Anda di halaman 1dari 22

PENGELOLAAN SAMPAH PADAT DAN LIMBAH CAIR

“SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DILINGKUNGAN INDUSTRI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
KELAS KESLING A

FAZRI WAHYUDI (J1A121140)


MAWADDATUL WARAHMA (J1A121158)
KRISTIANTI MANGNGA (J1A121153)
NURZANI (J1A121174)
ELSA (J1A121256)
INDRAYANTI FAUZIAH (J1A121269)
JUMIATI (J1A121275)
LILIS (J1A121280)
RAHMA CAHYANI (J1A121306)
STEFAZZA PUTRI ZAAMA (J1A121320)

FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem
Pengelolaan Limbah Cair Dilingkungan Industri ” ini tepat pada waktunya. Salawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semogah kita
mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang penulis tulis ini masih
jauh dari kata sempurnah. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantiakan demi kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah lain
kedepannya.

Kendari, 21 November 2023

KELOMPOK 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Defenisi Limbah.................................................................................................. 5
B. Defenisi Limbah Cair .......................................................................................... 6
C. Klasifikasi Limbah Cair ...................................................................................... 6
D. Pengelolaan Limbah Cair Industri ...................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................... 9
A. Teknik pengolahan limbah cair industri ............................................................. 9
B. Mikroorganisme Yang Terkandung dalam Limbah Cair Industri .................... 11
C. Jenis Pengolahan Limbah Cair Industri ............................................................ 12
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengolahan Limbah Cair Industri Secara
Biologis ............................................................................................................. 14
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan limbah cair industry secara
kimiawi ............................................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air limbah merupakan air yang keluar dan tidak terpakai lagi dari suatu
aktivitas (industri, rumah tangga, supermarket, hotel, dan sebagainya). Air limbah ini
biasanya mengandung berbagai zat pencemar (kontaminan) seperti padatan
tersuspensi, padatan terlarut, logam berat, bahan organik, bahan beracun, dan dapat
bertemperatur tinggi. Air limbah ini umumnya akan dibuang ke badan air penerima
seperti sungai, laut dan kedalam tanah. Pembuangan air limbah dengan kandungan
berbagai zat pencemar mengakibatkan terjadinya pencemaran pada sungai, laut, tanah
dan bahkan mencemari udara.
Limbah cair merupakan cairan yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah
cair ini umumnya akan dikumpulkan terlebih dahulu kemudian akan mengalami
proses pengolahan ataupun kadang kala langsung di buang ke perairan atau
lingkungan. Pembuangan limbah cair langsung ke lingkungan akan sangat
membahayakan karena kemungkinan adanya bahan-bahan berbahaya dan beracun
ataupun kandungan limbah yang ada tidak mampu dicerna oleh mikroorganisme yang
ada dilingkungan.
Dalam upaya mengurangi bahaya limbah cair pada lingkungan saat dibuang
maka pengetahuan tentang karakerist ik limbah sangat penting. Karakteristik limbah
umumnya dikelompokkan dalam karakteristik fisik, kimia, dan biologis. Karakteristik
fisik mencakup suhu, warna, bau, dan kekeruhan. Karakteristik kimia mencakup
BOD, COD, kesadahan, PH, dan sebagainya sedangkan karakteristik biologis adalah
ragam organisme yang ada pada limbah tersebut.
Tujuan dari pengolahan limbah cair industri adalah memisahkan atau
menghilangkan bahkan ataupun padatan baik yang terlarut ataupun mengapung di
dalam air yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan yang digunakan
ataupun menggangu proses penanganan limbah cair pada tahapan selanjutnya.
Manfaat pengolahan air limbah industri adalah mengurangi pencemaran air karena air
yang tercemar harus diolah untuk menghilangkan unsur-unsur beracun sehingga tidak
mencemari laut dan mengurangi pencemaran lingkungan agar mencegah penyakit dan
menjaga kesehatan manusia. Guna mengurangi limbah cair bagi lingkungan maka
dilakukan proses pengolahan, proses pengolahan akan berlangsung dengan baik

