Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SATUAN OPERASI MATERI

PENGOLAHAN AIR DAN AIR BUANGAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

NURUR RAHMAH (220407040)


LAMHOT PARULIAN SIREGAR (220407052)
PITER SAMUEL TAMBUNAN (220407057)
QANITA CAHYA TAMIANG (220407059)
KEVIN TRITAMA SITUMORANG (220407072)

DOSEN:

Ir. MEUTIA NURFAHASDI, S. T., M. Sc.


Prof. Dr. Ir. MUHAMMAD TURMUZI LUBIS, MS
Dr. AMIR HUSIN, S.T., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun sesuai waktu yang telah ditentukan. Tujuan penulis
menyusun laporan ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah Satuan Operasi yang
diberikan oleh ibu Ir. Meutia Nurfahasdi, S.T., M.Sc., bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad
Turmuzi Lubis, MS, dan bapak Dr. Amir Husin, ST, MT selaku dosen mata kuliah Satuan
Operasi program studi Teknik Lingkungan dan membantu para pembaca menambah
wawasan tentang Satuan Operasi. Makalah yang berjudul “Pengolahan Air dan Air
Buangan” ini membahas topik seputar pentingnya air dalam kehidupan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
permohonan maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih kami
ucapkan.

Medan, September 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ I-1


1.1 Definisi Pengolahan Air dan Air Buangan ................................................................ I-1
1.2 Tujuan Pengolahan Air dan Air Buangan ................................................................... I-1
1.3 Proses Pengolahan Air dan Air Buangan .................................................................... I-1
1.4 Unit Proses Pengolahan Air dan Air Buangan ............................................................ I-2
1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengolahan Air dan Air Buangan.................................. I-3
1.6 Instalasi Pengolahan Air ............................................................................................. I-4
1.7 Jenis Pengolahan Air Buangan ................................................................................... I-5
1.8 Perbedaan Air Buangan Domestik dan Air Buangan Industri .................................... I-6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................iii

ii
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Pengolahan Air dan Air Buangan


Pengolahan air adalah proses untuk menghilangkan kontaminan atau bahan-bahan yang
mengganggu dari air agar aman untuk digunakan atau dikonsumsi kepada masyarakat. Bahan-
bahan ini dapat mencakup partikel padat, bahan organik, mikroorganisme patogen, dan
kontaminan kimia.

Air buangan adalah air yang telah digunakan dan mengandung kontaminan atau limbah dari
proses industri, pertanian, dan perkotaan. Air buangan perlu diolah sebagai bagian dari
pengelolaan limbah untuk menghilangkan kontaminan dan mencegah pencemaran lingkungan.

1.2 Tujuan Pengolahan Air dan Air Buangan


Tujuan pengolahan air adalah untuk menghilangkan kandungan bahan-bahan yang berpotensi
membahayakan, seperti patogen dan bahan kimia beracun.

Tujuan pengolahan air buangan adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah
industri, rumah tangga, dan komersial.

1.3 Proses Pengolahan Air dan Air Buangan


Proses Pengolahan Air:

1. Penjernihan: Air yang berasal dari sumber mata air atau sungai diolah dengan proses
penjernihan. Proses ini dilakukan dengan cara menyaring air menggunakan media pasir, batu
kerikil, dan karbon aktif untuk memisahkan kotoran, lumpur, atau bahan berbahaya lainnya.

2. Pengendapan: Setelah proses penjernihan, air akan dialirkan ke bak pengendapan untuk
memisahkan kotoran dan zat-zat yang mengendap di dasar bak. Proses ini biasanya
berlangsung selama beberapa jam dan dalam bak tersebut dibuat agar air mengalir secara
perlahan untuk memudahkan zat-zat yang mengendap.

3. Filtrasi: Proses pengolahan air selanjutnya adalah filtrasi, yaitu proses membuang sisa
kotoran dan zat-zat berbahaya yang masih tersisa dengan menggunakan filter karbon aktif,
bakteri pengolahan dan media filtrasi lainnya.

4. Sterilisasi: Setelah proses filtrasi, air akan sterilisasi untuk membunuh bakteri dan
mikroorganisme yang ada di dalamnya dengan menggunakan bahan kimia seperti klorin atau
ozon.

I-1
5. Distribusi: Air yang telah melalui semua tahapan pengolahan akan didistribusikan melalui
pipa atau tanki penyimpanan untuk dikirim ke rumah tangga, perusahaan atau gedung-gedung
lainnya sebagai air yang aman dan sehat.

