TEKNOLOGI BERSIH
TEKNOLOGI PENANGANAN LIMBAH CAIR DAN ATURANNYA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan
segala nikmat dan karunia Nya, karena berkat karunianya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Teknologi Bersih. Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan kepada Rasulullah SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan memotivasi serta
memberi masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Makalah ini berjudul ‘’TEKNOLOGI PENANGANAN LIMBAH CAIR DAN ATURANNYA’’ yakni
makalah yang menerangkan tentang proses penurunan yang di sebabkan oleh beban di atas. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis memohon maaf apabila
didalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan dan sebagainya. Kami mengharapkan saran
serta kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.
Tertanda
Kelompok I
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memaparkan bagaimana proses pengolahan
limbah cair yang dapat merusak lingkungan, sehingga kita dapat mengetahui bagaimana
seharusnya menangani limbah tersebut dengan tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu limbar cair?
2. Penangan apa saja teknologi limbah cair?
3. Aturan-aturan apa dalam penanganan limbah cair?
C. Manfaat
1. Untuk Mengetahui Limbah Cair itu seperti apa.
2. Untuk mengetahui penanganan teknologi bersih limbah cair.
3. Untuk mengetahui aturan-aturan dalam penanganan limbah cair.
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan
atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah cair tersebut
memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair untuk
mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste
minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai
kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan
segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair
dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi
kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan.
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak
terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar,
restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut
belum mendapatkan perhatian yang serius. Sebenarnya, keberadaan limbah cair dapat memberikan nilai
negatif bagi suatu kegiatan industri. Namun, penanganan dan pengolahannya membutuhkan biaya yang
cukup tinggi sehingga kurang mendapatkan perhatian dari kalangan pelaku industri, terutama kalangan
industri kecil dan menengah.
B. Teknologi Pengelolahan Limbah Cair
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan. Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
1. Secara Alami
Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi.
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar
sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam
anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan
kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah,
cara ini direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.
2. Secara Buatan
Pengolahan air limbah dengan buantan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan
pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan
lanjutan).
a. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya masih
belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air.
b. Vibrio Cholera Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah
yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
c. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air
limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah
tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.
d. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air hasil
pengolahan.
e. Shigella Spp
Adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang tercemar. Adapun cara
penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan
makanan, lalat dan tanah.
f. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap
pengolahan.
h . Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran (aborsi)
pada domba.
i. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal
dari sanatorium.
j. Leptospira
dalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
k. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang
mengandung kista.
l. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati
pengolahan air limbah.
m. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.
n. Ascaris Spp.
Enterobius Spp Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil
pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan
menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian akan
menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal
ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan
karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di
dalam air limbah tersebut.
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi
bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-
bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu
dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi
memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami
proses pembusukan dari zat organic yang ada didalamnya.Sebagai akibat selanjutnya adalah
timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung.
Pada bangunan pengolah air limbh sumber utama dari bau berasal dari :
a. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain yang
melewati bangunan pengolahan.
b. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
c. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam cara antara lain :
a. Secara Fisik
Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui pembakaran pada suhu
yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi kebutuhan suhu yang tinggi dapat
dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah juga bisa diterapkan dengan
melewatkan udara ke dalam hamparan atau lapisan. Gas yang berkontak dengannya akan
diserap sehingga bau akan dapat dikurangi, begitu juga halnya dengan penyerapan melalui
pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke dalam limbah cair adalah salah satu cara yang bisa
diterapkan untuk menjaga proses terjadinya pengolahan anaerobdapat dihindari sehingga gas
yang ditimbulkan karena proses tersebut dapat dihindari.Penggunaan menara (tower) juga
dapat dipergunakan untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui
proses pengenceran di udra terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai langsung
kedaerah pemukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.
b. Secara Kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara melewatkan gas pada
cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk menghilangkan bau. Apabila kadar
karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya
ini merupakan salah satu penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada
pengolahan air limbah merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari.
Adapun bahan yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator adalah hydrogen peroksida.
Pengendapan dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida dengan gram
metal khususnya besi.
c. Secara Biologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau dimasukkan ke
dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang berbau. Penggunaan menara
khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun jenis menara itu diisi dengan media
plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya bakteri.
Sumber Air Limbah Air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain :
1. Rumah tangga Contoh : air bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi, dan sebagainya.
2. Perkotaan Contoh : air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-tempat
ibadah.
3. Industri Contoh : air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat dan pabrik karet. Air limbah
rumah tangga sebagian besar mengandung bahan organik sehingga memudahkan di dalam
pengolahannya.
Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengolahannya karena mengandung pelarut mineral, logam
berat, dan zat-zat organik yang bersifat toksik. Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu
masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Kebiasaan manusia Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.
2. Penggunaan sistem pembuangan kombinasi atau terpisah Pada sistem kombinasi, volume air limbah
bervariasi dari 80-100 galon atau lebih per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume limbah
mencapai rata-rata 25- 50 galon per kapita.
3. Waktu Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi bergantung pada waktu
dalam sehari dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air yang menyebabkan air
limbah semakin banyak, sedangkan di tengah hari volumenya lebih sedikit, dan di malam hari agak
meningkat lagi.
F. Cara Penanganan Limbah Cair
1. PENYARINGAN
Limbah cair bisa di saring / difiltrsi unt memisahkan partikel tersusensi dari air.
2. FLOTASI
Flotasi merupakan proses penanganan limbah dengan cara membuang dan memisahkan partikel yang
mengapung diatas permukaan air.
3. ABSORBSI/ PENYERAPAN
Proses absorbsi ini dilakukan dengan menggunakan karbon sehngga partikel yang tidak dibutuhkn bisa
terserap dan terpisah dari air.
4. PENGENDAPAN
Pengendapan diakukan dengan tujan supaya bahan yangtidak mudah larut bisa terpisah dari air. Proses
ini dilakukan dengan cara menambahkan elektrolit.
5. PENYISIHAN
Penyisihan dapat dilakuan dengan cara mengoksidsi limbah cair sehingga zatorganis beracun bisa
terpisah dari air.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sedangkan menurut
Sugiharto air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat, rumah tangga dan juga yang
berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Begitupun dengan Metcalf &
Eddy mendefinisikan limbah berdasarkan titik sumbernya sebagai kombinasi cairan hasil buangan
rumah tangga (permukiman), instansi perusahaaan, pertokoan, dan industri dengan air tanah, air
permukaan, dan air hujan. Pengelolaan limbah cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk
meminimalkan limbah yang terjadi, volume limbah minimal dengan konsentrasi dan toksisitas yang juga
minimal. Sedangkan pengelolaan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk
menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung didalamnya sehingga limbah
cair tersebut memenuhi syarat untuk dapat dibuang. Dengan demikian dalam pengolahan limbah cair
untuk mendapatkan hasil yang efektif dan efisien perlu dilakukan langkah-langkah pengelolaan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan dimulai dengan upaya minimisasi limbah (waste
minimization), pengolahan limbah (waste treatment), hingga pembuangan limbah produksi (disposal).
Terciptanya pemahaman pengusaha bahwa di samping hasil utama yang diharapkan, terdapat
limbah yang menimbulkan dampak negative di mana hal tersebut tidak bisa dianggap sepele. Melihat
keseriusan para pengusaha dalam pengelolaan limbah produknya, tercermin dari upaya pengadaan
IPAL dengan melibatkan pihak-pihak kompeten, penggalangan dana yang relative besar serta
pengelolaan operasional yang teratur, dapat disimpulkan bahwa dalam batas-batas tertentu
perusahaan semisal perusahaan tahu yang tergabung dalam Paguyuban Sari Putih Karanganom, mulai
mengarah Kepada sistem usaha yang moderen.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana sebenarnya Penangan
Limbah Cair, dan seperti apa itu limbah cari itu dalam menyikapi Ilmu pengetahuan, Limbah Cair. Selain
itu, para pembaca juga diharapkan mampu memahami bagaimana Penanganan Limbah Cair dan
Aturannya tersebut. Akan tetapi makalah kami masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran dari
pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah kami berikutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood, A.L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Iswari, S.R. 1997. Potensi Cemaran Pb sebagai Racun Syaraf perlu Diwaspadai (Media Pendidikan
MIPA). Semarang: IKIP Semarang Press.
Khopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Bombay: Institut Teknologi India.
Rohmatun, 2006, Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air Tanah dengan Oksidasi H 2O2 –
UV, (diakses 25 Juli 2006.
Vogel, 1979, Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, Longman Group Limited,
London.
Vogel, A.I. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi kelima. Penerjemah: Setiono
dan Hadyana Pudjaatmaka, Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Williams, M.C dan Cokal, E.J. 1986. Masking, Chelation, and Solvent Extractionfor The Determination of
Sub-Parts-per-Million Levelsof Trace Elements in High Iron and Salt Matrices. Analitycal Chemistry. New
Mexico: University of New Mexico.
Yulianto Teguh, 2005, “Penetapan Kadar Besi (Fe) dalam Air Sumur di Dusun Waringinrejo secara
Spektrofotometri UV-Vis, KTI,” Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi Surakarta.