1
apabila sebelumnya telah melalui tahap penelitian dan pengembangan. Dalam
penelitian seringkali digunakan limbah secara langsung dengan tambahan perlakuan
seperti pengenceran, pengaturan PH, ataupun lainnya.
Kualitas air yang buruk berisiko bagi kesehatan masyarakat, keamanan
makanan serta layanan dan fungsi ekosistem lainnya. Air limbah domestik yang tidak
diolah mengandung patogen, organik, dan nutrisi, sedangkan air limbah dari industri
dan perusahaan lain, selain muatan organik, mungkin juga mengandung berbagai zat
berbahaya, termasuk logam berat. Kontak air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu
dapat merusak lingkungan, menyebabkan penyakit tersebar luas dan keruskan
ekosistem. Akhirnya, pencemaran air membatasai kesempatan untuk penggunaan
yang aman dan produktif dan penggunaan kembali sumber air untuk menambah
pasokan air tawar, terutama di daerah yang sulit air.Tingkat atau peringkat kapasitas
lingkungan perumahan untuk memenuhi kebutuhan penghuninya dikenal sebagai
kualitasnya.
Limbah dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dari masing-masing peraturan
tersebut dapat disimpulkan bahwa Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang
penting keberadaannya dan wajib dimiliki oleh setiap kegiatan industri yang
mengharuskan mengolah air limbahnya sampai standar yang diijinkan. Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL) merupakan upaya untuk mengelola dan mengolah
limbah cair industri yang mengandung bahan-bahan berbahaya supaya limbah yang
dibuang ke lingkungan tidak mencemari lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya isu pencemaran lingkungan dan tetap terjaganya
keseimbangan alam dari segi kuantitas maupun kualitas perlu adanya pihak yang
bertugas dan bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan yang menghasilkan
limbah yang berbahaya bagi lingkungan dan sekitarnya.
Limbah merupakan masalah umum dari sebuah industri, limbah yang di buang
secara langsung tanpa pengolahan akan sangat mencemari lingkungan. Peraturan
pemerintah tentang pembuangan limbah serta sangsi yang diberikan turut membantu
mengurangi permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan limbah industri.
Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended solids
(TSS). Parameter - parameter organik ini berpotensi menimbulkan pencemaran yang
tinggi.

2
Pengelolaan limbah cair umumnya dilakukan pengelola dan dipantau secara
berkala oleh instansi terkait yaitu Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, Dinas
Perindustrian dan Badan POM. Pengelola IKM tidak hanya bertugas untuk
pengumpulan limbah cair namun juga termasuk kegiatan-kegiatan penanganan limbah
cair dan pembersihan rumah produksi seperti menyapu, mengepel, membersihkan
bagian-bagian yang berdebu dan kotor dari semua area dan unit. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, area dan unit-unit di IKM tahu dan minyak kelapa dalam
kondisi cukup bersih, meskipun demikian terdapat beberapa IKM yang belum
menerapkan sanitasi dengan baik. Hasil wawancara terhadap pemilik IKM tahu dan
IKM minyak kelapa menunjukkan beberapa kelemahan dan kekuatan serta peluang
dan ancaman dalam pengelolaan limbah cair di IKM Kabupaten Gorontalo. Pemetaan
terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilakukan dengan menggunakan
SWOT. Analisis SWOT merupakan sebuah tools yang umumnya digunakan dalam
menentukan posisi sebuah usaha dalam merancang strategi bisnis berdasarkan faktor
internal dan eksternal sebuah organisasi bisnis (Devi et al., 2022). (Phadermrod et al.,
2019) Faktor internal adalah faktor dimana perusahaan IKM dapat mengontrol seluruh
sumberdaya yang dimiliki oleh IKM yang dapat membantu IKM tersebut untuk turut
tumbuh dan berkembang.
Metode baru dalam pengolahan limbah yang sekarang ini sedang berkembang
adalah metode pengolahan limbah industri dengan teknologi plasma. Teknologi
plasma, merupakan alternatif bagi industri dalam mengolah limbah cairnya.
Teknologi ini dipilih karena dalam proses teknisnya tidak memerlukan lahan yang
luas, biaya yang tinggi serta bahan kimia untuk menurunkan kandungan pencemar
dalam limbah. Proses teknis plasma ini adalah dengan memanfaatkan arus listrik,
dengan demikian teknologi plasma ini hanya tergantung pada kuat arus dan bahan
elektroda yang dipakai dalam proses pengolahan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas, antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengelolaan limbah cair industri.
2. Untuk mengetahui apa saja mikroorganisme yang terkandung dalam limbah
cair industri.
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis pengolahan limbah cair industri.

