang cubluk kedua dapat
difungsikan. Jika lubang cubluk kedua telah terisi 75%,
maka lumpur tinja yang ada di lubang pertama dapat
dikosongkan secara manual dan dapat digunakan untuk

5
pupuk tanaman. Setelah itu lubang cubluk dapat
difungsikan kembali.

B. Beerput
Sistem ini merupakan gabungan antara bak septik dan peresapan.
Oleh karena itu bentuknya hampir sama seperti sumur peresapan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh sistem beerput antara lain :
 Tinggi air pada sumur beerput pada musim kemarau tidak
kurang dari 1,2 m dari dasar.
 Jarak dengan sumur minimal 8 m.
 Volume air dalam sumuran harus lebih besar dari 1m3.
 Apabila sumur tersebut dibuat bulat, maka diameternya tidak
boleh kurang dari 1 m dan apabila dibuat segi empat maka
sisinya harus lebih besar dari 0,9 m.

C. Septic Tank
Septic tank merupakan suatu bak tertutup yang berfungsi sebagai
bangunan pengendap untuk menampung kotoran padat agar
mengalami pengolahan biologis oleh bakteri anaerob dalam
jangka waktu tertentu. Untuk menjaga operasi yang baik, sebuah
septic tank harus hampir terpenuhi dengan cairan, oleh karena itu
septic tank harus kedap air.
Prinsip operasi septic tank dilengkapi sarana pengolahan efluen
berupa bidang resapan atau sumur resapan. Septic tank dengan
peresapan merupakan jenis fasilitas pengolahan air buangan
rumah tangga yang paling banyak digunakan di Indonesia. Pada
umumnya diterapkan di daerah perumahan yang berpenghasilan
menengah ke atas, perkantoran, perdagangan serta pelayanan
umum.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan septic tank
adalah :

6
 Diterapkan di daerah dengan kepadatan penduduk <500
jiwa/ha.
 Kecepatan daya resap tanah >0,0146 cm/menit dan <1,25
cm/menit.
 Dapat dijangkau oleh truk penyedot tinja.
 Tersedia lahan untuk bidang peresapan.
2.3.2 Sistem Sanitasi Terpusat
Sistem sanitasi terpusat (offsite sanitation) merupakan sistem
yang pembuangan air rumah tangga (mandi, cuci, dapur dan limbah
kotoran) disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing
rumah ke saluran pengumpul air buangan dan selanjutnya disalurkan
secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum di
buang ke badan air penerima. Sistem penyaluran air buangan dapat
dilakukan secara terpisah, tercampur, maupun kombinasi antara
saluran air buangan dengan saluran air hujan (Masduki, 2000).
2.3.2.1 Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem ini dikenal dengan full sewerage, dimana air
buangan domestik dan air hujan dialirkan secara terpisah
melalui saluran yang berbeda. Sistem ini digunakan dengan
pertimbangan antara lain:
- Periode musim hujan dan kemarau lama.
- Kuantitas aliran yang jauh berbeda antara air hujan dan
air buangan domestik.
- Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih
dahulu, sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang ke
badan air penerima.
- Fluktuasi debit (air buangan domestik dan limpasan air
hujan) pada musim kemarau dan musim hujan relatif
besar.

7
- Saluran air buangan dalam jaringan riol tertutup,
sedangkan air hujan dapat berupa polongan (conduit)
atau berupa parit terbuka (ditch).

Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran


mempunyai dimensi yang relatif kecil sehingga
memudahkan dalam konstruksi serta operasi dan
pemeliharaannya. Kelemahan dari sistem ini adalah
memerlukan tempat luas untuk jaringan masing-masing
sistem saluran.

Beberapa alternatif dari sistem penyaluran air buangan


secara terpisah adalah sebagai berikut :

1. Sistem Penyaluran Konvensional


2. Sistem Shallow Sewer
3. Sistem Small Bore Sewer
2.3.2.2 Sistem Penyaluran Tercampur
Pada sistem ini, air buangan disalurkan bersama dengan
limpasan air hujan dalamsatu saluran tertutup. Dasar
pertimbangan diterapkan sistem ini antara lain :
- Debit air hujan dan air buangan secara umum relatif kecil
sehingga dapat disatukan.
- Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.

