Anda di halaman 1dari 17

Tugas makalah pengolahan limbah

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR SECARA FISIKA

OLEH :

KELOMPOK 5

MUSLIHAH MUHDAR (F1C118050)

INDAH RISMA DAMAYANTI (F1C119008)

KHALIFA SYUHRA.K (F1C119010)

EVY NURYAH ADHA (F1C119005)

DILLA CITRA (F1C118076)

HERNAWATI (F1C118047)

KASRIDA (F1C118044)

VITA (F1C118008)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini

disusun agar pembaca dapat memperoleh informasi mengenai . Makalah ini disusun dari

informasi yang diambil dari berbagai sumber dan literatur yang terpercaya sehingga

banyak ilmu yang dapat disajikan kepada pembaca.

Penyusun berterima kasih kepada dosen yang telah memberi kesempatan dan

kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini sehingga

kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan

menyelesaikan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca

maskipun masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Kami meminta maaf sebesar-

besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam

penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca

maupun pengoreksi, karena kami para penyusun hingga saat ini masih dalam tahap

belajar. Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.

Kendari, 19 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan……………………………………………………………..
1.4 Manfaat……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
2.1 Pengertian penyaringan..................................................................
2.2 Pengertian pemecahan....................................................................
2.3 Pengertian Penyeragaman………………………………………..

2.4 Pengertian Pengendapan…………………………………………

2.5 Pengertian Penyaringan………………………………………….

2.6 Pengertian Penganpungan……………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..

3.2 Saran……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan industri dalam menghasilkan suatu barang dan atau jasa


memberikan berbagai dampak positif dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.
Namun dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan oleh industri tentu menghasilkan
dampak negatif juga yakni limbah sebagai hasil sampingan dari kegiatan industri
tersebut. Limbah yang disebut juga polutan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari
suatu industri, baik industri besar maupun industri kecil. Efek dari limbah yang
dihasilkan itu tentu bisa mengganggu keseimbangan lingkungan. Salah satu limbah yang
dihasilkan suatu industri dapat berupa limbah cair. Limbah cair merupakan sisa dari
suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair atau polutan yang
dihasilkan oleh suatu industri harus diolah dengan baik agar tidak melewati batas baku
mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pengolahan limbah cair adalah menjaga air yang keluar tetap bersih dengan
menghilangkan polutan yang ada dalam air limbah tersebut, atau dengan menguraikan
polutan yang ada didalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan tersebut.
Sebelum melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengolahan limbah cair, industri
harus memahami manajemen pengelolaan limbah seperti menetapkan kebijakan dan
prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah, kebijakan untuk minimasi limbah
sebelum menghasilkan dan mengolah limbah, menetapkan personil yang bertanggung
jawab terhadap penerapan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah serta
melakukan evaluasi penerapan prosedur

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik. Berdasarkan karakteristiknya limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu
limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Dalam skala laboratorium limbah yang paling
banyak dihasilkan yaitu limbah cair dimana ada yang tergolong dalam limbah B3 dalam
Undang Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya. Maka dari itu perlu adanya perlakuan khusus
terhadap limbah B3 dalam limbah cair. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukannya
kunjungan industri ke Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari yang merupakan
pusat industri perikanan terpadu dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan
mengetahui cara-cara pengolahan limbah cair yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Kendari.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pengolahan limbah cair secara fisika ?