3
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan limbah cair
industri secara biologi.
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan limbah cair
industri secara kimiawi.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang Sistem Pengelolaan Limbah Cair
Dilingkungan Industri.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui Teknik pengelolaan Limbah Cair industri
b. Mahasiswa dapat mengetahui Mikroorganisme yang terkandung dalam
limbah cair industri.
c. Mahasiswa dapat mengetahui Jenis-jenis pengolahan limbah cair industri.
d. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengelolaan limbah cair industri secara biologi
e. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pengelolaan limbah cair industri secara kimiawi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Limbah
Limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi
masyarakat jika tidak dikelola dengan baik (Muhammad Huda, 2020). Limbah
merupakan sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia dan Limbah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga) (Faizah I, 2021).
Menurut keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang
prosedur impor limbah, menyebutkan bahwa limbah adalah barang atau bahan sisa
dan bekas dari kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah. Lalu,
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999, limbah didefinisikan
sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Dengan kata
lain, limbah adalah barang sisa dari suatu kegiatan yang sudah tidak bermanfaat atau
bernilai ekonomi lagi. Berikut pengertian limbah menurut para ahli:
1. Susilowarno
Pengertian limbah ini ialah sisa atau hasil sampingan dari kegiatan atau aktivitas
manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Karmana
Definisi limbah ini merupakan sisa atau sampah dari suatu proses kegiatan atau
aktivitas manusia yang bisa menjadi bahan polutan di suatu lingkungan.
3. Cahyono Budi Utomo
Menurut Cahyono Budi Utomo, pengertian limbah ini ialah suatu zat atau benda
yang timbul sebagai hasil dari kegiatan atau aktivitas manusia yang tidak digunakan
lagi dan dibuang.
4. Hieronymus Budi Santoso
Menurut Hieronymus Budi Santoso, pengertian limbah ini ialah bahan yang
dibuang/ terbuang dari hasil aktivitas atau kegiatan manusia atau segala bentuk proses
alam, serta tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan bisa merugikan manusia.
5. Deden Abdurahman
Menurut Deden Abdurahman, pengertian limbah ini ialah buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri atau juga domestik (rumah
tangga), yang mana kehadirannya itu dapat menurunkan kualitas lingkungan.

5
6. Daniel A Okun & George Ponghis
Menurut Daniel A. Okun dan George Ponghis, pengertian limbah ini ialah
seluruh limbah cair rumah tangga, termasuk air kotor
serta juga semua limbah industri yang dibuang ke sistem saluran limbah cair, kecuali
air hujan atau juga drainase permukaan (Faizah I, 2021).
B. Defenisi Limbah Cair
Berikut adalah beberapa defenisi dari limbah cair:
1. Limbah cair adalah sisa hasil buangan proses reproduksi atau aktifitas
domestik yang berupa cairan. Limbah cair dapat berrupa air dan bahan-bahan
buangan yang lain yang tersuspensi maupun yang larut dalam air.
2. Limbah cair adalah gabungan dari cairan atau air yang membawa buangan dari
perumahan, institusi, dan industri bersama dengan air hujan, air tanah, dan air
permukaan.
3. Limah cair adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air
tanah atau air permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum) yang berupa
cairan.
4. Limbah cair adalah semua air/zat cair yang tidak dapat lagi dimanfaatkan,
sekalipun kualitasnya masih terlihat baik.
5. Limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat publik lainnya dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta dapat mengganggu
kelestarian lingkungan hidup (Lovi S, 2022).
Limbah cair yang tidak ditangani dengan baik dapat dapat menimbulkan
dampak besar bagi lingkungan, seperti pencemaran lingkungan dan dapat menjadi
sumber penyakit bagi masyarakat luas (Lovi S, 2022).
C. Klasifikasi Limbah Cair
Klasifikasi limbah cair dibagi dalam beberapa kelompok, salah satunya yaitu
Limbah cair industri. Limbah cair industri (Industrian Wastewater) adalah limbah cair
hasil buangan industri . Contohnya adalah limbah dari industri pengolahan makanan ,
sisa pencucian daging, buah dan sayur serta sisa pewarnaan kain/bahan dari industri
tekstil (Lovi S, 2022).