Kelebihan sistem ini adalah hanya diperlukannya satu


jaringan sistem penyaluran air buangan, sehingga dalam
operasi dan pemeliharaannya lebih ekonomis. Selain itu
terjadi pengurangan konsentrasi pencemar air buangan
karena adanya pengenceran dari air hujan. Kelemahannya
adalah diperlukannya perhitungan debit air hujan dan air
buangan yang cermat. Selain itu karena salurannya tertutup,
maka diperlukan ukuran riol berdiameter besar serta luas

8
lahan yang cukup luas untuk menempatkan instalasi
pengolahan air buangan.

2.3.2.3 Sistem Kombinasi


Sistem ini dikenal dengan istilah “interceptor” dimana air
buangan dan air hujan disalurkan bersama-sama sampai
tempat tertentu baik melalui saluran terbukamaupun saluran
tertutup tetapi sebelum mencapai lokasi instalasi
pengolahanantara air buangan dan air hujan dipisahkan
melalui bangunan regulator.
Air buangan dimasukkan ke saluran pipa induk untuk
disalurkan ke lokasi pembuangan akhir, sedangkan air hujan
langsung dialirkan ke badan air penerima. Pada musim
kemarau air buangan akan masuk seluruhnya ke pipa induk
dan tidak akan mencemari badan air. Sistem ini diterapkan
pada:

- Daerah yang dilalui sungai yang airnya dimanfaatkan


untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya sebagai
bahan baku penyediaan air bersih sehingga penting untuk
dilindungi dari pencemaran.

- Daerah yang untuk program jangka panjang


direncanakan akan diterapkan sistem saluran secara
konvensional. Karena itu pada tahap awal dapat
dibangun saluran pipa induk yang untuk sementara dapat
dimanfaatkan sebagai saluran air hujan.

9
Debit Air Limbah

Debit Air Limbah Rata-rata

10
 Debit Air Limbah Rata-Rata Harian
 Debit Air Limbah Fasilitas

 PERHITUNGAN KONSUMSI NON DOMESTIK


Qnon dom = Σ Fasilitas x Q air bersih

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Eksisting


Kota Serang merupakan salah satu dari empat kota di Provinsi Banten.
Kota ini berada di bagian barat provinsi Banten, serta di kelilingi oleh
Kabupaten Serang sebelah selatan, barat, dan timur dan laut jawa di sebelah
utara. Kota Serang dilintasi Jalan Tol Jakarta-Merak dan juga dilintasi jalan
kereta api Merak-Tanah Abang. Peta Kota Serang dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Peta Kota Serang


Secara topografi muka tanah, Kota Serang berada di hamparan dataran
rendah yang ketinggiannya ≤50 meter dan jenis tanah yang mendominasi
permukaan tanah di kota ini adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu,
regosol kelabu coklat, litosol, dan latosol kemerah-merahan. Kota ini pun
menjadi muara dari salah satu sungai utama di Provinsi Banten yakni Sungai
Cibanten. Kota Serang berada di tengah Kabupaten Serang dan berada di
pesisir utara Pulau Jawa. Secara keseluruhan, Kota Serang hanya berbatasan
langsung dengan Kabupaten Serang, kecuali sisi utaranya langsung

12
menghadap ke Teluk Banten. Luas wilayah Kota Serang sendiri sebesar
±266,71 km².
Jumlah penduduk Kota Serang pada tahun 2021 sebanyak 687.881
jiwa, dengan kepadatan 2.579 jiwa/km2. Kota Serang terdiri dari 6
kecamatan dan 66 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017
diperkirakan sebesar 630.320 jiwa dan luas wilayah 266,71 km2 dengan
kepadatan 2.363 jiwa/km2.

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Serang

Kota Serang beriklim sama dengan kota-kota indonesia pada


umumnya yaitu iklim tropis. Berdasarkan klasifikasi iklim, wilayah kota
Serang sebagian besar beriklim muson tropis dengan dua pola musim yang
dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Curah hujan tahunan di Kota Serang berkisar pada angka 1000-
2000 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar antara 120-160
hari hujan per tahun. Suhu udaraa di Kota Serang pertahunnya berada di
angka 21o-33oC.