Proses Pengolahan Air Buangan:

1. Pembersihan: Air limbah pertama kali akan melalui proses pembersihan dengan cara
menghilangkan kotoran kasar, seperti kertas, logam, atau batu-batu kecil, dengan
menggunakan kawat pengikat atau mesin pembersih.

2. Ozonasi: Setelah diberikan campuran bahan kimia, air limbah kemudian dioksidasikan
dengan ozon pada konsentrasi tertentu. Ozon berguna untuk membunuh bakteri dan
mengurangi kandungan bau yang tidak sedap.

3. Proses Biologis: Setelah ozonisasi, air limbah melewati proses biologis untuk mengubah
bentuk molekul limbah menjadi molekul yang lebih sederhana. Proses biologis ini dilakukan
dengan menggunakan bakteri pengurai dan sistem lumpur aktif.

4. Pemisahan Padat dan Cair: Setelah proses biologis, air limbah dipisahkan menjadi padatan
dan cairan. Proses pemisahan ini dilakukan dengan cara mengendapkan padatan dengan
bantuan gravity atau sedimentasi.

5. Filtrasi: Setelah pemisahan, air limbah kemudian dilakukan filtrasi untuk memisahkan sisa-
sisa kotoran atau lumpur yang masih ada di dalam air limbah.

6. Disinfeksi: Setelah proses filtrasi, air limbah kemudian di disinfeksi dengan bahan kimia
seperti klorin, UV atau ozon untuk memastikan bahwa air limbah tersebut bebas dari bakteri
dan mikroorganisme yang berbahaya.

7. Reuse atau Pembuangan: Air limbah yang telah melewati semua tahapan pengolahan
tersebut dapat digunakan kembali sebagai air untuk pertanian, industri atau limbah lainnya.
Namun jika tidak dimungkinkan untuk digunakan kembali, maka air limbah tersebut akan
dibuang dalam bentuk endapan di tempat penimbunan sampah atau dikirim ke laut.

1.4 Unit Proses Pengolahan Air dan Air Buangan

Unit operasi pengolahan air dan air buangan adalah sekelompok proses fisik, kimia, dan biologi
yang digunakan untuk mengolah air mentah menjadi air berkualitas tinggi untuk konsumsi
manusia, industri, dan keperluan lainnya. Unit operasi ini juga digunakan untuk mengolah air

I-2
buangan yang terkontaminasi agar dapat dibuang ke lingkungan secara aman. Beberapa unit
operasi yang digunakan dalam pengolahan air meliputi:

1. Koagulasi dan flokulasi - digunakan untuk mengumpulkan partikel-partikel kecil di dalam


air mentah sehingga mudah diendapkan dan dihilangkan.

2. Filtrasi - menghilangkan partikel-partikel kecil, bakteri, dan bahan organik lainnya yang ada
di dalam air mentah.

3. Disinfeksi - proses pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme, termasuk bakteri dan


virus, yang ada di dalam air mentah atau air buangan.

4. Pengolahan air buangan - proses pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan bahan-
bahan yang terkontaminasi seperti limbah organik, bahan kimia, dan logam berat sehingga
dapat dibuang ke lingkungan secara aman.

1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengolahan Air dan Air Buangan


1. Kondisi eksisting penduduk

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pola pikir seseorang dalam
penerapan penggunaan air minum dan pembuangan tinja. Tingkat kepadatan penduduk suatu
daerah diakibatkan oleh urbanisasi tidak terencana yang dapat meningkatkan adanya
permukiman yang tidak layak huni lebih cepat. Pemukiman tidak layak huni sangat berkaitan
dengan perilaku penduduk dalam pengelolaan air minum dan tinja

2. Kondisi eksisting akses air minum

Masyarakat di daerah pantai menggunakan air isi ulang dan terkadang menggunakan air ledeng
dari PDAM sebagai keperluan memasak dan minum. Tingkat pelayanan PDAM menentukan
jumlah masyarakat yang menggunakan air PDAM.

3. Kondisi eksisting pengelolaan tinja

Menggunakan tangki septik, yang menyalurkan air limbah melalui sistem penyaluran air
limbah (SPAL) menyalurkan tinja langsung ke lingkungan. Tidak disarankan menyalurkan
tinja langsung ke lingkungan. Tingginya pencemaran akibat limbah domestik yang dibuang
langsung ke sungai tersebut akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat sekitar. Selain
gangguan kesehatan gangguan lingkungan seperti eutropikasi juga dapat disebabkan oleh
pembuangan air limbah sembarangan ke badan air.