6
D. Pengelolaan Limbah Cair Industri
Limbah industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair atau
padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian.
Kebanyakan industri yang ada membuang limbahnya ke perairan terbuka, sehingga
dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai akibat terjadinya
fermentasi limbah. Sebagian pengusaha industri yang akan membuang limbah
diwajibkan mengolah terlebih dahulu untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup
disekitarnya (Agustina S, 2021).
Metode yang digunakan adalah pengolahan limbah secara fisik, kimia dan
biologi atau kombinasi untuk mengatasi pencemaran. Limbah cair yang berasal dari
industri sangat bervariasi, serta tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri
(Agustina S, 2021).
Pada saat ini umumnya industri melakukan pengolahan limbah cair secara
kimia yaitu proses koagulasi –flokulasi, sedimentasi dan secara flotasi dengan
menggunakan udara terlarut, serta pengolahan limbah cair secara biologi yaitu proses
aerob dan proses anaerob. Proses kimia seringkali kurang efektif dikarenakan biaya
untuk pembelian bahan kimianya cukup tinggi dan pada umumnya pengolahan air
limbah secara kimia akan menghasilkan sludge yang cukup banyak, sehingga industri
harus menyediakan prasarana untuk penanganan sludge. Pada pengolahan limbah cair
secara flotasi akan menggunakan energi yang cukup banyak. Pada proses pengolahan
limbah secara biologi, umumnya menggunakan lahan yang cukup luas dan energi
yang banyak dan menjadi pertimbangan bagi industri yang terletak didaerah yang
mempunyai lahan sempit. Berdasarkan data diatas, maka untuk meminimisasi
masalah tersebut salah satu teknologi yang dapat digunakan pada pengolahan limbah
cair adalah teknologi membran (Agustina S, 2021).
Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh adanya kandungan bahan
organik dan anorganik yang berlebihan. Adanya senyawa organik dalam perairan
akan dirombak oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Perombakan ini
akan menjadi masalah jika senyawa organik terdapat dalam jumlah yang banyak.
Penguraian senyawa organik akan memerlukan oksigen yang sangat, sehingga dapat
menurunkan kadar oksigen terlarut perairan samapai titik yang terendah akibat

7
dekomposisi aerobik akan terjadi, sehingga pemecahan selanjutnya akan dilakukan
oleh bakteri anaerobik (Agustina S, 2021).
Pada saat ini pengolahan limbah cair industri umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode proses kombinasi, yaitu fisika dan biologi. Metode ini
mempunyai kelebihan pengolahannya cukup murah, tetapi kekurangannya adalah
lahan yang digunakan untuk pengolahan limbah cair cukup besar, tetapi bagi industri
yang mempunyai lahan terbatas karena proses diatas sulit dilakukan untuk membantu
industri yang mempunyai keterbatasan lahan (Agustina S, 2021).

8
BAB III
PEMBAHASAN

A. Teknik pengolahan limbah cair industri


Dalam sistem pengolahan limbah cair, menggunakan tiga metode dasar yaitu
secara fisika, kimia, dan biologi. Sistem pengolahan limbah dapat dilakukan secara
fisika, kimia maupun biologi saja secara mandiri tetapi dapat juga dikombinasi secara
ketiganya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pemilihan metode sendiri
digunakan pada proses pengolahan air limbah dapat ditinjau dari sifat polutan yang
akan dilakukan pengolahan.
1. Proses Pengolahan Air Limbah secara Fisika Pengolahan limbah secara fisika
dilakukan dengan melibatkan cara sedimentasi, filtrasi, screening dan berbagai cara
pengolahan lainnya. Prinsip utama dari pengolahan air limbah secara fisika ini adalah
untuk menghilangkan padatan yang tersuspensi pada air.
a. Sedimentasi
Sedimentasi adalah partikel halus yang tersuspensi dalam limbah dan akan
dipisahkan. Massa jenis padatan tersebut jika melebihi nilai dari massa jenis air akan
mempengaruhi parameter kualitas limbah. Prinsip pemisahan dalam kolam
sedimentasi adalah dengan cara pemisahan partikel secara gravitasi. Tangki dibiarkan
dalam kondisi tenang dan endapan parikel akan turun ke bawah menuju dasar kolam.
b. Penyaringan
Proses penyaringan dalam sistem pengolahan limbah cair termasuk dalam
pengolahan tersier setelah melewati proses sekunder. Filtrasi dan adsorpsi merupakan
alah satu teknik penyaringan. Prinsip filtrasi dan adsorpsi merupakan proses
pemisahan partikel yang tersuspensi sehingga menghasilkan buangan yang jernih dan
bebas dari suspensi solid. Material yang biasanya dapat digunakan untuk proses ini
adalah seperti batu gamping, pasir atau material yang mempunyai porositas yang
Adsorpsi adalah metode penanganan limbah baik itu cair, gas maupun cairan dengan
cara menarik adsorbat ke dalam prmukaan adsorben. Oleh karena itu adsorpsi disebut
juga proses penyerapan fluida pada permukaan bidang tertentu yang memilki
porositas yang baik.

