OLEH :
KELOMPOK 5
HERNAWATI (F1C118047)
KASRIDA (F1C118044)
VITA (F1C118008)
JURUSAN KIMIA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperoleh informasi mengenai . Makalah ini disusun dari
informasi yang diambil dari berbagai sumber dan literatur yang terpercaya sehingga
Penyusun berterima kasih kepada dosen yang telah memberi kesempatan dan
kepercayaannya kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini sehingga
kami memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama membuat dan
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap agar makalah ini berguna bagi pembaca
maskipun masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Kami meminta maaf sebesar-
besarnya kepada pihak pembaca maupun pengoreksi jika terdapat kesalahan dalam
penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain yang tidak berkenan di hati pembaca
maupun pengoreksi, karena kami para penyusun hingga saat ini masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan……………………………………………………………..
1.4 Manfaat……………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................
2.1 Pengertian penyaringan..................................................................
2.2 Pengertian pemecahan....................................................................
2.3 Pengertian Penyeragaman………………………………………..
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..
3.2 Saran……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengolahan limbah cair adalah menjaga air yang keluar tetap bersih dengan
menghilangkan polutan yang ada dalam air limbah tersebut, atau dengan menguraikan
polutan yang ada didalam air limbah sehingga hilang sifat-sifat dari polutan tersebut.
Sebelum melakukan perencanaan dan pelaksanaan pengolahan limbah cair, industri
harus memahami manajemen pengelolaan limbah seperti menetapkan kebijakan dan
prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah, kebijakan untuk minimasi limbah
sebelum menghasilkan dan mengolah limbah, menetapkan personil yang bertanggung
jawab terhadap penerapan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah serta
melakukan evaluasi penerapan prosedur
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik. Berdasarkan karakteristiknya limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu
limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Dalam skala laboratorium limbah yang paling
banyak dihasilkan yaitu limbah cair dimana ada yang tergolong dalam limbah B3 dalam
Undang Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya. Maka dari itu perlu adanya perlakuan khusus
terhadap limbah B3 dalam limbah cair. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukannya
kunjungan industri ke Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari yang merupakan
pusat industri perikanan terpadu dengan tujuan agar dapat menambah wawasan dan
mengetahui cara-cara pengolahan limbah cair yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS) Kendari.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang dicapai pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Pengelolahan limbah cair mempunyai unit alat penyaring awal. Penyaring awal
biasa disebut screening yang bertujuan untuk menyaring sampah atau benda padat yang
besar agar proses berikutnya dapat lebih mudah menaganinya, sehingga dengan
hilangnya sampah-sampah padat besar maka tarnsportasi limbah ikan pasti tidak akan
dalam sebuah saluran tertutup yang mengalir secara gravitasi, maka akan ditemukan
penyumbatan disepanjang jalan saluran. Disamping itu bila limbah cair dipindahkan
atau benda-benda yang dapat membahayakan atau bahkan merusak pompa limbah cair
tersebut sehingga proses screening ini harus benar-benar selektif agar pompa dan
peralatan lainnya tidak rusak sehingga akan menghalangi proses pengolahan limbah ikan
tersebut.
Gambar 1.
dokumenta
si
screening
Alat yang digunakan dipelabuhan perikanan samudera Kendari untuk pemproses
penyaringan kasar disebut bar screen atau barSSSS racks alat ini digunakan pada intake
bak penampung limbah ikan untuk mencegah masuknya material besar seperti kayu,
daun-daunan atau plastik. Umumnya jarak antara bar yang tersusun pada rack bervariasi
antara 20 mm-75 mm, bergantung pada tingkat kapasitas performace unit pompa yang
Gambar 2.
penyaringan secara manual
2. Screenning yang dioperasikan secara otomatis, Screen dengan pemisahan padatan
atau dengan aliran air limbah itu sendiri. Ini yang digunakan pada proses
memecah padatan yang berukuran besar menjadi partikel yang mempunyai ukuran kecil
dan seragam. Secara umum alat ini digunakan untuk memecah padatan yang tertahan
pada screen dan padatan ini dapat dikembabilakan kedalam aliran air limbah atau
3. Tekanan (compression), limbah yang di grinding dengan ditekan arah gerak lurus
dari landasan
4. Gesekan (attrition) limbah yang di grinding dengan digesek arah sejajar dari
landasan.