2. Apa saja kegunaan yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair ?

C. Tujuan

Tujuan yang dicapai pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara mengolah limbah cair secara fisika


2. Untuk mengetahui apa saja kegunaan yang dihasilkan dari pengolahan limbah
cair.

D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara mengolah limbah cair secara fisika


2. Dapat mengetahui apa saja kegunaan yang dihasilkan dari pengolahan limbah
cair

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyaringan (Screenning)

Pengelolahan limbah cair mempunyai unit alat penyaring awal. Penyaring awal

biasa disebut screening yang bertujuan untuk menyaring sampah atau benda padat yang

besar agar proses berikutnya dapat lebih mudah menaganinya, sehingga dengan

hilangnya sampah-sampah padat besar maka tarnsportasi limbah ikan pasti tidak akan

terganggu, contohnya ketika proses transportasi limbah limbah ikan diakomodasikan

dalam sebuah saluran tertutup yang mengalir secara gravitasi, maka akan ditemukan

penyumbatan disepanjang jalan saluran. Disamping itu bila limbah cair dipindahkan

menggunakan pompa, maka proses screening berfungsi untuk menghilangkan bahan

atau benda-benda yang dapat membahayakan atau bahkan merusak pompa limbah cair

tersebut sehingga proses screening ini harus benar-benar selektif agar pompa dan

peralatan lainnya tidak rusak sehingga akan menghalangi proses pengolahan limbah ikan

tersebut.
Gambar 1.

dokumenta
si
screening
Alat yang digunakan dipelabuhan perikanan samudera Kendari untuk pemproses

penyaringan kasar disebut bar screen atau barSSSS racks alat ini digunakan pada intake

bak penampung limbah ikan untuk mencegah masuknya material besar seperti kayu,

daun-daunan atau plastik. Umumnya jarak antara bar yang tersusun pada rack bervariasi

antara 20 mm-75 mm, bergantung pada tingkat kapasitas performace unit pompa yang

dipakai. Berdasarkan teknik pengoprasiannya, Screening diklasifikasi menjadi dua yaitu:

1. Screening yang dioperasikan secara manual, Screen yang dibersihkan secara

manual (menggunakan tangan).

Gambar 2.
penyaringan secara manual
2. Screenning yang dioperasikan secara otomatis, Screen dengan pemisahan padatan

berlangsung secara kontiyu, pemisahan padatan dapat dilakukan secara mekanik

atau dengan aliran air limbah itu sendiri. Ini yang digunakan pada proses

pengolahan limbah pelabuhan perikanan samudera kendari

2.2 Pemecahan/Grinding (Communition)

Pemecahan atau grinding merupakan alat operasi yang digunakan untuk

memecah padatan yang berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai ukuran kecil

dan seragam. Secara umum alat ini digunakan untuk memecah padatan yang tertahan

pada screen dan padatan ini dapat dikembabilakan kedalam aliran air limbah atau

buangan. Berikut gambar alat pemecahan atau grinding limbah:

Gambar 3. pemecahan/grinding (Communition) pengolahan limbah

Proses pemecahan atau grinding ada 4 cara sebagai berikut:

1. Potongan (cutting), limbah yang di grinding dengan menggunakan benda tajam

2. Pukulan (impact), limbah yang digrinding dengan menggunakan benda tumpul

3. Tekanan (compression), limbah yang di grinding dengan ditekan arah gerak lurus

dari landasan
4. Gesekan (attrition) limbah yang di grinding dengan digesek arah sejajar dari

landasan.

1. Penyaringan (Filtration)

Filtrasi adalah proses penyaringan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi

dari air melalui media berpori. Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses pemisahan

liquid -liquid dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan-bahan

berpori untuk menyisihkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya butiran-butiran

halus zat padat tersuspensi dari liqud. Filtrasi juga memiliki banyak tipe seperti Filter

Gravitasi (Gravity Filter), Filter Plat dan Bingkai (Plate and Frame), Batch Leaf Filter,

Filter Bertekanan (Filter Press) dan filtrasi dengan menggunakan adsorben. Namun,

banyak industri yang lebih memilih untuk menggunakan filtrasi dengan menggunakan

adsorben untuk proses penyaringan dan pemurnian limbah cair.