9
2. Proses Pengolahan Air Limbah secara Biologi
Dalam proses pengolahan limbah cair secara biologi berprinsip pada deradasi
limbah yang mengandung kontaminan dengan menggunakan bantuan
mikroorganisme. Poin penting yang diinginkan yaitu effluent yang dihasilkan bebas
kontaminan setelah mikrooragnisme menghilangkan polutan yang terkandung di
dalamnya. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
limbah secara biologi diantaranya :
a) Metode pengolahan dengan proses lumpur aktif Proses pengolahan ini berawal dari
bak pengendap awal menuju bak aerasi, bak pengendap akhir serta yang terakhir bak
khlorinasi yang berfungsi untuk membunuh bakteri patogen. Prinsip yang terjadi
dalam sistem pengolahan limbah ini yaitu menghilangkan bakteri-bakteri yang
tersuspensi dalam air limbah dengan kondisi aerobik. Pada proses lumpur aktif
dilakukan pengontakan dengan udara terbuka ataupun suplai oksigen. Kandungan
oksigen dan juga nutrisi yang tidak memiliki batas menyebabkan kecepatan
pertumbuhan dan respirasi pada bakteri akan semakin tinggi.
b) Metode pengolahan Air Limbah Dengan Proses Rotating Biological Contactor
(RBC) RBC adalah teknologi penanganan limbah cair dengan tingkat polutan zat
organik yang tinggi menggunakan sistem attached culture. RBC ialah suatu proses
pengolahan limbah cair dengan menggunakan metode dimana unit pengolah air
limbah ini berotasi dengan pusat pada sumbu atau as yang digerakkan oleh motor
drive system dan/atau tiupan udara (air drive system) dari difusser yang dibenam
dalam air limbah yang terletak di bawah media. RBC sendiri berbahan plastik, media
tempat pelekatan mikroba dipasang sedemikian rupa sehingga terjadi kontak yang
seluas-luasnya dengan air limbah dan oksigen yang terjadi silih berganti, dimana
metodenya melibatkan kontak dengan unsur-unsur biologi di dalam perputaran
ataupun rotasi. RBC seperti kumpulan piringan-piringan dimana pada permukaannya
ada media disk sebagai tempat mikroorganisme untuk memakan kandungan bahan
organik dalam limbah diusahakan media disk bisa disediakan seluas-luasnya agar
mikroorganisme dapat mudah mengambil polutan pada limbah yang dialirkan. Sistem
pengoperasian RBC yakni menggunakan mikroorganisme untuk memakan bahan
organik.
3. Proses Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Proses pengolahan air limbah secara kimia dilakukan dengan cara untuk
mengolah cemaran limbah menggunakan bahan kimia sehingga menghasilkan limbah
10
yang layak untuk dibuang ke lingkungan. Sistem pengolahan limbah cair dengan
proses kimia merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam proses
pengolahan limbah cair. Hal ini dikarenakan dalam metode pengolahan limbah fisika
maupun biologi dikombinasikan bahan kimia untuk mempercepat proses pengolahan.
Limbah dengan kandungan COD yang tinggi pengolahan yang paling sesuai adalah
melibatkan metode kimia maupuan bahan kimia. Berikut ini yang termasuk
pengolahan secara kimia
a. Netralisasi Dalam penanganan limbah cair menggunakan perlakuan netralisasi
untuk mereduksi aciditas atau alkalinitas. Dalam tangki air limbah biasanya jika air
limbah terlalu asam maupun basa membutuhkan proses netralisasi sebelum limbah
tersebut dibuang ke lingkungan.
b. Presipitasi Presipitasi adalah cara pengolahan limbah cair dengan cara
menambahkan bahan kimia terlarut yang bertujuan membentuk flok dan lumpur.
Presipitasi digunakan digunakan untuk untuk menghilangkan berbagai logam berat,
sulfat, flor maupun garam besi.
c. Koagulasi dan Flokulasi
Penanganan limbah cair dengan cara koagulasi dan flokuasi sangat penting untuk
dilakukan. Pemilihan zat koagulan dan flokulasi harus diperhatikan dnegan baik dan
mempertimbangkan kualitas air, TSS, TDS, sistem penyaringan serta pengurangan
lumpur endapan. Jenis koagulan yang digunakan dalam sistem ini antara lain Alum
(Aluminium Sulfat), Ferro Sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan lain-lain.