1. Penyaringan (Filtration)
dari air melalui media berpori. Filtrasi dapat juga diartikan sebagai proses pemisahan
liquid -liquid dengan cara melewatkan liquid melalui media berpori atau bahan-bahan
halus zat padat tersuspensi dari liqud. Filtrasi juga memiliki banyak tipe seperti Filter
Gravitasi (Gravity Filter), Filter Plat dan Bingkai (Plate and Frame), Batch Leaf Filter,
Filter Bertekanan (Filter Press) dan filtrasi dengan menggunakan adsorben. Namun,
banyak industri yang lebih memilih untuk menggunakan filtrasi dengan menggunakan
Salah satu pengolahan limbah cair industri pengolahan ikan yaitu menggunakan
adsorpsi. Adsorpsi merupakan proses perpindahan massa akibat dari fasa gerak ke
permukaan adsorben yang terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara molekul
absorbat dengan gugus aktif di permukaan adsorben. Adsorpsi yang digunakan pada
pengolahan limbah cair pada pelabuhan samudra perikanan yaitu dengan menggunakan
absorben batu kapur (CaCO3). Batu kapur adalah material yang berasal dari batuan
sedimen berwarna putih halus yang mengandung mineral kalsium. Adsorben batu kapur
proses preparasi yang murah dan biaya relatif murah. Batu kapur digunakan sebagai
adsorben karena memiliki sifat higroskopis sehingga limbah cair tersebut dapat diserap
untuk memurnikannya. Semakin kecil ukuran batu kapur yang digunakan maka semakin
2. Pengapungan (Flotation)
Pengapungan atau flotasi adalah suatu cara untuk memisahkan campuran zat
padat dengan air limbah berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Partikel dengan
ukuran lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berukuran kecil akan mengapung
merupakan sistem pengolahan limbah cair yang telah terbukti efektif dalam proses
pemisahan partikel tsk larut dari dalam air limbah. Prinsip dari proses ini adalah
terjadinya pengikatan flok oleh gelembung-gelembung udara yang berasal dari proses
pencampuran antara udara dengan air dalam tekanan tinggi, sehingga udara akan
terlarut dalam air dan membentuk gelembung-gelembung udara dengan ukuran yang
sangat kecil, antara 10-100 mm. Proses pengapungan (flotasi) dapat dilihat pada
gambar berikut.
3. Equalization (Penyeragaman)
dan mengendalikan fluktuasi aliran limbah cair baik kuantitas maupun kualitas yang
berbeda dan menghomogenkan konsentrasi limbah cair. Dimensi bak ekualisasi dapat
kondisi air limbah, dan pengendali aliran. Pada proses ekualisasi dilakukan proses
pengadukan untuk menjaga homogenitas, injeksi udara yang bertujuan agar limbah tidak
bersifat septik atau anaerobik dan penangkapan benda kasar yang mudah mengendap
dalam air baku, seperti pasir atau dapat juga disebut partikel diskret. Penggunaan unit
ekualisasi selalu ditempatkan pada awal proses pengolahan air, sehingga dapat dicapai
penurunan kekeruhan. Ekualisasi merupakan bak pengendapan material pasir dan lain-
lain yang tidak tersaring pada screen yang merupakan pengolahan fisik yang kedua.
Ekualisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara/
teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Hasil luaran
dari bak ekualisasi dijadikan sebagai parameter operasional bagi unit pengolahan
4. Pengendapan (Sedimentation)
cair oleh gaya gravitasi, pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses
Koagulasi dan Flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan
sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat.
Sedimentasi bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistim pengolahan.
Jika kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal
yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan dan mengumpulkan
lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge, OD, dan lain sebagainya) dimana
Sedimen dari limbah cair mengandung bahan bahan organik yang akan
mengalami proses dekomposisi, pada proses tersebut akan timbul formasi gas seperti
carbon dioxida, methane dan lain sebagainya. Gas tersebut terperangkap dalam partikel
lumpur dimana sewaktu gas naik keatas akan mengangkat pule partikel lumpur tersebut,
proses ini selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak sedimen yang telah
sedemikian rupa guna menghindari efek dari timbulnya gas supaya tidak
sedangkan pada UASB (Uplift Anaerobic Sludge Blanket) justru menggunakan efek dari
proses tersebut untuk mengaduk aduk partikel lumpur supaya terjadi kondisi seimbang
antara gaya berat dan gaya angkat pada partikel lumpur, sehingga partikel lumpur
dasar tangki, sehingga sering juga proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama
disebut dengan proses Stabilisasi. Akumulasi lumpur (Volume) dalam periode waktu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran yang bias kami berikan dalam pengolahan limbah cair yaitu:
1. Pemerintah (departemen perindustrian) perlu memberi perhatian lebih terhadap
tatacara proses pengolahan limbah pada setiap industri di Indonesia agar tidak
berdampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
2. Pengawasan secara ketat dan bersih harus diterapkan secara dini terhadap
produsen limbah.
3. Diterapkannya teknik Waste Water Treatment yang telah terbukti memiliki
keunggulan dalam pengolahan limbah pada industri-industri.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam menghasilkan metoda baruyang
lebih baik dalam pengolahan limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Fathul, M., Alex B. dan Fuad H., 2016, Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah
Kartika, D dan Puji W., 2019, Analisis Kandungan Amoniak dalam Limbah Outlet
KPPL PT. Pupuk Iskandar Muda (PT. PIM) Lhokseumawe, Jurnal Kimia Sains
Setiyano, S. Yudo, 2006. Laporan Akhir Prototipe Alat Pengolah Limbah Industri
Pengelolahan Ikan di Muncar Kab. Banyuwangi. BPPT.