Salah satu pengolahan limbah cair industri pengolahan ikan yaitu menggunakan

adsorpsi. Adsorpsi merupakan proses perpindahan massa akibat dari fasa gerak ke

permukaan adsorben yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara molekul

absorbat dengan gugus aktif di permukaan adsorben. Adsorpsi yang digunakan pada

pengolahan limbah cair pada pelabuhan samudra perikanan yaitu dengan menggunakan

absorben batu kapur (CaCO3). Batu kapur adalah material yang berasal dari batuan

sedimen berwarna putih halus yang mengandung mineral kalsium. Adsorben batu kapur

memiliki keunggulan yaitu keberadaan yang melimpah sehingga mudah diperoleh,

proses preparasi yang murah dan biaya relatif murah. Batu kapur digunakan sebagai

adsorben karena memiliki sifat higroskopis sehingga limbah cair tersebut dapat diserap
untuk memurnikannya. Semakin kecil ukuran batu kapur yang digunakan maka semakin

tinggi daya serapnya.

2. Pengapungan (Flotation)

Pengapungan atau flotasi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran zat

padat dengan air limbah berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Partikel dengan

ukuran lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berukuran kecil akan mengapung

sebagai busa. Sumber lain menjelaskan bahwa proses flotasi (pengapungan)

merupakan sistem pengolahan limbah cair yang telah terbukti efektif dalam proses

pemisahan partikel tsk larut dari dalam air limbah. Prinsip dari proses ini adalah

terjadinya pengikatan flok oleh gelembung-gelembung udara yang berasal dari proses

pencampuran antara udara dengan air dalam tekanan tinggi, sehingga udara akan

terlarut dalam air dan membentuk gelembung-gelembung udara dengan ukuran yang

sangat kecil, antara 10-100 mm. Proses pengapungan (flotasi) dapat dilihat pada

gambar berikut.
3. Equalization (Penyeragaman)

Gambar. Bak Ekualisasi

Bak ekualisasi adalah bak penampungan yang berfungsi untuk meminimumkan

dan mengendalikan fluktuasi aliran limbah cair baik kuantitas maupun kualitas yang

berbeda dan menghomogenkan konsentrasi limbah cair. Dimensi bak ekualisasi dapat

dihitung dengan rumus :

Dimana : rt = retention time (waktu tunggu)

Q = Debit air limbah (Fathul dkk., 2016)


Menurut Kartika dan Puji (2019) ekualisasi berfungsi untuk penyeragaman

kondisi air limbah, dan pengendali aliran. Pada proses ekualisasi dilakukan proses

pengadukan untuk menjaga homogenitas, injeksi udara yang bertujuan agar limbah tidak

bersifat septik atau anaerobik dan penangkapan benda kasar yang mudah mengendap

dalam air baku, seperti pasir atau dapat juga disebut partikel diskret. Penggunaan unit

ekualisasi selalu ditempatkan pada awal proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai

penurunan kekeruhan. Ekualisasi merupakan bak pengendapan material pasir dan lain-

lain yang tidak tersaring pada screen yang merupakan pengolahan fisik yang kedua.

Ekualisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara/

teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Hasil luaran

dari bak ekualisasi dijadikan sebagai parameter operasional bagi unit pengolahan

selanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan polutan, temperatur, padatan.

4. Pengendapan (Sedimentation)

Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah

cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses

Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan

sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.

Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim pengolahan.

Jika kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal

(primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan demikian

akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan secondary sedimentation

yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan
lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dan lain sebagainya) dimana

lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur tersendiri.

Gambar Bak Sedimentasi

Sedimen dari limbah cair mengandung bahan bahan organik yang akan

mengalami proses dekomposisi, pada proses tersebut akan timbul formasi gas seperti

carbon dioxida, methane dan lain sebagainya. Gas tersebut terperangkap dalam partikel

lumpur dimana sewaktu gas naik keatas akan mengangkat pule partikel lumpur tersebut,

proses ini selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak sedimen yang telah

terbentuk. Pada Septic-tank, Imhoff-tank dan Baffle-reactor, konstruksinya didesain