B. Mikroorganisme Yang Terkandung dalam Limbah Cair Industri


Limbah adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu proses industri. Salah
satu jenis limbah yang cukup memberikan dampak bagi lingkungan adalah limbah
cair, karena dapat mencemari sungai, air tanah bahkan sampai laut. Limbah cair
merupakan limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan industri yang
dibuang ke lingkungan dan diduga menurunkan kualitas lingkungan. Sehingga, setiap
industri harus melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
lingkungan. Pengolahan limbah juga harus menyesuaikan kandungan limbahnya,
apakah bahan kimia atau senyawa organik.
Pengolahan limbah cair dengan polutan senyawa organik, umumnya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai zat pengurai. Proses pengolahan air limbah
dengan aktivitas mikroorganisme biasa disebut dengan proses biologis.

11
Mikroorganisme menguraikan limbah organik menjadi senyawa organik sederhana
dengan mengkonversinya menjadi bentuk gas karbondioksida (CO2), metana (CH4),
hidrogen (H2) dan hidrogen sulfida (H2S), serta air (H2O) maupun energi yang
diperuntukkan bagi proses pertumbuhan dan reproduksinya (Mustamin, Larasati, &
Sumada, 2020).
Pengolahan limbah cair bertujuan agar limbah tersebut memenuhi syarat baku
mutu untuk dapat dibuang atau dimanfaatkan kembali dengan menghilangkan atau
menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandung di dalamnya. Proses pengolahan
limbah cair dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, dan biologis. Pengolahan limbah
secara biologi diarahkan untuk menurunkan substrat tertentu yang terkandung dalam
limbah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang menggunakan zat
pencemar sebagai substratnya (sumber energi dan karbon) untuk pertumbuhan dan
sintesis sel. Mikroorganisme yang digunakan merupakan campuran dari beberapa
jenis bakteri yang hidup bersimbiosis secara artifisial, yang masing-masing
mempunyai fungsi spesifik dan bekerja sama secara sinergis dalam menguraikan
bahan organik, senyawa nitro-gen, dan menangkap gas yang menyebabkan bau seperti
amoniak dan asam sulfida sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya.
Menurut Zahidah dan Shovitri (2013), beberapa jenis bakteri yang dapat
digunakan dalam pengolahan limbah cair, antara lain Pseudomonas spp.,
Achromobacter spp., Bacillus sp. p., Flavobacterium spp., Clostridium spp.,
Streptomyces spp., Thermonospora spp., Microplyspora spp, Thermoactinomy- ces
spp, dan lain sebagainya. Pseudomonas merupakan bakteri kelompok proteolitik
berperan dalam proses dekomposisi protein, sedangkan Bacillus, Pseudomonas dan
Vibrio kelompok bakteri yang mendekomposisi kitin. Nitrococcus sp sebagai bakteri
nitrifikasi yang mampu mengoksidasi amonia menjadi nitrit. Acinetobacter baumannii
adalah bakteri yang menghasilkan enzim lipase untuk mengkatalisis hidrolisis
lipid/minyak menjadi produk yang larut. Adharani dan Yusuf (2019), menjelaskan
bahwa Bacillus megaterium mampu menurunkan kandungan logam kromium dan
kandungan bahan organik (BOD, COD, pH dan suhu) limbah cair domestik yang di
kawasan laut Muncar Banyuwangi (Marta, Yahya, & Nursyam, 2021).