I-3
1.6 Instalansi Pengolahan Air

Instalasi air adalah sistem atau rangkaian pipa, keran, pompa, tangki, dan peralatan lainnya
yang digunakan untuk mengalirkan air di dalam sebuah bangunan atau properti. Sistem ini
dirancang untuk mengalirkan air bersih ke berbagai titik penggunaan seperti wastafel, bak
mandi, toilet, shower, dan sebagainya. Instalasi air juga dapat mencakup sistem perpipaan
untuk air minum, sistem air hujan, dan sistem pengolahan air limbah. Maka perencanan ini
direncanakan dengan bak prasedimentasi,bak koagulasi, bak flokulasi, bak
sedimentasi,bakfiltrasi,sedimentasidan reservoir.

a.Prasedimentasi

Unit prasedimentas imerupakan unit dimana terjadi proses pengendapan partikel diskret.
Partikel diskret adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk,ukuran,maupun berat
pada saat mengendap

b.Koagulasi

Air dari unit prasedimentasi mengalir secara gravitasi ke unit koagulasi untuk diberi tambahan
koagulan dengan menginjeksikan bahwa koagulan melewat isekat. Akibat sekat-sekat dengan
penyempitan aliran maka daerah sekatakan bergolak,sehingga koagulan

akan bercampur dengan air baku secara cepat dan merata hingga terjadi pembentukan flok-
flok yang lebih besar agar mudah mengendap.

c.Flokulasi

Aliran air dari bak koagulasi menuju bak flokulasi dengan aliran up and down dengan
menggunakan beban pelimpah.Up and down di artikan air yang keluar dari setiap bakter sebut
akan langsung diisi aliran dari bak sebelumnya. Pada perencanaan instalasi pengolahan air
bersih ini, flokulasi akan dilakukan dengan menggunakan pengadukan hidrolistipe horizontal
baffle channel (around-the-end baffle channel).

d. Sedimentasi

Tahapan perencanaan ini digunakan bak sedimentasi berbentuk rectangular sedimentation tank.
Unit sedimentasi ini terdiri dari 4 zona, yaitu zona pengendapan, zona inlet, zona outlet, zona
pengendapan lumpur. Proses sedimentasi ini akan dibantu dengan pemasangan plate settler.

I-4
e. Filtrasi

Air yang keluar dari bak sedimentasi melalui beban pelimpah akan masuk bak filtrasi. Tipe
filter yang digunakan pada perencanaan ini adalah filter pasir cepat.

f. Desinfeksi

Biasanya desinfeksi yang digunakan kebanyakan instalasi pengolahan air berupa gas klor atau
kaporit.

g. Reservoir

Reservoir pada instalasi pengolahan air bersih ini berupa ground reservoir yang berfungsi
sebagai tempat menampung air bersih setelah diproses di dalam instalasi.

1.7 Jenis Pengolahan Air Buangan

Beberapa metode pengolahan air limbah yang memenuhi terminologi pengolahan air limbah
secara alami yaitu: pengolahan air limbah dengan proses anaerobik, kolam stabilisasi, rawa
buatan dan kolam tumbuhan air.

1. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Anaerobik

Proses anaerobik ini memiliki kelebihan seperti produksi lumpur sedikit, terdapat
kemungkinan untuk memanfaatkan biogas yang dihasilkan, kebutuhan energi lebih relatif
rendah. Ada juga keterbatasannya seperti memakan waktu cukup lama, sensitif terhadap
perubahan lingkungan, terdapat adanya kemungkinan bau tak sedap.

2. Pengolahan Air Limbah dengan stabilisasi

Kolam stabilisasi didefinisikan sebagai kolam dangkal buatan manusia yang menggunakan
proses fisis dan biologis untuk mengurangi kandungan bahan pencemar yang terdapat pada air
limbah.

3. Pengolahan Air Limbah dengan Kolam Tumbuhan Air

Kolam tumbuhan air (makrofita= yaitu tumbuhan air yang relatif berukuran lebih besar
daripada alga) adalah sejenis kolam pematangan yang memanfaatkan tumbuhan air yang
terapung ataupun mengambang di dalam air. Tumbuhan air yang dipergunakan pada sistem
pengolahan ini mampu menyerap nutrien anorganik serta menyerap logam berat.