Perumahan Komplek Bungur Indah terletak di jl. Trip Jamaksari


Perumahan Bungur Indah, Sumurpecung, Serang, Kota Serang, Banten
42118 dengan luas lahan sebesar 221.276 m2 dan jumlah populasi
penduduknya sebesar 1500 jiwa dari 210 KK.

13
Gambar 3.3 Peta Komplek Bungur Indah Serang

Perumahan Bungur Indah dilengkapi dengan fasilitas lingkungan yang


ada di Perumahan Komplek Bungur Indah meliputi Mushola dan sekolah
seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Fasilitas Lingkungan di Perumahan Bungur Indah

No Type Unit
1 Mushola 2
2 TK 1
3 SD 1
4 SMP 1
Dilihat dari aera berisiko sanitasi, Perumahan Bungur Indah
dikategorikan sebagai area berisiko sanitasi sangat rendah. Sebagian besar
masyarakat Perumahan Bungur Indah telah memiliki jamban, dan sisa air
buangan (black water) yang mengandung urine dan tinja akan ditampung ke
dalam tangki septic. Sementara air buangan sisa limbah rumah tangga (grey
water) seperti pada aktivitas mandi, mencuci dan lain-lain akan dialirkan
melalui saluran kecil lalu menuju saluran drainase. Dan disalurkan ke kali
kecil yang ada di belakang STIA Serang.

14
Gambar 3.4 kondisi lingkungan Komplek Bungur Indah

Gambar 3.5 Saluran Drainase Komplek Bungur indah


Sistem pengelolaan air limbah yang direncanakan akan melayani
permukiman yang berada disekitar lokasi IPAL yaitu di Perumahan Bungur
Indah. Limbah dari daerah pelayanan akan dialirkan secara gravitasi dan
kemudian diolah dengan menggunakan IPAL sistem terpusat direncanakan
akan melayani total 1860 rumah dan dibagi menjadi zona pelayanan untuk
mengoptimalkan sistem pengaliran secara gravitasi serta mempertimbangkan
lahan yang tersedia, dengan luas area pelayanan yang ada di Perumahan
Bungur Indah.

3.2 Perhitungan Debit Air Limbah

15
Untuk debit perhitungan air limbah yg didapatkan di Perumahan
Bungur Indah terbagi menjadi 2 yaitu limbah domestik dan nondomestik.
Perhitungan debit air limbah ini berdasarkan pada konsumsi air
bersih/org/hari. Besarnya air bersih yg akan menjadi air limbah sebesar 70-
80% dari penggunaan air bersih.
Adapun perhitungan dari estimasi debit limbah tersebut dapat dilihat
dari rumus berikut :
 Qave air bersih = kebutuhan air bersih/org/hari x jumlah penduduk
 Qave air limbah = (70-80%) x Q ave air bersih
1
 Q min = x¿
5
 Q ave total limbah = Q total domestik + Q nondomestik
 Qpeak = Qave x f peak
3
m
Luas area ( Ha ) x f inf ( /hari)
 Qave inf = Ha
86400

Tabel 3.2 Tabulasi Estimasi Perhitungan Air Limbah Tahun 2021

Q peak
Jumlah Jumlah Q ave F Q infiltrasi Q md Q min
total
KK Penduduk (m3/detik) peak (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
(L/detik)
0,0000011
210 1500 0,0024 3,34 0,008216 0,0021 0,008
7

Tabel 3.3 Tabulasi Estimasi Perhitungan Air Limbah Tahun 2031

Q peak
Jumlah Jumlah Q ave F Q infiltrasi Q md Q min
total
KK Penduduk (m3/detik) peak (m3/detik) (m3/detik) (m3/detik)
(L/detik)
0,0000011
210 5.826,33 0,0027 2,3 0,2060 0,9165 0,0061
7

16
Berdasarkan rumus estimasi perhitungan debit limbah tersebut didapatkan
hasil Q peak total pada tahun 2021 sebesar 0,008 L/detik. Sedangkan untuk hasil
Q peak pada tahun 2031 yaitu sebesar 0,0061 L/detik. Adapun rincian hasil
perhitungan estimasi tersebut bisa dilihat dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah debit air limbah yang dihasilkan
dari Perumahan Bungur Indah sebanyak 0,99%.