C. Jenis Pengolahan Limbah Cair Industri


1. Pengolahan Secara Fisika

12
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air limbah,
bahan-bahan tersuspensi dalam air limbah yang berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang mdah terapung disisihkan terlebih dahulu. Tahap
penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan
bahan tersuspensi yang berukuran besar biasanya dengan menggunakan sand filter
dengan ukuran silica yang disesuaikan dengan bahan-bahan tersuspensi yang akan di
saring. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah
dengan proses pengendapan (Rahmadi, Sari, & Indriyani, 2022).
Pada proses ini bisa dilakukan tanpa tambahan bahan kimia tapi dalam kondisi
tertentu, dimana bahan-bahan tersuspensi sulit diendapkan maka akan digunakan
bahan kimia sebagai bahan pembantu dalam proses sedimentasi. Pada proses ini akan
terjadi pembentukan flok-flok dalam ukuran tertentu yang lebih besar sehingga mudah
diendapkan. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang
mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan
berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan
tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (flotation) (Rahmadi, Sari,
& Indriyani, 2022).
Pengolahan limbah cair secara fisika memerlukan biaya yang cukup mahal dan
tidak cukup efektif untuk memindahkan kontaminan dalam air (Soheti, Sumarlin, &
Marisi, 2020).
2. Pengolahan Secara Biologis
Pengolahan air buangan secara biologis adalah salah satu cara pengolahan yang
diarahkan untuk menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu yang terkandung
dalam air buangan dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk melakukan
perombakan substrat tersebut. Proses pengolahan air buangan secara biologis dapat
berlangsung dalam dua lingkungan utama, yaitu (Rahmadi, Sari, & Indriyani, 2022):
a. Lingkungan aerob, merupakan lingkungan dimana oksigen terlarut (DO) di
dalam air cukup banyak, sehingga mikroorganisme aerob yang ada pada
limbah dapat mendegradasi bahan organik dengan baik.
b. Lingkungan anaerob, merupakan kebalikan dari lingkungan aerob, yaitu tidak
terdapat oksigen terlarut, sehingga oksigen menjadi faktor pembatas
berlangsungnya proses mikroorganisme dalam mengurangi zat organik yang
ada pada limbah.

13
3. Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa
fosfor dan zat organik beracun dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang
diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui
perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi
(Rahmadi, Sari, & Indriyani, 2022).
Pengolahan limbah cair dengan menggunakan bahan kimia berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan karena hasil pengolahan kimia pada limbah
masih sedikit mengandung logam berat dan zat padat terlarut sehingga belum dapat
dibuang ke lingkungan (Soheti, Sumarlin, & Marisi, 2020).
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengolahan Limbah Cair Industri
Secara Biologis
Limbah cair industri dapat mengakibatkan polusi di perairan karena
kontaminasi deoksigenisasi oleh polutan dan bau menyengat yang diakibatkan oleh
biodegradasi limbah dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Efektivitas pengolahan secara
biologis tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (Rusdiana et al., 2020) :
1. Karakteristik pencemar dalam limbah B3
Proses biologi akan lebih efektif jika pada limbah B3 tersebut tinggi
akan senyawa organik sehingga mudah di degradasi oleh mikroba.
2. Konsentrasi pencemar
Konsentrasi pencemar tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan
bakteri untuk mendegradasi limbah B3 tersebut. Jika kehadiran pencemar
sangat tinggi dikhawatirkan bakteri akan mati dan proses degradasi senyawa
penyusun limbah B3 tersebut terhenti.
3. Waktu kontak
Jika waktu kontak tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku maka
efektivitas pengolahan limbah B3 tidak akan sesuai dengan hasil ideal.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan limbah cair industry secara


kimiawi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengolahan limbah cair industri secara
kimiawi. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan:

14
1. Jenis Limbah: Setiap jenis limbah cair industri memiliki karakteristik yang
berbeda, seperti pH, kandungan zat pencemar, dan suhu. Faktor-faktor ini
perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pengolahan kimiawi yang tepat.
2. Tujuan Pengolahan: Setiap industri memiliki tujuan yang berbeda dalam
pengolahan limbah cair mereka. Beberapa tujuan umum meliputi pengurangan
zat pencemar, pemulihan bahan berharga, atau memenuhi standar yang
ditetapkan oleh badan pengatur lingkungan. Faktor ini juga akan memengaruhi
pemilihan metode pengolahan kimiawi yang sesuai.
3. Biaya: Faktor biaya juga perlu dipertimbangkan dalam pengolahan limbah cair
secara kimiawi. Metode pengolahan yang mahal mungkin tidak dapat diakses
oleh beberapa industri dengan sumber daya terbatas. Oleh karena itu,
pemilihan metode pengolahan harus mencakup pertimbangan biaya yang
efektif.
4. Efisiensi: Efisiensi pengolahan juga menjadi faktor penting. Metode
pengolahan kimiawi harus mampu menghilangkan zat pencemar dengan
tingkat efisiensi yang tinggi, sehingga limbah cair yang dihasilkan sesuai
dengan standar lingkungan yang ditetapkan.
5. Kemampuan Skala: Beberapa metode pengolahan kimiawi mungkin
membutuhkan skala yang lebih besar untuk mencapai hasil yang optimal. Oleh
karena itu, keberlanjutan dan kemampuan perusahaan untuk memperluas
secara skala perlu dipertimbangkan.
Pada dasarnya, pemilihan metode pengolahan limbah cair industri secara
kimiawi harus mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk mencapai pengolahan yang
efektif, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan industri tersebut.