sedemikian rupa guna menghindari efek dari timbulnya gas supaya tidak

mengaduk/merusak partikel padatan yang sudah mapan (settle) didasar tangki,

sedangkan pada UASB (Uplift Anaerobic Sludge Blanket) justru menggunakan efek dari

proses tersebut untuk mengaduk aduk partikel lumpur supaya terjadi kondisi seimbang

antara gaya berat dan gaya angkat pada partikel lumpur, sehingga partikel lumpur

tersebut melayang-layang/mubal mubal. Setelah proses dekomposisi dan pelepasan gas,


kondisi lumpur tersebut disebut sudah stabil dan akan menetap secara permanen pada

dasar tangki, sehingga sering juga proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama

disebut dengan proses Stabilisasi. Akumulasi lumpur (Volume) dalam periode waktu

tertentu(desludging-interval) merupakan parameter penting dalam perencanaan

pengolahan limbah dengan proses sedimentasi dan stabilisasi lumpur.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan adapun hasil yang dapat


disimpulkan yaitu, dalam proses pengolahan limbah secara fisika dapat dilalui
dengan beberapa tahapan,, tahapan tersebut meliputi:
a) Proses penyaringan awal (screening), penyaring awal biasa disebut
screening yang bertujuan untuk menyaring sampah atau benda padat yang
besar agar proses berikutnya dapat lebih mudah menaganinya
b) Proses pemecahan/ grinding (commution), pemecahan atau grinding
merupakan alat operasi yang digunakan untuk memecah padatan yang
berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai ukuran kecil dan
seragam. Secara umum alat ini digunakan untuk memecah padatan yang
tertahan pada screen dan padatan ini dapat dikembabilakan kedalam aliran
air limbah atau buangan.
c) Proses penyeragaman (equalization), bak ekualisasi adalah bak
penampungan yang berfungsi untuk meminimumkan dan mengendalikan
fluktuasi aliran limbah cair baik kuantitas maupun kualitas yang berbeda
dan menghomogenkan konsentrasi limbah cair.
d) Proses pengendapan (sedimentation), sedimentasi adalah proses
pemisahan padatan yang terkandung dalam limbah cair oleh gaya
gravitasi.
e) Proses penyaringan (filtration),Filtrasi adalah proses penyaringan untuk
menghilangkan zat padat tersuspensi dari air melalui media berpori.
f). Pengapungan (Flotation), engapungan atau flotasi adalah suatu cara untuk
memisahkan campuran zat padat dengan air limbah.

Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil pengolahan limbah cair


yaitu: sumber sir bersih rumah tangga yang terjaga, dapat digunakan untuk
irigasi pertanian, mencegah pencemaran penyakit akibat air limbah,adanya
siklus yang produktif untuk industry, dll.

B. Saran
Adapun saran yang bias kami berikan dalam pengolahan limbah cair yaitu:
1. Pemerintah (departemen perindustrian) perlu memberi perhatian lebih terhadap
tatacara proses pengolahan limbah pada setiap industri di Indonesia agar tidak
berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
2. Pengawasan secara ketat dan bersih harus diterapkan secara dini terhadap
produsen limbah.
3. Diterapkannya teknik Waste Water Treatment yang telah terbukti memiliki
keunggulan dalam pengolahan limbah pada industri-industri.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam menghasilkan metoda baruyang
lebih baik dalam pengolahan limbah.

DAFTAR PUSTAKA

Fathul, M., Alex B. dan Fuad H., 2016, Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah

Domestik di Kelurahan Istiqlal Kota Manado, Jurnal Sipil Statik, 4(3).

Kartika, D dan Puji W., 2019, Analisis Kandungan Amoniak dalam Limbah Outlet

KPPL PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM) Lhokseumawe, Jurnal Kimia Sains

dan Terapan, 1(2).

Setiyano, S. Yudo, 2006. Laporan Akhir Prototipe Alat Pengolah Limbah Industri
Pengelolahan Ikan di Muncar Kab. Banyuwangi. BPPT.

Anda mungkin juga menyukai