17
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka
didapatkan kesimpulan sebagai berikut, diantaranya ;
1. Kondisi Eksisting di Perumahan Bungur Indah memiliki luas lahan
sebesar 22,128 ha dalam jumlah luas keseluruhan, tapi jika hanya 3 gang
menjadi 13.2768 ha dan jumlah populasi penduduknya sebesar 1500
jiwa dari 210 KK. Dengan fasilitas lingkungan yang ada di Perumahan
Bungur Indah meliputi Mushola dan sekolah.
2. Permasalahan yang ada di Perumahan Bungur Indah adalah rentan
terhadap pencemaran tanah.
3. Solusi yang dapat diberikan pada permasalahan tersebut adalah
dibuatkannya Instalasi Pengolahan Air Limbah secara terpusat agar
sistem pengolahan air buangan yang dikeluarkan dari Perumahan
Bungur Indah sendiri dapat diolah dengan baik dan benar sehingga tidak
menyebabkan pencemaran pada tanah
4. Perkiraan kebutuhan air bersih dan buangan yang ada di Perumahan
Bungur Indah sebagai berikut ;
a. Jumlah kebutuhan air bersih untuk penduduk di Perumahan Bungur
Indah ini membutuhkan air sebanyak 1,3332 m3 m3/detik
b. Jumlah air buangan yang dihasilkan di Perumahan Bungur Indah
sebanyak 0,00246 m3/detik

18
5. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, masa dapat disimpulkan bahwa
untuk perencanaan pembuatan IPAL yang ada di Perumahan Bungur
Indah ini dapat menggunakan IPAL sistem terpusat, karena dilihat dari
jumlah penduduk yang kurang dari 250 orang/Ha. Opsi terpusat akan
paling tepat jika kepadatan rumah tinggi (>250 orang per hektar), ada
pasokan air yang handal di dekat lahan rumah dan apalagi jika curah
hujan cukup untuk mengalirkan padatan melalui saluran tanpa
pemompaan.
5.2 Saran
1. Saran buat penulis selanjutnya yang kami berikan di harapkan untuk
penulis selanjutnya untuk lebih melengkapi data data terkait
perencanaan sistem penyauran air buangan ini. Serta masih kurangnya
dalam penulisan makalah ini penulis penyarankan penulis selanjutnya
mencari lebih banyak referensi
2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah mutlak
dan harus dimiliki oleh setiap perumahan atau badan pengolah yang
ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke badan air sudah masuk
dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak
merusak lingkungan serta menyebabkan gangguan pada lingkungan
seperti pencemaran

19
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Website :

https://www.academia.edu/20284511/Pengelolaan_air_buangan

https://id.wikipedia.org/kota serang

Diakses pada hari Jumat, 2 Desember 2021 pukul 14:15 WIB

20
LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN AIR LIMBAH TAHUN 2021

Diketahui : Luas Area = 221296 m2 = 22,128 ha


=132.7776 m2 = 13.2768 ha
Jumlah penduduk = 1500 orang
Fasilitas Pendidikan = 4 unit, Σ Murid = 984 murid
Fasilitas Ibadah = 2 unit

Ditanyakan Qab =…? Qmd =…?


Qnon dom =…? Qmin =… ?
Qave total =…?