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan datas,dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Teknik pengelolaan limbah cair industri menggunakan 3 metode dasar
yaitu:
a. Proses pengolahan Air Limbah secara Fisika,yaitu dilakukan dengan
melibatkan cara sedimentasi,filtrasi
b. Proses pengelolaan Air Limbah secara Biologi yaitu dengan metode
penolahan dengan proses lumpur aktif dan Metode pengolahan Air
Limbah Dengan Proses Rotating Biological Contactor (RBC
c. Proses pengolahan Air Limbah secara Kimiawi, yaitu dengan
netralisasi , presipitasi, koagulasi dan flokulasi
2. Proses pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara fisik, kimiawi, dan
biologis. Pengolahan limbah secara biologi diarahkan untuk menurunkan
substrat tertentu yang terkandung dalam limbah dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme yang menggunakan zat pencemar sebagai
substratnya (sumber energi dan karbon) untuk pertumbuhan dan sintesis
sel. Bakteri yang dapat digunakan dalam pengolahan limbah cair, antara
lain Pseudomonas spp., Achromobacter spp., Bacillus sp. p.,
Flavobacterium spp., Clostridium spp., Streptomyces spp., Thermonospora
spp., Microplyspora spp, Thermoactinomy- ces spp, dan lain sebagainya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan limbah cair industry secara
biologis yaitu:
a. Karakteristik pencemaran dalam limbah B3
b. Konsentrasi pencemaran
c. Waktu kontak
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengolahan limbah cair industry secara
kimiawi yaitu:
a. Jenis limbah
b. Tujuan Pengolahan
c. Biaya
d. Efisiensi

16
e. Kemampuan Skala

B. Saran
1. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada
benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan. kesehatan manusia, kalau hal
ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa
yang akan muncul ke depan yang menghadang kita.
2. Untuk mencegah penurunan kualitas hidrosfir yang disebabkan oleh air limbah
indsutri diperlukan pemilihan sistem pengolahan air limbah yang tepat agar
tidak memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan khususnya pada
kesehatan masyarkat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Devi, WSGR., Pringgandinie, D.R., Yulina, H., Hadiansah, D. (2022). SWOT


Analysis as a Competitive Strategy at Primkop Kartika Ardagusema Cimahi City,
West Java, Indonesia. International Journal of Science, Technology &
Management, 3(1), 134-143. https://doi.org/10.46729/ijstm.v3i1.451

Phadermrod, B., Crowder R.M., Wills, G.B. 2021. Importance-Performance Analysi


based SWOT analysis. International Journal of Information Management Volume
44,February2019, Pages 194-203. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.03.009

Agustina S, S. P. (2021). Penggunaan Teknologi Membran Pada Pengolahan Air


Limbah Indsutri. Jurnal Teknologi Industri Kimia, 295-307.

Faizah I, N. S. (2021). Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah


Sayuran dan Kulit Buah. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 62-64.

Lovi S, F. M. (2022). Proses Pengolahan Limbah. Sumatera Barat: PT Global


Eksekutif Teknologi.

Marta, M. B., Yahya, & Nursyam, H. (2021). Pengolahan Limbah Cair Industri
Pembekuan Ikan Kaca Piring (Sillago Sihama) Menggunakan Kombinasi Bakteri
Acinetobacter Baumannii, Bacillus Megaterium, Nitrococcus Sp. Dan
Pseudomonas Putida Secara Aerob. Journal of Tropical AgriFood 3(1), 49-62.

Mustamin, H. A., Larasati, R. P., & Sumada, K. (2020). Studi Kesesuaian


Mikroorganisme Pada Pengolahan Limbah Cair Industri. Journal of Chemical and
Process Engineering Vol. 01 No. 2, 45-52.

Rusdiana, E., Mu’tamar, M. F. F., & Hidayat, K. (2020). Analisis Faktor-Faktor


Penjernihan Limbah Cair Unit Pengolahan Limbah Cair Industri Gula (Studi
Kasus Pg Xyz). Agroindustrial Technology Journal, 4(1), 1.
https://doi.org/10.21111/atj.v4i1.4093

18
Nurhayani, M. (2022). Analisis Nilai Nilai Budaya Kerja Sebagai Faktor Pembentuk
Potensi Kerja Karyawan Pada Pt Sumber Graha Sejahtera (Sgs) (Doctoral
Dissertation, Universitas Muhammadiyah Palopo).

19

Anda mungkin juga menyukai