I-5
4. Pengolahan Air Limbah dengan Rawa Buatan

Rawa buatan biasanya mempunyai kedalaman sekitar 0,6 meter berbentuk memanjang seperti
kanal sempit. Dikarenakan prinsip dasar pengolahan air limbah dengan rawa buatan ini sama
dengan prinsip kolam tumbuhan air, maka rawa buatan ini harus ditanami dengan tumbuhan
yang relatif toleran terhadap air. Ada juga pengolahan air limbah dengan buatan alat dilakukan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan,
yaitu primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan
tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

1. Primary treatment merupakan pengolahan pertama yangbertujuan untuk memisahkan zat


padat dan zat cair dengan menggunakan filter (saringan) dan bak sedimentasi.

2. Secondary treatment merupakan pengolahan kedua, bertujuan untuk mengkoagulasikan,


menghilangkan koloid, dan menstabilisasikan zat organik dalam limbah. Pengolahan limbah
rumah tangga bertujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik, nutrisi nitrogen, dan
fosfor.

3. Tertiary treatment merupakan lanjutan dari pengolahan kedua, yaitu penghilangan nutrisi
atau unsur hara, khususnya nitrat dan posfat, serta penambahan klor untuk memusnahkan
mikroorganisme patogen.

1.8 Perbedaan Air Buangan Domestik dan Air Buangan Industri

Air limbah industri merupakan air limbah yang dihasilkan dari proses produksi yang ada di
kegiatan suatu industri manufaktur atau pabrik. Sumber air limbah industri ini dihasilkan dari
sisa proses produksi seperti sisa produk pada waktu pembersihan alat atau reaktor, tumpahan
produk pada lingkungan kerja, bekas atau sisa bahan pembersih, dan lain-lain. Air limbah
industri ini juga dapat dihasilkan dari kegiatan pendukung laboratorium. Setiap kegiatan
menghasilkan limbah dengan jumlah dan karakteristik yang berlainan. Meskipun jenis dan
besaran kegiatan suatu industri sama, belum tentu jumlah dan karakteristik limbahnya sama.
Hal ini didukung oleh faktor seperti teknologi yang digunakan, peralatan atau fasilitas kerja
yang disediakan, tingkat kesadaran SDM untuk menjaga lingkungan kerja, dan lain-lain

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman rumah tangga,
perkantoran, rumah makan, dan lain-lain. Air limbah domestik sendiri dibagi menjadi dua jenis
yaitu grey water dan black water. Grey water adalah air limbah yang berasal dari kegiatan
rumah tangga seperti mandi dan mencuci sedangkan black water adalah air limbah
berasal dari toilet.

I-6
DAFTAR PUSTAKA

Adicita, Y., I. W. K. Suryawan., dan A. J, Pesurnay. 2021. Analisa Faktor yang Mempengaruhi
Akses Air Minum dan Pengelolaan Tinja Berbasis Masyarakat di Provinsi Maluku.
Jakarta Selatan: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif.

Bakkara, G. C., dan Purnomo, A. 2022. Kajian Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik
Terpusat di Indonesia. Surabaya: Jurnal Teknik ITS Institut Teknologi Sepuluh
November.

Fitria, Ade., Chairul Abdi., dan Riza Miftahul Khair. 2018. Perencanaan Instalansi Pengolahan
Air (IPA) Banjar Bakula Wilayah Barat. Banjarbaru : JTAM Teknik Lingkungan
Universitas Lambung Mangkurat.

Hankins, Nicholas., Abdul Wahab Mohammad., and Xiaochang C. Wang. 2023. Jornal Of
Water Process Engineering. Bahrain: Elsevier

Istingani., Erliza Noor., dan Suprihatin. 2017. Peningkatan Kualitas Pengolahan Air Bersih
Dengan Perbaikan Proses Oksidasi. Bogor: Journal Of Environmental Engineering and
Waste Management

Kencanawati. 2016. Sistem Pengolahan Air Limbah. Universitas Udayana.

Nugraha, Y. W., dan Setiyono. 2019. Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri PT
Natura Perisa Aroma Lampung. Tangerang: Jurnal Air Pusat Teknologi Lingkungan.

Satoto, Nayono. 2019. Metode Pengolahan Air Limbah Alternatif untuk Negara Berkembang.
Inersia Vol. VI No.1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Siregar, H. (2015). Pengolahan Air Limbah. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Suratno, S., Syakti, A., & Sandi, Y. B. (2008). Pengolahan air limbah industri. Penerbit Andi.

iii

Anda mungkin juga menyukai