Penyelesaian :

Qab = Fab × Q air Limbah × Σ Penduduk


= 80% × 150 liter/orang/hari × 1500 orang
180
= 180000 = = 0,002 m3/detik
86400

Q Non Domestik

Fasilitas Pendidikan Qnd = 4 unit × 10 liter/murid/hari × 984 murid


= 39360 liter/hari
= 0,0004 m3/detik
Fasilitas Ibadah Qnd = 2 unit × 3000 liter/unit/hari
= 6000 liter/hari
= 0,00006 m3/detik
Q nd total = fasilitas penduduk + fasilitas ibadah
= 0,0004 + 0,00006
= 0,00046 m3/detik

21
Q ave total = Qdom + Qnon dom
= 0,002 + 0,00046
= 0,00246 m3/detik

Qmd = fp × Qave total Nilai fp didapat dari


= 3,34 × 0,00246 m3/detik grafik (terlampir), Karena
= 0,008216 m3/detik Nilai Q terlalu kecil,
sehingga nilai fp
digunakan nilai minimum.

Qmin = 0,2 × p0,2 × Q air limbah


= 0,2 × (1500)0,2 × 0,0024
= 0,0021 m3/detik

22
Q.Inf 3
Luas Area ( ha ) × F . inf m /ha/hari
=
86400
3
13.2768ha × 0,0046 m /ha/hari
=
86400
3
0,0610 m /hari
=
86400
= 0,000000706m3/detik

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK DALAM 10 TAHUN KEDEPAN DI


PERUMAHAN KOMPLEK BUNGUR INDAH

Diketahui : Po = 1500 jiwa


r = 1,31
n = 10 tahun
Ditanya : Jumlah penduduk dalam 10 tahun kedepan?
Jawab :
Untuk perhitungan jumlah penduduk menggunakan metode Geometri
Perumahan Bungur Indah mempunyai 210 KK, dengan rata-rata per KK
sejumlah 5 orang. Jadi untuk total jumlah penduduknya sebesar 1500 jiwa

n
Pn=Po+(1+ r)

¿ 1500+( 1+1,31)10

¿ 1500+( 2,31)10

= 1500 + 4326,33
= 5.826,33 jiwa
Jadi untuk proyeksi penduduk 10 tahun kedepan di Perumahan Komplek
Bungur Indah yaitu sebesar 5.826,33 jiwa

PERHITUNGAN ESTIMASI AIR LIMBAH TAHUN 2031

Qab = Fab × Q air Limbah × Σ Penduduk


= 80% × 150 liter/orang/hari × 5.826,33 orang
= 699159,6 = 0,8092 m3/detik

23
Q Non Domestik

Fasilitas Pendidikan : Qnd = 4 unit × 10 liter/murid/hari × 984 murid


= 39360 liter/hari
= 0,0004 m3/detik
Fasilitas Ibadah : Qnd = 2 unit × 3000 liter/unit/hari
= 6000 liter/hari
= 0,00006 m3/detik
Q nd total = fasilitas penduduk + fasilitas ibadah
= 0,0004 + 0,00006
= 0,00046 m3/detik

Q ave Total = Qdom + Qnon dom


= 0,8092 + 0,00046
= 0,0896 m3/detik

24
2,3

Qmd = fp × Qave total

= 2,3 × 0,0896 m3/detik

= 0,2060 m3/detik

Qmin = 0,2 × p0,2 × Q air limbah


= 0,2 × (5.826,33)0,2 × 0,8092
= 0,9165 m3/detik

Q.Inf 3
Luas Area ( ha ) × F . inf m /ha/hari
=
86400
3
13.2768ha × 0,0046 m /ha/hari
=
86400

25
3
0,0610 m /hari
=
86400
= 0,000000706 m3/detik

1. Perhitungan kebutuhan air bersih di Perumahan Komplek Bungur Indah

Gang 1 412 x 5 orang = 2060 x 150 lt/org/hari = 309000lt/org/hari = 0,3576 m3/detik


Gang 2 595 x 5 orang = 2975 x 150 lt/org/hari = 446250 lt/org/hari = 0,5164 m3/detik
Gang 3 493 x 5 orang = 2465 x 150 lt/org/hari = 369750 lt/org/hari = 0,4592 m3/detik
Jumlah 1,3332 m3/detik

Jadi jumlah kebutuhan air bersih untuk penduduk di Perumahan Komplek


Bungur Indah ini membutuhkan air sebanyak 1,3332 m3/detik

LAMPIRAN 3. DOKUMENTASI FOTO

26
27

Anda mungkin juga menyukai